HOSPITAL EXPOSURE
TATALAKSANA ULKUS DIABETIKUM
Disusun Oleh:
Yohanes Marcellino Armiento
Penguji:
dr. Natalia Maria Christina, Sp.B
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TANGERANG
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................3
PENDAHULUAN ..................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................................................5
2.2. Fisiologi ...................................................................................................................7
2.3 Ulkus Diabetikum ...................................................................................................10
BAB III...............................................................................................................................29
KESIMPULAN ....................................................................................................................29
BAB IV ..............................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................30
2
BAB I
PENDAHULUAN
penderita diabetes mellitus dan merupakan komplikasi kronik dari penyakit tersebut
yang menjadi penyebab utama seorang penderita diabetes mellitus dirawat di rumah
sakit, meninggal, serta mengalami kecacatan. Ulkus diabetikum dapat terjadi akibat
gangguan pada saraf perifer/ neuropati, serta penyempitan dan pengerasan dari
pembuluh darah perifer akibat penumpukan plak pada dinding pembuluh darah. 1
Indonesia sendiri diperkirakan pada tahu 2030 sebanyak 21,3 juta jiwa menderita
diabetes mellitus pada penduduk semua umur di Indonesia sebesar 1,5%. Sebanyak
5% dari seluruh pasien diabetes mellitus mengalami ulkus diabetikum dan sekitar
di Indonesia sebesar 15% dari penderita diabetes mellitus. Angka kematian dan
amputasi kasus ulkus diabetikum juga masih tinggi sebesar 32,5% dan 23,5%.
Pengetahuan dan kewaspadaan tentang kasus ulkus diabetikum ini masih terbilang
peningkatan kadar gula dalam darah akibat terganggunya sekresi insulin, resistensi
3
dan saraf perifer sehingga dapat menimbulkan komplikasi dari penyakit diabetes
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bagian atas abdomen diantara usus duabelas jari dan limpa. Pankreas dibagi
menjadi 4 bagian yaitu kepala, leher, badan, dan ekor. Organ ini berperan dalam
saluran untuk enzim pencernaan agar dapat di sekresi pada usus duabelas jari.
5
seluruh pankreas. Pulau Langerhans mengandung sel-sel endokrin sebagai
- Sel beta, berfungsi memproduksi hormon insulin yang digunakan tubuh dalam
menghambat sel alfa dan sel beta dalam produksi hormon glukagon dan insulin.
pencernaan,
6
2.2. Fisiologi
2.2.1 sintesis dan sekresi insulin
glukosa dalam darah. Sintesis dan sekresi insulin ke dalam darah akan
terjadi jika terdapat rangsangan pada sel beta sesuai dengan kebutuhan
dapat meregulasi kadar glukosa dalam darah. Aktivasi sel beta oleh
Namun selain itu sekresi insulin juga dapat dipengaruhi oleh hormon
insulin.8,9
7
difosforilasi oleh enzim glukokinase sehingga menjadi glukosa-6-
Ca2+ di dalam sel meningkat. Ion Ca2+ pada sel beta diperlukan dalam
sekresi insulin. 8
8
Selain hormon insulin, hormon glukagon juga berperan dalam
sekresi oleh sel alfa pankreas ketika kadar gula dalam darah rendah.
9
2.3 Ulkus Diabetikum
2.3.1 Definisi
2.3.1 Epidemiologi
dunia sebanyak 9,1 sampai 26,1 juta orang. Sekitar 15-25% penderita
dan 23,5%. Jumlah kasus dan prevalensi yang tinggi disebabkan oleh
10
kurangnya kesadaran dan buruknya perawatan pada pasien diabetes
2.3.3 Klasifikasi
resistensi insulin.
11
o Penyakit eksokrin pankreas (pankreatitis,
dll)
antibodies, dll)
– Diabetes gestasional
2.3.4 Patogenesis
12
dapat menyebabkan stres oksidatif pada sel saraf sehingga
13
gangguan pada sistem imun dapat menyebabkan luka kronik pada kaki
ditangani dengan benar dapat terjadi infeksi pada luka yang kemudian
14
kaki. Pada penderita dengan resiko tinggi ulkus diabetikum dapat
15
- Derajat 3: terdapat ulkus beserta abses, bisa terdapat osteomyelitis/
lutut)
pada kulit tungkai bawah dan kaki untuk melihat adanya luka/ lesi,
lokasi lesi, menentukan derajat luka, warna pada luka, bentuk dan
ukuran luka, sensasi nyeri, sianosis pada jaringan sekitar luka serta
16
perubahan suhu ujung kaki. Selain itu untuk menilai sirkulasi darah
tekanan darah sistolik pada lengan (arteri brachialis). Nilai ABI yang
darah perifer. 18
17
2.3.7 Tatalaksana
Selain terapi pada luka, pengendalian kadar glukosa dalam darah juga
tubuh. 16,18
- Debridement
granulasi.
o Pembedahan
18
debridement bedah ini harus ditunda sampai dilakukan
prosedur revaskularisasi.
o Enzimatis
o Biologis
19
o Autolitik
- Pengendalian vaskular
- Off-loading
yang tidak memadai dapat menyebabkan ulkus pada plantar kaki dan
yang baik.
20
ke tumit. Pemasangan TCC tidak boleh dilakukan pada
Berbeda dengan TCC, tipe ini dapat di buka dan ukuran pada
- Pengendalian Infeksi
21
kering untuk menghindari infeksi dan konversi menjadi gangrene
basah.
o Growth Factors
22
Di klasifikasikan menjadi 3 matrik yang terdiri dari sel
o MMP Modulators
proses penyembuhan.
23
dengan perekat. Data eksperimental menunjukkan terapi ini
lingkungan yang kaya akan oksigen. Leukosit juga akan lebih efektif
24
terjadinya komplikasi seperti ulkus diabetikum. Edukasi tersebut
- Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki, termasuk di pasir dan air
- Periksa kaki setiap hari dan kontrol ke dokter jika terdapat kulit
- Keringkan kaki dan sela-sela jari kaki secara teratur setelah dari kamar
mandi
- Gunakan kaos kaki dari bahan kartun yang tidak menimbulkan lipatan
- Jika terdapat kelainan bentuk kaki gunakan alas kaki yang dibuat
khusus
- Sepatu yang dipakai tidak boleh terlalu sempit/ terlalu longgar, tidak
menghangatkan kaki
dibantu dengan menilai kedalaman luka serta derajat iskemia pada kaki
25
diabetikum menggunakan klasifikasi Brodsky dan klasifikasi Wagner.
Kedalaman ulkus
kaki diabetes
superfisial
jaringan
jaringan,
Iskemia
A Tidak iskemia -
26
C Iskemia dengan Pengendalian vaskular,
(sebagian)
amputasi
27
2.3.8 Prognosis
28
BAB III
KESIMPULAN
disebabkan oleh kerusakan pada saraf/ neuropati dan kerusakan dari pembuluh
mellitus yang paling sering karena sebanyak 5% dari penderita diabetes mellitus
infeksi. Selain itu pengendalian penyakit diabetes seperti kontrol kadar gula darah
serta terapi farmakologi dan non farmakologi dari penyakit diabetes juga tetap
mulai bermunculan seperti terapi oksigen hiperbarik, terapi luka tekanan negatif,
dalam menentukan keberhasilan terapi dan kualitas hidup penderita, maka dari itu
edukasi tentang penyakit, penyebab, terapi, perubahan gaya hidup, perawatan luka
perlu disampaikan hingga penderita benar-benar paham agar kondisi bisa terkendali
29
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Amin N, Doupis J. Diabetic foot disease: From the evaluation of the “foot
at risk” to the novel diabetic ulcer treatment modalities. World J Diabetes.
2016;
2. Informasi pusat data dan. Info Datin Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI, Situasi dan Analisis DIABETES. Pusat Data dan Informasi
Kementerian RI. 2014.
8. Gisela Wilcox. Insulin and Insulin Resistance. Insul Insul Resist Gisela.
2005;
30
10. Röder P V., Wu B, Liu Y, Han W. Pancreatic regulation of glucose
homeostasis. Experimental & molecular medicine. 2016.
11. Armstrong DG, Boulton AJM, Bus SA. Diabetic foot ulcers and their
recurrence. New England Journal of Medicine. 2017.
14. Boulton AJM. The diabetic foot. Medicine (United Kingdom). 2019.
15. Rajana VK. Immune Dysfunction in Diabetes Mellitus (DM). Int J Heal Sci
Res. 2017;
31