Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah bagi manusia memiliki arti sebagai tempat untuk melepas
lelah, beristirahat setelah penat melaksanakan kewajiban sehari-hari,
sebagai tempat bergaul dengan keluarga, sebagai tempat untuk melindungi
diri dari bahaya, sebagai lambang status sosial, tempat menyimpan
kekayaan (Azwar, 1996). Sebagaimana diamanatkan dalam Undang
Undang Dasar (UUD) 1945 dan pasal 28 H Amandemen UUD 1945,
rumah adalah salah satu hak dasar setiap rakyat Indonesia, maka setiap
warga negara berhak untuk bertempat tinggal dan mendapat lingkungan
hidup yang baik dan sehat.
Kepadatan populasi penduduk indonesia terus bertambah, dengan
luas wilayah 1.890.754 km2, terecatat tahun 2005 jumlah penduduk adalah
218.868.791 jiwa. Program keluarga berencana ( KB) yang tidak aktif lagi,
memungkinkan akan terus terjadi peningkatan populasi indonesia. Belum
meratanya pembangunan, membuat banyak keluarga berorientasi datang
ke kota dengan perimbangan di kota lebih menjanjikan peluang pekerjaan
yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi daripada di pinggir kota. Padahal
untuk bertinggal, ketersidiaan lahan di kota sangat terbatas, sehingga harga
satu unit rumah menjadi sangat mahal. Kondisi tersebut menjadikan
daerah pinggir kota sebagai lahan incaran untuk bertinggal terutama bagi
keluarga muda berpenghasilan menengah.
Menurut Undang-Undang No. 4 tahun 1992 tentang Perumahan
dan Permukiman, rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat
tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah merupakan
kebutuhan dasar manusia dalam meningkatkan harkat, martabat, mutu
kehidupan dan penghidupan, serta sebagai pencerminan diri pribadi dalam
upaya peningkatan taraf hidup, serta pembentukan watak, karakter dan
kepribadian bangsa.

Page |1
Page |2

Anda mungkin juga menyukai