Etika merupakan suatu prinsip moral dan perilaku yang menjadi dasar bertindak bagi seseorang,
sehingga apa yang dilakukannya dinilai sebagai sebuah perbuatan yang terpuji sehingga
meningkatkan derajat martabat serta kehormatan bagi seseorang (Munawir, 1997).
Etika profesi adalah sarana untuk praktisi profesi mengendalikan diri (Internal control) agar
tetap menjaga profesionalitasnya.
PRINSIP ETIKA
1. Prinsip Integritas,
yaitu setiap praktisi harus tegas dan jujur dalammenjalankan hubungan profesional.
2. Prinsip Obyektifitas,
yaitu setiap praktisi harus obyektif, tidak memihak dan tidak boleh membiarkan unsur
subyektifitas, benturan kepentingan,mempengaruhi pertimbangan profesionalnya.
3. Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan & Kehati-hatian
Profesional(Professional Competence and Due Care),
yaitu setiap praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya agar
senantiasa kompeten dalam melaksanakan aktifitas profesinya sesuai standar profesidan
kode etik profesinya.
4. Prinsip Kerahasiaan,
yaitu setiap praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperolehnya tanpa
persetujuan kliennya, sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
5. Prinsip Perilaku Profesional,
yaitu setiap praktisi wajib untuk mentaati peraturan dan perundangan yang berlaku.
(sumber: artikel yang dibuat oleh Koenta Adji Koerniawan)
Teleologi
Teleologi berasal dari bahasa yunani “telos” yang berarti tujuan, akhir, konsekuensi atau
hasil. Jadi teori teleologi mempelajari perilaku etika yang berkaitan dengan hasil atau
konsekuensi dari keputusan – keputusan beretika. Menurut teori ini, suatu keputusan etika
yang benar atau salah tergantung apakah keputusan tersebut memberikan hasil positif atau
negative. Jika sebuah keputusan yang secara etika benar memberikan hasil positif, sedangkan
keputusan yang secara etika salah adalah keputusan dengan hasil negative.
Penjabaran teori teleologi terdapat pada utilitarianisme, yang mana utilitarianisme
mendefinisikan baik atau buruk dalam bentuk kesenangan atau kesakitan. Tindakan yang
beretika adalah tindakan yang menghasilkan kesenangan atau rasa senang yang paling
banyak atau rasa sakit yang paling sedikit. Teori ini berdasarkan asumsi bahwa tujuan hidup
adalah untuk bahagia dan segala sesuatu yang mendorong kebahagiaan secara etika baik.
Utilitarianisme sendiri terbagi menjadi dua aliran yaitu utilitarianisme tindakan dan
utilitarianisme aturan. Utilitarianisme tindakan merupakan tindakan yang secara etika baik
atau benar jika tindakan tersebut akan menghasilkan lebih banyak kebaikan dari pada
keburukan. Utilitarianisme aturan merupakan aturan yang menyarankan agar manusia
mrngikuti aturan yang akan menghasilkan lebih banyak kebaikan daripada keburukan, dan
menghindari aturan yang menghasilkan sebaliknya.
Deontologi
Deontologi berasal dari bahasa yunani “Deon” yang memiliki arti yaitu tugas atau
kewajiban. Deontologi sendiri terkait dengan tugas dan tanggung jawab etika seseorang.
Dimana Deontologi mengevaluasi perilaku beretika berdasarkan motivasi dari pengambil
keputusan. Yang mana menurut teori ini, suatu tindakan dapat saja secara etika benar
walaupun tidak menghasilkan selisih positif antara kebaikan dan keburukan untuk
pengambilan keputusan atau masyarakat secara keseluruhan.
Virtue Ethics
Virtue Ethics mengambil inisiatif dari filsuf Yunani Aristoteles (384-322). Dalam buku
The Nicomachean Ethics, Aristoteles menegaskan bahwa tujuan hidup manusia adalah
kebahagiaan (eudaimonia). Kebahagiaan yang dimaksud bukan dalam arti hedonistik
(kesenangan) melainkan suatu kegiatan jiwa yang merasa bahagian karena memenuhi tujuan
hidup yang mulia dengan hidup sesuai alasan; bertindak secara sukarela (bebas). Maka etika
keutamaan atau kebajikan memfokuskan moralitas pada karakter moral pembuat keputusan.
Karakter moral dapat dibentuk melalui pendidikan moral.
Menurut Brooks dan Dunn egoism adalah melakukan tindakan yang memberikan manfaat bagi
diri sendiri dengan tidak memerdulikan apakah tindakan tersebut merugikan pihak lain atau
tidak.