Makalah Pembuatan Garam (Proses Industri Kimia)
Makalah Pembuatan Garam (Proses Industri Kimia)
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini yaitu diantaranya adalah:
1. Mendeskripsikan informasi kepada pembaca sejarah awal ditemukannya garam.
2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang sifat dan spesifikasi dari garam serta
bahan baku ataupun produk yang dihasilkan dalam pembuatan garam.
3. Menjelaskan kepada pembaca metoda-metoda serta tahapan produksi garam.
4. Menjelaskan kepada pembaca tahapan modifikasi garam dapur menjadi garam meja.
5. Memberikan pengetahuan kepada pembaca akan limbah yang dihasilkan dari produksi
garam.
BAB II
INDUSTRI GARAM
II.1 Sejarah Garam
Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang
merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar natrium klorida (>80%) serta senyawa
lainnya seperti magnesium klorida, magnesium sulfat, kalsium klorida, dan lain-lain. Garam
mempunyai sifat / karakteristik higroskopis yang berarti mudah menyerap air, bulk density
(tingkat kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 8010C.
Garam natrium klorida untuk keperluan masak dan biasanya diperkaya dengan unsur
iodin (dengan menambahkan 5 g NaI per kg NaCl) yang merupakan padatan kristal berwarna
putih, berasa asin, tidak higroskopis dan apabila mengandung MgCl2 menjadi berasa agak
pahit dan higroskopis. Digunakan terutama sebagai bumbu penting untuk makanan, sebagai
bumbu penting untuk makanan, bahan baku pembuatan logam Na dan NaOH ( bahan untuk
pembuatan keramik, kaca, dan pupuk ), sebagai zat pengawet.
Natrium klorida
Nama lain
Garam dapur
Sifat
Garam dapur/laut dibuat melalui penguapan air laut, dengan proses sederhana, dan
meninggalkan sejumlah mineral dan elemen lainnya (tergantung sumber air). Jumlah mineral
yang tidak signifikan menambah cita rasa dan warna pada garam laut. Sehingga, tekstur
garam laut di pasaran lebih bervariasi. Beberapa diantaranya lebih kasar, namun ada juga
yang lebih halus. Garam jenis ini mengandung ± 0,0016% yodium.
Komposisi rata-rata garam dapur (menurut standar SNI) yaitu:
NaCl = minimal 94,9 %
Air (H2O) = maksimal 5 %
Iodium = 30- 80 mg /kg sebagai KIO3
Fe2O3 = maksimal 100 mg/kg
Ca dan Mg = maksimal 1 % dihitung sebagai Ca
SO4= maksimal 2%
Bagian yang tidak larut dalam air = maksimal 0,5%
Ciri-ciri garam dapur :
a. Garam dapur dibuat melalui proses sederhana dari penguapan atau evaporasi air laut,
sehingga dianggap sebagai garam yang paling alamiah dengan tekstur yang lebih kasar.
b. Mengandung yodium dalam jumlah yang sedikit.
e. Garam Meja
Berbeda dengan garam laut, garam meja ditambang dari cadangan garam di bawah
tanah. Proses pembuatan garam meja lebih berat untuk menghilangkan mineral dan biasanya
mengandung aditif untuk mencegah penggumpalan. Kebanyakan dari garam meja di pasaran
telah ditambahkan yodium, nutrisi penting yang terjadi secara alami dalam jumlah kecil
dalam garam laut. Garam ini bebas yodium, Mg, Ca dan K2.
Ciri-ciri:
a. Garam meja merupakan hasil tambang dari dalam tanah, dan diproses secara lebih rumit
untuk menghilangkan mineral lain yang ikut dalam proses penambangan tersebut. Teksturnya
lebih halus sehingga lebih mudah larut dalam air, biasanya diberi tambahan zat adiktif untuk
mencegah penggumpalan dan tambahan zat gizi lain agar komposisinya menyerupai garam
air laut.
Perbandingan Garam Dapur dan Garam Meja
Garam dapur dan garam meja memiliki nilai gizi yang sama, dan secara kimiawi juga
mengandung NaCl (sodium klorida) dalam jumlah yang sama pula. Atau dengan kata lain
baik garam meja ataupun garam dapur memiliki kadar sodium dan kadar klorida yang sama.
Kandungan kedua mineral ini di dalam garam dapur/laut pun tidak ada bedanya dengan
garam meja. Namun, secara komersial, garam dapur/laut lebih alami dan lebih menyehatkan
dibandingkan garam meja. Jadi, perbedaan utama garam dapur/ laut dengan garam meja
terletak pada rasa, tekstur dan proses pembuatannya, bukan pada campuran zat kimianya.
II.6 Manfaat garam
1. Minuman kesehatan.
Produk minuman kesehatan terutama dirancang sebagai produk minuman untuk
mengembalikan kesegaran tubuh dan mengganti mineral-mineral yang keluar bersama
keringat dari tubuh selama proses metabolisme atau aktivitas olah raga yang berat. Pada
umumnya produk-produk minuman kesehatan selain mengandung pemanis dan zat aktif, juga
mengandung mineral-mineral dalam bentuk ion seperti ion natrium (Na+), kalium (K+),
magnesium (Mg2+), kalsium (Ca2+), karbonat - bikarbonat (CO3 2-
dan HCO3 2-), dan klorida
(Cl-).
2. Garam mandi.
Garam mandi didefinisikan sebagai bahan aditif (tambahan) untuk keperluan mandi
yang terdiri dari campuran garam NaCl dengan bahan kimia anorganik lain yang mudah larut,
kemudian diberi bahan pewangi (essentials oil), pewarna, dan mungkin juga senyawa enzim.
Garam mandi ini dirancang untuk menimbulkan keharuman, efek pewarnaan air, kebugaran,
kesehatan dan juga menurunkan kesadahan air. Komponen utama garam mandi adalah garam
NaCl yaitu sekira 90% - 95%. Kegunaan garam mandi secara umum sangatlah beraneka
ragam, di antaranya adalah untuk membersihkan tubuh saat berendam, menumbuhkan
suasana relaks, menurunkan rasa stres, dan sebagai sarana refreshing. suasana relaks terutama
akibat adanya campuran pewangi yang dipercaya dapat memengaruhi emosi serta suasana
hati secara signifikan. Sedangkan fungsi khusus di bidang kesehatan terutama karena adanya
garam NaCl adalah untuk melenturkan otot yang tegang, mengurangi rasa nyeri pada otot
yang sakit, menurunkan gejala inflamasi (peradangan), serta menyembuhkan infeksi. Untuk
fungsi kecantikan, garam mandi antara lain dapat membantu menghaluskan kulit (cleansing),
memacu pertumbuhan sel kulit sekaligus meremajakannya (rejuvenating).
3. Garam konsumsi.
Garam dapur merupakan media yang telah lama digunakan untuk pemberantasan
gangguan akibat kekurangan iodium (gaki), yaitu dengan proses fortifikasi (penambahan)
garam menggunakan garam iodida atau iodat seperti KIO3, KI, NaI, dan lainnya. Pemilihan
garam sebagai media iodisasi didasarkan data, garam merupakan bumbu dapur yang pasti
digunakan di rumah tangga, serta banyak digunakan untuk bahan tambahan dalam industri
pangan, sehingga diharapkan keberhasilan program gaki akan tinggi. Selain itu, didukung
sifat kelarutan garam yang mudah larut dalam air, yaitu sekira 24 gram/100 ml.
4. Cairan Infus
Dikenal beberapa jenis cairan infus yaitu cairan infus glukosa 5%, cairan infus NaCl
0,9 % + KCl 0,3% atau KCl 0,6%, cairan infus natrium karbonat dan cairan infus natrium
laktat. Cairan infus NaCl adalah campuran aquabidest dan garam grade farmasetis yang
berguna untuk memasok nutrisi dan mineral bagi pasen yang dirawat di rumah sakit.
Permeabilitas rendah
Tanah tidak mudah retak
Pasir : Permeabilitas tinggi
Tanah liat : Permeabilitas rendah dan Retak pada kelembaban rendah
Untuk peminihan : tanah liat untuk penekanan resapan air (kebocoran)
Untuk meja-meja : campuran pasir dan tanah liat guna kualitas dan kuantitas hasil produksi
Pengujian laborat tanah, yang diperlukan :
2. Rekristalisasi
Rekristalisasi merupakan suatu pembentukan kristal kembali dari larutan atau leburan
dari material yang ada. Sebenarnya rekristalisasi hanyalah sebuah proses lanjut dari
kristalisasi. Apabila kristalisasi (dalam hal ini hasil kristalisasi) memuaskan rekristalisasi
hanya bekerja apabila digunakan pada pelarut pada suhu kamar, namun dapat lebih larut pada
suhu yang lebih tinggi. Hal ini bertujuan supaya zat tidak murni dapat menerobos kertas
saring dan yang tertinggal hanyalah kristal murni. (Fessenden, 1983)
Proses Kristalisasi terdiri dari beberapa tahapan umum seperti :
a) Pendinginan
Larutan yang akan dikristalkan didinginkan sampai terbentuk kristal pada larutan tersebut.
Metode ini digunakan untuk zat yang kelarutan mengecil bila suhu diturunkan. Pendinginan
dilakukan 2x yaitu pendinginan larutan panas sebelum penyaringan dan pendinginan sesudah
penguapan.
b) Penguapan Solvent
Larutan yang dikristalkan merupakan senyawa campuran antara solven dan solut. Setelah
dipanaskan maka solven menguap dan yang tertinggal hanya kristal. Metode ini digunakan
bila penurunan suhu tidak begitu mempengaruhi kelarutan zat pada pelarutnya. Penguapan
bertujuan untuk menghilangkan atau meminimalizir solvent atau zat pelarut sisa yang
terdapat pada filtrat.
c) Evaporasi Adiabatis
Metode ini digunakan dalam ruang vakum, larutan dipanaskan, dimasukkan dalam tempat
vakum yang mana tekanan total lebih rendah dari tekanan uap solvennya. Pada suhu saat
larutan dimasukkan ke ruang vakum solven akan menguap dengan cepat dan penguapan itu
akan menyebabkan pendinginan secara adiabatis.
d) Salting Out
Prinsipnya adalah menambah suatu zat untuk mengurangi zat yang akan dikristalkan.
Pengeluaran garam dari larutan dengan zat baru ke dalam larutan bertujuan menurunkan daya
larut solven terhadap suhu pada pengatur tersebut. Peningkatan harga k, jika kedalam suatu
larutan ditambah dengan zat elektrolit. (Cahyono, 1998)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kristalisasi adalah diantaranya :
a) Laju pembentukan inti (nukleous)
Laju pembentukan inti dinyatakan dengan jumlah inti yang terbentuk dalam satuan waktu.
Jika laju pembentukan inti tinggi, maka banyak sekali kristal yang terbentuk, tetapi tak
satupun akan tumbuh menjadi besar, jadi yang terbentuk berupa partikel-partikel koloid.
b) Laju pertumbuhan kristal
Merupakan faktor lain yang mempengaruhi ukuran kristal yang terbentuk selama
pengendapan berlangsung. Jika laju tinggi kristal yang besar akan terbentuk, laju
pertumbuhan kristal juga dipengaruhi derajat lewat jenuh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pembentukan kristal adalah :
Viskositas larutan.
Melarutkan zat tak murni dalam terlarut tertentu pada atau dekat tiik leleh.
Memperoleh suatu senyawa kimia dengan kemurnian yang sangat tinggi merupakan hal
yang sangat esensi bagi kepentingan kimiawi. Metode pemurnian suatu padatan yang
umumyaitu rekristalisasi (pembentukan kristal berulang ). Metode ini pada dasarnya
mempertimbangkan perbedaan daya larut padatan yang akan dimurnikan dengan pengotornya
dalam pelarut tertentu maupun jika mungkin dalam pelarut tambahan yang lain yang hanya
melarutkan zat – zat pengotor saja. Pemurnian demikian banyak dilakukan pada industri –
industri (kimia) maupun laboratorium untuk meningkatkan kualitas zat yang bersangkutan.
Persyaratan suatu pelarut yang baik untuk dipakai dalam proses rekristalisasi, antara
lain yaitu:
1) Memberikan perbedaan kelarutan yang cukup signifikan antara zat yang akan dimurnikan
dengan pengotornya.
2) Kelarutan suatu zat dalam pelarut merupakan suatu fungsi temperatur, umumnya menurun
dengan menurunnya temperatur
3) Mudah dipisahkan dari kristalnya
4) Tidak meninggalkan zat pengotor di dalam kristal zat yang dimurnikan
5) Bersifat inert terhadap zat yang dimurnikan.
Rekristalisasi dalam pembuatan garam dapur intinya merupakan metode pemurnian
suatu kristal garam dari pengotor-pengotornya. Campuran senyawa yang akan dimurnikan
dilarutkan dalam pelarut yang bersesuaian dalam temperatur yang dekat dengan titik
didihnya. Selanjutnya untuk memishkan pengotor atau zat lain dari zat yang diinginkan
dilakukan penyaringan sampai terbentuk kristal. (Cahyono,1991)
Rekristalisasi garam batu adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menghasilkan
garam dengan kemurnian yang sangat tinggi dengan menggunakan sedikit energi panas,
sedangkan langkah-langkah prosesnya adalah sebagai berikut :
a. Bahan baku dialirkan ke dissolver untuk dipisahkan dengan pengotor. Dan pengotor yang
terendapkan dibuang.
b. Dari dissolver larutan garam dialirkan ke preheater untuk dipanaskan sampai suhu 108 oC
dan larutan yang masih mengandung kotoran dialirkan ke clarifier untuk dipisahkan dengan
kotoran yang masih tersisa.
c. Larutan garam yang sudah bersih dimasukkan ke evaporator tiga tahap. Larutan garam
diuapkan sehingga menghasilkan slurry garam dan larutan brine.
d. Slurry garam dialirkan ke slurry tank lalu dialirkan ke sentrifuge, sedangkan larutan brine
yang dingin ditampung di tangki lalu dialirkan ke sentrifuge.
e. Di sentrifuge kristal garam terpisahkan dari air.
f. Kristal garam yang masih basah lalu didinginkan.
Pembuatan garam dengan proses open pan ini menggunakan bahan baku brine yang
berasal dari proses pemanasan air laut. Proses ini disebut juga proses “Grainer”, dimana air
laut dijenuhkan dengan cara memanaskan pada heater pada suhu 230oF (110oC). Larutan
brine panas kemudian diumpankan pada graveller yang berfungsi untuk memisahkan
calcium sulfate pada larutan brine. Larutan brine kemudian didinginkan pada flasher dengan
suhu yang dijaga agar garam (NaCl) masih dalam kondisi larut dalam air. Larutan brine
dingin kemudian diumpankan ke open pan yang berfungsi untuk menguapkan air dengan
suhu operasi 205oF (96oC) sehingga dihasilkan kristal garam yang kemudian dipisahkan dari
mother liquor pada centrifuge. Mother liquor kemudian direcycle kembali pada open pan
pan, sedangkan kristal garam yang terpisah kemudian ditambahkan kalium yodat untuk
penambahan kandungan yodium pada garam sehingga dihasilkan sodium chloride.
Sodium chloride kemudian dikeringkan pada dryer dan kemudian disaring untuk
mendapatkan ukuran yang seragam. Sodium chloride kemudian siap dikemas dan dipasarkan.
Yields yang dihasilkan pada proses ini adalah 99,9%.
Di zaman kuno, sumber utama garam adalah garam batu, batu kristal yang ditambang
sama seperti batu bara, dan endapan garam kering yang ditemukan di area dekat laut, seperti
rawa-rawa. Garam batu umum ditemukan di berbagai lokasi di dunia. Namun, tambang
garam tertua di dunia tampaknya yang ada di Lembah Araxes di Azerbaijan. Dikenal dengan
nama area endapan garam Duzdagi, area ini ditemukan oleh para arkeolog pada tahun 1970-
an, sebagai peninggalan milenium kedua sebelum Masehi.
Batuan garam didapatkan dari hasil penggalian yang kedalamannya tidak begitu
dalam. Batuan garam juga terkenal dengan sebutan karang garam, batuan garam terbentuk
akibat mengeringnya samudra pada jutaan tahun yang lalu. Cadangan terbesar garam batu
ditemukan di Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Eropa timur, dan Cina. Karena adanya
tekanan dari dalam bumi maka tebentuklah kubah garam, kejadian ini bisa ditemukan di
Amerika Serikat di sepanjang pantai teluk Texas dan Lousiana.
Pengolahan garam batu secara umum terdiri dari beberapa tahap mulai dari penggalian
batuan lalu proses crushing, grinding, screening lalu dihasilkan garam. Berikut ini adalah
tahapan secara detail pengolahan garam batu yang dilakukan oleh beberapa perusahaan
tambang garam.
1. Sedimen garam bawah tanah biasanya ditemukan oleh prospectors dengan mencari air atau
minyak. Ketika garam terdeteksi, bor berongga digunakan untuk mengambil sampel di
beberapa lubang teratur di seluruh area sedimen. Sampel ini dianalisis untuk menentukan
apakah pertambangan garam akan menguntungkan.
2. Ketika sebuah area telah dipilih untuk mulai pertambangan, lubang digali hingga ke tengah
sedimen atau deposit garam. Kemudian mesin bergergaji digunakan untuk memotong slot
dengan tinggi sekitar 6,0 inci (15 cm), lebar sekitar 66 kaki (20 m, dan kedalaman sekitar 10
kaki (3 m) hingga ke dasar lapisan. Proses ini dikenal sebagai undercutting. Serangkaian
lubang dibor ke dalam garam yang telah di-undercut dengan bor listrik yang mengandung
sedikit tungsten karbida. Lubang ini diisi dengan bahan peledak seperti dinamit atau
amonium nitrat. Tutup peledak listrik dipasang dengan kabel panjang, dan ledakan dilakukan
dari jarak yang aman. Pemotongan dan peledakan diulang dan meninggalkan bentuk pilar
garam untuk mendukung daerah atap pertambangan. Hal ini dikenal sebagai metode ruang-
dan-pilar dan juga digunakan di tambang batubara.
3. Potongan-potongan garam batu yang telah hancur lalu diangkut ke area penghancuran bawah
tanah. Di sini mereka melewati kisi yang dikenal sebagai grizzly yang akan mengumpulkan
potongan-potongan kecil berukuran sekitar 9 inci (23 cm). Potongan yang lebih besar hancur
dalam silinder berputar di antara rahang dengan logam berduri. Garam tersebut kemudian
diangkut ke luar tambang menuju ke area proses penghancuran sekunder dimana grizzly yang
lebih kecil dan crusher yang lebih kecil akan mengurangi ukuran partikel garam menjadi
sekitar 3,2 inci (8 cm). Pada proses ini benda asing sepertik kotoran akan dihapus dari garam,
proses yang dikenal sebagai picking. Logam akan dihapus oleh magnet dan bahan-bahan lain
dengan tangan. Material batuan-batuan juga dapat dihilangkan dalam Penghancur Bradford,
yaitu drum metal yang berputar dengan lubang kecil di bagian bawah. Garam dimasukkan ke
drum, lalu dipecah ketika bertubrukan di bagian bawah, dan melewati lubang. Batuan-batuan
umumnya lebih keras dari garam, sehingga tidak pecah dan tidak akan melewati alat tersebut.
Garam yang lolos kemudian dipindahkan ke area penghancuran tersier, di mana grizzly
paling kecil dan crusher akan menghasilkan ukuran partikel sekitar 1,0 inci (2,5 cm). Jika
diinginkan partikel garam lebih kecil, maka garam dilewatkan melalui penggiling terdiri dari
dua silinder logam bergulir terhadap satu sama lain. Jika diinginkan garam murni, maka
garam dilarutkan dalam air untuk membentuk air garam untuk diproses lebih lanjut. Biasanya
garam dihancurkan atau ditumbuk lalu dilewatkan melalui penyaring untuk dipisahkan
berdasarkan ukuran, dituangkan ke dalam bag packing, dan dikirim ke konsumen.
(Sumber : http://www.madehow.com/Volume-2/Salt.html)
Fungsi dari garam meja tidak jauh dari garam dapur biasa, yang membedakan adalah
teksturnya lebih lembut dan halus, sehingga penggunaanya lebih praktis. Garam meja sering
dapat kita temui di restaurant atau warung makan.
Proses pembuatan garam meja menggunakan bahan dasar garam dapur. Prinsip
percobaanya adalah garam dapur yang kotor dibersihkan dari kotoran-kotoran dan dari zat
penyebaba mudah membasah maupun rasa sedikit pahit. Proses pembuatannya adalah garam
dapur dilarutkan dalam airsambil mengaduknya sampai semuanya larut. Setelah larut semua
lalu disaring. Tapisannya ditambah Natrium Karbonat yang larut dalam air kemudian diaduk.
Menyaring endapan yang terbentuk lalu diuapkan hingga airnya habis dan tertinggal kristal
garam. Selama proses penguapan diusahakan api tidak terlalu besar dan sambil diaduk.
Menumbuk halus kristal-kristal garam yang telah kering dan menyimpannya dalam toples.
Untuk meningkatkan kualitas garam dapur dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya :
1. Kristalisasi bertingkat, rekristalisasi, dan pencucian garam.
Pada dasarnya pembuatan garam dari air laut terdiri dari langkah-langkah proses
pemekatan (dengan menguapkan airnya) dan pemisahan garamnya (dengan kristalisasi). Bila
seluruh zat yang terkandung diendapkan/dikristalkan akan terdiri dari campuran bermacam-
macam zat yang terkandung, tidak hanya Natrium Klorida yang terbentuk tetapi juga
beberapa zat yang tidak diinginkan ikut terbawa (impurities). Proses kristalisasi yang
demikian disebut “kristalisasi total”.
Untukmeningkatkan kemurnian garam dengan cara kristalisasi bertingkat, maka di
perlukan air pencuci. Air pencuci garam semakin bersih dari kotoran akan dapat
menghasilkan garam cucian yang lebih abik atau bersih. Syarat air pencuci antara lain :
- Air garam (Brine) dengan kepekatan 20–24°Be
- Kandungan Mg ≤ 10 g/liter.
Dalam mengukur sampel air laut digunakan alat beumeter yaitu skala untuk menunjukkan
nilai konsentrasi/kelarutan zat dalam larutan.
˚Be = 145-145/sg
Bagan Proses Pembuatan Garam Evaporasi Kadar NaCl Tinggi dapat dilihat sebagai berikut :
Keterangan :
I II III : baks isrkulasi pencuci terbuat dari beton
1,2,3 : bak penampungan yg berisi garam yg bercampur air pencuci terbuat dari beton.
A : alat penghalus garam
B1, B2, B3: talang pencucian (15-30˚C)
C : pipa pencucian garam terbuat dari pipa paralon
D : pompa sirkulasi air pencuci
E : Saluran pembuangan air pencuci
Bila terjadi kristalisasi komponen garam tersebut diatur pada tempat-tempat yang
berlainan secara berturut-turut maka dapatlah diusahakan terpisahnya komponen garam yang
relatif lebih murni. Proses kristalisasi demikian disebut kristalisasi bertingkat. Untuk
mendapatkan hasil garam Natrium Klorida yang kemurniannya tinggi harus ditempuh cara
kristalisasi bertingkat, yang menurut kelakuan air laut, tempat kristalisasi garam (disebut
meja garam) harus mengkristalkan air pekat dari 25°Be sehingga menjadi 29°Be, sehingga
pengotoran oleh gips dan garam-garam magnesium dalam garam yang dihasilkan dapat
dihindari/dikurangi.
Pada variasi penambahan Na2C2O4 dan Na2CO3 kadar air tertinggi diperoleh pada
penambahan Na2C2O4 1,0 M dan NaHCO3 0,1 M yaitu sebesar 24,9327 % dan kadar air
terendah pada penambahan Na2C2O4 0,5 M dan Na2CO3 1,0 M, yaitu sebesar 14,2633 %.
b. Kadar NaCl berdasarkan variasi penambahan Na2C2O4 dan Na2CO3
Konsentrasi Konsentrasi
Variasi KadarNaCl (%)
Na2C2O4 (M) Na2CO3 (M)
1 0,1 0,1 77,043
2 0,1 0,5 87,764
3 0,1 1,0 77,698
4 0,5 0,1 76,890
5 0,5 0,5 96,460
6 0,5 1,0 85,467
7 1,0 0,1 80,124
8 1,0 0,5 81,001
9 1,0 1,0 79,347
Pada penambahan Na2C2O4 dan Na2CO3 diperoleh kadar NaCl tertinggi pada
penambahan Na2C2O4 0,5M dan Na2CO3 0,5M yaitu sebesar 96,460 %.
c. Hasil karakterisasi sampel garam dengan penambahan Na2C2O4 dan Na2CO3
Parameter uji Kadar pada garam kotor
NaCl 96,460 %
2+
Mg 0,00396 %
Ca2+ Tidak terdeteksi
Fe3+ Tidak terdeteksi
Kadar air 0,4376 %
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Garam adalah bahan/bumbu masakan yang ditemukan hampir di semua peradaban.
Diperkirakan awal munculnya adalah sejak jaman neolitikum. Reay Tannahill dalam bukunya
Food in History menyebutkan bahwa produksi garam sudah dilakukan manusia pada jaman
neolitikum yaitu fase atau tingkat kebudayaan pada zaman prasejarah yang mempunyai ciri-
ciri berupa unsur kebudayaan, seperti peralatan dari batu yang diasah, pertanian menetap,
peternakan, dan pembuatan tembikar.
Garam bisa di hasilkan dari berbagai sumber antara lain yaitu dari airlaut, air danau asin,
deposit dalam tanah, tambang garam, sumber air dalam tanah, larutan garam alamiah, dll.
Bukan hanya sebagai penyedap rasa, tetapi garam juga memilki berbagai macam manfaat
lainnya antara lain sebagai minuman kesehatn, garam mandi, garam konsumsi, cairan infus,
sabun dan sampo, cairan dialisat, dsb.
Ada beberapa cara yang umum dilakukan untuk memproduksi garam. Proses
produksi garam tergantung dari bahan baku yang digunakan, diantaranya dengan cara solar
evaporation, rekristalisasi, multiple effect evaporation, open pan dan pembuatan garam dari
batuan garam. Selain itu untuk memperoleh kualitas garam yang lebih baik lagi dengan
kandungan NaCl yang tinggi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain dengan
kristalisasi bertingkat maupun sengan pengikatan pengotor pada garam dengan
menambahkan bahan kimia.
Proses produksi garampun juga menghasilkan limbah yaitu berupa air bittern yang
merupakan air sisa proses kristalisasi garam. Air bittern ini dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan antara lain sebagai pupuk multinutrien, penyelamat jantung, dsb.
DAFTAR PUSTAKA
Adshead, Samuel A.M. Salt and Civilization. MacMillan, 1992.
Multhauf, Robert P. Neptune's Gift. Johns Hopkins, 1978.
Rumah pintar kimia . 2011. http://rumahpintarkimia.blogspot.com/2011/06/laporan-praktikum.html
Ketut Arhie. 2010. http://www.scribd.com/doc/76868720/Kristalisasi-garam-Kasar
http://chemedu09.wordpress.com/2011/04/28/pemurnian-garam-dapur/
http://hurahura.wordpress.com/2011/02/23/di-manakah-tambang-garam-pertama-di-dunia/
Artikel : How salt is made - material, used, processing, procedure, industry, machine, Raw
Materials, The Manufacturing Process of salt, Quality Control, Health Aspects
http://www.madehow.com/Volume-2/Salt.html#ixzz1wDmb42sc