Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

OLEH:

MAHES SUGIARDA SYAHPUTRA (191010506206)


KATA PENGANTAR
 

Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, dan karunia-
Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pentingnya Pendidikan
Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
terstruktur Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pamulang.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari beberapa pihak. Untuk
itu dalam kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan bantuan moril maupun material hingga
penulisan makalah ini selesai.
2. Bapak Hamdan Nurohim S.H, M.H selaku dosen Pendidikan Kewarganegaraan di
Universitas Pamulang
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang turut membantu hingga
penyusunan makalah ini selesai

Penulis telah membuat makalah ini dengan semaksimal mungkin, namun dengan segala
kerendahan hati diharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Atas kritik
dan saran, penulis ucapkan terima kasih.

 
DAFTAR ISI
 
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………
i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang…………………………………………………………………………………….1

1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………………………………..1

1.3
Tujuan……………………………………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN
Jelaskan pandangan anda tentang Pendidikan kewarganegaraan…………………………
BAB III PENUTUP
3.1
Simpulan………………………………………………………………………………………….10

3.2 Saran………………………………………………………………………………………………
10

DAFTAR PUSTAKA
 

 
 
 
 

 
 

BAB I
PENDAHULUAN
 
 Latar Belakang
Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang diwajibkan dari
tingkat Sekolah Dasar, menengah, hingga Perguruan Tinggi. Hal ini dimaksudkan agar
dapat memupuk karakter siswa untuk memiliki rasa nasionalisme, juga membentuk karakter
sosial dan karakter bangsa sejak dini.  Karakter Bangsa adalah perilaku yang diharapkan
yang dimiliki oleh warga Negara sebagai cerminan dari Pancasila dan UUD 1945.

Pendidikan Kewarganegaraan juga merupakan pondasi atau modal utama bagi  seluruh
bangsa Indonesia untuk dapat mempelajari, memahami, dan mencintai setiap aspek dari
Indonesia sendiri.

Mahasiswa sebagai sebagai bagian dari Pendidikan tingkat tinggi di Indonesia juga turut
melaksanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, karena mahasiswa merupakan
bibit untuk mempertanggung jawabkan Indonesia kedepannya. Karena itulah diperlukan
pendidikan moral dan akademis yang akan menunjang sosok pribadi mahasiswa.
Kepribadian mahasiswa akan tumbuh seiring dengan waktu dan mengalami proses
pembebenahan, pembekalan, penentuan dan akhirnya pemutusan prinsip diri. Di masa
yang akan datang diperlukan ilmu yang cukup untuk dapat mendukung kokohnya pendirian
suatu Negara dan mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga Negara dengan
menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban
dalam bela Negara demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan Negara.
 

 Rumusan Masalah

1. Jelaskan pandangan anda tentang Pendidikan kewarganegaraan?


2. Jelaskan bunyi pasal 30 ayat 1 uud 45?

 Tujuan

1. Menjelaskan pemahaman tentang Pendidikan kewarganegaraan
2. Memahami pentingnya pembelajaran kewarganegaraan sebagai dasar Pendidikan
kewarganegaraan 
 

BAB II
PEMBAHASAN
 
2.1 Dasar Pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan di Tingkat Perguruan Tinggi
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah media untuk meningkatkan rasa
kesadaran berbangsa dan bernegara, meningkatkan keyakinan dan ketangguhan Pancasila
sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Dalam pelaksanaannya, Pendidikan
Kewarganegaraan memiliki dua hal sebagai landasannya, yaitu Landasan Hukum dan
Landasan Ideal.

2.1.1 Landasan Hukum


 Undang-Undang Dasar 1945
 Pembukaan UUD 1945
Pembukaan alinea kedua tentang cita-cita mengisi kemerdekaan dan alinea keempat
khusus tentang tujuan negara, yaitu keamanan dan kesejahteraan.
a. Pasal 27 (3) (II)
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

b. Pasal 30 ayat (1) (II)


Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.

c. Pasal 31 ayat (1) (IV)


Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.

d. Pasal 28 A-J tentang Hak Asasi Manusia.


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982
Undang-undang No. 20/1982 adalah tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan
Keamanan Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara 1982 No. 51, TLN 3234).

1. Pasal 18 Hak dan Kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam
upaya bela negara diselenggarakan melalui pendidikan pendahuluan bela negara sebagai
bagian tidak terpisahkan dalam sistem pendidikan nasional.
2. Pasal 19 ayat (2) Pendidikan Pendahuluan Bela Negara wajib diikuti oleh setiap warga
negara dan dilaksanakan secara bertahap, yaitu:

(1)Tahap awal pada pendidikan tingkat dasar sampai menengah dan dalam gerakan
Pramuka.

(2)Tahap lanjutan dalam bentuk Pendidikan Kewiraan pada tingkat Pendidikan Tinggi.

3)Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan


berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, serta
Nomor 45/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi telah ditetapkan bahwa
Pendidikan Agama, Pendidikan Bahasa dan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
kelompok mata kuliah Pengembangan Kepribadian yang wajib diberikan dalam kurikulum
setiap program studi atau kelompok program studi.

4. Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43 Tahun 2006


Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 43/DIKTI/2006 tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

2.1.2 Landasan Ideal


Landasan ideal Pendidikan Kewarganegaraan yang sekaligus menjadi jiwa
dikembangkannya Kewarganegaraan adalah Pancasila. Pancasila sebagai sistem filsafat
menjiwai semua konsep ajaran Kewarganegaraan dan juga menjiwai konsep
ketatanegaraan Indonesia. Dalam sistematikanya dibedakan menjadi tiga hal, yaitu:
Pancasila sebagai dasar negara, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan
Pancasila sebagai ideologi negara. Ketiga hal itu dapat dibedakan, namun tidak dapat
dipisahkan.

1. Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pancasila sebagai dasar negara merupakan dasar pemikiran tindakan negara dan menjadi
sumber hukum positif di Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara pola pelaksanaannya
dipancarkan dalam empat pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
dan dijabarkan dalam pasal-pasal UUD1945 sebagai strategi pelaksanaan Pancasila
sebagai dasar negara.

Pembukaan UUD 1945 pokok pikiran pertama yaitu pokok pikiran persatuan yang berfungsi
sebagai dasar negara, merupakan landasan dirumuskannya wawasan nusantara sebagai
bagian dari geopolitik. Pokok pikiran kedua yaitu pokok pikiran keadilan sosial yang
berfungsi sebagai tujuan negara merupakan tujuan wawasan nusantara sekaligus tujuan
geopolitik Indonesia. Tujuan negara dijabarkan langsung dalam Pembukaan UUD 1945
alinea keempat, yaitu tujuan berhubungan dengan segi keamanan dan kesejahteraan dan
ketertiban dunia. Geopilitik Indonesia pada dasarnya adalah sebagai perwujudan nilai-nilai
Pancasila di dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

2. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa


Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur yang diyakini
kebenarannya. Perwujudan nilai-nilai luhur Pancasila terkandung juga dalam konsep
geopolitik Indonesia demi terwujudnya ketahanan nasional sebagai geostrategi Indonesia
sehingga ketahanan nasional ini disusun dan dikembangkan berdasarkan geopolitik
Indonesia. Perwujudan nilai-nilai Pancasila mencakup lima bidang kehidupan nasional yaitu
bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam yang disingkat dengan
Ipoleksosbud Hankam. Ipoleksosbud Hankam menjadi dasar pemikiran ketahanan
nasional.

Dari lima bidang kehidupan nasional, bidang ideologi merupakan landasan dasar. Ideologi
itu berupa Pancasila sebagai pandangan hidup yang menjiwai empat bidang lainnya. Dasar
pemikiran ketahanan nasional di samping lima bidang kehidupan nasional tersebut yang
merupakan aspek sosial pancagatra didukung pula adanya dasar pemikiran aspek alamiah
trigatra yang merupakan geostrategi Indonesia.

3. Pancasila Sebagai Ideologi Negara


Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kesatuan konsep-konsep dasar yang
memberikan arah dan tujuan dalam mencapai cita-cita bangsa dan negara. Cita-cita
bangsa dan negara berlandaskan Pancasila dipancarkan dalam alinea kedua Pembukaan
UUD 1945 merupakan cita-cita untuk mengisi kemerdekaan, yaitu: bersatu, berdaulat adil
dan makmur.
 

2.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan


2.2.1 Menurut pendapat Ahli
1.Branson (1997:7)
Tujuan civic education adalah partisipasi yang bermutu dan bertanggung jawab dalam
kehidupan politik dan masyarakat baik tingkat lokal, negara bagian, maupun nasional.
Tujuan pembelajaran PKn dalam Depdiknas (2006:49) adalah untuk memberikan
kompetensi sebagai berikut:

a. Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu Kewarganegaraan.


b. Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secara sadar dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-
karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. 
2.Djahiri (1994/1995:10)
*)Secara umum.

Tujuan PKn harus ajeg dan mendukung keberhasilan pencapaian Pendidikan Nasional,
yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa yang mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti yang luhur, memiliki kemampuan pengetahuann dan keterampilan,
kesehatan jasmani, dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.”

*)Secara khusus.

Tujuan PKn yaitu membina moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam
masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan
yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan perseorangan dan golongan sehingga
perbedaan pemikiran pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah mufakat,
serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial seluruh rakyat
Indonesia.

3.Sapriya (2001)
Partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga
negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional
Indonesia. Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta
keterampilan untuk berperan serta. Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab itu pun
ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-watak tertentu yang
meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam proses politik dan mendukung
berfungsinya sistem politik yang sehat serta perbaikan masyarakat.

4.Somantri (2001:279)
Warga negara yang patriotik, toleran, setia, terhadap bangsa dan negara, beragama,
demokratis. Pancasila sejati.

            Tujuan umum pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini adalah, agar dapat
menciptakan generasi-generasi yang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, cinta bangsa
dan tanah air, cerdas, berkarakter, yang dapat memajukan NKRI, dan dapat berpikir dan
bertindak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

2.3 Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Berbagai Masalah di Indonesia


Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya merupakan sebuah teori yang dipelajari dari
tingkat Sekolah Dasar hingga ke Perguruan Tinggi saja, melainkan diperlukan
pengamalannya pada kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat dan berbangsa.
Banyaknya masalah yang terjadi di Indonesia sedikit banyak berpengaruh terhadap
pemahaman seseorang pada Pendidikan Kewarganegaraan yang telah dipelajari. Berikut
beberapa masalah yang seringkali terjadi di Indonesia :

1. Kasus Sara yang Merajalela


Indonesia adalah negara dengan suku bangsa, agama, dan budaya yang beragam.
Dilingkungan tempat tinggal kita, mungkit telah memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap
perbedaan-perbadaan tersebut. Tapi, dibeberapa tempat masih banyak yang tidak dapat
menerima adanya perbedaan dan melakukan diskriminasi terhadap kaum minoritas. Sebut
saja beberapa masalah yang terjadi belakangan ini terkait sara seperti, penolakan
pemimpin yang memiliki agama yang berbeda dengan mayoritas penduduknya,
pembakaran tempat ibadah, terorisme, pertikaian antar suku, saling ejek agama dimedia
sosial, dan masih banyak lagi. Kita sebagai bangsa Indonesia harusnya dpat menyadari
persamaan latar belakang, tujuan, dan nasib. Sehingga dapat tercipta rasa persatuan yang
kuat.

2.Korupsi
Seperti yang sudah kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal
dimata dunia karena tingginya tingkat korupsi yang terjadi. Korupsi tidak hanya dilakukan
oleh pejabat kelas atas didaerah pusat saja, tapi juga oleh pejabat didaerah kecil. Hal ini
menyebabkan kerugian negara yang amat besar yang menyengsarakan rakyat dan
menimbulkan berbagai masalah sosial seperti kemiskinan, kesenjangan sosial, kualitas
pendidikan yang rendah, tingkat kriminalitas yang tinggi, pengangguran, dan banyaknya
daerah tertinggal yang tidak mendapat fasilitas yang layak. Sebenarnya, negara kita
memiliki dana yang cukup untuk mensejahterakan rakyatnya, tetapi karena ulah para
koruptor, uang negara menjadi terbuang sia-sia dan menyengsarakan penduduk. Namun,
penanganan terhadap para koruptor di Indonesia kurang tegas. Jika kita melihat tindakan
yang diambil negara Arab Saudi yang memberlakukan potong tangan, ataupun negara
Tiongkok yang menghukum mati para Koruptor di negaranya, di Indonesia tidak dapat
diberlakukan hal yang demikian dikarenakan adanya HAM. Namun, apakah mencuri uang
rakyat bukan merupakan pelanggaran HAM?
3.Penegakan Hukum yang Lemah
Indonesia merupakan negara hukum. Namun, seperti kasus yang sudah-sudah,
kebanyakan dari mereka yang dihukum adalah rakyat kecil. Ini dikarenakan hukum di
Indonesia yang tidak adil, yang lancip terhadap rakyat kecil, tumpul kepada masyarakat
kelas atas. Hukum seringkali disalahgunakan oleh para praktisi hukum yang dapat disuap,
sehingga rakyat kecil yang tidak mempunyai uang, tidak dapat berbuat apa-apa, dan
pasrah untuk dihukum bersalah.

4.Pengelolaan Sumber Daya yang Buruk


Indonesia dengan segala kekayaan alamnya mulai dari daratan hingga lautan, merupakan
negara yang sangat potensial dan memiliki kekayaan yang tak terhingga. Karena itulah,
banyak dari negara asing yang melirik Indonesia, dan mulai melakukan eksploitasi terhadap
alam Indonesia. Sayangnya, banyak dari kita sebagai masyarakat Indonesia, terutama
generasi muda, yang kurang menyadari bahkan cenderung mengabaikan hal ini.

Tidak hanya sumber daya alamnya saja, dengan banyaknya jumlah penduduk di Indonesia,
seharusnya Indonesia tak perlu lagi memikirkan masalah Sumber daya manusia lagi untuk
mengelola negara. Akan tetapi, sebagian besar perusahaan justru mempekerjakan tenaga
kerja asing, yang menyebabkan tingginya angka pengangguran di Indonesia.

Beberapa contoh masalah yang terjadi di Indonesia seperti diatas, akhirnya menjadi
masalah yang berelanjutan dan tidak kunjung usai. Solusinya, generasi muda di Indonesia
haru mengamalkan setiap pembelajaran yang didapat dari Pendidikan Kewarganegaraan,
pengamalan terhadap sila-sila pancasila merupakan salah satu pemecahan paling tepat
terhadap masalah-masaalh diatas. Semua tergantung dari pribadi masyarakat Indonesia
sendiri. Apakah mau stuck dalam keadaan Indonesia yang seperti sekarang, atau mau
berubah ke arah yang lebih baik.
 

 
 

BAB III
PENUTUP
 
3.1 Simpulan
Tujuan diadakannya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini tidak lain karena ingin
menciptakan generasi yang berkarakter dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Hal ini
jelas seperti yang disebutkan dalam landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Kita tentu
tidak ingin masalah-masalah di Indonesia yang berhubungan dengan Pendidikan
Kewarganegaraan ini kembali terjadi di masa depan. Pastinya kita berharap Indonesia
menjadi lebih baik nantinya. Tidak ada lagi masalah sosial seperti kemiskinan dan kualitas
pendidikan yang rendah, banyaknya kasus sara, korupsi yang merajalela, dan daerah-
daerah yang semakin tertinggal dan diabaikan oleh pemerintah pusat. Jadi, butuh
partisipasi dari masyarakat khususnya mahasiswa sebagai bagian dari pendidikan tinggi
negeri ini untuk dapat mengamalkan pembelajaran yang dipelajari dari Pendidikan
Kewarganegaraan.

3.2 Saran
Pemerintah sebaiknya menjalankan program terpadu untuk lebih mengefisienkan
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraaan ini. Pendidikan Kewarganegaraan dinilai
masih kurang, dengan pembelajaran yang hanya diadakan satu kali dalam seminggu.
Sebaiknya pembelajaran ebih diefektifkan lagi. Masyarakat juga harus lebih berpartisipasi
dalam pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan, harus dapat memahami dan
mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya menjadi sebatas teori didalam
kelas saja. Kita sebagai masyarakat juga harus mendukung setiap upaya dari pemerintah
dalam mengatasi setiap permasalahan di negeri ini. Sehingga dapat tercipta Indonesia
yang lebih baik kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai