Disusun oleh :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
THUN 2020/2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga
selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari berbagai pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah “MASALAH-MASALAH SOSIAL” ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Masalah-masalah sosial 2.
Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................................1
Daftar Isi.....................................................................................................................2
BAB I – PENDAHULUAN..............................................................................................3
Latar Belakang................................................................................................3
Rumusan Masalah..........................................................................................3
BAB II – PEMBAHASAN...............................................................................................4
Kesimpulan.....................................................................................................11
Daftar Pustaka............................................................................................................12
Masalah-masalah sosial 3.
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia dilahirkan sebagai makhluk individu, selain itu manusia disebut juga makhluk sosial, dimana
manusia tidak akan lepas dari pengaruh lingkungannya. Manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta
kebiasaan untuk berkomuikasi dan berinteraksi dengan manusia lain atau disebut juga interaksi sosial.
Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan
nilai sosial yang berlaku dan diterapkan dalam masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku,
interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik.
Di dalam kehidupan sehari-hari tentunya manusia tidak lepas dari hubungan antara satu dengan yang
lainnya, ia akan selalu perlu untuk mencari individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi atau
bertukar pikiran. Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto, interaksi sosial merupakan kunci rotasi semua
kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak
mungkin ada kehidupan bersama.
Dalam berinteraksi di kehidupan bermasyarakat, setiap individu diwajibkan untuk memiliki kesadaran
akan kewajibannya sebagai anggota kelompok masyarakat. Jika tidak adanya kesadaran atas pribadi masing-
masing, maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang di harapkan. Selain itu, jika
proses sosial sosial tidak berjalan dengan baik maka akan timbul masalah sosial. Masalah sosial dipandang
oleh sejumlah orang dalam masyarakat sebagai suatu kondisi yang tidak diharapkan.
1. Bagaimana pengertian masalah sosial, karakteristik masalah sosial, teori-teori masalah sosial, faktor-
faktor masalah sosial, dampak masalah sosial, dan cara menanggulangi masalah sosial?
Masalah-masalah sosial 4.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan
masyarakat. Sosial merupakan segala perilaku manusia yang menggambarkan hubungan nonidividualis.
Istilah tersebut sering disandingkan dengan cabang-cabang kehidupan manusia dan mesyarakat dimanapun.
Pengertian sosial ini merujuk pada hubungan-hubungan manusia dalam kemasyarakatan, hubungan antar
manusia, hubungan manusia dengan kelompok, serta hubungna manusia dengan organisasi untuk
mengembangkan dirinya.Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa masalah sosial merupakan
suatu masalah atau persoalan yang harus diselesaikan yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial dan
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Masalah sosial dipandang oleh sejumlah orang dalam masyarakat
sebagai suatu kondisi yang tidak diharapkan. Masalah sosial berkaitan erat dengan hal-hal yang mengganggu
kedamaian didalam suatu kelompok masyarakat.
1. Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur
kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.
2. Menurut Soetomo, masalah sosial adalah sebagai suatu kondisi yang tidak diinginkan oleh sebagian
besar warga masyarakat.
3. Menurut Lesli, masalah sosial sebagai suatu kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
sebagian besar warga masyarakat sebagai sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai dan karena perlunya
untuk diatasi atau diperbaiki.
4. Menurut Martin S. Weinberg, masalah sosial adalah situasi yang dinyatakan sebagai sesuatu yang
bertentangan dengan nilai-nilai oleh warga masyarakat yang cukup signifikan, dimana mereka
sepakat dibutuhkannya suatu tindakan untuk mengubah situasi tersebut.
Masalah-masalah sosial 5.
karena itu, apabila efek maslaah itu dirasakan oleh dua orang atau lebih (tidak oleh satu orang saja),
maka hal itu juga bisa dikatakan masalah sosial
2. Kondisi Tidak Menyenangkan
Penilaian masyarakat terhadap suatu permasalahan snagat menentukan apakan masalah itu
merupakan masalah sosial atau tidak. Yang pasti, masalah sosial merupakan suatu kondisi yang tidak
diinginkan terjadi oleh sebgaian besar masyarakat
3. Kondisi yang Perlu Pemecahan
Suatu kondisi yang tidak menyenangkan selalu harus membutuhkan pemecahan oleh masyarakat itu
sendiri. Pada awalnya, masyarakat akan memecahkan suatu masalah jika masalah tersebut dirasa
perlu untuk diselesaikan. Contoh kondisi kemiskinan yang dahulu dianggap sebagai hal yang wajar,
sehingga tidak memerlukan pemecahan. Namun, sekarang kemiskinan merupakan salah satu
maslaah sosial sehingga perlu dipecahkan atau ditanggulangi.
4. Pemecahan Masalah Harus Secara Kolektif (keseluruhan)
Suatu masalah yang membutuhkan pemecahan secara menyeluruh dan melibatkan banyak orang,
maka masalah tersebut dapat dikatakan sebagai masalah sosial. Pemecahan itu dapat berupa aksi
sosial, perencanaan sosial, dan kebijakan sosial.
Teori ini menekankan kepada keteraturan (order) dan mengabaikan konflik serta perubahan
dalam masyarakat. Konsep-konsep utamanya adalah: fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi manifest,
dan keseimbangan (equilibrium).
Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian
atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi
pada satu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain. Penganut teori ini
cenderung untuk melihat hanya kepada sumbangan satu sistem atau peristiwa terhadapa sistem
yang lain dan karena itu mengabaikan kemungkinan bahwa suatu peristiwa atau suatu sistem dapat
menentang fungsi-fungsi lainnya dalam suatu sistem sosial. Secara ekstrim penganut teori ini
beranggapan bahwa semua peristiwa dan semua struktur adalah fungsional bagi suatu masyarakat.
Maka jika terjadi konflik, penganut teori fungsionalisme struktural memusatkan perhatiannya kepada
masalah bagaimana cara menyelesaikannya sehingga masyarakat tetap dalam keseimbangan.
Singkatnya adalah masyarakat menurut kaca mata teori (fungsional) senantiasa berada dalam
keadaan berubah secara berangsur-angsur dengan tetap memelihara keseimbangan. Setiap peristiwa
dan setiap struktur fungsional bagi sistem sosial itu. Demikian pula semua institusi yang ada,
Masalah-masalah sosial 6.
diperlukan oleh sosial itu, bahkan kemiskinan serta kepincangan sosial sekalipun. Masyarakat dilihat
dalam kondisi: dinamika dalam keseimbangan.
2. Teori Konflik
Teori ini dibangun dalam rangka untuk menentang teori Fungsionalisme Struktural. Karena itu
tidak mengherankan apabila proposisi yang dikemukakan oleh penganutnya bertentangan dengan
proposisi yang terdapat adalah Teori Fungsionalisme Struktural. Tokoh utama Teori Konflik adalah
Ralp Danrendorf.
Jika menurut Teori Fungsionalisme Struktural masyarakat berada dalam kondisi statis atau
tepatnya bergerak dalam kondisi keseimbangan, maka menurut Teori Konflik malah sebaliknya. Kalau
menurut Teori Fungsionalisme Struktural setiap elemen satau setiap institusi memberikan dukungan
terhadap stabilitas, maka Teori Konflik melihat bahwa setiap elemen atau institusi memberikan
sumbangan terhadap disintegerasi sosial. Kontras lainnya adalah bahwa penganut Teori
Fungsionalisme Struktural melihat anggota masyarakat terikat secara informal oleh norma-norma,
nilai-nilai dan moralitas umum, maka Teori Konflik menilai keteraturan yang terdapat dalam
masyarakat itu hanyalah disebabkan karena adanya teknan atau pemaksaan kekuasaan atas
golongan yang berkuasa.
Dahrendorf membedakan golongan yang terlibat konflik itu atas dua tipe. Kelompok semu
(quasi group) dan kelompok kepentingan (interest group). Kelompok semu merupakan kumpulan dari
para pemegang kekuasaan atau jabatan dengan kepentingan yang sama yang terbentuk karena
munculnya kelompok-kelompok kepentingan. Sedangkan kelompo dua, yakni kelompok kepentingan
terbentuk dari kelompok semu yang lebih luas. Kelompok kepentingan ini mempunyai struktur,
organisasi, program, tujuan serta anggota yang jelas. Kelompok kepentingan inilah yang menjadi
sumber nyata timbulnya konflik dalam masyarakat.
Adapun mengenai fungsi dari adanya konflik, Berghe mengemukakan ada empat hal:
Singkatnya, Teori Konflik ini ternyata terlalu mengabaikan keteraturan dan stabilitas yang memang ada
dalam masyarakat dalam masyarakat di samping konflik itu sendiri. Masyarakat selalu dipandangnya dalam
kondisi konflik. Mengabaikan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku umum yang menjamin terciptanya
keseimbangan dalam masyarakat. Masyarakat seperti tidak pernah aman dari pertikaian dan pertentangan.
1
Sari,Hepy.2007.LKS Utama Sosiologi.Jakarta: PT. Widya Utama
Masalah-masalah sosial 7.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll. Kenakalan remaja menjadi masalah sosial yang
sampai saat in sulit dihilangkan karena remaja sekarang suka mencoba hal-hal baru yang berdampak
negatif, misalnya Narkoba, padahal remaja adalah aset terbesar suatu bangsa. Merekalah yang
meneruskan perjuangan yang sudah dibangun sejak dulu.
3. Faktor Psikologis : aliran sesat,penyakit staraf,dll. Aliran sesat sudah banyak terjadi di Indonesia dan
meresahkan masyarakat walaupun sudah banyak yang ditangkap dan dibubarkan tapi aliran serupa
masih banyak bermunculan di Masyarakat sampai saat ini.
4. Faktor Biologis : Penyakit menular,keracunan makanan,dll.
5. Penyakit menular bisa menimbulkan masalah sosial bila penyakit tersebut sudah menyebar disuatu
wilayah atau bisa menjadi pandemik.
2. Pengangguran
Masalah-masalah sosial 8.
Pesatnya arus globalisasi dalam bidang ekonomi maupun teknologi membuat para pelaku bisnis tidak
lagi membutuhkan manusia sebagai tenaga kerjanya. Mereka hanya perlu memakai mesin-mesin
canggih untuk melakukan tugas-tugas tersebut. Selain meminimalkan dana untuk pengeluaran gaji
pegawai, penggunaan mesin juga meningkatkan kuantitas (jumlah produksi) mereka. Akhirnya,
timbul pengangguran-pengangguran yang dapa2t menimbulkan ketimpangan sosial dalam kehidupan
masyarakat.
3. Tindak Kejahatan
Sebenarnya, kemiskinan dan pengangguran merupakan dua dari banyak factor yang dapat
mendorong seseorang untuk melakukan tindak kejahatan agar mereka dapat bertahan hidup. Tindak
kejahatan yang dilakukan dapat berdampak besar, sehingga timbullah masalah sosial.
4. Kepadatan Penduduk
Negara Indonesia contohnya saat ini memiliki angka kepadatan penduduk yang sangat tinggi.
Padatnya jumlah penduduk dapat memicu timbulnya peningkatan jumlah pengangguran, kemiskinan,
sehingga akhirnya timbul masalah sosial
5. Lingkungan Hidup
Lingkungan yang bersih dan nyaman merupakan keinginan semua orang. Namun akhir-akhir ini,
perilaku manusia yang tidak mempedulikan kesehatan lingkungan menyebabkan timbulnya
pencemaran lingkungan yang akhirnya menimbulkan penyakit-penyakit yang akan berdampak pada
banyak orang.
Masalah-masalah sosial 9.
7. Meningkatnya angka kriminalitas.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Masalah sosial merupakan persoalan yang dihadapi setiap indvidu selama masa kehidupan, karena
dalam kehidupan manusia membutuhkan interaksi sosial yang baik. Masalah sosial membutuhkan
pemecahan masalah untuk menyelesaikan masalah sosial tersebut agar menciptakan lingkungan hidup yang
damai dan mencegah terjadinya perselisihan antar masyarakat.
Masalah sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu alam, biologis, budaya dan sosial. Masalah
yang dimiliki karakteristik khusus yang menjadikan masalah tersebut menjadi masalah sosial. Sebagai negara
kepulauan dan memiliki beberapa kota besar, celah untuk timbulnya masalah sosial di Indonesia sangatlah
besar dikarenakan pertumbuhan penduduk yang menigkat dan ekonomi yang meningkat dan ekonomi yang
menunduk membuat tingkat kesejahteraan segelintir orang menurun, akibatnya tak sedikit diantara mereka
menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidup masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA