KEBIJAKAN DIVIDEN
DISUSUN OLEH :
WITA WAHYUNI
C20118453
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
i
KATAPENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, atas nikmat dan karunianya yang telah diberikan kepada saya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah manajemen keuangan yang berjudul
kebijakan dividen. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada suri tauladan
umat manusia yakni nabi Muhamad SWT yang mana sesosok manusia sempurna
yang telah memperjuangkan agama Islam sehingga sampai sejaya ini.
Makalah ini dirancang dan ditulis sebagai tugas individu yang akan
diseminarkan nantinya, begitu pula bertujuan agar mahasiswa dapat memahami
dan mengetahui tentang kebijakan dividen. Sehingga mahasiswa/mahasiswi dapat
mengambil kesimpulan atas apa yang saya bahas pada makalah ini dan saya pun
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya khususnya bagi
mahasiswa maupun mahasiswi jurusan Ekonomi Manjemen.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................3
3.2 Saran.....................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang di atas, adapun
permasalahan yang dibahas dalam makalah ini dapat diidentifikasi sebagai
berikut :
1.2.1. Bagaimana konsep kebijakan dividen ?
1.2.2. Apa saja teori – teori kebijakan dividen ?
1.2.3. Bagaimana bentuk – bentuk kebijakan dividen ?
1.2.4. Apa pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai asset pemegang
saham ?
1.2.5. Apa saja aspek dalam kebijakan dividen ?
1.3. Tujuan
Berdasarkan uraian pada latar belakang serta rumusan masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya , maka tujuan penyusunan makalah ini , yaitu:
1.3.1. Menjelaskan konsep kebijakan dividen .
1.3.2. Mengetahui teori – teori kebijakan dividen .
1.3.3. Menjelaskan bentuk – bentuk kebijakan dividen .
1.3.4. Mengetahui pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai asset
pemegang saham .
1.3.5. Menjelaskan aspek - aspek dalam kebijakan dividen .
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern
akan semakin besar.
Dari beberapa pengertian kebijakan dividen tersebut diatas dapat ditarik
pengertian secara keseluruhan bahwa kebijakan dividen menyangkut keputusan
untuk membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikann kembali di dalam
perushaan. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah
keijakan yang menciptakan kesimbangan diantara dividen saat ini dan
pertumbuhan dimasa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham .
2.1.2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya deviden yang
dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham antara lain :
1. Posisi likuiditas Perusahaan
Likuiditas perusahaan sangat besar pengaruhnya terhadap investasi
perusahaan dan kebijakan pemenuhan kebutuhan dana. Deviden bagi
perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan
likuiditas perusahaan secara keseluruhan, akan semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membayar deviden.
2. Kebutuhan Dana Untuk Membayar Hutang
Apabila perusahaan mengambil hutang untuk membiayai ekspansi atau
untuk mengganti jenis pembiayaan yang lain, perusahaan tersebut
menghadapi dua pilihan, yaitu perusahaan membiayai hutang itu pada saat
jatuh tempo atau menggantikan dengan jenis surat berharga yang lain. Jika
keputusannya membayar hutang tesebut, maka biasanya perlu untuk
menahan laba.
3. Kemampuan untuk meminjam
Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk
mendapatkan pinjaman, hal ini juga merupakan fleksibilitas keuangan
yang tinggi sehingga kemampuan untuk membayar dividen juga
tinggi.Jika perusahaan memerlukan pendanaan melalui hutang, manajemen
tidak perlu mengkhawatirkan pengaruh dividen kas terhadap likuiditas
perusahaan.
4
4. Pembatasan dalam perjanjian hutang
Pembatasan digunakan oleh para kreditur untuk menjaga kemampuan
perusahaan tersebut membayar hutangnya.
5. Tingkat Ekspansi Aktiva
Semakin cepat suatu perusahaan berkembang, semakin besar
kebutuhannya untuk membiayai ekspansi aktivanya, perusahaan cenderung
untuk menahan laba daripada membayarkannya dalam bentuk deviden.
6. Stabilitas Laba
Suatu perusahaan yang mempunyai laba stabil sering kali dapat
memperkirakan berapa besar laba dimasa yang akan datang. Perusahaan
seperti ini biasanya cenderung membayarkan Devidend Payout Ratio yang
tinggi, daripada perusahaan yang labanya berfluktuasi. Deviden yang lebih
rendah akan mebih mudah untuk dibayar apabila laba menurun pada masa
yang akan datang.
7. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar
kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut.
Makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai
pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk
menahan earning nya daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para
pemegang saham dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Dengan
demikian dapatlah dikatakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan
perusahaan makin besar dana yang dibutuhkan, makin besar kesempatan
untuk memperoleh keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang
ditahan dalam perusahaan, yang ini berarti makin rendah dividend payout
rationya.
Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian
rupa sehingga perusahaan telah well established, dimana kebutuhan
dananya dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau
sumber dana eksteren lainnya, maka keadaannya adalah berbeda. Dalam
5
hal yang demikian perusahaan dapat menetapkan dividend payout
ratio yang tinggi.
8. Keadaan Pemegang Saham
Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup, manajemen
biasanya mengetahui dividen yang diharapkan oleh pemegang saham dan
dapat bertindak dengan tepat.Jika hampir semua pemegang saham berada
dalam golonganhigh tax dan lebih suka memperoleh capital gains, maka
perusahaan dapat mempertahankan dividend payout ratioyang rendah.
Dengan dividend payout ratio yang rendah tentunya dapat diperkirakan
apakah perusahaan akan menahan laba untuk kesempaan investasi
yang profitable. Untuk perusahaan yang jumlah pemegang sahamnya
besar hanya dapat menilai dividen yang diharapkan pemegang saham
dalam konteks pasar.
9. Pembatasan Hukum
Pembatasan hukum tertentu bisa membatasi jumlah dividen yang bisa
dibayarkan perusahaan.Menurut Arthur J Keown, menyatakan bahwa
batasan hukum yaitu Pembatasanmenurut Undang-Undang, dapat
mengahalangi perusahaan dalam membayar dividen.
10. Pengawasan Terhadap Perusahaan
Ada perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai
ekspansinya dengan dana yang berasal dari sumber interen saja. Kebijakan
tersebut dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai
dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan
melemahkan control dari kelompok dominan di dalam perusahaan.
Demikian pula kalau membiayai ekspansi dengan uang akan memperbesar
risiko financialnya. Mempercayakan pada pembelanjaan interen dalam
usaha mempertahankan control terhadap perusahaan, berarti
mengurangi dividen payout ratio nya.
6
2.2. Teori – teori Kebijakan Dividen
2.2.1 Teori Ketidakrelevanan Dividen ( Devidend Irrelevance Theory)
Beberapa kalangan berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak
mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan maupun terhadap biaya
modalnya.Jika kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan,
maka hal tersebut tidak relevan.
7
2.2.2 Teori Bird in the Hand
Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon (1959) dan John Lintner
(1956) yang berpendapat bahwa ekuitas atau nilai perusahaan akan turun apabila
rasio pembayaran dividen dinaikkan, karena para investor kurang yakin terhadap
penerimaan keuntungan modal (capital gain) yang dihasilkan dari laba yang
ditahan dibandingkan seandainya para investor menerima dividen. Gordon dan
Lintner berpendapat bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai
pendapatan yang diharapkan dari dividen daripada pendapatan yang diharapkan
dari keuntungan modal.
MM dalam hal ini tidak setuju bahwa ekuitas atau nilai perusahaan tidak
tergantung pada kebijakan dividen, yang menyiratkan bahwa investor tidak peduli
antara dividen dengan keuntungan modal. MM menamakan pendapat Gordon-
Lintner sebagai kekeliruan bird-in-the-hand, yakni: mendasarkan pada pemikiran
bahwa investor memandang satu burung di tangan lebih berharga dibandingkan
seribu burung di udara. Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai dividend
payout ratio yang tinggi akan mempunyai nilai perusahaan yang tinggi pula.
Namun menurut pandangan MM, kebanyakan investor merencanakan untuk
menginvestasikan kembali dividen mereka dalam saham dari perusahaan
bersangkutan atau perusahaan sejenis, dan dalam banyak kasus, tingkat risiko dari
arus kas perusahaan bagi investor dalam jangka panjang hanya ditentukan oleh
tingkat risiko arus kas operasinya, bukan oleh kebijakan pembagian dividen.
2.2.3 Residual Devidend Policy
Menurut teori dividen residual, perusahaan menetapkan kebijakan dividen
setelah semua investasi yang menguntungkan habis dibiayai. Dengan kata lain,
dividen yang dibayarkan merupakan ‘sisa’ (residual) setelah semua usulan
investasi yang menguntungkan habis dibiayai.
8
2.3 Bentuk – bentuk Kebijakan Dividen
2.3.1 Kebijakan Dividen yang Stabil (Stable Dividend-Per-Share Policy)
Kebijakan dividen yang stabilyakni jumlah pembayaran dividen itu sama
besarnya dari tahun ke tahun. Salah satu alasan mengapa suatu perusahaan itu
menjalankan kebijakan dividen yang stabil adalah untuk memelihara kesan para
investor terhadap perusahaan tersebut, sebab apabila suatu perusahaan
menerapkan kebijakan dividen yang stabil berarti perusahaan tersebut yakin
bahwa pendapatan bersihnya juga stabil dari tahun ke tahun, meskipun perusahaan
mengalami kerugian.
2.3.2 Kebijakan Dividen Dengan Penetapan Jumlah Dividen Minimal Plus
Jumlah Ekstra Tertentu
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham
tiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan
membayarkan dividen ekstra diatas jumlah minimal tersebut.
2.3.3 Kebijakan Dividend Rayout Ratio(DPR)yang Tetap (Constant Dividend
Payout Ratio Policy).
Dalam hal ini, jumlah dividen akan berubah-ubah sesuai dengan jumlah laba
bersih, tetapi rasio antara dividen dan laba ditahan adalah tetap. Deviden yang
dibayar berfluktuasi tergantung besarnya keuntungan bagi pemegang
saham.Misalnya DPO 60% dari keuntungan. Jika keuntungan Rp 1 miliar, maka
deviden yang dibayarkan sebesar 60% x Rp 1 Milyar = Rp 600 juta.
2.3.4 Kebijakan Dividen yang Fleksibel
Kebijakan dividen yang terakhir adalah penetapan dividen payout ratio yang
fleksibel, yang besarnya setiap tahun disesuaikan dengan posisi financial dan
kebijakan financial dari perusahaan yang bersangkutan.
2.4 Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Asset Pemegang Saham
Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba sebagai
deviden atau menahannya guna diinvestasikan kembali di dalam perusahaan (laba
ditahan).Dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung
kepada kebijakan masing-masing perusahaan, sehingga memerlukan
pertimbangan yang lebih serius dari manajemen perusahaan. Konsekuensinya,
9
tugas manajer keuangan dituntut untuk bisa menentukan kebijakan dividen yang
optimal, yang menciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan
pertumbuhan dimasa mendatang(Hairudin et al., 2020). Oleh karena itu, dalam
menentukan kebijakan dividen perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai
faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan.
Berdasarkan pada pemikiran di atas, penulis mencoba untuk melakukan penelitian
dalam skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor Kebijakan Dividen dan
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham” .Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor kebijakan dividen yang meliputi posisi solvabilitas, posisi likuiditas,
tingkat keuntungan (ROA), dan ukuran perusahaan baik secara simultan maupun
parsial terhadap nilai perusahaan yang tercermin pada harga pasar saham
perusahaan pada sektor industri perbankan tahun 2003. Dalam penelitian ini unit
observasi yang digunakan adalah 19 perusahaan pada sektor industri perbankan
yang sudah go public atau sudah terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.Metode
analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.Berdasarkan pengujian
secara simultan, faktor-faktor kebijakan dividen mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap harga pasar saham perusahaan dengan nilai koefisien
determinasi sebesar 44.02%.Berdasarkan pengujian secara parsial, hanya terdapat
faktor kebijakan dividen yang berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham
perusahaan, yaitu tingkat keutungan (ROA). Sedangkan tiga faktor kebijakan
dividen lainnya, yaitu posisi solvabilitas, posisi likuiditas, dan ukuran perusahaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap harga pasar saham perusahaan(Hairudin &
Desmon, 2020).
2.5 Aspek – Aspek Dalam Kebijakan Dividen
2.5.1 Dividen Saham (Stock Devidend)
Dividen saham (stock dividen), yaitu dividen yang dibagikan perusahaan
kepada para pemegang saham dalam bentuk saham perusahaan sehingga jumlah
saham perusahaan menjadi bertambah. Jadi, pemberian stock dividen ini dilakukan
dengan cara mengubah sebagian laba ditahan (retained earnings) menjadi modal
saham yang pada dasarnya tidak mengubah jumlah modal sendiri. Namun
10
demikian cash flow perusahaan tidak terganggu karena perusahaan tidak perlu
mengeluarkan uang tunai. Peristiwa ini dilakukanjika posisi kas perusahaan atau
likuiditas diperlukan oleh perusahaan. Investor dalam hal ini akan memiliki lebih
banyak saham tetapi laba per lembar saham lebih rendah. Proporsi pemilikan
investor tidak mengalami perubahan.
Pengaruh kebijakan dividen terhadap :
a. Neraca
Pengaruh stock dividen terhadap neraca adalah merubah jumlah
total saham menjadi meningkat , sehingga laba , dividen , dan harga per
saham seluruhnya menurun . Dengan menggunakan dividen saham , nilai
nominal tetap , tettapi pos akuntansi mengadakan pemindahan modal dari
rekening laba yang ditahan ke rekening saham biasa dan modal disetor
(paid-in capital) . Pemindahan modal dari laba yang ditahan dihitung
dengan rumus : Jumlah uang yang dipindahkan dari laba ditahan = jumlah
lembar saham yang beredar x presentase dividen saham x Harga pasar
saham
b. Harga Saham
ika dividen saham disertai dengan kenaikan dividen tunai , nilai saham
perusahaan akan meningkat . Sebaliknya jika dividen saham tidak disertai
dengan kenaikan dividen tunai , atau dilusi laba dan dividen per saha
menyebabkan nilai saham akan menurun dengan persentase sebesar
dividen saham. Jadi Faktor fundamental yang menentukan harga adalah
laba dan dividen tunai per saham
2.5.2 Pemecahan Stock (Stock Splits)
Pemecahan Stock (Stock Splits)yaitu pemecahan selembar saham menjadi
n lembar saham. Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar
1/n dari harga sebelumnya. Dengan demikian, sebenarnya stock split tidak
menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain stock split tidak
mempunyai nilai ekonomis. Melakukan pemecahan dalam hal, yaitu menambah
jumlah saham dengan cara melalui pengurangan nilai nominalnya. Pada contoh di
11
atas, jumlah lembar saham 400.000 lembar saham menjadi 2 x 400.000 lembar =
800.000 lembar. Harga nominal saham menjadi Rp. 2.500 (Rp. 5.000/2).
Dengan demikian struktur modal tidak berubah, dan nilai jual saham biasa,
agio, dan laba tidak mengalami perubahan.Tetapi harga nominal dan lembar
saham berubah proporsional.
Tujuan dari stock split:
Menurunkan harga saham, sehingga menarik pembeli/investor.
Diharapkan harga akan meningkat.
Menguntungkan bagi investor, jika dividen yang dibayar lebih besar, misalnya
sebelum dipecahkan membayar dividen Rp. 2.000 per lembar. Setelah dipecahkan
hanya membayar dividen Rp. 1.250 per lembar, maka investor akan menerima
dividen Rp. 2.500 dengan nilai penyertaan yang sama besarnya.
2.5.3 Pembelian Kembali Saham (Repurchasing of Stocks)
12
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Hairudin, H., Bakti, U., & Rachmadi, A. (2020). Implikasi Profitabilitas Terhadap
Nilai Perusahaan dan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Intervening
(Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2009-2016). Jurnal Manajemen Bisnis, 17(2), 150–172.
14