Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH PROMKES PENGKAJIAN KELURGA DAN MASYARAKAT

SESUAI PENGKAJIAN PROMKES

DISUSUN OLEH:
NAMA: SARI ANGRAI NINGSIH
NIM: 526080718030

INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA BATAM


PRODI D – III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021
A. Konsep dasar keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan
perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri sebagai
bagian dari keluarga (Ekasari, 2000).
Menurut Supartini (2004) mengemukakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang
yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggota.
2. Tipe-tipe Keluarga
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri,
dan anak kandung atau anak angkat
2) Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan
keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek,
paman, dan bibi
3) Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak
4) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak
kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau kematian.
5) Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorang dewasa saja
6) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang
berusia lanjut.
b. Keluarga non tradisional
1) Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup
serumah
2) Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup
bersama dalam satu rumah
3) Homo seksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama dalam
satu rumah tangga
3. Struktur Keluarga
struktur keluarga terdiri atas:
a. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi:
1) bersifat terbuka dan jujur
2) selalu menyelesaikan konflik keluarga
3) berpikiran positif
4) tidak mengulang - ulang isu dan pendapat sendiri.
Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
1) Karakteristik pengirim : yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat,
apa yang disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta dan menerima
umpan balik.
2) Karakteristik penerima : siap mendengarkan, memberi umpan balik,
melakukan validasi
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu
dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya.Tetapi
kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik.
Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka entah kemana atau malah
berdiam diri dirumah.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain
kearah positif.
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga
juga merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan.Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kupulan dari pola perilaku yang dapat
dipelajari, dibagi, dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah
4. Tahap-tahap Keluarga
Tahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap stabil.
Menurut Rodgers cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga melalui tahapan
perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola
yang sama. Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (Friedman,
1998)
a. Tahap I- Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan
perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing. Meninggalkan keluarga bisa berarti
psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal dengan
orang tuanya. Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan
penyesuaian peran dan fungsi. Masing-masing belajar hidup bersama serta
beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya, misalnya makan, tidur,
bangun pagi dan sebagainya
Tugas perkembangan :
1) Membina hubungan intim danmemuaskan.
2) membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
3) mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga: keluarga suami, keluarga
istri dan keluarga sendiri.
b. Tahap II-Keluarga “child bearing” kelahiran anak pertama. Dimulai sejak hamil
sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak berumur 30 bulan atau
2,5 tahun.
Tugas perkembangan kelurga yang penting pada tahap ini adalah:
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexual dan kegiatan.
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman orang tuan
berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua
dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan
orang tua dapat tercapai.
c. Tahap III-Keluarga dengan anak pra sekolah.
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun.
Tugas perkembangan :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga
harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun dengan
masyarakat.
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
d. Tahap IV- Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir pada
saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlah
maksimal sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-
masing anak memiliki minat sendiri. Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas
yang berbeda dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga :
1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada
anak untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.
e. Tahap V- Keluarga dengan anak remaja
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian.
Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar
untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.
Tugas perkembangan:
1) Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan
membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang tua
dan remaja.
f. Tahap VI- Keluarga dengan anak dewasa
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak
terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan
ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang
tua.
Tugas perkembangan :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua memasuki masa tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
g. Tahap VII- Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase ini
dianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan dengan anak dan perasaan
gagal sebagai orang tua.
Tugas perkembangan :
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-
anak.
3) Meningkatkan keakraban pasangan.
Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga
rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.
h. Tahap VIII- Keluarga usia lanjut
Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya
meninggal.
Tugas perkembangan :
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5) Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga
pada tahap ini.
5. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu
tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya. Fungsi keluarga, yaitu:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
pemeliharaan kepribadian anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,
membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku
yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya anak.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam
melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin
pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan spiritual, dengan cara
memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap
anggota keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan,
dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber daya keluarga.
e. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan tetapi untuk
memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya.
f. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih saying dan rasa
aman/ memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.
g. Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan,
keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan
dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.
6. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Sesuai dengan pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang
kesehatan yang perlu dipelihara dan dilakukan meliputi :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga yang merupakan kebutuhan yang tidak
boleh dibiarkan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan
karena kesehatanlah kadang seluruh kegiatan sumber daya dan dana keluarga
habis.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga, tugas ini merupakan
upaya keluarga utama untuk mencari pertolongan yang tepat yang mempunyai
kemampuan memutusan untuk menentukan tindakan keluarga.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.

B. Konsep Anak Sekolah


1. Pengertian
Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya
sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai
bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua
mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak
memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada
kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu.
Anak sekolah adalah anak yang berusia 7-12 tahun, memiliki fisik yang lebih kuat,
mempunyai sifat individual, aktif dan tidak tergantung dengan orang tua. Biasanya
pertumbuhan anak putri lebih cepat daripada anak putra. Kebutuhan gizi anak
sebagian besar digunakan untuk aktivitas pembentukan dan pemeliharaan jaringan
(Moehji,2003)
2. Tahap perkembangan anak usia sekolah
a. Aspek fisik
Kecerdasan perkembangan secara pesat,berpikir makin logis dan kritis fantasis
semakin kuat sehingga sering kali terjadi konflik sendiri, penuh dengan cita – cita.
b. Aspek sosial
Mengejar tugas – tugas sekolah bermotivasi untuk belajar, namun masih memiliki
kecenderungan untuk kurang hati – hati dan berhati – hati.
c. Aspek kognitif
Anak bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (kerja sama). Anak
termotivasi dan mengerti hal – hal sistematik
3. Peran Dan Fungsi Keluarga Bagi Anak Usia Sekolah
Tugas perkembangan dalam anak usia sekolah menurut Duval dam Miller Carter dan
Mc Goldrik dalam Friedman (2004) :
a. Mensosialisasikan anak - anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat .
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
c. Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga
C. Konsep dasar keluarga anak sekolah dengan anak karies
1. Pengertian
Karies  gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yang ditandai oleh rusaknya email dan
dentin yang progresif yang disebabkan oleh keaktifanmetabolisme plak bakteri.
Disebabkan oleh tiga faktor yang berhubunganyaitu makanan, host dan bakteri
(Behrman, 2002).
Proses karies gigi ditandaidengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi,
terjadinya invasibakteri dan kerusakan pada jaringan periapikal dan menimbulkan
rasa nyeri(Riyanti, 2005).
Apabila kondisi ini dibiarkan berlanjut akan mempengaruhiasupan makanan dan
intake gizi yang mengakibatkan gangguan-gangguanpertumbuhan yang akan
mempengaruhi status gizi sehingga dapatmenyebabkan menurunnya fungsi biologis
tubuh atau malnutrisi (Hamrui,2009).
2. Etiologi Karies Gigi
Etiologi atau penyebab Terjadinya Karies Gigi. faktor yang memungkinkan terjadinya
karies yaitu :
a. Umur
Terdapat tiga fase umur yang dilihat dari sudut gigi geligi yaitu :
1) Periode gigi campuran, disini molar 1 paling sering terkena karies 11
2) Periode pubertas (remaja) umur antara 14 tahun sampai 20 tahun pada masa
pubertas terjadi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan pembengkakan
gusi, sehingga kebersihan mulut menjadi kurang terjaga. Hal ini yang
menyebabkan prosentase karies lebih tinggi.
3) Umur antara 40-50 tahun, pada umur ini sudah terjadi retraksi atau menurunya
gusi dan papil sehingga, sisa – sisa makanan lebih sukar dibersihkan
b. Kerentanan permukaan gigi
1) Morfologi gigi
Daerah gigi yang mudah terjadi plak sangat mungkin terjadi karies.
2) Lingkungan gigi
Lingkungan gigi meliputi jumlah dan isi saliva (ludah), derajat kekentalan dan
kemampuan bbuffer yang berpengaruh terjadinya karies, ludah melindungi
jaringan dalam rongga mulut dengan cara pelumuran element gigi yang
mengurangi keausan okulasi yang disebabkan karena pengunyahan, Pengaruh
buffer sehingga naik turun PH dapat ditekan dan diklasifikasikan element gigi
dihambat, Agrogasi bakteri yang merintangi kolonisasi mikroorganisme,
Aktivitas anti bakterial, Pembersihan mekanis yang dapat mengurangi
akumulasi plak.
c. Air ludah
Pengaruh air ludah terhadap gigi sudah lama diketahui terutama dalam
mempengaruhi kekerasan email. Air ludah ini dikeluar oleh: kelenjar paritis,
kelenjar sublingualis dan kelenjar submandibularis. Selama 24 jam, air ludah
dikeluarkan glandula sebanyak 1000–1500 ml, kelenjar submandibularis
mengeluarkan 40 % dan kelenjar parotis sebanyak 26 %. Pada malam hari
pengeluaran air ludah lebih sedikit, secara mekanis air ludah ini berfungsi
membasahi rongga mulut dan makanan yang dikunyah. Sifat enzimatis air ludah
ini ikut didalam pengunyahan untuk memecahkan unsur–unsur makanan.
Hubungan air ludah dengan karies gigi telah diketahui bahwa pasien dengan
sekresi air ludah yang sedikit atau tidak ada sama sekali memiliki prosentase
karies gigi yang semakin meninggi misalnya oleh karena: therapi radiasi kanker
ganas, xerostomia, klien dalam waktu singkat akan mempunyai prosentase karies
yang tinggi. Sering juga ditemukan pasien-pasien balita berumur 2 tahun dengan
kerusakan atau karies seluruh giginya, aplasia kelenjar proritas
d. Bakteri
Menurut Yuwono (2003) tiga jenis bakteri yang sering
menyebabkan karies yaitu :
1) Steptococcus
Bakteri kokus gram positif ini adalah penyebab utama karies dan jumlahnya
terbanyak di dalam mulut, salah satu 13spesiesnya yaitu Streptococus mutan,
lebih dari dibandingkan yang lain dapat menurunkan pH medium hingga
4,3%. Sterptococus mutan terutama terdapat populasi yang banyak
mengkonsumsi sukrosa
2) Actynomyces
Semua spesies aktinomises memfermentasikan glukosa, terutama membentuk
asam laktat, asetat, suksinat, dan asam format. Actynomyces visocus dan
actynomises naesundil mampu membentuk karies akar, fisur dan merusak
periodontonium.
3) Lactobacilus
Populasinya mempengaruhi kebiasaan makan, tempat yang paling disukai
adalah lesi dentin yang dalam. Lactobasillus hanya dianggap faktor pembantu
proses karies.
e. Plak
Plak ini trerbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti mucin,
sisa-sisa sel jaringan mulut, leukosit, limposit dengan sisa makanan serta bakteri.
Plak ini mula-mula terbentuk, agar cair yang lama kelamaan menjadi kelat, tempat
bertmbuhnya bakteri.
f. Frekuensi makan makanan yang menyebabkan karies (makanan kariogenik)
Frekuensi makan dan minum tidak hanya menimbulkan erosi, tetapi juga
kerusakan gigi atau karies gigi. Konsumsi makanan manis pada 14 waktu
senggang jam makan akan lebih berbahaya daripada saat waktu makan utama.
3. Tanda dan gejala
1. Terdapat lesi
2. Tampak lubang pada gigi
3. Bintik hitam pada tahap karies awal
4. Kerusakan leher gigi (pada karies botol susu)
5. Sering terasa ngilu jika lubang sampai ke dentin
6. Sakit berdenyut-denyut di gigi sampai kepala
7. Timbul rasa sakit jika terkena air dingin, dan kemasukan makanan terutama pada
waktu malam
8. Jika sudah parah akan terjadi peradangan dan timbul nanah.
4. Pencegahan Karies Gigi
penatalaksanaan pencegahan karies gigi dilakukan dengan:
a. Perawatan mulut
Perawatan mulut dilakukan dengan mempraktekkan instruksi berikut :
1) Sikatlah gigi sekurang – kurangnya dua kali sehari pada waktu-waktu yang
tepat yaitu waktu sesudah makan, sebelum tidur, ditambah dengan sesudah
bangun tidur.
2) Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan kepala sikat
kecil.
3) Gunakan dental gloss (benang gigi) sedikinya satu kali sehari.
4) Gunakan pencuci mulut anti plak yang mengandung antibiotik
(vancomycin), enzim (destronase) dan antiseptik(chlor hexidine 0,1 %).
5) Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat menggunakan sikat gigi
dengan benar, dapat digunakan kain pembersih yang tidak terlalu tipis
untuk membersihkan bagian depan dan belakang gigi, gusi serta lidah.
Cara mempergunakan yaitu dengan melilitkan pada jari kemudian
digosokkan pada gigi.
6) Kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali atau bila mengalami
pengelupasan gigi, luka oral yang menetap lebih dari dua minggu atau
sikat gigi
5. Perawatan Karies Gigi
a. Gigi layak untuk ditambal bila terdapat salah satu dari tanda berikut :
1) Gigi sangat sensitif terhadap panas,dingin, manis.
2) Terbentuk lubang yang rentan perlekatan plak, sisa makanan.
3) Fungsi terganggu.
4) Estetik tergangu.
Kecenderungan bergesernya gigi disebelahnya akibat kehilangan
kontak dengan gigi yang berlubang.
b. Pencabutan gigi
Jika kerusakan gigi telah mencapai dekat pulpa penti atau lebih ke dalam lagi,
maka sebaiknya gigi dicabut untuk mencegah infeksi yang lebih lanjut.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA ANAK SEKOLAH DENGAN
KARIES GIGI

I. PENGKAJIAN KELUARGA
A. Data Dasar Keluarga
1. Nama kepala Keluarga (KK) : Tn B
2. Usia : 32 tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Karyawan Swasta
6. Alamat : prum marina green blok k no 41
7. Komposisi Keluarga : Ayah, Ibu, Anak, Nenek
No Nama JK Hub. Dg Umur pendidik Agama Pekerjaan
KK
1. Tn B L Kepala 32 th SMA Islam Karyawan
keluarga swasta
2. Ny. S P Istri 28 th SMP Islam Pedagang

3. An. R L Anak 6 th SD Islam Pelajar


4. Ny. Sa P Ibu 64 th SD Islam Wiraswasta

5. Genogram

Keterangan gambar :
: laki-laki
: perempuan
: menikah
: tinggal serumah
X : meninggal
: klien

6. Tipe keluarga
Adapun tipe keluarga yang ada didalam keluarga Tn B adalah keluarga besar, yang terdiri
dari ayah, ibu, anak dan nenek. Tahap perkembangan keluarga Tn. B termasuk ke dalam
tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah. Tahap ini dimulai saat anak
berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir pada saat anak berumur 12 tahun.

7. Suku Bangsa
Tn B berasal dari suku jawa dari daerah banyuwangi dan istri berasal dari suku medan
Bahasa yang digunakan di rumah adalah bahasa Indonesia. Keluarga tersebut berasal dari
negara Indonesia. Hubungan sosial keluarga dari budaya yang berbeda. Kebiasaan
berpakaian pada nenek masih tradisional menggunakan daster apabila di rumah dan jika
berpergian menggunakan gamis. Sedangkan istrinya sudah berpakaian mengikuti trend
modern dan ayahnya menggunakan kaos dan celana pendek saat di rumah dan jika bekerja
menggunakan seragam. Kebiasaan makan di dalam keluarga Tn B masih menggunakan
budaya jawa yang identik dengan rasa manis dan pedas. Sejak Ny. Sa mengetahui bahwa
ia menderita penyakit hipertensi dan ia menedengar informasi dari tetangga sehingga lebih
memilih pengobatan tradisional yaitu dengan mengkonsumsi mentimun sebagai lalapan
untuk menurunkan darah tingginya.
8. Agama
Keluarga Tn.B menganut agama Islam dan menjalankan ajaran agama seperti sholat,
puasa, dan lainnya. Tn. B dan Ny. S selalu menjalakan sholat 5 waktu, kadang-kadang
mereka sholat berjamaah jika keduanya bersamaan berada di rumah. Ny. S mengatakan
jarang menghadiri pengajian yang diadakan 1 bulan sekali di masjid tempat ia tinggal
dikarenakan jadwal pengajian berbarengan dengan jam kerjanya. Sedangkan Ny. Sa setiap
minggu mengikuti pengajian di dekat rumahnya.
9. Status Ekonomi
Pendapatan keluarga perbulan Rp 2.700.000,- dari hasil gaji bulanan Tn B
(Rp. 1.800.000,-) ditambah dengan hasil kerja Ny. S yaitu sebagai pedagang ( Rp.
900.000,-). Penghasilan keluarga dapat mencukupi kebutuhan sekolah anaknya yang masih
bersekolah di jenjang SD dan juga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Walaupun Ny.
Sa memiliki kesibukan berjualan es di depan rumah, namun itu hanya untuk mengisi
kekosongan waktu. Jika Tn B dan keluarga mempunyai kekurangan dalam memenuhi
kebutuhan sehari-harinya Tn B meminjam kepada saudaranya untuk keperluan yang
sangat mendesak seperti untuk membayar uang kontrakan dan cicilan motor karena gaji
belum turun dan saat raihan berumur 3 tahun masuk Rumah sakit karena diare. Solusi
pembayaran dilakukan setelah gaji turun. Dikeluarga Tn B tidak ada dana yang
dialokasikan khusus untuk kesehatan karena mereka berfikir sudah ada jamkesmas.
Keluarga Tn B menyimpan uang sekitar 100-200 ribu perbulan di rumah. Yang mengelola
keuangan dalam keluarga adalah Ny S.
10. Aktivitas Rekreasi keluarga
Tn B dan keluarga biasanya mengadakan rekreasi setahun sekali yaitu mudik ke kampung
halaman yang ada di banyuwangi. untuk bertemu sanak saudara. Setiap bulan keluarga Tn.
S menyempatkan waktu untuk bersilaturahmi ke rumah sanak saudara yg di banyuwangi,
untuk menemui saudara Ny. S. Pada waktu senggang saat malam hari atau weekend Tn B
dan keluarga menghabiskan waktu dengan menonton TV.
B. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. B adalah tahap perkembangan keluarga dengan anak
sekolah. Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir
pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlah
maksimal sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-masing
anak memiliki minat sendiri. Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas yang
berbeda dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga :
1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak
untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.

2. Tugas-tugas perkembangan yang belum terpenuhi sesuai dengan tahap


perkembangan saat ini adalah
Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan
anggota keluarga. Ny S mengatakan bahwa kebutuhan kehidupan sehari hari sangat pas
pasan namun jika ada keperluan atau kebutuhan lain yang mendadak yang
membutuhkan biaya lebih maka keluarga Tn B meminjam kepada saudara Ny S atau Tn
B. Untuk masalah kesehatan keluarga Tn B telah mendapat jaminan kesehatan namun
masih ada rasa cemas dikeluarga Tn B jika ada salah satu anggota keluarga yang
membutuhkan biaya diluar jaminan kesehatan keluarga yang mereka miliki.
3. Riwayat keluarga inti
Tn. B dan Ny. S sebelum menikah mereka berpacaran selama 1 tahun. Mereka saling
mengenal saat masih bekerja di pabrik. Mereka menikah pada tanggal 15 Maret 2006.
Setelah menikah, Tn B dan Ny S memutuskan untuk mengontrak dan mereka
dikaruniai anak laki laki bernama Raihan pada tanggal 2 Maret 2007. Karena anak
perempuan Ny. Sa sudah menikah dan Ny. Sa merasa kesepian. Ny. Sa memutuskan
untuk tinggal bersama keluarga Tn. B.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Ayah Tn. B sudah meninggal dunia pada tahun 1988 karena kecelakaan kerja dan Ibu
dari Tn B berjualan kue dan tinggal di banyuwangi ( Jawa Timur). Sedangkan ibu dari
Ny S sebagai ibu rumah tangga dan Bapak Ny S bekerja sebagai wiraswasta. Orang tua
Ny S tinggal di daerah medan. Pada tanggal 02 Maret 2007 Raihan lahir dibantu oleh
bidan di puskesmas pukul 13.00 secara normal. Pada umur 3 tahun rahan mengalami
diare sehngga dirawat di rumah sakit selama 5 hari.
C. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Jenis rumah yang ditinggali Tn. B adalah kontrakan dengan jumlah ruangan 2 dan
berlantai 1 dengan ukuran 5X10 m2. Atap rumah berupa genting. Ventilasi udara dan
cahaya ada dan <10 % luas tanah dan cahaya sinar matahari dapat masuk kedalam
rumah. Ny. S mengatakan selalu membuka jendela setiap pagi hari dan menutupnya
pada sore hari. Kondisi dalam rumah terlihat padat. Lantai menggunakan keramik.
Ny. Sa tidur bersama cucunya An.R dan menyimpan barang-barangnya seperti
pakaian dan uang di lemari. Ny.S membersihkan rumah setiap 1 kali sehari pada sore
hari. Di dalam rumah terdapat 2 buah lampu di ruangan yang berbeda dengan
perkiraan tiap bohlam berukuran 20 watt dan 1 lampu pada lantai depan rumah untuk
penerangan malam hari. Kamar mandi di bersihkan setiap seminggu sekali, saat
pengkajian didapatkan lantai rumah licin dan tidak ada pegangan. Di depan rumah
terdapat jembatan diatas kali. Antara dasar kali dan jembatan tersebut dengan tinggi
1,5 meter. Disekitar jembatan dan pinggir kali tidak ada penghalang sehingga sangat
membahayakan untuk An. R dan Ny. Sa. An. R terbiasa main di depan rumahnya
dekat kali bersama teman-temannya tanpa pengawasan neneknya. Di depan gang
rumah juga terdapat jalan raya yang ramai. Banyak kendaraan yang melewati jalan
tersebut sehingga membahayakan An. R saat bermain. Keluarga memiliki tempat
pembuangan sampah berbentuk keranjang sampah besar. Di depan rumah terdapat
tempat sampah tertutup dan nampak tidak ada sampah di halaman rumah sehingga
depan rumah tidak berbau. Biasanya sampah diangkut oleh petugas sampah. Sumber
air berasal dari (PAM). Keluarga Tn. B menggunakan air tersebut untuk kebutuhan
sehari-hari. Keluarga minum dengan menggunakan air gallon/ kadang keluarga
memasak air. Keluarga Tn. B menggunakan WC sendiri dan jenis jambannya yaitu
leher angsa (WC jongkok ), jarak antara sumber air dengan tempat penampungan tinja
atau septitank<10 m. Pembuangan air limbah ke kali melalui pipa. Ny. Sa mengatakan
keadaan pipa-pipa dalam kondisi baik untuk aliran airnya. Berikut adalah denah
rumahnya :

5m
Dapur Kamar Mandi
Ruang Tidur 1 Ruang
Tidur 2
10 m
Ruang Tamu

Teras rumah

2. Fasilitas sosial dan kesehatan


Di lingkungan rumah keluarga Tn. B terdapat perkumpulan sosial seperti pengajian
diadakan seminggu sekali untuk ibu-ibu. Biasanya nenek datang untuk mengaji.
Arisan RT diadakan sebulan sekali dan keluarga Tn. B mengikuti kegiatan sosial.
Fasilitas kesehatan seperti posyandu diadakan setiap minggu pertama setiap bulan
dikantor RW. Ny. Sa tidak membawa An. R ke posyandu karna An. R sudah berusia 6
tahun. Fasilitas kesehatan lainnya adalah Puskesmas dan jarak tempuhnya sekitar ± 1
Km dari rumah. Jika ada keluhan mengenai kesehatannya keluarga Tn. B
memanfaatkan fasilitas kesehatan. Ny. Sa mengatakan tiga bulan yang lalu ke
puskesmas untuk memeriksakan kesehatannya. Ny. Sa merasa pusing dan tegang pada
daerah leher. Ny. Sa di diagnosa oleh dokter mengalami hipertensi. An. R jika sakit
memeriksakan ke puskesmas tetapi Ny. Sa lebih sering memberi obat warung. Ny. Sa
pergi ke puskesmas menggunakan angkutan umum. Di sekitar rumah terdapat
fasilitas pendidikan yaitu PAUD, TK, MI, MTS, dan akper persahabatan. Selain itu,
untuk keperluan kebutuhan sehari-hari biasanya keluarga Tn. B berbelanja di pasar
swalayan Tip Top yang harganya cukup terjangkau.

3. Karakteristik tetangga dan komunitas


Lingkungan rumah sebagian besar adalah penduduk asli dan pendatang. Ny. S sering
ke luar rumah untuk membeli sayuran di tukang sayur keliling atau warung sebelum
berangkat bekerja. Selain mendekatkan kepada Allah SWT. Ny. Sa rajin mengkuti
pengajian yang ada di lingkungan RT dan RW karena menurut Ny. Sa dengan cara
tersebut dirinya dapat mengenal tetangga dengan baik. Menurut Ny. Sa jika hubungan
dengan tetangganya baik maka jika mendapatkan masalah atau musibah, tetangganya
tidak segan menolong mereka. Menurut Ny. S, mereka sudah lama tinggal di daerah
cipinang sehingga sudah saling mengenal dan akrab dengan tetangga. Di depan
rumah Tn B tampak kali mengalir lancar dan tidak banjir . Di sekitar tempat tinggal
Ny. S banyak terdapat warung yang menjual kebutuhan sehari-hari. Sarana kesehatan
dekat rumah Tn B adalah posyandu dan puskesmas. Ny. S rajin membawa An. R
menimbang berat badan ke posyandu.
4. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn B sudah hampir 8 tahun tinggal di daerah ini. Keluarga Tn. B masih
mengontrak dirumah yang saat ini ditempati.
5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menurut Ny. Sa, Tn B dan Ny S sering bergaul dengan tetangga sekitar. Ny Sa rajin
mengikuti pengajian RT. Jika ada tetangga yang mendapat musibah atau tetangga yang
sedang hajatan mereka akan menyempatkan diri untuk menghadiri acara tersebut.

6. Sistem pendukung keluarga


Tn B memiliki jaminan kesehatan untuk dirinya dan keluarganya sebagai jaminan
pemeliharaan kesehatan dari tempatnya bekerja. Sehingga dirinya dan keluarganya
tidak merasa khawatir jika ada anggota keluarga yang sakit. Namun jika keluarga ini
mempunyai masalah yang tidak dapat diselesaikan sendiri, biasanya Ny S akan diskusi
dengan saudara-saudaranya yang ada di jawa. Namun menurut Ny S cara tersebut
sangat jarang dilakukan.

D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Tn. B sering berkomunikasi dengan anaknya walupun pun Tn. B sibuk dengan
pekerjaannya tetapi masih dapat berkomunikasi dengan anaknya dengan cara
bercanda, tertawa, dan menasehati anaknya untuk menjadi anak yang hebat walaupun
anaknya masih kecil dan Ny. S mengatakan yang lebih sering bercanda, tertawa dan
menasehati jika anaknya nakal dengan dibantu oleh Ny. Sa yang menjaga anaknya
disaat Ny S bekerja. Ny S mengatur semua urusan yang ada di rumah sebelum
berangkat bekerja dan Ny. S mengatakan anaknya selalu bercerita tentang
kegiatannya sehari hari baik di sekolah dan pada saat berman. Tn. B dan Ny. S hanya
berkomunikasi pagi hari dan malam hari. Pada pagi hari setelah sarapan bersama-
sama Tn. B selalu mengatakan ”ayah kerja dulu ya nak, raihan sama nenek jangan
nakal ya nak dan titip raihan ya bu, ayah berangkat ya bun”. Sedangkan pada malam
hari Tn. B dan Ny. S selalu membicarakan tentang perkembangan usia anak mereka,
uang belanja, dan menceritakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan bersama anak.
2. Struktur kekuatan
Menurut Ny S, Ny. Sa lebih dekat dengan anaknya karena memiliki waktu lebih
banyak untuk dekat dengan anaknya. Ny. S mengatur semua kebutuhan keluarga dan
mengelola keuangan. Ny S mengatakan yang mengambil keputusan dalam keluarga
yaitu Tn.B mengenai uang belanja, uang kebutuhan rumah tangga selama 1 bulan
tetapi kadang-kadang Ny. S juga mengambil keputusan mengenai mengikuti arisan
uang sebulan bersama temannya, membeli keperluaan Ny. S seperti baju peribadi,
perlengkapan kosmetik, dll. Ketika malam hari Ny S mengajarkan anak R untuk
mengerjakan tugas sekolah dan menyiapkan makan malam dan tidak lupa pula Ny S
menganjurkan An. R untuk menyikat gigi sebelum tidur, tetapi An. R selalu malas dan
tidak mau menggosok giginya.
3. Struktur Peran
Tn. B berperan sebagai kepala keluarga, tugas Tn. B mencari nafkah untuk keluarga.
Ny S berperan sebagai pengatur kebutuhan keluarga, mendidik, merawat dan
melindungi anak dan anak mereka tugasnya bermain, bercanda dan membantu anak
bersosialisasi dengan tetangga dan teman sebayanya.
4. Nilai dan Norma Budaya
Nilai dan norma budaya yang dianut oleh keluarga Tn. B adalah nilai-nilai agama
Islam dan budaya Jawa medan. Menurut Ny. Sa jika sudah masuk waktu sholat, ia
menganjurkan An. R untuk shalat. Disaat Tn B dan Ny S berada di rumah mereka
melakukan solat berjamaah khususnya pada waktu magrib. Menurut Ny S budaya
medan pun tidak jauh berbeda dengan budaya jawa hanya pada selera makanan saja
budaya jawa identik dengan rasa manisnya dan budaya medan lebih identik dengan
rasa asin dan pedas. Kedua budaya tersebut dapat dijalankan secara bersamaan dan
berdampak baik untuk An. R. An. R selalu memanggil bapaknya dengan sebutan ayah
dan memanggil ibunya dengan sebutan bunda serta memanggil neneknya dengan
sebutan mbah.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. B dan Ny. S saling berkomunikasi dengan baik, saling menyayangi dan
menghargai satu sama lain. Tn. B dan Ny S selalu memberikan perhatian dan kasih
sayang kepada anak-anaknya. Walaupun Tn. B dan Ny S bekerja, namun mereka
masih meluangkan waktu untuk bermain, dan bercanda bersama An. R. Bila ada salah
satu anggota keluarga yang sakit maka Ny S tidak pernah mendiamkan anaknya yang
sakit. Ny. S akan segera merawat dan atau memberikan obat berdasarkan pengalaman
yang lalu. Menurut Ny S jika ada masalah, An. R sudah terbiasa berbicara/ curhat
dengan ibunya. Sehingga walaupun bekerja, Ny S. tetap bisa dekat dengan anaknya.
2. Fungsi Sosialisasi
Ny S mengatakan bahwa sosialisasi antara dirinya dan lingkungan dirasakan sangat
kurang, menurutnya dirinya tidak memiliki cukup waktu untuk ngobrol-ngobrol atau
berinteraksi dengan tetangga sekitar rumahnya dikarenakan bekerja. Tn.B jarang
kumpul-kumpul dengan tetangga karena tidak memiliki cukup waktu dikarenakan
setiap harinya pun bekerja. Namun Tn. B bila ada kegiatan kerja bakti, maka Tn. B
selalu mengkuti kerja bakti sampai selesai. Setiap perayaan lomba 17 agustusan, An.
R selalu ikut dalam perlombaan walau jarang memenangkan lomba. Sesekali An. R
bergaul dengan temannya, namun jika pulang sekolah, An. R langsung pulang dan
istirahat di rumah. Ny. S tidak melarang anaknya untuk bergaul dengan teman-teman
sekolah atau tetangga. Ketika perawat melakukan pengkajian tampak An. R pulang,
sehabis bermain dengan temannya.
3. Fungsi perawatan keluarga
Ny. S mengatakan setiap hari melaksanakan rutinitasnya sehari-hari yaitu bekerja dan
mengurus rumah tangga. Ny S mengatakan sebelum berangkat bekerja, dia selalu
berbelanja di warung terdekat atau abang sayuran lewat untuk bahan masakan.
Kemudian ia masak untuk makan pagi dan siang. Sedangkan untuk makan malam, ia
baru memasaknya setelah pulang berkerja. Ny S mengakui bahwa An. R sangat
menyukai coklat dan permen. Namun An. R sangat malas menggosok gigi, An. R juga
pernah mengalami sakit gigi. Walaupun berulang kali di ingatkan untuk menggosok
gigi setiap habis makan dan sebelum tidur, namun tetap saja An. R tidak mau
melakukannya. Di tambah dengan An. R sangat takut untuk memeriksakan giginya ke
dokter. Ny. S mengatakan sudah lelah membujuk anaknya tersebut untuk merawat
giginya. Alhasil, An. R memiliki masalah karies gigi yang belum terselesaikan. Sudah
pernah di bujuk oleh semua keluarga besar pun tetap tidak berhasil. An R hanya mau
menggosok giginya saat mandi pada pagi hari. Selain itu Tn. B juga memiliki masalah
maag pada dirinya. Ny S mengatakan bahwa Tn. B sangat menyukai makan makanan
pedas. Padahal seringkali di ingatkan untuk menguranginya karena dapat
menimbulkan kekambuhan maagnya. Namun Tn. B mengatakan semua akan baik
baik saja. Ketika Tn B ditanya mengenai penyakit maag nya Tn B mengatakan 3 hari
belakangan ini merasa nyeri pada ulu hatinya, kadang mual dan muntah sehingga
menyebabkan malas makan dan tidak nafsu makan.Tn. B mengatakan 3 hari
belakangan ini sangat sibuk sampai makan tidak teratur bahkan lupa makan siang.
Sakitnya terasa parah kalau makan makanan yang pedas. Ketika ditanya penyebab
tanda gejala dan cara perawatan Tn B mengatakan tidak begitu tahu dan paham.
F. STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Ny. S mengatakan bingung dan tidak tahu lagi bagaimana membujuk anaknya untuk
mengobati giginya dan membiasakan menggosok gigi sebelum tidur serta mengurangi
makan makanan yang manis. Selain itu Ny S juga bingung mengenai menu yang perlu
disiapkan setiap kali ia memasak dikarena Ny. Sa memiliki penyakit hipertensi yang
tidak boleh mengkonsumsi makanan dengan rasa asin yang berlebih. Sedangkan Ny S
sangat menyukai makanan dengan cita rasa asin. Selain itu, Tn B yang memiliki maag
juga suka makan makanan pedas yang sering membuat maagnya kambuh. Ny S
bingung bagaimana mengatasi masalah tersebut.
2. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Situasi Stressor
Masalah-masalah yang ada dalam keluarga akan diselesaikan secara musyawarah,
keputusan selalu diambil secara bersamaan. Ny S mengatakan ia selalu bersyukur
pada Allah SWT, karena telah mendapatkan nikmat yang banyak dari Nya sehingga
dengan kekuatan itu dirinya dan suaminya memiliki kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang mereka hadapi.
3. Strategi koping yang digunakan
Saat keluarga sedang ada masalah mereka lebih memilih mendekatkan diri kepada
Allah. Mereka juga selalu berpedoman untuk segera menyelesaikan masalah bersama-
sama.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Sampai saat ini belum ditemukan adaptasi disfungsional.
5. Pemeriksaan fisik
Komponen Tn. B Ny. S An. R Nenek S
Kepala Tidak ada Tidak ada tidak ada tidak ada
ketombe, tidak ketombe, tidak benjolan/luka, benjolan/luka,
ada ada benjolan simetris, warna simetris, warna
benjolan/luka, /luka, simetris, rambut hitam, rambut putih
simetris, warna warna rambut lurus. lurus.
rambut hitam, hitam, lurus,
lurus, tebal. tebal.
Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
tidak anemis, anemis, skelera tidak anemis, tidak anemis,
skelera ikterik ikterik (-/-), skelera ikterik skelera ikterik
(-/-), simetris, simetris, tidak (-/-), simetris, (-/-), simetris,
tidak ada ada cekungan tidak ada tidak ada
cekungan pada pada mata, cekungan pada cekungan pada
mata, reaksi reaksi cahaya mata, reaksi mata, reaksi
cahaya pupil pupil (+/+), cahaya pupil (+/ cahaya pupil (+/
+) +). Kornea
putih.
Hidung Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
sumbatan, sumbatan, sumbatan, sumbatan,
cairan (-) cairan (-) cairan (-) cairan (-)
Telinga Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
serumen, tidak serumen, tidak serumen, tidak serumen, tidak
ada bengkak ada bengkak ada bengkak ada bengkak
luka dan luka dan luka dan luka dan
kemerahan, kemerahan, kemerahan, kemerahan,
simetris simetris simetris simetris
Mulut Gigi putih, Gigi putih, Gigi Kuning, Gigi putih,
karang gigi (-), karang gigi(-) di karang gigi(+) karang gigi(+)
ada 2 gigi 1 gigi geraham ada 1 gigi di 2 gigi
berlubang, ada 1 gigi berlubang, geraham tidak
jumlah gigi: atas berlubang, jumlah gigi: atas ada 1 gigi
15, bawah 13, jumlah gigi: atas 10, bawah 10, berlubang,
bibir tampak 14, bawah 14, bibir lembab jumlah gigi: atas
lembab, bibir lembab 13, bawah 12,
sariawan (-) bibir lembab
Leher dan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tenggoroka kesulitan kesulitan kesulitan kesulitan
n menelan, menelan, menelan, menelan,
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah
bening bening bening bening (- )
(-)distensi vena (-)distensi vena (-)distensi vena distensi vena
jugularis (-), jugularis (-), jugularis (-), jugularis (-),
tidak ada tanda tidak ada tanda tidak ada tanda tidak ada tanda
radang radang radang radang
Dada Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
bronkovesikuler, bronkovesikuler, bronkovesikuler, bronkovesikuler,
RR: 16 X/ RR: 16 X/ RR: 18 X/ RR: 20 X/
menit, bunyi menit, bunyi menit, bunyi menit, bunyi
jantung S1, S2 jantung S1, S2 jantung S1, S2 jantung S1, S2
(+), S3, mur- (+), S3, mur- (+), S3, mur- (+), S3, mur-
mur, gallop (-), mur, gallop (-), mur, gallop (-), mur, gallop (-),
rhonki (-) rhonki (-) rhonki (-) rhonki (-)
Abdomen Ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
sering mual- tekan, tidak ada tekan, tidak ada tekan, tidak ada
mual terutama keluhan keluhan keluhan
jika gastritis
kambuh
Ekstremitas Gerakan tak Gerakan tak Gerakan tak Gerakan tak
terbatas, mampu terbatas, mampu terbatas, mampu terbatas, mampu
fleksi/ ekstensi fleksi/ ekstensi fleksi/ ekstensi fleksi/ ekstensi
tanpa rasa nyeri tanpa rasa nyeri tanpa rasa nyeri tanpa rasa nyeri
tidak ada kekuatan otot tidak ada tidak ada
benjolan, normal mampu benjolan, benjolan,
bengkak, menahan bengkak, bengkak,
kemerahan, tahanan, refleks kemerahan, kemerahan,
kekuatan otot (+) kekuatan otot kekuatan otot
normal mampu normal mampu normal mampu
menahan menahan menahan
tahanan, refleks tahanan, refleks tahanan, refleks
(+) (+) (+)

Kulit Turgor baik, Turgor baik, Turgor baik, Turgor baik,


tanda radang (-), tanda radang (-), tanda radang (-), tanda radang (-),
sawo matang, sawo matang, sawo matang, sawo matang,
tekstur halus tekstur halus tekstur halus tekstur halus
Kuku Tidak ada yang Tidak ada yang Tidak ada yang Tidak ada yang
panjang, terawat panjang, terawat panjang, terawat panjang, terawat
bersih, sianosis bersih, sianosis bersih, sianosis bersih, sianosis
(-), tanda radang (-), tanda radang (-), tanda radang (-), tanda radang
(-) (-) (-) (-)
Suhu tubuh 36,5 o C 36,2 oC 36 o C 36,3 o C
Berat badan 65 Kg 50 Kg 15 kg 55 kg
Tinggi 170 cm 155cm 105 cm 155 cm
Badan
Tekanan 120/80 mmHg 120/90 mmHg 100/70 mmHg 180/100
darah mmHg

6. Harapan Keluarga
Ny. S mengharapkan perawat untuk membantu mengatasi masalah karies gigi yang
diderita oleh An.R, mengatasi hipertensi Ny. Sa dan penyakit maag yang di derita Tn. B
serta membantu memelihara kesehatan semua anggota keluarganya.

II. ANALISA DATA


1 Data Subjektif : Defisit Perawatan Diri (gigi) pada
- Ny. S mengatakan bahwa An.S malas sikat Keluarga Tn.B. Khususnya An.R
gigi ( satu kali dalam sehari) dan suka jajan berhubungan dengan ketidakmampuan
yang manis seperti coklat dan permen keluarga merawat anggota keluarga
- Ny. S juga mengatakan An.R pernah sakit dengan karies gigi
gigi bila sakit gigi An.R rewel
- Ketika ditanya tentang pengertian, penyebab,
tanda atau gejala, dan cara pencegahan dan
perawatan Ny.S mengatakan pernah dengar
namun tidak begitu paham cara
membersihkan dan merawat gigi dengan
benar
Data Objektif :
- Gigi An. R terlihat kotor
- Gigi An.R tampak kuning
- Gigi geraham berlubang
2 Data Subjektif : Gangguan rasa nyaman; nyeri pada
- Tn. B mengatakan 3 hari yang lalu merasa keluarga Tn.B khususnya Tn.B
nyeri ulu hati, kadang mual dan mau muntah berhubungan dengan ketidakmampuan
sehingga menyebabkan malas makan atau keluarga merawat anggota keluarga
tidak nafsu makan dengan gastritis (maag)
- Tn.B juga mengatakan 3 hari yang lalu terlalu
sibuk sampai makan tidak teratur bahkan lupa
makan siang. Sakitnya terasa parah kalau
makan makanan pedas.
- Ketika ditanya penyebab tanda atau gejala
dan cara perawatan, Tn.B mengatakan tidak
terlalu paham

Data Objektif :
- Bising Usus (+) 14x/menit
- Nyeri ulu hati (+)
3 Data Subjektif: Resiko terjadinya stroke pada keluarga
- Ny. Sa mengatakan hanya sekali Tn. B khususnya pada Ny. Sa
memeriksakan kesehatannya di berhubungan dengan ketidakmampuan
PUSKESMAS dan jarang memeriksa keluarga merawat anggota keluarga
tekanan darahnya kembali. yang menderita hipertensi
- Ny. Sa mengatakan tidak mengkonsumsi
obat dari Puskesmas lagi, karena tidak ada
perubahan pada tekanan darahnya.
- Ny. Sa mengatakan hanya mengonsumsi
lalapan timun sebagai obat alternatifnya
yang diketahui dari tetangganya.
- Ny. Sa belum paham tentang cara-cara
penanggulangan hipertensi
- Ny. Sa mengetahui bahwa menderita ia
hipertensi sejak ± 3 bulan yang lalu.
- Klien mengatakan sering merasa pusing
saat beraktivitas dan cepat merasa lelah

Data Objektif
- TTV :
TD : 150/100 mmHg
N : 82 x/menit
RR: 20 x/menit
S : 36 0 C

III. PRIORITAS MASALAH


1. Defisit Perawatan Diri (gigi) pada Keluarga Tn.B khususnya An.R berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan karies gigi.
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat Masalah : 2/3 X 1 2/3 Masalah adalah ancaman, dilihat dari riwayat
Ancaman An.R pernah menderita sakit gigi, dan kotornya
gigi dicemaskan akan menyebabkan infesksi pada
gusi atau mulut bahkan pada saluran pencernaan.
Kemungkinan 2/2 X 2 2 Ny. S merasa mampu untuk mengawasi An.R
masalah dapat untuk menyikat gigi di sore dan malam sebelum
diubah : Mudah tidur. Ny. Sa juga percaya bahwa akan bisa
mengawasi jajanan An.R dan mengawasi An.R
menyikat gigi sebelum pergi ke sekolah
Potensial 2/3 X 1 2/3 Ny.S yang berperan sebagai ibu dibutuhkan
masalah dapat peranan besar dalam pembentukan perilaku anak.
dicegah : Cukup Namun Ny.S yang bekerja akan sulit memberikan
peranannya dalam membentuk kebiasaan An.R
untuk menjaga kebersihan gigi nya.
Menonjolnya 2/2 X 1 1 Ny.S menyadari bahwa gigi geraham An.R yang
masalah : Ada telah berlubang sangat mengganggu terlebih
masalah, dan ketika sakit gigi An. R kambuh, An.R akan sangat
perlu segera rewel dan Ny.S ingin gigi An.R bersih dan sehat
ditangani
Total 4 1/3

2. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan pada keluarga Tn.B khususnya Tn.B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
gastritis (maag)
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat Masalah : 2/3 X 1 2/3 Sifat masalah adalah kurang sehat karena Tn. B
Kurang sehat merasa perutnya sakit karena terlambat makan
dan punya kebiasaan makan tidak teratur
dikarenakan pekerjaan yang padat.
Kemungkinan 1/2 X 2 1 Dikarenakan pekerjaan yang padat, kemungkinan
masalah dapat mengubah pola makan Tn.B dirasa sulit karena
diubah : tuntutan pekerjaan. Namun, Ny.S membiasakan
Sebagian memasak sarapan pagi untuk keluarga dirumah.

Potensial 2/3 X 1 2/3 Ada kemauan dari Tn. B untuk segera senbuh.
masalah dapat Perhatian Ny.S terhadap sakit yang dirasakan
dicegah : Cukup Tn.B juga cukup tinggi. Namun dengen tuntutan
pekerjaan diperlukan strategi yang baik agar
pemenuhan kebutuhan nutrisi tetap tercapai
Menonjolnya 2/2 X 1 1 Tn.B mengatakan nyeri karena gastritis sangat
masalah : Ada mengganggu Tn.B dan ingin sekali disembuhkan.
masalah dan
perlu segera
ditangani
Total 3 1/3
3. Resiko terjadinya stroke pada keluarga Tn. B khususnya pada Ny. Sa berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat Masalah : 2/3 X 1 2/3 Ny.Sa merasakan pusing saat beraktivitas dan
Tidak/kurang cepat merasa lelah, hal ini sangat mempengaruhi
sehat kesehatan Ny. Sa yang memasuki usia lanjut
Kemungkinan 1/2 X 2 1 Ny. Sa yang kesibukannya saat ini menjaga
masalah dapat warung jarang memiliki waktu untuk beristirahat
diubah : Sebagian dan memeriksakan kesehatannya di puskesmas,
namun Ny. Sa memiliki keinginan yang besar agar
penyakit yang di derita cepat mengalami
perbaikan.
Potensial masalah 3/3 X 1 1 Keinginan Ny.Sa yang tinggi dan perhatian dari
dapat dicegah : anggota keluarga terhadap Ny.Sa memungkinkan
Tinggi pengobatan hipertensi Ny.Sa mudah untuk
dilakukan.
Menonjolnya 2/2 X 1 1 Ny.Sa dan Tn.B merasa penyakit hipertensi yang
masalah : Ada diderita Ny.Sa harus segera ditangani dan perlu
masalah dan perlu penanganan lebih lanjut.
segera ditangani
Total 3 2/3

Dari skoring di atas diagnosa keperawatan pada keluarga Tn.B adalah sebagai berikut:
1. Defisit Perawatan Diri (gigi) pada Keluarga Tn.B khususnya An.R berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan karies gigi (skore: 4 1/3).
2. Resiko terjadinya stroke pada keluarga Tn. B khususnya pada Ny. Sa berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi
(skore: 3 2/3).
3. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan pada keluarga Tn.B khususnya Tn.B
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
gastritis (maag) (skore: 3 1/3)
IV. RENCANA KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
No Diagnosa Tujuan Evaluasi Tindakan
Keperawatan Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standard
1 Defisit Perawatan Setelah di Setelah dilakukan
Diri (gigi) pada lakukan pertemuan sebanyak
Keluarga Tn.B asuhan 3x45 menit
khususnya An.R keperawatan, diharapkan:
berhubungan dengan diharapkan 1. Keluarga dapat
ketidakmampuan karies gigi An mengenal tentang
keluarga merawat R berkurang karies gigi : Respon Karies gigi adalah 1. Diskusikan dengan keluarga pengertian
anggota keluarga atau hilang a. Menjelaskan verbal penyakit infeksi yang karies gigi
dengan karies gigi pengertian karies merusak struktur gigi. 2. Anjurkan keluarga mengungkapkan kembali
gigi dengan Penyakit ini pengertian karies gigi dengan bahasa
bahasa yang menyebabkan gigi sederhana
sederhana berlubang. 3. Beri pujian atas kemampuan keluarga
Respon
verbal Penyebab karies gigi
b. Menyebutkan adalah keberadaan 1. Identifikasi kemampuan keluarga
penyebab karies bakteri dalam mulut 2. Diskusikan penyebab karies gigi
gigi yang dapat mengubah 3. Beri kesempatan keluarga bertanya
makanan terutama 4. Dorong keluarga untuk menyebutkan
gula menjadi plak, penyebab karies gigi
yang kemudian tidak 5. Bantu keluarga mengidentifikasi penyebab
dibersihkan sehingga karies gigi pada keluarga
menimbulkan karies 6. Beri pujian atas kemampuan keluarga
Respon gigi.
Verbal
c. Menyebutkan Tanda dan gejala
tanda dan karies gigi adalah:
gejala karies - Gigi berlubang 1. Diskusikan tanda dan gejala karies gigi
gigi - Gigi berwarna hitam 2. Bantu keluarga mengidentifikasi tanda dan
-Nyeri jika gigi gejala karies gigi yang ada dalam keluarga
berlubang semakin 3. Dorong keluarga untuk menyebutkan
dalam. kembali tanda dan gejala karies gigi
-Ngilu saat makan 4. Beri pujian atas kemampuan keluarga
makanan yang panas, menyebutkan kembali tanda dan gejala
dingin atau manis. karies gigi
-Bengkak (jika tidak
ada penanganan lebih
lanjut akibat infeksi)

2. Keluarga mampu
mengambil
keputusan untuk
segera mengatasi
karies gigi pada
An. R dengan : Respon Akibat yang terjadi
verbal bila karies gigi tidak
a. Menjelaskan diatasi dengan baik 1. Jelaskan akibat yang bisa terjadi bila
akibat yang ialah : keluarga tidak mengambil keputusan untuk
terjadi bila - Napas tak sedap mengatasi karies gigi
karies gigi - Pengecapan buruk 2. Beri kesempatan keluarga bertanya
tidak diatasi - Penampilan gigi 3. Dorong keluarga untuk mengungkapkan
dengan baik tampak buruk dan kembali penjelasan yang diberikan
kotor. 4. Beri pujian atas kemampuan keluarga
- Nyeri dan bengkak
Respon -Demam sebagai
verbal proses infeksi.

b. Mengambil Keluarga dapat 1. Gali pendapat keluarga tentang Karies gigi


keputusan yang mengambil keputusan yang dialami oleh An.R
tepat untuk yang tepat untuk 2. Bimbing dan bantu keluarga untuk
segera merawat segera merawat mengambil keputusan yang tepat
An. R yang Respon anggota keluarga yang 3. Beri kesempatan keluarga memikirkan
menderita karies verbal menderita karies gigi kembali keputusan yang diambil
gigi. 4. Beri pujian atas keputusan yang diambil
3. Keluarga dapat keluarga
menyebutkan cara Cara mencegah karies
mencegah : gigi dirumah :
a. Menjelaskan - Hindari makanan 1. Diskusikan dengan keluarga cara
cara mencegah atau minuman yang mencegah terjadinya karies gigi
karies gigi manis / mengandung 2. Dorong keluarga untuk mengungkapkan
dirumah gula (permen, coklat) kembali cara mencegah terjadinya
-Sikat gigi segera karies gigi
setelah makan dan 3. Beri pujian atas jawaban keluarga yang
sebelum tidur dengan benar.
Respon pasta gigi berflouride.
verbal -Lakukan
pemeriksakan gigi
setiap minimal 6 bulan
sekali ke dokter gigi.

b. Menjelaskan Menurut
cara mengatasi Notoadmodjo (2003)
karies gigi Cara mengatasi karies 1. Gali pengalaman keluarga merawat
gigi ialah : karies gigi selama ini
-Melakukan 2. Beri pujian atas upaya keluarga yang
pemeriksaan ke dokter sudah benar
gigi / puskesmas 3. Diskusikan dengan keluarga beberapa
-Dilakukan cara merawat karies gigi
pembersihan jaringan 4. Dorong keluarga untuk mengungkapkan
gigi karies dengan kembali cara merawat karies gigi di
penambalan (restorasi) rumah
-Jika sudah terjadi
infeksi/ kerusakan
lebih dalam mengenai
Respon syaraf maka dilakukan
Verbal pencabutan
-Menggosok gigi
dengan baik dan benar
dengan menggunakan
pasta gigi berflouride.
4. Keluarga dapat -Kurangi makanan
memodifikasi atau minuman yang
lingkungan sehat manis dan lengket.

-
- 1. Gali pengetahuan keluarga tentang
Keluarga penatalaksanaan pemeliharaan rumah
menyebutkan 2. Diskusikan pengaruh lingkungan yang
penatalaksanaan tidak sehat terhadap adanya penyakit
5. Keluarga mampu pemeliharaan 3. Berikan penjelasan tentang
memanfaatkan lingkungan rumah penatalaksanaan pemeliharaan lingkungan
fasilitas pelayanan Respon yang menunjang rumah
kesehatan yang ada verbal kesehatan 4. Beri motivasi peran serta keluarga dalam
untuk mengatasi penyediaan lingkungan yang sehat
karies gigi 5. Berikan pujian terhadap modifikasi
a. Menyebutkan lingkungan yang sudah dilakukan
fasilitas yang
tersedia Fasilitas kesehatan 1. Diskusikan jenis fasilitas kesehatan yang
yang dapat digunakan tersedia dilingkungan keluarga
b. Menyebutkan oleh keluarga untuk 2. Bantu keluarga memilih fasilitas
manfaat mencegah karies gigi: kesehatan yang sesuai dengan kondisi
fasilitas Respon 1. RS keluarga
kesehatan verbal 2. Puskesmas 3. Anjurkan keluarga memanfaatkan
3. Dokter praktek fasilitas kesehatan sesuai pilihan
Manfaat fasilitas
kesehatan :
1. Memberikan 1. Klarifikasi pengetahuan keluarga tentang
c. Memanfaatkan informasi manfaat fasilitas kesehatan
fasilitas kesehatan Respon kesehatan 2. Diskusikan manfaat fasilitas kesehatan
yang ada untuk verbal 2. Memberikan 3. Dorong keluarga mengungkapkan kembali
mengatasi karies pengobatan manfaat fasilitas kesehatan yang ada
gigi 3. Memberikan
pelayanan
konseling
4. Membantu
meningkatakan
kesehatan 1. Motivasi keluarga untuk memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada.
2. Beri pujian atas kemampuan keluarga
Fasilitas kesehatan untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
merupakan tempat di
laksanakannya
pelayanan kesehatan
V. CATATAN KEPERAWATAN
Tanggal No DX/ Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf
Dan Jam TUK
08 Maret Defisit Perawatan Diri (gigi) pada TUK 1-2: Subjektif: Kel 4
2021 Keluarga Tn.B khususnya An.R 1. Mendiskusikan dengan keluarga - Keluarga dapat menyebutkan
Pukul 10.00 berhubungan dengan tentang; kembali pengertian karies gigi
Dx.1 ketidakmampuan keluarga merawat  Pengertian karies gigi yaitu penyakit infeksi yang
anggota keluarga dengan karies gigi  Penyebab karies gigi merusak struktur gigi. Penyakit ini

 Tanda dan gejala karies gigi menyebabkan gigi berlubang.

 Akibat karies gigi - Keluarga dapat menyebutkan


kembali Penyebab karies gigi

2. Memberi pendidikan kesehatan pada yaitu keberadaan bakteri dalam

keluarga tentang Pengertian karies mulut yang dapat mengubah

gigi, Penyebab karies gigi, Tanda dan makanan terutama gula menjadi

gejala karies gigi, Akibat karies gigi plak, yang kemudian tidak
dibersihkan sehingga

3. Memberi kesempatan pada keluarga menimbulkan karies gigi.

untuk mengiden-tifikasi Pengertian - Keluarga dapat menyebutkan

karies gigi, Penyebab karies gigi, kembali tanda dan gejala karies

Tanda dan gejala karies gigi, Akibat gigi yaitu : gigi berlubang, gigi
karies gigi, berwarna hitam, nyeri jika gigi
berlubang semakin dalam, ngilu
4. Memberikan reinforcement positif saat makan makanan yang
seperti pujian atas kemampuan panas, /dingin atau manis,
keluarga mengidentifikasi Pengertian bengkak (jika tidak ada
karies gigi, Penyebab karies gigi, penanganan lebih lanjut akibat
Tanda dan gejala karies gigi, Akibat infeksi)
karies gigi, - Keluarga dapat menyebutkan
akibat karies gigi seperti : napas tak
5. Mengevaluasi pengetahuan keluarga sedap, pengecapan buruk,
dan memberikan kesempatan pada penampilan gigi tampak buruk dan
keluarga untuk membandingkan kotor, nyeri dan bengkak, demam
pengetahuan yang dimiliki keluarga sebagai proses infeksi.
dengan standar
Objektif:
 Keluarga tampak
memperhatikan dengan seksama
saat diskusi berlangsung
 Terjadi kontak mata saat
berinteraksi dengan perawat
 Keluarga tampak sekali-kali
menganggukkan kepala tanda
08 Maret mengerti penjelasan yang Kel 4
2021 Defisit Perawatan Diri (gigi) pada perawat berikan
Pukul 13.00 Keluarga Tn.B khususnya An.R  Keluarga tersenyum senang
Dx.1 berhubungan dengan saat diberikan pujian oleh
ketidakmampuan keluarga merawat perawat
anggota keluarga dengan karies gigi
Analisa:
TUK 3: Masalah teratasi dimana keluarga
1. Memberi pendidikan kesehatan memahami tentang pengertian
mengenai cara mengatasi karies gigi karies gigi, penyebab karies gigi,
di rumah tanda dan gejala karies gigi, akibat
karies gigi
2. Memotivasi keluarga untuk
mendemonstrasikan kembali apa yang Perencanaan:
telah diajarkan Lanjutkan TUK 3 & 4

3. Memberi reinforcement positif atas Subjektif:


upaya dan kemampuan keluarga - Keluarga dapat menyebutkan
kembali cara mengatasi karies
4. Memberi pendidikan kesehatan pada gigi yaitu : konsultasikan gigi ke
keluarga tentang cara mencegah dokter, menggosok gigi dengan
penyakit karies gigi baik dan benar, kurangi makanan
yang manis manis, kompres
dengan menggunakan kassa jika
terjadi bengkak, berikan obat
analgetik (asam mefenamat) jika
terdapat nyeri
- Keluarga dapat menyebutkan
kembali cara mencegah karies
gigi : tidak banyak makan
makanan yang mengandung gula
(permen, coklat), menyikat gigi
segera setelah makan dan sebelum
tidur, memeriksakan gigi setiap
minimal 6 bulan sekali, banyak
mengkonsumsi sayur-sayuran dan
08 Maret buah-buahan, menggunakan pasta
2021 gigi saat menyikat gigi, biasakan
Pukul 15.00 Defisit Perawatan Diri (gigi) pada meminum susu sebelum tidur,
Dx.1 Keluarga Tn.B khususnya An.R bukan untuk menemani saat tidur.
berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat Objektif:
anggota keluarga dengan karies gigi  Keluarga tampak
memperhatikan dengan seksama
saat diskusi berlangsung
 Terjadi kontak mata saat
berinteraksi dengan perawat
TUK 4:  Keluarga tampak sekali-kali
1. Mendiskusikan dengan keluarga menganggukkan kepala tanda
tentang modifikasi lingkungan yang mengerti penjelasan yang
tepat untuk mencegah karies gigi perawat berikan
2. Mendorong keluarga untuk  Keluarga tersenyum senang
mengidentifikasi lingkungan yang saat diberikan pujian oleh
tepat untuk mencegah karies gigi perawat
3. Memotivasi keluarga untuk
mengungkapkan kembali terhadap Analisa:
bahasan yang telah didiskusikan  Masalah teratasi
4. Memberi reinforcement terhadap
kemampuan keluarga Perencanaan:
mengungkapkan kembali apa yang  Motivasi keluarga untuk
telah didiskusikan mengatasi karies gigi dan
09 Maret 5. Memberi kesempatan keluarga berperilaku hidup sehat Kel 4
2021 bertanya tentang hal yang belum jelas
Pukul 15.00 Subjektif
Dx.1 Defisit Perawatan Diri (gigi) pada 1. Keluarga dapat menjelaskan
Keluarga Tn.B khususnya An.R tentang modifikasi lingkungan
berhubungan dengan yang tepat untuk mencegah
ketidakmampuan keluarga merawat karies gigi kembali yaitu
anggota keluarga dengan karies gigi dengan selalu membiasakan
An.R untuk menyikat gigi,
mengurangi makanan yang
manis dan lengket.
2. Keluarga mengatakan akan
mengatur letak sikat gigi dan
pasta gigi agar terjangkau saat
TUK 5: dibutuhkan anak.
1. Mendiskusikan dengan keluarga
tentang fasilitas kesehatan yang Objektif:
tersedia  Keluarga tampak antusias
dalam memikirkan cara yang
b. Mendiskusikan dengan keluarga dapat keluarga lakukan dalam
untuk menyebutkan manfaat fasilitas memodifikasi lingkungan untuk
kesehatan mencegah karies gigi.

6. Mendorong keluarga untuk Analisa:


memanfaatkan fasilitas kesehatan Masalah teratasi oleh keluarga
untuk mengatasi karies gigi dengan fasilitasi dari perawat
keluarga
7. Memberi reinforcement seperti pujian Perencanaan:
terhadap kemampuan keluarga Mempertahankan dan meningkatkan
menyebutkan kembali manfaat kemampuan keluarga untuk
fasilitas kesehatan memodifikasi lingkungan rumah.

8. Memberi kesempatan keluarga Subjektif:


bertanya tentang hal yang belum jelas - Keluarga dapat menyebutkan
fasilitas kesehatan yang dapat
digunakan oleh keluarga untuk
mencegah karies gigi, yaitu :
Rumah sakit, Puskesmas, dokter
gigi praktek (klinik).
- Keluarga dapat menyebutkan
manfaat fasilitas kesehatan
seperti: memberikan informasi
kesehatan, memberikan
pengobatan, memberikan
pelayanan konseling, membantu
meningkatakan kesehatan,
keluarga mengatakan pernah
membawa An. R yang
mengalami karies gigi ke
fasilitas kesehatan yang ada
a.Objektif:
 Keluarga tampak antusias
bertanya tentang manfaat fasilitas
kesehatan
 Keluarga tampak
memperhatikan dengan seksama
saat diskusi berlangsung
 Terjadi kontak mata saat
berinteraksi dengan perawat
 Keluarga tampak sekali-kali
menganggukkan kepala tanda
mengerti penjelasan yang
perawat berikan
 Keluarga tersenyum senang
saat diberikan pujian oleh
perawat
Analisa:
 Masalah teratasi oleh
keluarga dengan fasilitasi dari
perawat keluarga
Planning:
Mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan keluarga untuk
menggunakan fasilitas kesehatan
jika karies giginya kambuh

Anda mungkin juga menyukai