Anda di halaman 1dari 9

BAB 4.

PRINSIP DASAR PERHITUNGAN

BAB 4. PRINSIP DASAR PERHITUNGAN


Kompetensi Dasar: mampu menyelesaikan persoalan matematika
dengan dasar perhitungan ROS dan ROP, Permutasi dan
Kombinasi

A. Dasar Perhitungan

kan dalam matematika diskrit, yaitu


hukum penjumlahan (rule of sum:
ROS) dan hukum pergandaan
(rule of product: ROP). Hukum
pergandaan sering juga dikenal
dengan principle of choice.
Banyak problema dalam matema-
tika diskrit, yang dapat
diselesaikan dengan mengguna-
kan pendekatan kedua prinsip ini,
misalnya problema cacah fungsi,
pemilihan dan pengaturan.

Terdapat dua prinsip dasar


perhitungan yang banyak diguna-

ROS: Jika tugas pertama dapat diselesaikan dengan m cara; sedangkan


tugas kedua dapat diselesaikan dengan n cara dimana kedua tugas itu
tidak dapat diselesaikan secara bersamaan, maka penyelesaian salah
satu tugas dapat dilakukan dengan m + n cara.
Contoh 1. Di Perpustakaan terdapat 40 buku matematika dan 50 buku IPA.
Pemilihan salah satu buku tersebut dapat dilakukan dengan 90 cara.

MATEMATIKA DISKRIT hal 33


BAB 4. PRINSIP DASAR PERHITUNGAN

ROP: Jika terdapat suatu prosedur yang dapat dibagi atas dua tahap dan jika
terdapat m kemungkinan hasil dari tahap pertama serta jika terdapat n
kemungkinan hasil pada tahap kedua, maka prosedur tersebut dapat
diselesaikan dengan mn cara.
Contoh 2. Suatu club drama terdiri atas 6 laki-laki dan 8 orang perempuan.
Akan dilakukan pemilihan seorang ketua dari masing-masing jenis
kelamin. Terdapat 48 cara pemilihan ketua tersebut.

B. Permutasi

Pengaturan objek-objek dalam suatu urutan tertentu disebut dengan


permutasi. Dalam hal ini terdapat kata kunci, yaitu pengaturan yang
memperhatikan adanya kepentingan urutan dari pengaturan itu. Sebagai
ilustrasi, perhatikan pengaturan huruf B,C,E, F, dan I dalam bentuk kata
BCEFI, CEFIB yang merupakan 2 pengaturan (permutasi) yang berbeda.

Definisi 1. Untuk sembarang bilangan bulat n  0, n faktorial, yang


dinotasikan dengan n! didefinisikan secara rekursif sebagai
0! = 1
n! = n (n-1)!

Contoh 3. 1! = 1, 2! = 2.1! = 2, dan 3! = 3.2! = 6, dst

Definisi 2. Ditentukan sekumpulan objek yang berukuran n. Sembarang


pengaturan objek objek tersebut disebut dengan permutasi.

MATEMATIKA DISKRIT hal 34


BAB 4. PRINSIP DASAR PERHITUNGAN

Jika terdapat n objek yang dinyatakan dengan a 1 ,a 2 ,..., a n dan r bilangan


integer sedemikian hingga 1  r  n, maka dengan prinsip ROP cacah
permutasi berukuran r dari n objek tersebut adalah
posisi 1 posisi 2 posisi 3 ... posisi r
n hasil n-1 hasil n-2 hasil n-r+1 hasil
n!
Sehingga terdapat n(n-1)(n-2)...(n-r+1) hasil atau cara.
(n  r )!

Cacah permutasi berukuran r dari n objek selanjutnya disajikan dengan


berbagai notasi P(n,r) = nPr = rPn = P(r,n).
Perhatikan bahwa P(n,n) = n! (mengapa?)
Contoh 4. Pengaturan huruf dari kata KOMPUTER sebanyak 8! permutasi.
Contoh 5. Pengaturan 4 huruf dari kata KOMPUTER sebanyak 1689
permutasi, dan jika dilakukan pengaturan huruf dengan
memperbolehkan perulangan akan diperoleh 812 .
Selanjutnya permutasi (pengaturan) dapat dilakukan dengan dua bentuk,
yaitu
1. tanpa perulangan, dan
2. dengan perulangan.
Pada kasus permutasi dengan perulangan secara umum dapat
dikatakan bahwa jika terdapat sekumpulan n objek dengan n1 objek tipe
pertama, n2 objek tipe kedua, dan seterusnya hingga nr objek tipe ke r, di
n!
mana n = n i , maka akan terdapat permutasi sebanyak
n1 ! n2 !... nr !
i1

MATEMATIKA DISKRIT hal 35


BAB 4. PRINSIP DASAR PERHITUNGAN

Contoh 6. Permutasi huruf dari kata MASSASAUGA adalah sebanyak 25200


cara, dengan permutasi berukuran 4 huruf A sejumlah ada 840 cara.

C. Kombinasi

Perhatikan ilustrasi berikut. Andaikan terdapat setumpuk kartu bridge baku.


Akan diambil 3 kartu secara berturutan tanpa dikembalikan. Dengan
menggunakan prinsip ROP akan terdapat 52 x 51 x 50 cara atau P(52,3)
pengambilan kartu tersebut. Padahal dalam pengambilan tersebut tidak
diperhatikan urutannya (no reference to order), dimana untuk 3 kartu yang
sama akan terdapat 3! permutasi. Ini berakibat bahwa pemilihan (kombinasi)
3 kartu berturutan tanpa dikembalikan dan tidak memperhatikan urutan
P(52,3)
adalah sebanyak cara atau 22100 cara.
3!
Secara umum dapat dikatakan bahwa jika dari sekumpulan n objek yang
berbeda, suatu pemilihan atau kombinasi berukuran r dari n objek itu tanpa
memperhatikan urutan, yang dinotasikan dengan C(n,r), C(r,n), rCn, nCr, atau
n P(n, r ) n n!
  yang besarnya adalah . Perhatikan bahwa   =
r  r!  r  r !(n  r )!

Contoh 7. Seorang siswa diminta untuk menjawab 7 dari 10 pertanyaan


secara sembarangan. Jika tidak diperhatikan urutan menjawab
pertanyaan tersebut, maka terdapat C(10,7) cara.

Contoh 8. Suatu kelompok siswa SMA akan memilih suatu tim yang terdiri
dari 4 orang orang dari kelompok yunior dan 5 orang. Jika ternyata
terdapat 28 siswa yunior dan 25 orang siswa senior, maka tim tersebut
dapat dipilih dengan C(28,4) kali C(25,5) cara atau 1 087 836 750 cara.

MATEMATIKA DISKRIT hal 36


BAB 4. PRINSIP DASAR PERHITUNGAN

D. Teorema Binomial

Untuk sembarang dua variabel x dan y dan bilangan positif n, maka


berlaku
n n 
(x + y) n =  k  x k
y n k
k 1

Bukti
Perhatikan bahwa (x + y) n = (x + y)(x + y) ... (x + y)
n buah
Koefisien dari x k y n  k merupakan kenyataan pemilihan k buah x (atau juga n-k
buah y) dari n buah x yang tersedia. Cacah pemilihan ini adalah C(n,k).
Padahal ini berlaku untuk setiap harga k. Dengan demikian teorema diatas
terbukti.

Contoh 9. Koefisien dari x 5 y 2 dalam (x + y) 7 adalah C(7.5) = 21.

MATEMATIKA DISKRIT hal 37


BAB 4. PRINSIP DASAR PERHITUNGAN

E. Kombinasi Dengan Perulangan

Ditentukan sekumpulan n objek. Akan ditentukan pemilihan (kombinasi)


dengan perulangan r objek dari kumpulan tersebut. Kasus ini memberikan
pandangan untuk memperhatikan adanya permutasi dengan perulangan
berukuran r objek dari n-1 objek . Akibatnya cacah kombinasi dari n objek
setiap kali diambil r objek dengan perulangan adalah C(n+r-1, r). Hal ini
disebabkan oleh pandangan bahwa seolah-olah terdapat penambahan semu
dari r-1 objek akibat dari perulangan tersebut. Pada kombinasi dengan
perulangan ini dimungkinkan terjadi pada r  n.
Contoh 10. Suatu toko kue donat mempunyai 20 jenis roti. Andaikan bahwa
setiap bungkus menampung 12 roti. Cacah pemilihan 12 roti tersebut
C(20+2-1, 12), yaitu C(31,12) cara.

Perhatikan bahwa pada (x + y) n menghasilkan ekspansi dalam bentuk


deret binomial dengan koefisiennya berbentuk C(n,r). Selanjutnya koefisien
ini erat hubungan-nya dengan cacah penyelesaian integer tidak negatif pada
persamaan x i  n.

Contoh 11. Tentukan cacah penyelesaian bilangan bulat x i  0 dari


4
persamaan x i  7 . Untuk menjawab pertanyaan tersebut perhatikan
i1

argumentasi berikut. Pencarian cacah penyelesaian sistem persamaan


itu dapat dipandang sebagai pencarian cacah penyelesaian dari kasus
pendistribusian 7 koin kepada empat orang anak dimana dimungkinkan
terjadi seorang anak mendapatkan 1, 2 atau lebih ataupun bahkan tidak
mendapatkan koin. Ini berarti bahwa kasus tersebut akan identik

MATEMATIKA DISKRIT hal 38


BAB 4. PRINSIP DASAR PERHITUNGAN

dengan kasus pemilihan (kombinasi) dengan perulangan dari 4 koin


setiap saat diambil 7 koin, sehingga akan terdapat C(4+7-1,7) = 140
penyelesaian.

Dari contoh di atas, nampak bahwa terdapat 3 problema yang identik, yaitu:
n
 Cacah penyelesaian bilangan bulat untuk x i  0 dari persamaan  xi  k
i 1

 Cacah pemilihan k objek dari n objek dengan perulangan


 Cacah cara k objek identik didistribusikan terhadap n objek dengan
perulangan.

Soal Latihan

1. Hitunglah nilai n bulat positif jika


a. P(n,2) = 90
b. P(n,3) = 3 P(n,2)
c. 2 P(n,2) + 50 = P(20,2)
d. C(n,3) = 4 C(n,2)
n1
2. Jika n, r  0 dan n + 1  r, tunjukkan bahwa P(n + 1,r) = P(n, r )
n  1 r
3. Tunjukkan bahwa C(n,r) = C(n,n-r)

4. Tunjukkan bahwa C(n+1,r) = C(n,r) + C(n,r-1)


n
n
5. Tunjukkan bahwa  C (n, k )  2
k 0

n
6. Tunjukkan bahwa  (1) k
C (n, k )  0
k 0

1
7. Tunjukkan bahwa C(2n,n) + C(2n,n-1) = C(2n+2,n+1)
2

MATEMATIKA DISKRIT hal 39


BAB 4. PRINSIP DASAR PERHITUNGAN

8. Tentukan koefisien x 5 y 3 dari


a. (x + y) 8
b. (x -2 y) 8
c. (2x + y) 8

9. Dalam suatu kumpulan terdapat enam orang laki-laki dan tujuh orang
perempuan. Dalam berapa cara suatu tim dapat dibentuk yang terdiri atas:
a. 3 laki-laki dan 4 perempuan
b. 4 orang dengan paling sedikit ada 1 perempuan
c. 4 orang dengan paling banyak 1 laki-laki

10. Andaikan terdapat tumpukan buku merah, biru dan hijau dengan tiap
tumpukan memuat paling sedikit 8 buku. Dalam berapa cara dapat dipilih:
a. delapan buku
b. delapan buku dengan paling sedikit satu buku tiap warna

11. Berapa cacah penyelesaian bilangan bulat tidak negatif dari sistem
4

x i  29
i1

12. Berapa cacah penyelesaian bilangan bulat tidak negatif dari sistem
4

x i  29
i1

13. Berapa cacah penyelesaian dari soal no. 11 jika x 1 > 0, x 2 > 1, x 3 > 2, dan
x 4 0
n
14. Hitunglah  (1) k
C (n , k ) x k (1  x ) n k
k 0

MATEMATIKA DISKRIT hal 40


BAB 4. PRINSIP DASAR PERHITUNGAN

n
15. Hitunglah  (1) k
C ( n, k )( x  1) k (2  x ) n k
k 0

n
16. Hitunglah  (1) k
C (n, k ) x k ( 2  x ) n  k
k 0

17. Tunjukkan bahwa C(n+2,r) = C(n,r) + 2 C(n,r-1) + C(n,r-2) dan berikan


argumentasi kombinatorik apa yang dimaksud dengan hubungan tersebut.

n
k n
18. Tunjukkan bahwa  2 C (n, k )  3
k 0

n
19.Tunjukkan bahwa  C(n, k ) kx k 1
 n (1  x ) n 1
k 0

n
20. Tunjukkan bahwa  C ( n, k ) k  n 2 n 1

k 0

n
21. Tunjukkan bahwa  C ( n, k ) 2
 C (2n , n)
k 0

1
22. Tunjukkan bahwa C(n,k) < C(n,k+1) jika dan hanya jika k  (n-1).
2
Kemudian jelaskan bahwa C(n,k) mencapai nilai maksimal untuk harga k
n
=  di mana x menyatakan fungsi floor, yaitu integer terbesar yang
2
lebih kecil dari x.

23. Dalam berapa cara 6 kunci yang berbeda diletakan dalam suatu cincin
(Ingat cincin diputar dianggap sebagai tidak memberikan pengaturan yang
berbeda).

MATEMATIKA DISKRIT hal 41

Anda mungkin juga menyukai