Anda di halaman 1dari 2

Proses Pelarutan Fosfat dari Batuan Fosfat

Uraian Singkat
Batuan fosfat diumpankan dalam bentuk bongkahan kedalam sistem penghancur yaitu
ball mill setelah memiiki ukuran 8 mesh batuan fosfat diumpankan ke dalam digester
bersamaan dengan pengumpanan asam sulfat. Dalam digester terjadi pengadukan dan
pencampuran antara kedua material tersebut. Dilakukan pendinginan dengan vacuum cooler
sehingga produk asam fosfat yang telah didinginkan tersebut dapat dilakukan filtrasi pada
Filter 1. Pada filter 1 akan didapat asam fosfat murni dan pengotor-pengotor lain akan lolos
terfiltrasi ke tahap berikutnya. Tahap berikutnya dilakukan penambahan Silica slurry. Silica
merupakan bahan baku yang penting sekaligus bertindak sebagai asam dan fluks ( zat dalam
sebuah reaksi yang berfungsi untuk menyerap zat pengotor dalam reaksi ). Dari fluor yang
terdapat di dalam batuan fosfat, kira-kira 20% terkonversi menjadi SiF4 dan menguap. Reaksi
berlangsung cepat, ketika penambahan Silica Slurry yang berasal dari AlF Plant dilakukan
filtrasi kembali pada Filter II sehingga didapatkan produk samping yaitu Gypsum Dihydrate.
Reaksi Kimia Yang Terjadi
Ca3(PO4)2 + 3H2SO4 + 6H2O → 2H3PO4 + 3(CaSO4.2H2O)
Reaksi Samping :
CaF2 + H2SO4 + 2H2O → 2 HF + CaSO4 . 2H2O
6HF + SiO2 → H2SiF6 + 2H2O

Uraian Proses
Batuan fosfat dipecah hingga ukuran 65% - 200 mesh, dimasukkan ke dalam reactor
pengaduk dan ditambahkan H2SO4 93 – 98% dengan suhu pemanasan dari 75 – 80 ˚C, setelah
itu didinginkan dengan udara. Kemudian dialirkan ke travelling pan filter untuk proses
penyaringan dan dicuci dengan air panas. Air cucian yang mengandung gypsum dikirim ke
gypsum plant atau ditampung sebagai slurry, diolah dan dibuang ke lagoon. Air cucian yang
mengandung asam fosfat encer di travelling pan filter, direcycle ke reactor. Gas dari reactor
dibersihkan di fume scrubber sehingga bisa dibuang, larutan yang tidak terbentuk sempurna
ditampung sebagai slurry. Hasil dari travelling pan filter dipisahkan dalam reactor dan
terbentuk produk 40% H3PO4, dan hasil samping berupa sludge direcycle kembali ke
travelling pan filter. Untuk mendapatkan hasil H3PO4 yang cukup murni, larutan dari
travelling pan filter dimasukkan ke dalam evaporator untuk menguapkan air dengan bantuan
steam sehingga dihasilkan H3PO4 75%.
H3PO4 40% dicampur dengan H3PO4 75% dan ditambahkan H2SO4 93 – 98% dan
dinetralkan dengan NH3 pada tangki berpengaduk. Pengadukan bertingkat terjadi dari tangki
1, ke tangki 2, dan ke tangki 3. Dari tangki 1 ada yang langsung ke tangki 3, gas dari tangki
1, 2, dan 3 dialirkan ke fume dust scrubber untuk dibersihkan dan bisa dibuang. Dari tangki 3
dialirkan ke rotary granulator yang ditambah potassium kristal untuk membentuk butiran.
Butiran dikeringkan di Rotary Dryer dengan bantuan udara panas pada suhu 150 ˚C. Udara
dan debu keluar pada suhu 80 ˚C, dialirkan ke fume dust scrubber, dibersihkan dan dibuang
ke vent gas. Butiran yang kering menuju double deck screen ( tempat pengayakan ), diayak.
Produk yang halus digunakan sebagai bahan dasar pupuk kimia, untuk dikarungi dan
dikapalkan. Sedangkan produk yang kasar dipecah lagi dan diayak sesuai dengan produk
yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai