HEALTH SCIENCES — firme! Sims Kewhuton.
PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPOTENSL
DENGAN PENERAPAN JALAN KAKI INTERVAL
*Sukadiono, “Ahmad Fauzan
'Bagian Keperewatan Dasar
Fakultas ImuKesehatan UMSurabaya
*Perawat Klinik Juanda Surabaya
Email: sukadiono03@yahoo.co.id
Abstract
‘Hypotension is a low blood pressure which less than 90/60 mmHg. This condition
will reduce blood flows accept in the nutrition and oxygen transport in vital organs.
Interval walking is one of technique to increase the blood pressure. Interval walking has
ratio 1:1 which means that light walking 107 meter in one minute and work interval 160
‘meter in one minute. This study was aimed to find the effect of interval walking on the
increasing of the blood pressure to clients with hypotension who treated at Al-
Karimiyyah Religious Boarding-School for Moslems, Beraji, Sumenep.
This study used pre experimental design, sample size of 13 respondent, and using
non probability purposive sampling. The independent variable was interval walking and
the dependent variable wos increasing of the blood pressure. Blood pressure was
measured by using mercury sphygmomanometer before and after internal walking and
analyzed by using of Paired T test with significance level of a < 0,05.
The results revealed that there were differences pre test and post test p = 0,000 for
systolic blood pressure and p = 0,000 for diastolic blood pressure. From this result, it
can be concluded that interval walking had effect on the increasing of the blood pressure.
Keywords ; Interval walking, the blood pressure, hypotension.
PENDAHULUAN (Taylor, 2006). Jalan kaki interval
Hipotensi atau tekanan darah rendah, memperderas aliran darah ke dalam arteri
terjadi jika terdapat Ketidakseimbangan koroner di jantung sehingga kecukupan
antara_kapasitas vaskuler dan volume oksigen otoi jantung terpenuhi dan otot
darah atau jika jantung terlalu lemah untuk terjaga untuk bisa berdenyut (Prasetyo,
menghasilken tekanan darah yang dapat 2005). Sehingga terjadi peningkatan curah
mendorong darah (Sherwood, 2001). Pada jantung yang pada akhimya akan
tekanan darah yang terlampau rendah akan meningkatkan tekanan darah (Taylor,
menyebabkan masalah yang dapat 2006). Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengancam jiwa Karena akan terjadi mengetahui pengaruh jalan kaki interval
penurunan aliran darah yang mengangkut terhadap peningkatan tekanan darah pada
nutrisi dan oksigen pada organ vital seperti Klien hipotensi
jantung dan otak (Lintang, 2000). Aktifitas
fisik atau olehraga merupakan sebagian METODE
kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari- Penelitian ini menggunakan desain
hari karena dapat meningkatkan kebugaran pra experimental dengan rancangan pra-
yang diperlukan dalam = melakukan pasca test dalam satu kelompok (one
‘tugasnya (Karim, 2002). Jalan kaki adalah group pratest-posttest design). Populasi
pilihan yang mudah dan murah agar tubuh —diambil dari penderita hipotensi di pondok
tetap sehat (Trianto, 2006). Cara untuk pesantren Al-Karimiyyah Sumenep
mendapatkan manfaat yang optimal dari sebanyak 21 orang perempuan, dengan
jalan kaki adalah ~— dengan teknik purposive sampling didapatkan
mengkombinasikan jalan cepat secara 13sampel. Sebelum dan setelah diberikan
bergantian yang disebut jalan keki interval perlakuan jalan kaki interval (28 hari)
33HEALTH SCIENCES — cftond Star Keston.
dilakuan pegukuran tekanan darah dengan Semua data yang terkumpul dialisis
‘Sphynomanomater air raksa dan stetoskop. dengan uji statistik paired T test.
HASIL,
Tabel 1. Pengaruh jalan kaki interval terhadap peningkatan tekanan darah sistolik pada
lien hipotensi
Responden —_Tekanan Darah Sistolik (mmHg) Peningkatan %
penelitian Pre-test Post-test TDS Peningkatan
TDS
T ia % cc} 1538:
2 81 92 i 13.58
3 82 93 ul 13.41
4 85 107 2 25.88
5 83 105 2 26.51
6 86 109 3 26.74
7 82 97 15 18.29
8 81 94 3B 16.05
9 83 102 19 22.89
10 81 105 24 29.63
n 81 101 20 24.69
12 82 94 12 14.63
13 84 102 18 21.43,
Rate-rata $2.54 99.69 17.15 20.78
Hasil Uji P= 0.000
Paired T test
Terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik pada semua sampel setelah
intervensi jalan kaki interval selama 4 minggu.
‘Tabel 2. Pengaruh jalan kaki interval terhadap peningkatan tekanan darah diastolik pada
lien hipotensi
Responden _Tekanan Darah Diastolik (mmHg) Peningkatan %
penelitian Pre-test Post-test TDS Peningkatan
TDS
T v z TZ 7
e 52 68 1 21.15
3 31 7 16 3137
4 34 n 18 33.33
5 52 % 2B 44.23
6 31 61 10 19.61
7 55 67 2 21.82
8 30 1 21 2
9 35 B 23 41.82
10 33 8 22 4151
n 51 70 19 37.28
2 52 69 7 32.69
3 33 68 1s 28.30
Rata-rata 52.23 69.08 16.85 32.26
Hasil Ot P= 000
Paired T test
Peningkatan tekanan darah diastolik pada semua sampel setelah intervensi jalan
kaki interval selama 4 minggu.
54HEALTH SCIENCES fina! Sine Kehr
PEMBAHASAN
Tekanan Darah
Jalan Kaki Interval
‘Hasil pengukuran yang diambil dalam
pre test didapat TDS berkisar antara 81-86
mmHg dan TDD 50-55 mmHg. Ada
banyak hal yang dapat terjadi penyebab
terjadinya hipotensi antara lain keturunan,
kchamilan, penyakit jantung, penyakit
endokrin (hipotiroidisme, diabetes melitus,
hipoadrenalisme-penyakit Addison),
perdarahan, dehidrasi, defisiensi nutrisi,
anafilaksis (alergi), tekanan emosi yang
erat, sepsis dan obat yang digunakan
untuk menurunkan tekanan darah tinggi
bisa juga menyebabkan masalah ini. Pada
penelitian ini hipotensi yang diteliti adalah
hipotensi yang disebabkan oleh keturunan,
Sampel yang menderita hipotensi setelah
Giwawancarai_mengatakan bahwa orang
tua mereka juga menderita hipotensi.
Semua sampel berjenis _kelamin
perempuan (100%), secara Klinis tidak ada
perbedaan yang signifiken dari tekanan
darah pada anak laki-laki atau perempuan
setelah pubertas, pria cenderung memiliki
bbacaan tekanan darah yang lebih tinggi
(Potter, 2005). Hal ini yang menyebabkan
perempuan lebih banyak —menderita
hipotensi dari pada laki-laki.
Indeks massa tubuh sampel berada
dalam kategori kurus (61.53%), berat ideal
(30.7796) dan gemuk (7,7%). Pada obesitas
tekanan perifer berkurang atau normal
sedangkan aktivitas saraf _simpatis
meninggi dengan aktivitas renin plasma
yang rendah. Kerja jantung bertambah
Karena adarah harus dipompa melalui
pembuluh darah tambahan yang ratusan
mil panjangnya untuk menjaga massa
tubuh yang kelebihan beberapa kilogram
itu agar tetap hidup (Hardinge, 2003),
sebaliknya pada Klien kurus atau berat
badan ideal aktifitas sara simpatis
menurun atau normal dengan ektivitas
renin plasma yang tinggi menyebabkan
tekanan darah rendah.
Sampel mengalami stres dengan
Klasifikasi yang mengalami stres sedang
(84,62%) dan stres berat (15,38%). Dalam
keadaan ini, pusat-pusat di otak yang lebih
tinggi memerintahkan secara tidak normal
sebelum Intervensi
pusat kardiofaskuler untuk menurunkan
keluaran simpatis ke pembuluh darah.
Hilangaya tons vaskuler_mencetusken
vasodilatasi arterial = luar_—_-yang
menyebabkan penurunan resistensi perifer
total, selain itu vasodilatasi arterial Iuar
menyebabkan darah terkumpul di beberapa
kapiler, sehingga aliran balik vena
menurun dan curah jantung berkurang
secara bermakna. Hipotensi di timbulkan
oleh penurunan resistensi perifer total dan
curah jantung ketika tekanan darah turun,
individu yang bersangkutan merasa
kepalanya ringan atau pinsan karena aliran
darah ke otak tidak adekuat (Sherwood,
2001),
‘Tekanan Darah setelah Intervensi Jalan
Kaki Interval
Pada pengukuran tekanan darah yang
dilakukan pada saat post rest didapatkan
data bahwa semua sampel_mengalami
peningkatan TDS dan TDD. Pengukuran
ini dilakukan setelah intervensi jalan kaki
interval selama 4 minggu. Jalan kaki
interval merupakan aktivitas fisik berupa
jalan kaki yang dilakukan berselang seling
antara jalan cepat dan jalan santai (Taylor,
2006).
Peningkatan tekanan arteri selama
kerja fisik diduga terutama adalah akibat
dari efek berikut, pada saat yang
bersamaan dimana area motorik sistem
saraf menjadi teraktivasi_ untuk
menyebabkan kerja fisik, sebagian besar
sistem pengaktivasi retikular pada batang
otak juga teraktivasi yang melibatkan
peningkatan perangsangan yang sangat
besar pada area vasokonstriktor dan
kardioakselerator pada pusat vasomotor.
Selurah fungsi vasokonstriktor dan
kardioakselerator dari sistem saraf simpatis
dirangsang sebagai suam unit atau
kesatuan. Pada saat yang bersamaan,
terdapat inhibisi_ resiprokal dari sinyal
penghambat vagal parasimpatis ke jantung
(Guyton, 1997),
Aktifites fisik yang terataur dapat
meningkatkan —_kemampuan sistem
kardiovaskuler. Peningkatan ini tidak
hanya terbatas pada jantung tapi juga
sistem arteri dan vena. Aktifitas fisik yangHEALTH SCIENCES rnd nus esto.
teratur pada orang yang terlatih volume
curah jantung hampir sama besarnya tetapi
dengan frekuensi jantung yang lebih
lambat. Frekuensi jantung yang lebih
lambat memungkinkan pengisian jantung,
yang lebih baik pada saat akhir fase
Giastolik (Ridjab, 2005).
Pengaruh Jalan Kaki Interval terhadap
Peningkatan Tekanan Darah pada Klien
Hipotensi
Hasil uji Paired T test dengan
membandingken TDS sebelum intervensi
(pre test) dengan TDS setelah intervensi
(post tes?) menghasilkan p = 0,000. hal ini
Derarti terdapat perbedaan rerata TDS yang
bermakna sebelum dan setelah intervensi
jalan Kaki interval selama 4 minggu. Hasil
Uji paired T test dengan membangdingkan
TDD sebelum dan setelah intervensi jalan
kaki interval diperoleh nilai kemaknaan p
= 0,000. hal ini berarti terdapat perbedaan
rerata TDD yang bermakna sebelum dan
setelah intervensi jalan Kaki interval
selama 4 minggu. Hasil di atas
menunjukken bahwa ada pengaruh jalan
kaki interval terhadap peningkatan tekanan
darah pada Klien hipotensi di pondok
pesantren Al-Karimiyyah Beraji Sumenep,
Hasil penilitian ini sesuai dengan
pernyataan Kusmana (2005) bahwa pada
latihan anaerobik yang teratur_selain
menyebabkan hipertrofi otot rangka juga
otot jantung (mickardiun) sehingga texjadi
pembesaran ruang jantung — terutama
ventrikel kiri, selain itu terjadi peningkatan
aliran darah’ ke jantung, venous return
meningkat mengakibatkan pre load
meningkat. Peningkatan pre load akan
meningkatkan stroke volume dan denyut
Jntung yang pada akhimya akan
‘meningkatkan curah jantung schingga
pompajantung meningkat dan tekanan
darah meningkat.
Menurut Merchant (2005) jalan kaki
interval mempunyai manfaat lebih bagi
tubuh dibandingkan dengan jalan kaki
biasa karena dengan jelan kaki interval
fubuh akan merespon secara_ langsung
yyaitu jantung berdenyut lebih cepat yang
mengindikasikan —bahwa _Kebutuhan
‘oksigen semakin tinggi. Hal ini akan
membuat jantung menjadi lebih kuat dan
terjadipeningkatan aliran arab,
Pemyataan tersebut didukung oleh
Maryanto (2006) dalam keadaan hipoksia
pada sel akan melatih dan merangsang
seluruh scl tubuh agar dapat bertahan
dalam menjalankan fungsinya sebingga
pada keadaan oksigen normal fungsi sel
tersebut akan semakin baik,
Menurut Taylor (2006) jalan kak
interval dapat menurunkan ‘stres dan
menimbulkan perasaan bahaia. Hal ini
berarti bahwa dengan jalan kaki interval
Gapat_meningkatkan tekanan darah pada
{lien hipotensi karena salah satu penyebab
bipotensi vaita stres dapat diatas
Latihan juga dapat meningkatkan
sensitifitas baroreseptor. Peningkatan
sensitifitas baroreseptor akan
menyebabkan pengaturan tekanan darsh
oleh saraf menjadi lebih efektif. Penurunan
tekanan darah akan mengaktifkan
barorefiek yang akan meningkatkan
aktivitas saraf simpatis. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam —bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui
sistem saraf,
KESIMPULAN DAN SARAN
Jalan Kaki interval meningkatkan
tekanan darah pada penderita hipotensi di
pondok pesantren.
Jalan kaki interval harus diberikan
pada semua penderita hipotensi terutama
yang disebabkan oleh faktor keturunan,
Perawat balaipengobatan _pondok
pesantren perlu diberikan pendidikan
informal berupa seminar tentang manfaat
jalan kaki interval dan demonstrasi tebnik
Jalan kaki interval yang baik dan benar
sehingga menambah —_pengetahuan,
pemahaman dan skill perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, 2002, Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi 3. Jakarta. EGC.
Arikunto (2003), Prosedur Peneltian,
Jakarta : Rineka Cipta.
Chandra B. (1995), Pengantar Statistik
Kesehatan, Jakarta : EGC.
Hidayat, A. Azis _Alimul
Pengantar — Konsep
(2004),
Dasar
56HEALTH SCIENCES fiona! Ss Kahaton.
Keperawatan, Jakarta : Salemba
Medika,
Hurlock, —E.—_(1980),
Perkembangan,
Airlangga.
Notoadmodjo, Sokidjo. (1993), Metodologi
Penelitian Kesehatan, Jakarta
Rineka Cipta,
Nursalam & Pariani. (2001), Pendekatan
Praktis — Metodologi __Riset
Keperawatan, Jakarta :Salemba
Medika.
RSoetjiningsih. (1998), Tumbuh Kembang
Anak, Jakarta : EGC.
Sugiyono. (2003), Statistik Non
Parametric’ Untuk Penelitian,
Bandung : Alfabeta.
Prikologi
Jakarta
37
i, Yupi. (2004), Buku Ajar Konsep
Dasar Keperawatan Anak, Jakarta
EGC.
Tarwoto, Wartonah. (2003), Kebutuhan
Dasar Manusia dan _Proses
Keperawatan, Jakarta : Salemba
Medika.
Whaley & Wong's (1996), Pediatric
‘Nursing, Ins St. Louis Missouri
Mosbi Year Book.
Whaley & Wong's (1999) Nursing Care
Of Infant and Children, Inc. St
Louis Missouri: Mosbi Year
Book.
Syamsu (2001), Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja,
Bandung Remaja Rasdakarya
Offset.
Supat
‘Yusuf,