A. Hasil
terbesar yang ada di wilayah Surakarta dengan tipe A yang terletak di Jl.
Kolonel Sutarto No. 132, Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Rumah
sakit ini merupakan juga salah satu Rumah Sakit alternatif dan rujukan
jam 14.30 WIB di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr.
terdiri dari : ruang triase, ruang resusitasi, ruang medikal, ruang observasi
bedah, ruang operasi minor, ruang isolasi, ruang anak, ROE IGD, dan
medis lain yang masih dalam lingkup rumah sakit, seperti seperti
jam 14.30 WIB dengan subjek penelitian adalah Ny.S, berusia 51 tahun
pendidikan terakhir adalah SD. Pekerjaan Ny. S adalah sebagai ibu rumah
yaitu Ny. T yang berusia 49 tahun. Ny. T juga sebagai penanggung jawab
a. Pengkajian
1) Keluhan utama
yang sama dengan pasien atau penyakit yang lain seperti asma.
3) Pengkajian primer
a) Airway :
b) Breathing :
c) Circulation:
d) Disability :
cahaya (+/+)
e) Exposure :
Suhu 36,4oC, tidak ada oedem, tidak ada luka dan tidak ada
jejas.
4) Pengkajian sekunder
(1) Subjektif
(2) Alergi
(3) Medikasi
5) Head To Toe
jugularis.
Hasil pemeriksaan dada didapatkan dadasimetris dan tidak
dada kanan dan kiri simetris, tidak terdapat luka, tidak terdapat
pada ICS V mid sternum sinistra, perkusi tidak ada pelebaran batas
jantung, dan terdengar bunyi jantung S1, S2, suara lub dub.
Dinding perut sejajar dinding dada, tidak ada lesi, tidak ada
benjolan, bising usus 12x/menit, tidak ada nyeri tekan, dan perkusi
tidak terdapat luka. Gerak atas (+/+), gerak bawah (+/+), kekuatan
otot atas (5/5), dan kekuatan otos bawah (5/5). Hasil pemeriksaan
oksigen 95%.
6) Pemeriksaan penunjang
pasien, meliputi:
1) Laboratorium 19/11/2019
KIMIA KLINIK
Glukosa Darah 195 mg/dl 60-140
Sewaktu
SGOT 18 u/l <31
SGPT 4 u/l <34
2) Terapi
Tabel 4.2 Terapi Ny. S
Cara
JenisTerapi Dosis Indikasi
Pemberian
Infus RL 20 tpm IV Menjaga keseimbangan cairan
O2 5 LPM Canul
Injeksi Antrain 1 amp IV Obat untuk meringankan rasa nyeri
Injeksi Methyl 62,5 mg IV Obat untuk mengatasi peradangan
Prednisolone
Injeksi Omeprazole 1 gr IV Antibiotik untuk mengatasi gangguan lambung
Nebu
Ventolin:Pulmicot 1:1 Inhalasi Untuk membantu mengeluarkan secret
b. Diagnosa Keperawatan
c. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan
NOC NIC
Status pernapasan : kepatenan jalan Terapi oksigen
napas a) Monitor aliran oksigen.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan b) Siapkan peralatan oksigen dan
keperawatan selama 1x8 jam masalah berikan melalui humidifier
ketidakefektifan bersihan jalan napas c) Monitor posisi perangkat (alat)
dapat teratasi dengan, Kriteria Hasil : pemberian oksigen
a) Frekuensi napas normal (16-24 d) Monitor efektifitas terapi oksigen,
x/menit) misalnya tekanan oksimetri dengan
b) Batuk berkurang tepat.
c) Kemampuan untuk mengeluarkan e) Monitor peralatan oksigen untuk
sekret memastikan bahwa alat tersebut
tidak mengganggu upaya psien
untuk bernafas.
d. Implementasi Keperawatan
gr (IV).
Pre Intervensi
Hari, Tanggal
Implementasi Respon Klien
Jam
19/11/2019 Melakukan pengkajian kepada S : pasien mengatakan sesak
14.30 WIB pasien dan cuci tangan napas
sebelum tindakan O:
- Kondisi pasien tampak
lemah dan lemas
14.35 WIB Mengobservasi tanda-tanda S:-
vital, dan saturasi oksigen O:
- TTV
- TD : 136/87mmHg
- N : 113x/menit
- RR : 28x/menit
- S : 36,4oC
- Saturasi oksigen 95%
14.35 WIB Memberikan posisi semi S:
fowler O : Pasien tampak sedikit rileks
Intervensi
Post Intervensi
B. Pembahasan
1. Pengkajian
berdahak. Ditemukan data kondisi pasien lemah, lemas, tampak pucat, dan
mengalami peningkatan.
atau dispneu (Febraska dalam Putri, 2017). Batuk diakibatkan oleh iritasi
sputum atau sekret adalah reaksi paru-paru terhadap setiap iritan yang
dan gejala pada pasien sesuai dengan teori, yang menyatakan bahwa
pasien sesuai teori, dimana tanda dan gejala yang ditunjukkan pasien
adalah sesak napas yang diakibatkan oleh obstruksi jalan napas karena
perubahan pola napas dari ronchi menjadi vesikuler, namun perlu ditinjau
yang berat (saturasi oksigen arteri 85%) pasien PPOK akan mengalami
2. Diagnosa Keperawatan
Disamping itu, keluhan ini sesuai dengan salah satu tanda dan gejala
PPOK yaitu sesak napas, batuk dan adanya lendir. Pada pasien PPOK
sering timbul sesak napas waktu bekerja dan bertambah parah secara
dan batuk berdahak. Menurut Wilkinson dalam Hasanuddin (2018) hal ini
napas, salah satu yang disarankan yaitu status pernafasan : kepatenan jalan
nafas
lancar untuk pertukaran udara. Hal ini sesuai sesuai tujuan yang ingin
dicapai pada pasien. Pemilihan kriteria hasil didasarkan pada tujuan akhir
yang ingin dicapai sekaligus dapat diukur pada pasien. Kriteria hasil yang
dalam rentang normal (reguler), tidak ada batuk, dan kemampuan untuk
mengeluarkan sekret. Kriteria hasil ini dapat diukur dan dievaluasi untuk
oksigen. Intervensi ini dipilih untuk dilakukan karena sesuai dengan pasien
pernapasan tidak perlu bekerja keras untuk memompa udara ke dalam dan
mencukupi.
Tabel 4.8 Tabel Daftar NIC Terapi Oksigen
observasi dan hasil yang di dapatkan masih sam dengan hasil saat
dan oksigen paru. Manfaat lain terapi oksigen adalah untuk memperbaiki
Rate (RR). Pemberian terapi oksigen dengan nasal kanul dapat mengurangi
laju pernapasan (respiratory rate), mengembalikkan saturasi oksigen dari
5. Evaluasi
dan kepatenan jalan napas dapat dipertahankan. Dari hasil evaluasi yang
(PPOK).
C. Keterbatasan Penelitian
penulis lupa.
DAFTAR PUSTAKA
Singapore: Elsevier
ECG
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JKS/article/download/836/
525
Padang
Http://pustaka.poltekkes-
pdg.ac.id/repository/Nia_Angraini_Putri_143110258_.pdf
Jawa Tengah.
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/viewFile/