Anda di halaman 1dari 25

MIKROBIOLOGI PERTANIAN

GANGGANG BIRU HIJAU

OLEH
ILHIMA VEBIONITA
184110209
3D AGROTEKNOLOGI

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Ganggang Hijau-Biru
(cyanobacteria)”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mikrobiologi
pertanaian.
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan membantu
teman-teman dalam memahami matakuliah mikrobiologi pertanian, khususnya di
materi ganggang Hijau Biru (Cyanobacteria) dan dapat menambah wawasan serta
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Akhir kata, kritik dan saran dari teman – teman sangat saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 06 september 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar ii
Daftar isi iii
Daftar gambar iv
Daftar tabel v
I PENDAHULUAN
A. Latar belakang 1
B. Tujuan 3
C. Manfaat 3
II TINJAUAN PUSTAKA 4
III MENGENAL GANGGANG HIJAU - BIRU 11
A. Pengertian Cyanobaceria
a. Ciri – ciri dan sifat cyanobacteria 11
b. Struktur sel cyanobacteria 12
c. Sistem reproduksi cyanobacteria 13
d. Species cyanobacteria 14
e. Peranan cyanobacteria 17
IV PENUTUP
A. kesimpulan 18
DAFTAR PUSTAKA
B.

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Sel Cyanobacteri 12
Gambar 2 Gleocapsa 14
Gambar 3 Oscillatoria 14
Gambar 4 Chroococcus 15
Gambar 5 Nostoc 16
Gambar 6 Anabaena 16

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Daftar ilmuan yang berjasa di bidang mikrobiologi  8

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mikrobiologi merupakan ilmu tentang mikroorganisme yang mencakup
bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai
sel tunggal maupun kelompok sel, termasuk kajian virus yang bersifat
mikroskopik meskipun bukan termasuk sel.
Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah organisme
hidup yang berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memung-
kinkan terjadinya kehidupan, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada
di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan,
dan karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami
ke dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya
bertempat tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan
inangnya tetapi dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit.
Dunia mikroorganisme terdiri dari berbagai kelompok jasad renik yang
terdiri atas satu sel atau biasa disebut uniseluler. Setiap sel tunggal
mikroorganisme dapat melakukan aktivitas kehidupan seperti mengalami
pertumbuhan, menghasilkan energi, dan berkembang biak sebagaimana
makhluk hidup lainnya. Secara kolektif, jasad renik ini dinamakan protista.
Ciri utama yang membedakan antara kelompok mikroba tertentu dengan
kelompok mikroba lainnya ialah organisasi bahan selulernya. Perbedaan ini
memisahkan semua jenis protista menjadi dua kelompok utama, yaitu
prokariota dan eukariota.
Prokariota merupakan protista tingkat rendah yang memiliki ciri tidak
terdapatnya membran plasma yang memisahkan nukleus dari sitoplasma,
pembagian nukleus dengan pembelahan, dan dinding sel mengandung
mukopeptida, semacam molekul kompleks yang memberikan kekakuan pada
struktur selnya. Bahan sel mikroorganisme prokariotik dikelilingi oleh
sitoplasma yang berfungsi mengatur keluar masuknya zat-zat dari dalam
maupun dari luar sel. Berbeda dengan mikroorganisme prokariota, eukariota

1
memiliki struktur sel yang jauh lebih rumit. Ciri utama struktur internal
eukariota yang membedakannya dengan prokariota adalah sistem
membrannya yang sangat ekstensif. Membran ini disebut dengan retikulum
endoplasma. Membran ini meluas ke seluruh sitoplasma dan bagian-bagian
penyekat sel dengan cara melingkungi struktur-struktur tertentu atau situs-
situs kegiatan biokimiawi.
Mikroorganisme yang bermanfaat antara lain: yang menghuni tubuh (flora
normal), beberapa mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi
makanan: pembuatan keju, anggur, yoghurt, tempe/oncom, kecap, dll,
produksi penisilin, sebagai agen biokontrol, serta yang berkaitan dengan
proses pengolahan limbah. Mikrobiologi Pertanian merupakan penggunaan
Mikrobiologi untuk tujuan memecahkan masalah-masalah praktis di bidang
pertanian. Dengan demikian dapat dirumuskan tugas dari Mikrobiologi
Pertanian adalah mempelajari dan memanfaatkan mikrobia sebaik mungkin
guna meningkatkan produksi pertanian baik kuantitas maupun kualitas dan
menekan kemungkinan kehilangan produksi karena berbagai sebab.
Peran mikroba dalam bidang pertanian, mikroba diperlukan untuk menjaga
ketersediaan tiga unsur hara yang penting bagi tanaman antara lain, Nitrogen
(N), fosfat (P), dan kalim (K). Kurang lebih 74% kandungan udara adalah N.
Namun, N udara tersebut harus ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya
terlebih dahulu agar bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Mikroba
penambat N simbiotik antara lain : Rhizobium sp yang hidup di dalam bintil
akar tanaman kacang-kacangan ( Leguminose ).
Rhizobium yang berasosiasi dengan tanaman legume mampu memfiksasi
100 – 300 kg N/ha dalam satu musim tanaman dan meninggalkan sejumlah N
untuk tanaman berikutnya. Permasalahan yang perlu diperhatikan adalah
efisiensi inokulan Rhizobium untuk jenis tanaman tertentu. Rhizobium
mampu mencukupi 80% kebutuhan nitrogen tanaman legume dan
meningkatan produksi anvara 10% - 25 %. Tanggapan tanaman sangat
bervariasi tergantung pada kondisi vanah dan efektivitas populasi asli
(Sutanto, 2002).

2
A. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui ciri – ciri cyanobacteria
2) Mengetahui struktur sel cyanobacteria
3) Mengetahui system reproduksi cyanobacteria
4) Mengetahui spesie – spesie cyanobacteri
5) Mengetahui peranan cyanobacteria
B. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
1) Menambah wawasan mahasiswa tentang ganggang hijau biru dan
beberapa peranan cyanobacteria dalam kehidupan
2) Dapat memanfaatkan mikroba sebaik mungkin guna meningkatkan
produksi pertanian baik kuantitas maupun kualitas

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah
Sejarah perkembangan mikrobiologi sebelum ilmu pengetahuan dapat
dibagi menjadi empat periode. Periode pertama, dimulai dengan terbukanya
rahasia suatu dunia mikroorganisme melalui pengamatan Leeuwenhoek pada
tahun 1675. Hal ini menimbulkan rasa ingin tahu di kalangan para ilmuwan
mengenai asalmula kehidupan. Namun baru kurang lebih pada pertengahan
tahun 1860an, ketika teori generatio spontanea dibuktikan ketidakbenarannya
dan prinsip biogenesis diterima, pengetahuan mengenai mikroorganisme tidak
lagi bersifat spekulatif semata-mata. Selama periode berikutnya antara tahun
1860 dan tahun 1900, banyak dilakukan penemuan dasar yang penting.
Perkembangan teori nutfah panyakit dalam tahun1876, hal ini secara tiba-tiba
menimbulkan minat terhadap prosedur laboratoris untuk mengisolasi dan
mencirikan mikroorganisme. Didalam periode ini ditemukan banyak
mikroorganisme penyebab penyakit serta metode-metode untuk mencegah
dan mendiagnosis serta mengobati penyakit-penyakit tersebut. Penemuan-
penemuan di bidang mikrobiologi kedokteran membawa perombakan yang
besar dan cepat di dalam praktik kedokteran. Periode terakhir tahun 1910-
sekarang ditandai dengan dipergunakannya banyak metode dan peralatan
mutakhir, seperti mikroskop elektron dan komputer.
Cyanobacteria ketika pertama kali ditemukan, organisme ini disangka
sebagai ganggang karena memiliki banyak kemiripan dengan ganggang hijau.
Karena sudah terlanjur populer dengan istilah ganggang hijau biru, maka
nama ini masih sering digunakan meskipun secara ilmiah salah.
Salah satu hal yang menarik dari cyanobakteria adalah organisme ini
berperan dalam kejadian besar dalam sejarah bumi ini, yaitu kejadian
oksidasi hebat (Great Oxidation Event) yang terjadi 2,3 milyar tahun yang
lalu. Kejadian ini merubah komposisi atmosfer menjadi lebih banyak oksigen,
yang beracun bagi organisme anaerob obligat. Pada waktu itu, organisme
yang mendominasi bumi adalah organisme anaerob, sehingga kejadian

4
oksidasi hebat ini mungkin adalah kejadian kepunahan massal yang pertama
kali terjadi di bumi ini.

B. Penemuaan penting dalam perkembangan mikrobiologi


a. Penemuan bidang teknik mikrobiologis
Pengembangan dalam bidang ini khususnya terkait dengan Robert
Koch, baik asistennya maupun rekan-rekannya. Seorang rekan Koch
yaitu: Paul Ehrlich (1854-1915) mengembangkan cara pewarnaan untuk
mengidentifikasi bakteri penyebab penyakit tuberkulosis. Walter Hesse
memperkenalkan penggunaan agar sebagai bahan pemadat media
pertumbuhan bakteri yang sangat bermanfaat hingga sekarang ini. Richard
Petri (1852-1921) asisten Koch yang lain menciptakan cawan petri
sehingga memudahkan penumbuhan bakteri pada media agar.Seorang
ilmuwan Denmark, Christian Gram (1853-1935) mengembangkan metode
pewarnaan untuk mendemonstrasikan adanya bakteri dalam jaringan
hewan. Bedasarkan pewarnaan ini maka bakteri dapat digolongkan atas 2
tipe yaitu gram positif dan gram negatif. Tehnik pewarnaan ini dikenal
dengan pewarnaan gram. Lowis Pasteur di tahun 1860-an mengamati
bahwa mikroba bertanggung jawab terhadap perubahan kimiawi yang
terjadi dalam makanan dan minuman. Pasteur mengamati bahwa
mempengaruhi pertumbuhan khamir dalam cairan yang mengandung
glukosa. Apabila tersedia oksigen maka sel khamir tumbuh dengan baik
karena tidak dihasilkan alkholol. Jika oksigen tidak tersedia maka
pertumbuhan khamir hanya sedikit tetapi dihasilkan alkohol, hal ini
dikenal sebagai efek Pasteur. Tehnik Pasteurisasi juga dikembangkan oleh
Pasteur untuk mematikan mikroba penyebab penyakit tetapi tidak
membunuh mikroba yang bermanfaat.
b. Ekologi Mikroba
Penemuan yang dilakukan oleh Lowis Pasteur dan Robert Koch
tidak hanya memicu para ilmuwan untuk meneliti mikroba penyebab
penyakit tetapi juga mikroba yang terdapat di alam. Sergei Winogradsky
(1856-1953) dan Martinus Beijerinck (1851-1931) berhasil mengisolasi

5
bakteri penambat nitrogen, bakteri fotosintetik serta bakteri nitrifikasi.
Pada tahun 1888, Beijerick menemukan bakteri bintil akar pada tanaman
leguminosae.
c. Immunologi
Penemuan teknik media padat, teknik pewarnaan dan teknik kultur
murni telah memacu penelitian tentang mikroba sehingga memudahkan
karakterisasi mikroba pathogen. Paul Ehrlich dan Von Behring pada tahun
1890-an mengembangkan antitoksin untuk difteri. Ehrlich mengajukan
hipotesis mengenai immunitas ( hipotesis humoral ). Elie Metchnikoff
mengembangkan fagositosis yang erat kaitannya dengan immunitas
( hipotesis selular ).
d. Mikrobiologi industry
Upaya pengobatan penyakit yang disebabkan oleh mikroba
pathogen terus dikembangkan melalui pencarian bahan kimia diantaranya
Paul Ehrlich menemukan salvarsan untuk mengobati sifilis. Gerhard
Domagk menggunakan solfonamida untuk membasmi sejumlah bakteri.
Pada tahun 1928, Alexander Fleming menemukan penisilin yang
ditemukan pada jamur  Penisillium notatum yang dapat melawan bakteri
pathogen dan kemudian pada tahun 1941 Howard Florey dan Chain
berhasil mengisolasi penisilin sehingga membuka kemungkinan
pengembangan industry antibiotika.  Pada pertengahan tahun 1940-an,
Selman Waksman dan rekan-rekannya menemukan antibiotika yang yang
dihasilkan bakteri yang tergolong genus Streptomyces. Diantara
antibiotika Streptomisin dan tetrasiklin merupakan antibiotika yang
dihasilkan Streptomyces yang efektip untuk membasmi mikroba
pathogen.
e. Virologi
Dmitri Iwanosky (1892) menemukan agen penyebab mosaic pada
tembakau yang ternyata berukuran lebih kecil dari pada bakteri.
Beijerinck (1899) kemudian berhasil mengkristalkan agen penyebab
mosaic tersebut dan Kristal yang dihasilkan juga bersifat infektif, virus
yang menyerang daun tembakau tersebut dikenal dengan TMV ( Tobacco

6
Mozaic Virus ). Loeffer dan Frosch (1898) menemukan virus penyebab
penyakit pada kuku dan mulut ternak. William Twort (1915) dan Felix’d
Herelle (1917) menemukan virus yang menyerang bakteri yang dikenal
dengan bakteriofage. Reed (1900)menemukan virus yang menyebabkan
menemukan penyakit demam kuning pada manusia, virus ini dapat
menular dari manusia satu ke manusia lainnya melalui perantara
nyamuk Aedes.
f. Biologi Molekuler
Perkembangan biologi molekuler diawali dengan ditemukannya
DNA sebagai materi genetik oleh Oswald Avery, Colin Mcleod dan
Miclyn Mcarty. Sebelumnya Griffith (1928) menemukan adanya
transpormasi pada bakteri Diplococcus pneumonia yang juga diduga
sebagai akibat adanya materi yang berpidah dari satu bakteri ke bakteri
lain. Ditemukan DNA sebagai materi genetic telah memacu penelitian
mengenai struktur DNA serta mekanisme pewarisan sifat oleh materi
genetik tersebut. Pada tahun 1953, James Waston dan Francis Crick
mengajukan model struktur dan fungsi DNA. Model struktur DNA  yang
diajukan oleh kedua ilmuan ini telah memicu revolusi biologi molekuler.
Selanjutnya pada tahun 1960, J. Monod dan F. Jacob mengemukakan
mekanisme pengendalian ekspresi gen serta ditemukan kode genetika oleh
M. Nirenberg, H. Matthaei, G. Khorana. Mekanisme pembentukan ATP
dalam sel (teori khemiosmetik) diajukan oleh Peter Mitchell. Kurun
waktu 1970-an sampai pada awal 1980-an merupakan peletakan dasar-
dasar genetika.

7
Tabel 1: Daftar ilmuan yang berjasa di bidang mikrobiologi 
No Nama Tahun Sumbangan
1 Antonie Van 1677 Penemuan mikroba dan mikroskop
Leeuwenhook sederhana
2 Lazzarro 1767 Eksperimen pertama menentang generatio
Spallanzani Spontanea
3 Theodor Schwann 1837 Ragi berperan dalam permentasi alcohol
4 Anton de Bary 1853 Fungsi penyebab karat pada tanaman
5 Louis Pasteur 1857 Tiap jenis permentasi mempunyai
organisme yang spesifik
1861 Teori Generatio Spontanea tumbang
1864 Teknik Pasteurisasi
1880 Vaksin untu kolera ayam, anthrax dan
rabies
6 Joseph Lister 1867 Antiseptik untuk pembedahan

7 Robert Koch 1876 Bacillus antracis penyebab anthrax dan


membentuk spora.
1881 Biakan murni, teknik pewarnaan mikroba
serta postulat Kock
8 Ferdinand Cohn 1877 Endospora pada bakteri yang tahan panas
9 Elie metchnikoff 1884 Imunnitas seluler
10 Hans Christian 1884 Pewarnaan Gram untuk bakteri.
Gram
11 Richard J. Petri 1887 Cawan petri untuk menumbuhkan bakteri
12 Dmitri Iwanosky 1892 Tobacco Mozaic Virus
13 Martinus 1898 Tobacco Mozaic Virus
Beijerinck
14 Erwin F. Smith 1890-an Bakteri penyebab penyakit pada tanaman
15 Emil von Behring 1890-an Antitoksin dipteri
16 Paul Ehrlick 1890-an Imunitas humoral
 

g. Teori
1. Teori Abiogenesis (Generatio spontanea)
Teori ini dikemukakan oleh Aristoteles, seorang ahli filsafat
dan ilmu pengetahuan Yunani kuno. Teori tersebut mengemukakan
bahwa makhluk hidup pada mulanya berasal dari benda tak hidup.
2. Teori Biogenesis
• Fransesco Redi (1626-1697)

8
Melakukan percobaan dengan 3 botol yang masing-masing berisi
daging. Perlakuan yang diberikan pada botol pertama, yaitu ditutup rapat,
botol kedua ditutup dengan kain kasa, dan ketiga dibiarkan terbuka.
Hasilnya: setelah beberapa hari kemudian, pada botol tertutup rapat tidak
ditemukan belatung, botol yang ditutup kasa ditemukan beberapa
belatung, dan botol yang dibiarkan terbuka membusuk dengan banyak
belatung di dalamnya. Fenomena tersebut berlawanan dengan teori
• Louis Pasteur (1822-1895)
Pasteur melakukan percobaan menyempurna-kan percobaan
Spallanzani dengan merebus kaldu pada botol dengan penutup gabus rapat
kemudian ditembus oleh pipa dengan bentuk leher angsa. Pipa berbentuk
leher angsa tersebut bertujuan agar udara tetap masuk ke dalam botol,
akan tetapi mikroorganisme pengkontaminan tertahan pada bagian leher
botol, sehingga tidak mengkontaminasi kaldu. Setelah diamati beberapa
hari, tampak tidak terjadi pertumbuhan mikroorganisme di dalamnya
(kaldu jernih). Setelah itu labu tersebut dimiringkan hingga air kaldu
menyentuh bagian ujung pipa berbentuk leher angsa. Setelah didiamkan
beberapa waktu, air kaldu menjadi keruh, busuk dan banyak mengandung
mikroorganisme.
Berdasarkan percobaan-percobaan yang dilakukan Redi,
Spallanzani, dan Pasteur maka teori abiogenesis tumbang dan muncullah
teori biogenesis “Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo” (setiap
makhluk hidup berasal dari telur, setiap telur berasal dari makhluk hidup).
3. Teori tentang fermentasi
Fermentasi terjadi jika jus anggur kita biarkan. Melalui
serangkaian perubahan biokimia, alkohol dan senyawa lain dihasilkan dari
anggur tersebut. Salah satu alasan mengapa Pasteur ingin menentang
pendapat generatio spontanea adalah keyakinannya bahwa produk
fermentasi anggur merupakan hasil dari kikroorganisma yang ada, bukan
fermentasi menghasilkan mikroorganisma sebagaimana yang dipercaya
pada waktu tersebut. Pada tahun 1850 an pasteur memecahkan masalah
yang timbul dalam industri anggur. Dengan meneliti anggur yang baik

9
dan anggur yang kurang bagus Pasteur menemukan mikroorganisma yang
berbeda. Mikroorganisma tertentu mendominasi anggur yang bagus
sementara tipe yang lain mendominasi anggur yang kurang bagus. Dia
menyimpulkan bahwa pemilihan mikroorganisma yang sesuai akan
menghasilkan produk yang bagus. Untuk itu dia memusnahkan mikroba
yang telah ada dalam sari buah anggur dengan cara memanaskannya.
Setelah dingin ke dalam sari buah tersebut diinokulasi dengan anggur
yangberkualita baik yang mengandung mikroorganisma yang diinginkan.
Hasilnya menunjukkan bahwa anggur yang dihasilkan memiliki kualitas
yang baik dan tidak mengalami perubahan aroma selama disimpan jika
sebelumnya dipanasi dulu selama beberapa menit pada 50 – 60 ºC. Proses
ini dikenal dengan pasteurisasi yang digunakan secara luas di bidang
industri makanan. Sebelumnya orang meningkatkan produk fermentasi
melalui trial and error dimana sebelumnya tidak tahu bahwa kualitas
produk tergantung pada mikroorganisma tertentu.

10
III. MENGENAL GANGGANG HIJAU BIRU

A. Cyanobacteria (Ganggang Hijau Biru)


Cyanobacteria adalah Sel prokariot fototropik yang memiliki kemampuan
berfotosintesis. Keberadaannya ditemukan di seluruh jenis perairan seperti
danau, persawahan, sungai ataupun laut. Alga ini disebut alga hijau-biru
karena berwarna hijau kebiruan. Warna itu diakibatkan oleh warna klorofil
dan pigmen biru (fikosianin). Ganggang hijau biru termasuk kedalam monera,
karena struktur selnya sama dengan struktur sel bakteri, yaitu bersifat
prokariotik. Ganggang hijau biru berukuran mikroskopis. Ganggang hijau
biru tersebar luas, banyak ditemukan di perairan tanah yang lembab,
permukaan dinding tembok, pot, batu karang yang lembab. Beberapa jenis
dijumpai pada sumber air panas seperti mata air panas Yellow Stone Park di
Amerika. Jika mengering, koloni alga hijau-biru mengelupas seperti kerak.
Alga hijau-biru biasanya hidup di lingkungan yang sedikit asam hingga basa.
Selain hidup bebas, alga hijau- biru juga ada yang hidup bersimbiosis
mutualisme dengan organisme lain.
Alga hijau-biru dapat hidup di batuan di tempat organisme lain sulit hidup.
Dengan adanya alga hijau-biru, terjadilah pelapukan batuan sehingga
memungkinkan alga dan tumbuhan lain hidup. Itulah sebabnya alga hijau-biru
dikatakan sebagai tumbuhan perintis.
a. Ciri – Ciri dan Sifat Cyanobacteria
 Warna biru kehijauan disebabkan oleh pigmen fikosianin. Selain
warna tersebut, alga ini juga memiliki warna kuning, merah, coklat
dan hitam (tergantung komposisi pigmen yang dimiliki).
 Sel alga hijau-biru pada umumnya memiliki ukuran yang lebih besar
dari sel prokariotik lain (berkisar antara 1-50 mikron).
 Alga hijau-biru dapat bersifat uniseluler (Chroococcus) maupun
membentuk koloni (Nostoc) dan filamen (Oscillatoria).
 Alga hijau-biru yang berbentuk filamen memiliki bentuk sel khusus
yang disebut heterosista yang di dalamnya terdapat enzim

11
nitrogenase guna mereduksi nitrogen bebas menjadi amonia (proses
fiksasi nitrogen).
 Dinding sel terletak diantara plasmalema dan selubung lendir.
 Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan selulosa, kadang
-kadang berlendir
 Inti sel tidak memiliki membran (prokarion) dan mampu melakukan
fotosintesis
 Klorofil tidak dalam kloroplas dan memiliki fikosianin
Klorofil tidak terdapat dalam kloroplas, melainkan pada membran
tilakoid. Oleh karena memiliki klorofil dan dapat berfotosintesis,
maka alga ini dapat menghasilkan gula dan oksigen. Inilah sifat yang
tidak dimiliki oleh bakteri pada umumnya.
b. Struktur sel cyanobacteria

Gambar 1. Struktur Sel Cyanobacteri


Alga hijau-biru ada yang uniseluler, ada yang membentuk koloni,
ada pula yang berbentuk benang. Contoh alga yang uniseluler adalah
chroococcus dan Anacystis ; yang membentuk koloni adalah
Merismopedia, Nostoc, dan Microcystis ; serta yang membentuk
benang (filament) misalnya Oscillatoria, Microcoleus, dan Anabaena.
Sel alga hijau-biru tersusun (dari luar ke dalam) sebagai berikut :
a. Selubung lendir
Terdapat di sebelah luar dinding sel. Seubung lender berugsi
mencegah sel dari kekeringan. Selain itu lender memudahkan sel

12
bergerak, Karena beberapa alga ini dapat bergerak dengan gerakan
osilasi (maju mundur). Belum dipastikan apa yang menyebabkan
alga ini bergerak.
b. Membran sel
Berfungsi mengatur keluar masuknya zat dari dan ke dalam sel.
Terdapat pelipatan membran sel kearah dalam membentuk lamella
fotosinetik atau membran tilakoid. Pada membran tilakoid ini
terdapat klorofil. Jadi berbeda dengan sele ukariotik yang memilki
klorofil di dalam kloroplas, alga hijau-biru tidak memiliki kloroplas.
c. Sitoplasma
Merupakan koloid yang tersusun atas air, protein, lemak, gula,
mineral, enzim, ribosom, dan DNA. Di dalam sitoplasma inilah
berlangsung proses metabolisme sel.
d. Asam Inti atau Asam Nukleat (DNA)
DNA terdapat pada suatu lokasi di dalam sitoplasma, namun tidak
memiliki membrane inti. Karena itulah alga hijau-biru tidak
digolongkan ke dalam prokariotik.
e. Mesosom dan Ribosom
Ribosom merupakan organel untuk sintesis protein. Sedangkan
mesosom merupakan penonjolan membran sel ke arah dalam yang
berperan sebagai penghasil energi.
c. Sistem reproduksi cyanobacteria
a) Pembelahan sel
Melalui cara ini sel dapat langsung terpisah atau tetap bergabung
membentuk koloni. Misal: Gloeocapsa.

13
Gambar 2. Gleocapsa

b) Fragmentasi
Fragmentasi adalah cara memutuskan bagian tubuh tumbuhan
yang kemudian membentuk individu baru. Fragmentasi terutama
pada ganggang Oscillatoria. Pada filamen yang panjang, bila salah
satu selnya mati, maka sel mati itu membagi filamen menjadi dua
bagian atau lebih. Masing-masing bagian disebut Hormogonium.

Gambar 3. Oscillatoria
c) Spora vegetative
spora vegetatif yang dimaksud disini adalah heterokist. Pada
keadaan yang tidak menguntungkan heterokist tetap mampu
bertahan karena dinding selnya tebal dan banyak mengandung
bahan makanan. Setelah lingkungan kembali menguntungkan
heterokist dapat membentuk filamen baru. Misal : Chamaesiphon
comfervicolus
d. Species Cyanobacteria
a) chroococcus

14
Gambar 4. chroococcus
Bersel satu (uniseluler)bhidup di dasar kolam atau tembok
yang basah. Tubuhnya diselubungi lendir. Bereproduksi dengan
pembelahan biner. Sering terdapat sel yang begandengan dua atau
empat. Sel tersebut merupakan sel yang yang gagal berpisah
dengan sel lain.

b) Gleocapsa
Bersel satu (uniseluler) yang hidup di permukaan batu yang
basah sehigga menyebabkan batu licin. Gleocapsa memilki
selubung lender seperti chroococcus.
c) Polycistys
Alga ini tersusun atas sel-sel berbentuk bola yang bergerombol
seperti anggur.
d) Oscillatoria
Berbentuk benang (filament), yang tersusun atas sel-sel yang
pipih dan rapat. Sel tidak diselubungi lendir. Dapat bergerak maju
dan mndur yan disebut gerak osilasi. Belum diketahui penyebab
alga ini bergerak. Diantara sel-sel yang pipih terdapat sel yang
mati. Adanya sel yang mati menyebabkan filamen terputus menjadi
beberapa hormogonium. Jika sel ini putus, maka terbetuklah
hormogonium yang akan tumbuh menjadi Oscillatoria baru
e) Nostoc

15
Gambar 5. Nostoc
Tubuh Nostoc tersusun atas sel-sel yang berbentuk bola. Hidup
di bebatuan atau di tanah yang lembab. Nostoc menyebabkan
permukaan bebatuan licin karena adanya selubung lender
kekuninan atau kecoklatan yang membungkus selnya. Di anttara
sel-sel berbentuk bola itu terdapat sel yang tidak aktif karena sel
tersebut mengalami dormansi (tidur). Di dalam sel tersebt tersebut
terkandung spora. Ukurannya agak lebih besar dari sel-sel
berbentuk bola sel ini di sebut akinet. Apabila spora telah masak
akan tumbuh filamen baru.

f) Anabaena

Gambar 6. Anabaena
Seperti halnya Nostoc, Anabaena tersusun atas sel-sel
berbentuk bola.Perbedaannya, disamping memiliki akinet, juga
memilki heterosista. Heterosista adalah penambat nitrogen.

16
e. Peranan cyanobacteria
 Bersifat racun
 Melapukkan batuan/ candi
 Alga hijau-biru pada ekosistem air tawar berperan sebagai
produsen bagi zooplankton, ikan–ikan kecil, dan udang.
 Beberapa spesies alga hijau-biru seperti Anabaena azollae juga
dapat bersimbiosis dengan paku air Azolla pinnata. Simbiosis
tersebut dapat memfiksasi nitrogen bebas, sehingga daerah perairan
tersebut kaya akan unsur nitrogen.
 Bagi manusia alga hijau-biru dapat dimanfaat-kan sebagai sumber
pangan (misalnya Spirullina yang dikenal sebagai sumber makanan
alernatif protein sel tunggal).

17
IV. PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
 Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme
yang bermacam – macam kelompok, baik sebagai sel tunggal maupun
kelompok sel.
 Peran mikroba dalam pertania adalah menjaga ketersediaan tiga unsur
hara yang penting bagi tanaman antara lain, Nitrogen (N), fosfat (P),
dan kalim (K).
 Alga Hijau-Biru (Cyanobacteria) merupakan organisme uniseluler
dan multiseluler yang bersifat prokariotik serta memiliki klorofil dan
fikosianin. Alga yang uniseluler ada yang hidup soliter dan ada yang
berkoloni, sedangkan yang multiseluler pada umumnya berbentuk
benang.
 Alga Hijau-Biru (Cyanobacteria) termasuk dalam kingdom Monera.
Meskipun alga ini memiliki klorofil, namun alga ini tidak dapat
digolongkan kepada kingdom plantae. Karena alga hijau biru masih
berupa prokariotik, sementara yang ada di kingdom plantae adalah
yang eukariotik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, G. M. 2012. Mekanisme Penambatan Nitrogen Udara oleh Bakteri


Rhizobium Menginspirasi Perkembangan Teknologi Pemupukan
Organik yang Ramah Lingkungan. Agrotrop, 2(2) : 145-149.
Ciremai. 2008. Biologi Laut. Gramedia. Jakarta.
Foster, B. 2013. Kumpulan Rumus XII IPA. Bandung: Ganesha operation.
Khoirul, A. A. 2013. Makalah Cyanobacteri (alga hijau – biru).
https://www.slideshare.net/ahmadazmee/makalah-cyanobacteri-ahmad-
azmi-ku?from_action=save. [online]. Diakses pada 2 september 2019.
Pukul 20:04 WIB.
Muchlas, F. 2009. Sejarah perkembangan mikrobiologi.
https://crocodilusdaratensis.wordpress.com/2009/12/12/sejarah-
perkembangan-mikrobiologi/. [online]. Diakses pada 5 september 2019.
Pukul 20:13 WIB.
Notji, A. 1981. Biologi Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.
Pablo, J. 2012. Sejarah mikrobiologi.
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/04/sejarah-
mikrobiologi.html. [online]. Diakses pada 4 september 2019. Pukul
20:09 WIB.
Plezar, M. J. 1989. Dasar-Dasar Mikrobiolgi. UI Press. Jakarta.
Prasetyo, E. 2015. Makalah mikrobiologi terapan tentang pertanian – pemanfaatan
bakteri rhizobium sp. Dalam peningkatan produktivitas pertanian.
https://www.academia.edu/24196288/MAKALAH_MIKROBIOLOGI_T
ERAPAN_TENTANG_PERTANIAN. [online]. Diakses pada 5
september 2019. Pukul 20:19.
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organi. Kanisius. Yogyakarta.
Taylor. 1960. Biologi. Ganeca Exact. Bandung.
Tentorku. 2015. Ganggang hijau biru (cyanobacteria).
https://www.tentorku.com/ganggang-hijau-biru-cyanobacteria/.
[online]. Diakses pada 6 september 2019. Pukul 20:29.
Yarsih, F. 2012. Makalah mikrobiologi terapan tentang mikrobiologi kedokteran
fitha.
https://www.academia.edu/11849383/Makalah_Mikrobiologi_Terapan
_Tentang_Mikrobiologi_Kedokteran_Fitha. [online]. diakses pada 1
oktober 2019. Pukul 19:17 WIB.

Anda mungkin juga menyukai