Anda di halaman 1dari 8

Bagian Nadya:

Asslamualaikum wr wb

Salam sejahtera bagi kita semua, Alhamdulillah kita panjatkan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan kita kesempatan untuk berkumpul dalah kelas daring ini. Kami dari kelompok 8 disini akan
mempresentasikan hasil penelusuran dan diskusi kami mengenai berbagai permasalah pendidikan.

Disini, di powerpoint sudah terlihat 4 point yang akan kita bahas, pertama mengenai Faktor penyebab
permasalahan pendidikan, lalu disebelah kanan atas ada point mengenai Realita dan permasalahan
pendidikan, lalu Solusi untuk permasalahan pendidikan, dan terakhir point Membangun pendidikan
menjadi lebih baik.

Next,

kita masuk ke pembahasan A tentang Realita dan permasalahan pendidikan

Tertuliskan Secara kuantitatif dapat dikatakan bahwa pendidikan di Indonesia telah mengalami kemajuan,
Hal ini sebagai akibat dari program pemerataan pendidikan, terutama melaui IMPRES SD yang dibangun
oleh rezim Orde Baru. Tapi pendidikan di Indonesia masih memiliki banyak kekurangan, pertama belum
berhasil membangun karakter bangsa yang cerdas dan kreatif apalagi unggul. Kreatif hanya dipandang
sebelah mata dan biasanya anak-anak pada pelajaran pokok seperti matematika fisika dan lainnya yang
hanya dipandang, padahal anak-anak kreatif juga cerdas pada bidang mereka masing-masing. Padahal
kekreativitasan itu penting. Bagi para serjana, hanya sebagian kecil yang bekerja di sektor formal, karena
sebagian besar dari mereka memiliki karakteristik point penting kedua yaitu hanya memahami teori dan
lemah di praktek.

Penyebab dari lemahnya praktek bisa dikarenakan proses belajar bersifat pasif. Apa itu belajar pasif?
Tidak dapat melihat adanya kesempatan belajar, apa maksudnya? Misalkan disuatu kelas diadakan
kegiatan tambahan seperti belajar lebih dengan cara les tambahan disekolah, eskul fisika, melukis, atau
diluar konteks wajib sekolah, maka pelajar tersebut lebih memilih untuk pura-pura tidak tahu dan
mengabaikan kesempatan tersebut yang sebenarnya kegiatan-kegiatan itu dapat meningkatkan soft skill
untuk masuk ke dunia kerja nanti.

Next

akibat cara belajar yang pasif, maka muncul motivasi belajar hanya untuk sekedar lulus ujian, para pelajar
mengesampingkan segalanya untuk lulus, apa yang disampingkan? Yaitu kejujuran dan perjuangan
belajar. Ujung-ujungnya apa yg terjadi? Pelajar akan berorientasi pada pencapain grade atau pembatas
target, kita sering dengar disekolah, itu semacam kkm. Lalu point di bawahnya apa? Point selanjutnya
adalah BEBAN biaya pendidikan. Pasti kita selalu dengan yang namanya sekolah favorit. Kenapa
dikatakan sekolah favorit? Karena sudah jelas fasilitasnya lengkap, ruang kelas yang nyaman dan sarana
prasarana yang tercukupi. Namun dibalik megahnya sekolah favorit, sumbangan pembinaan pendidikan
atau SPP disana sudah pasti mahal, mau itu sekolah atau PTN di Indonesia ini.

Lalu selanjutnya penggunaan teknologi yang terpisah dari proses pembelajaran. Kita pasti sudah berpikir
kalau semua pelajar di Indonesia sudah punya gadget nya masing-masing, apalagi di era pembelajaran
daring sekarang, tpi sebenarnya banyak para pelajar yang belum memiliki gadget mereka, mereka masih
menumpang dengan handphone ayah ibu atau anggota keluarga lainnya, karena itu pembelajaran semakin
tidak maksimal.belum lagi permasalahan yang umum terjadi yaitu akses internet. Pasti kita semua sudah
mengalaminya, Sinyal yang terbatas selalu menjadi penghalang para pelajar untuk mengakses
pelajarannya.

Next

Kita para pelajar pasti sudah merasakan yang namanya ujian bukan? Mulai dari ujian harian, semester
sampai Ujian nasional. Seperti tertulis ujian seolah-olah menjadi kunci anak tersebut pintar atau tidak,
padahal fakta menariknya, Negara dengan pendidikan maju seperti Finlandia, Amerika Serikat, Jerman,
Korea Selatan, dan bahkan Negara tetangga Australia tidak mengadakan ujian nasional atau ujian akhir.
Karena ujian akhir inilah pelajar merasa tertekan.,masuk di teks kedua pada halaman, anak hanya
menjadi pintar secara otak, tetapi belum tentu menjadi ‘pintar’ secara emosional dan tingkah laku.

Next

Masuk di point B. Faktor Penyebab permasalahan pendidikan. Bisa dilihat dilayar Negara yang maju
adalah Negara dengan pendidik yang dapat mendidik dengan baik dan melahirkan bibit-bibit yang cerdas
serta mengembangkan bangsa dan negaranya sendiri. Tapi tentu tidak semudah itu, Banyak faktor dan
masalah yang menyebabkan pendidikan di Indonesia tidak bisa berkembang diantaranya

1. Dimensi Kepemimpinan . Dilihat dari perjalanan sejarah pendidikan Indonesia,


arah pendidikan disesuaikan dengan keadaan dan kepentingan penguasa, ketika penguasa
memerlukan suatu kekuatan politik ke arah itulah pendidikan di arahkan. Bahkan
pendidikan dijadikan sebagai alat indoktrinasi kepada masyarakat. Jdi kita simpulkan
Kepemimpinan berdampak pada dunia pendidikan, di mana pedoman dan dasar bertindak
pendidik tidak lagi mengacu pada profesionalitas melainkan instruksi dari atasan.
mengakibatkan keberpihakan pada atasan dan menghilangkan hak-hak dan kewenangan
profesional. Alhasil Pendidikan memproduk manusia-manusia penurut, tidak berani
mengambil keputusan tidak ada kemandirian karena lebih banyak terpaksa dan kepura-
puraan.

Next

Kesenjangan Pendidikan, kesenjangan pendidikan ini dibagi dua yaitu sarana Prasarana dan
Tenaga Pendidik. Disebebelah kiri ada Sma dan fasilitas kelas di perkotaan dan sangat berbeda
dibanding sebelah kanan yang merupakan gedung dan fasilitas kelas di pedesaan, bahkan murid-
muridnya tidak berpijak pada lantai. Tertuliskan pada laya dengan kerusakan sarana dalam
jumlah yang banyak maka proses pendidikan tidak dapat berlangsung secara efektif. Selain tidak
konsentrasi, pelajar serta pendidik dapat terserang penyakit dan tidak dapat melanjutkan kegiatan
belajar mengajar dengan maksimal.

Next

Masalah selanjutnya ketersediaan buku. Biasanya buku belajar kita disediakan oleh dana boss ya,
tpi pasti ada saja murid yang tidak mendapatkan buku secara individu, kadang bukun satu
bangku bagi dua. Ketersediaan buku di daerah perkotaan dan daerah terpencil serta perbatasan
terjadi kesenjangan baik dari sedi jumlah tetersediaan dan kualitas buku. Sementara ketersediaan
buku merupakan penunjang pendidkan yg sangat penting karena hal ini akan menunjang
keberhasilan proses pendidikan.

next

Selanjutnya bagian Tenaga pendidikan yang akan dilanjutkan oleh Richo Armayoga

Bacaan Yoga:

Baik kita masuk di bagian Tenaga Pendidik. Permasalahan tenaga pendidik ada pada Jumlah
guru, kehadiran guru, dan kualitas guru. Kita mulai dari jumlah guru, jumlah yang tidak merata,
apa maksudnya? Banyak guru yang menumpuk di daerah kota baik itu PNS ataupun honorer
karena dilihat dari kesejahteraan guru disetiap daerah berbeda-beda. Lalu lanjut pada poitn
kehadiran guru, pasti disekolah kita datang ke kelas tapi gurunya tidak ada, ketidakhadiran guru
bisa karena alasan pribadi atau adanya rapat untuk menyelesaikan masalah disekolah, padahal
rapat bisa saja diadakan diluar kegiatan pembelajaran. Selanjutnya kualitas guru, banyak guru
yang belum menguasai pembelajaran dan cara mengajar yang baik, alasannya bermacam, mulai
dari para pendidik yang tidak bisa melanjutkan pendidikan guru karena masalah biaya atau saran
pelanjutkan pendidikan yang masih banyak kekurangannya.

Next

3. Permasalahan pada tahap input. Kesalahan paling mendasar pada tahap ini ada ada pendidikan
dalam lingkungan keluarga. Kurangnya apresiatif dari segala pihak, penanaman nilai2 baik,
terutaman nilai kepemimpinan. Hal ini berpengaruh pada mental anak yang terombang ambing
kebingungan dan tidak bisa menemukan jati dirinya. Selain tetulis terkadang orang tua
menyekolahkan anak hany demi peningkatan derajat. Seperti pada gambar, ada orang tua yang
bilang “nanti kamu pilih jurusan A ya biar sukses” padahal anaknya dalam hati bilang “yah
padahal aku suka jurusan B”. orang tua seakan-akan berpikir kalau hanya jurusan2 tertentu yang
dipastikan sukses, padahal sukses itu bisa datang kalau anak itu niat untuk memulai langkahnya
sendiri.

Next

Bukan sekolah lah yang menjadi sarana paling berpengaruh dan paling mampu membentuk
watak dan karakter anak menjadi baik, namun orang tua. Ini merupakan adalah sumber kesalahan
sistem pendidikan di Indonesia.

Next

Nilai dan rangking bukan lagi suatu yang penting jika si anak dapat belajar dengan perasaan
tenang dan nyaman karena mereka tahu orang tuanya tidak akan memarahinya walaupun ia tidak
mampu. Dengan demikian, percaya diri anak akan bertambah dan ia akan tumbuh dengan
kecerdasan emosional yang baik. Seharusnya itu yang menjadi tolak ukur keberhasilan anak,
bukan rangking, gelar, atau apapun. Apa jadinya jikat anak dilatih seperti itu setiap hari? Maka
akan berdampak buruk bagi anak itu sendiri, Dilihat di gambar anak itu sebenarnya butuh
dihargai dengan usaha yang dia senangi dan diperhatikan dan butuh membutuhkan teman bicara.

Next

4. Permasalahan pada tahap proses. Permasalahan pada tahap ini yaitu yang paling utama adalah
berganti-gantinya kurikulum di sekolah. Kurikulum adalah tiang penopang dari semua kegiatan
belajar mengajar di sekolah. Jika hasil belajar tidak bagus, maka pemerintah serta merta
mengganti kurikulumnya. Terlihat pada gambar sudah 10 kali kita berganti kurikulum, mulai dari
tahun 1947 mengenai …….. (baca gambarnya sampai selesai ya)

Next

pemerataan pendidikan dan mutu pendidikan, pada gambar peta dijelaskan semakin pekat
warnanya maka pendidikan di daerah tersebut semakin maju. masih lemah pada pengembangan
Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosional dan Spiritual Quotient (SQ) atau
kecerdasan spiritual dibanding pengembangan Inteligence Quotient (IQ) kecerdasan
pengetahuan.

Next

Ini dapat menjadi salah satu penyebab munculnya fenomena akhlak buruk. Pembelajaran agama
yang masih lebih banyak berorientasi kognitif, membuat lemahnya penghayatan terhadap
hakekat hidup beragama.

Next

5. Permasalahan pada tahap output. Tantangan terbesar kita sebenarnya bukan sekolah melainkan
dunia Kerja. Apa yang dibutuhkan di dunia kerja? Pertama, bukan sekedar teori atau analisa
semata,kedua, Dunia kerja tidak hanya menuntut kepandaian otak semata-mata. Dan terakhir,
berpikiran kreatif cenderung dibutuhkan.

Next
Apa yang membedakan kita dengan negara maju? di negara Indonesia gelar seolah menjadi
legitimasi yang dapat menunjukkan bahwa seseorang itu pintar dan berhak menduduki jabatan
bergengsi di suatu perusahaan sementara jika kita bandingkan dengan Jepang, gelar tinggi tidak
menjamin seseorang akan langsung dan mudah menduduki jabatan tinggi. Etos kerja Jepang
sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kerja keras.

Next

Masuk di point C. Tantangan dan Prospek Pendidikan. Mutu pendidikan. Mutu pendidikan
seperti apa yang dimaksud? Mulai dari mutu pendidik, bagaiman cara pembelajaran
terlaksanakan, kurikulum yang tidak seimbang dengan proses pembelajaran, jumlah kelulusan
murid, nilai raport yang tidak sesuai kemampuan anak dan semacamnya. Selanjutnya
transformasi pendidikan, yaitu perubahan pendidikan, seperti bagaimana cara pemerintah agar
meratakan setiap pelajar di Indonesia belajar terkoneksi oleh internet dan teknologi, belum lagi
menghadapi persaingan global dimana pendidikan kita apakah sudah menyaingi pendidikan
negara lain, namun nyatanya Indonesia mendapat Peringkat 72 dari 77 Negara, masih banyak
tantangan dan prospek yang harus dikerjakan pemerintah

Next

Solusi untuk mengatasi permasalahan pendidikan yang akan dilanjutkan oleh Yessic Solafide

Bacaan Yessica:

Solusi untuk mengatasi permasalahan pendidikan, yang pertama dari diri kita sendiri. Satu
mengedepankan kreativitas, memperkuat pembelajaran agama dan tatakrama, lalu pembelajaran
aktif, artinya belajar dari mana saja asalkan itu positif dan bermanfaat, jika kita sudah melakukan
belajar aktif, kita otomatis akan mengerti apa tujuan kita belajar, inilah hal yang penting yang
harus ditetapkan setiap pelajar. Kedua dari faktor orang tua. Pendidikan memerlukan orang tua
hebat untuk generasi yang akan datang, bukan orang tua yang menyerahkan semua tanggung
jawab mengajar anak ke sekolah.

Next

Solusi selanjuta, kita butuh Pemimpin yang berani menerima keputusan dan tidak membatasi
para pelajar dan pendidik untuk mengutarakan pendapat. Kita berharap pemimpin kita lebih
mengedepankan pendidikan untuk menciptakan pemimpin-pemimpin yang peduli dengan
pendidikan. Lalu, Para pendidik harus mengajarkan keterampilan mendengarkan dan keterampilan
berbicara kepada pelajar, ini sangat berpengaruh pada dunia kerja pelajar nanti.

Next
Untuk sarana dan prasarana, diharapkan ada pemberlakuan otonomi pendidikan sebagai salah satu
kebijakan pendidikan nasional agar dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah.

Untuk tenaga pendidik, diharapkan pemerintah:

1. Terobosan membangun pendidikan.


2. Pemerataan dan kualitas guru, memberikan pendidikan lebih lanjut kepada para guru-guru yang
masih membutuhkan ilmu lebih luas lagi.
3. Adanya undang-undang otonomi daerah

Pendidik juga harus diberikan kesejahteraan berubah biaya hidup dan fasilitas hidup yang layak, karena
itu di no 4. Pemerintah yang memberikan kesejahteraan kepada para pendidik di Indonesia.

Next

E. Membangun pendidikan menjadi lebih baik

Mengenalkan PAUD sebelum anak memulai pendidikan. Memang pemerintah sudah menerapkan anak
mulai sekolah mulai menginjak umur 7 tahun, namun Paud tidak memberikan beban belajar kepada
anak-anak dibawah umur, malah PAUD mengajak anak-anak caranya bersosialisasi, tatakrama dan sopan
santun, bermain, dan membuat anak menjadi aktif sebelum memasuki dunia sekolah formal. Lalu,
kurikulum di pendidikan dasar dan pendidikan menengah itu akan semakin bermakna untuk masa depan
kalau memuat dua komponen pokok, yaitu bagaimana mengembangkan apa yang dibawa anak sejak
lahir sebagai modal potensialnya (nature) dan bagaimana lingkungan (nurture) mendukung, menjamin
dan berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Next

(baca aja semua Yess)

Sesi pertanyaan dibuka:

SEMANGAT YA GAESSSS!!!!

Anda mungkin juga menyukai