Anda di halaman 1dari 25

BAB 9.

GRAF

BAB 9. GRAF
Kompetensi dasar: Memahami konsep dasar graf dan mampu
menggunakannya dalam menyelesaikan berbagai kasus
aplikasi graf

A. Pengertian Graf

Graf berkembang pertama kali


pada tahun 1736 ketika
matematikawan Swiss Leonard
Euler menyelesaikan kasus
jembatan Konigsberg. Di Kota
Konigsberg terdapat sungai
Pregel yang ditengahnya mempu-
nyai dua pulau Kneipof, sehingga
membentuk empat wilayah.
Leonard Euler Wilayah itu dihubungkan oleh 7
buah jembatan.

MATEMATIKA DISKRIT hal 91


BAB 9. GRAF

Setiap hari libur penduduk kota sering melakukan perjalanan


menelusuri jembatan tersebut dari tempat pemberangkatan dari suatu
daratan. Pada peta di atas terdapat 4 wilayah daratan, katakan daratan A
untuk wilayah atas, daratan pulau sebagai wilayah B, daratan kiri sebagai
C dan daratan bawah sebagai wilayah D. Masalahnya adalah bagaimana
rute penelusuran (perjalanan) jika seseorang berangkat dari suatu daratan
(A,B,C,D) dan kembali ketempat semula dengan menelusuri semua
jembatan tepat satu kali. Kasus ini dipecahkan oleh Euler dengan lintasan
EULER.

Selain itu banyak kegunaan graf dalam berbagai kehidupan sehari-


hari.
a. Struktur kimia adalah kumpulan atom-atom yang terikat menurut
aturan ikatan kimia tertentu.Sebagai contoh, CH4 (Metana)
merupakan ikatan kimia yang terdiri dari 1 atom C dan 4 atom H,
sehingga terbentuk ikatan seperti di bawah ini.

b. Jaringan komunikasi adalah kumpulan beberapa pusat atau stasiun


yang dapat berkomunikasi secara langsung.

MATEMATIKA DISKRIT hal 92


BAB 9. GRAF

c. Jaringan lalu lintas adalah kumpulan jalan yang saling


berhubungan. Jika digambar dalam bentuk graf, simpul
melambangkan persimpangan dan busur melambangkan arah
lalu lintas.

Pemodelan dengan graf akan mempermudah pengkajian masalah yang dihadapi.


Beberapa masalah yang sering timbul dalam Matematika Diskrit menyangkut
tentang aplikasi graf, misalnya pada kasus berikut.

MATEMATIKA DISKRIT hal 93


BAB 9. GRAF

buah stasiun. Satu saluran


hanya dapat digunakan oleh
satu dan satu stasiun pengirim
(penerima). Persoalannya
adalah bagaimana menentukan
alokasi penggunaan saluran
tersebut dengan biaya minimal.
b. Berapa banyak alokasi saluran
a. Masalah alokasi. Andaikan
agar tercapai optimalisasi ?
terdapat m saluran (frekuensi)
c. Bagaimana pengaturan peng-
yang dapat digunakan oleh n
gunaan saluran tersebut?
.
Definisi. Suatu graf tak berarah G terdiri atas himpunan tak kosong V, disebut
himpunan vertex (simpul, node), dan himpunan E, disebut himpunan edge
(busur), sedemikian hingga setiap e  E berhubungan dengan pasangan tak
berurut dari anggota V, jelasnya E = {e | e = {vi,vj}, vi,vj  V}. Graf G
selanjutnya ditulis sebagai G=(V,E).

Contoh. Himpunan Vertex = {1,2,3,4}, dan Himpunan Edge = { {1,2}, {1,3}, {1,4},
{3,4} }, maka G=(V,E) adalah suatu graf.

Definisi. Jika terdapat suatu graf G = (V,E) dan edge e  E dengan e = {vi,vj}, vi, vj
 V, maka kedua vertex vi, vj dikatakan adjacent, dan edge e dikatakan
incident dengan vertex vi, vj.. Jika untuk setiap e = {vi,vj}, berlaku e = {vi, vj} =
{vj, vi}, maka graf G disebut graf tak berarah. Jika tidak demikian, maka graf G
disebut graf berarah.

MATEMATIKA DISKRIT hal 94


BAB 9. GRAF

Definisi. Ordo dan ukuran dari graph G=(V,E) disajikan lewat kardinalitas dari V dan
E yang dinotasikan dengan | V | = n dan | E | = m.
Contoh. Pada graf G di atas, maka vertex 1 adjacent dengan vertex 2, 3 dan 4,
vertex 2 adjacent dengan vertex 3 dan vertex 3 juga adjacent dengan vertex 4.
Ordo dari graf =|V| = 4 sedangkan ukuran dari graf = |E|= 5.

Definisi. Jika pada graf G terdapat edge e = {vi, vj} E dengan vi = vj, maka e
disebut loop. Jika terdapat dua atau lebih edge yang menghubungkan dua
vertex yang sama, katakan e1 = {vi , vj} dan e2 = {vi, vj} dengan e1  e2, maka
edge e disebut paralel edge dan graf G disebut dengan multi graf. Graf G yang
tidak punya loop dan paralel edge disebut dengan graf sederhana dan
disingkat sebagai graf

Pada multi graf di atas, 4 kelompok paralel edge, dan 3 buah loop

Definisi. Jika pada graf G=(V,E), terdapat partisi pada V atas dua himpunan V1 dan
V2, yaitu V = V1 U V2 dan V1 saling asing dengan V2 sedemikian hingga setiap
edge e = { vi, vj } maka vi V1 dan vj  V2, maka graf G disebut graf bipartite

MATEMATIKA DISKRIT hal 95


BAB 9. GRAF

Contoh. Graf bipartite

B. Penyajian Graf

Graph dapat disajikan dengan berbagai cara.


a. Dengan pendefinisian lewat himpunan V dan E (seperti contoh di muka).
b. Menggambarkan graf dalam bentuk grafis, yaitu menyajikan vertex v  V
sebagai simpul (noktah) dan edge e = {i , j}  E sebagai suatu sisi (busur).
Jika graf G berarah, maka busur dari suatu edge tersebut disajikan dengan
busur berarah. Misalnya suatu graph G dengan V={1,2,3,4} dan E = {(1,2),
(1,3), (1,4), (2,4), (3,4)} digambarkan sebagai

Definisi. Dua buah graf G(V,E) = G1 (V1,E1) bila dan hanya bila V=V1 dan E = E1.
Perhatikan bahwa kedua graf berikut adalah sama, sebab memuat himpunan
vertex dan edge yang sama

c. Penyajian graf dengan matrik. Cara ini menggunakan matrik relasi antar
vertex atau antara vertex dengan edge. Cara ini sering digunakan dalam
menyimpan sebuah graf dalam memori komputer (struktur data). Cara lainnya

MATEMATIKA DISKRIT hal 96


BAB 9. GRAF

dalam menyimpan graf pada memori komputer adalah dengan cara list atau
struktur data graf. Cara penyimpanan pada memori komputer tidak dibahas
dalam dalam bab ini tetapi pada bab selanjutnya.

Ditentukan suatu graph G =(V,E) dan suatu relasi R:V →V. Suatu vertex x berelasi
dengan vertex y, yaitu x R y jika dan hanya jika edge (x,y)  E.

Definisi. Matrik adjacence dari G(V,E), dinotasikan dengan A(G) atau A, adalah
matrik bujursangkar ordo n = |V|, dengan setiap elemen
1, bila (i , j )  E
aij = 
0, bila (i. j )  E
Contoh graph G=(V,E) dengan V={1,2,3,4} dan E = {(1,2), (1,3), (1,4), (2,4), (3,4) }
disajikan dalam bentuk matrik adjacence 0-1 sebagai
0 1 1 1
1 0 0 1 
A
1 0 0 1
 
1 1 1 0

Pada matrik adjacence A terdapat kenyataan bahwa:


a. Matrik simetri ordo n = |V| dengan setiap elemennya adalah 0 atau 1.
b. Multi graf dengan paralel edge tidak dapat disajikan dengan matrik adjacence
0-1.
c. Jika elemen diagonal dari A adalah 1, maka pada vertex yang bersesuaian
terdapat suatu loop.
d. Jika graph G adalah sederhana, maka A adalah matrik simetris.

Kelemahan utama dari penyajian graph dengan matrik adjacence adalah bahwa
matrik tersebut kurang efisien disebabkan sifat simetri matrik itu, yaitu informasi
elemen tidak pada diagonal utama akan disajikan 2 kali. Penyajian graph dengan
matrik dapat juga dilakukan lewat matrik incidence.

Ditentukan suatu graph G =(V,E) dan suatu relasi R: V  E. Suatu vertex x berelasi
dengan edge e, yaitu x R e jika dan hanya jika terdapat suatu vertex k sehingga
edge e = (x,k)  E.

MATEMATIKA DISKRIT hal 97


BAB 9. GRAF

Definisi. Jika E = {e 1 , e 2 , . . . , e m }, maka suatu matrik B = (b i j ) ordo n x m, dengan

n = |V| dan m = |E| dikatakan matrik incidence dari graph G(V,E) jika
a. b i j = 1 bila terdapat insidensi vertex i dengan edge e j , dan

b. b i j = 0 bila tidak terdapat insidensi vertex i dengan edge e j .

Contoh graph G=(V,E) dengan V={1,2,3,4} dan E = {(1,2), (1,3), (1,4), (2,4), (3,4) }
disajikan dalam bentuk matrik incidence 0-1 sebagai
1 1 1 0 0
1 0 0 1 0
B
0 1 0 0 1
 
0 0 0 0 1

Keuntungan utama dari penyajian dengan matrik ini adalah bawa penyajian ini
memungkinkan pengajian suatu graph yang mempunyai loop ataupun multi graf.

Pada matrik incidence B terdapat kenyataan bahwa:


a. Matrik berordo n x m dengan setiap elemennya adalah 0 atau 1.
b. Jumlah elemen dalam suatu kolom adalah dua

Definisi. Dua buah graf G(V,E) dan G1 (V1,E1) bila dan hanya bila V  V1 dan E 
E1, maka graf G disebut subgraf dari G1. Jika pada subgraf G, berlaku V = V1,
maka subgraf G disebut spanning subgraf dari G1
Contoh

Contoh spanning subgraf adalah sebagai berikut

MATEMATIKA DISKRIT hal 98


BAB 9. GRAF

C. Degree (Derajat)

Definisi. Degree (derajat) dari suatu vertex x pada graf G(V, E), ditulis dengan d(v)
adalah cacah edge yang insiden dengan vertex v. Jika graf G berarah , degree-
in dari vertex, di tulis dengan d+ (x), adalah cacah edge insiden dengan v yang
“masuk” ke v, dan degree-out dari vertex v, ditulis dengan d- (x), adalah cacah
edge insiden dengan v yang “keluar” dari v.
Jelas bahwa d(v) = d+(v) + d- (v).
Contoh
Ditentukan graf G(V,E) seperti
gambar di samping. Degree dari
vertex 1, d(1) = 4, d(2) = 2, d(4) =
3, dan d(5)= 1, serta d(6) = 0.
Suatu vertex v dengan d(v) = 0
disebut dengan vertex terisolir
(isolated vertex).

Perhatikan bahwa setiap edge dalam graf G(V,E) selalu memberikan kontribusi 1
degree pada masing-masing vertex yang insiden dengannya. Sehingga diperoleh
kenyataan jumlah total vertex pada suatu graf adalah genap.

Teorema. Pada suatu graf G(V,E) berlaku  d (v )  2 | E |


x V

Bukti. Setiap edge memberikan kontribusi 2 degree, masing-masing satu pada


setiap vertex insiden dengannya. Akibatnya jika cacah edge m = |E|, maka total
degree dari semua vertex adalah 2 m = 2 |E|

MATEMATIKA DISKRIT hal 99


BAB 9. GRAF

Teorema. Pada sebarang graf G(V,E), cacah vertex berdegree ganjil adalah genap
Bukti. Kelompokkan himpunan vertex berdegree genap ke S dan yang berdegree
ganjil ke T. Maka  d (v )   d ( v )  2 | E |
x S x T
karena  d (v)  genap | maka
x S

 d (v)  genap |
x T

Terkait dengan degree dari suatu graf G(V,E) yang disajikan dengan matrik relasi
dapat ditunjukkan bahwa:
a. Jika G adalah sederhana, maka jumlah elemen dalam suatu baris pada matrik
adjacent A atau incidence B sama dengan derajat dari vertex yang
bersesuaian
b. Jika jumlah elemen dari suatu baris pada matrik matrik relasi adalah nol maka
vertex yang bersesuaian adalah vertex terisolir (isolated vertex).

Definisi. Jika pada graf G(V,E), untuk setiap vertex v  V, d(v) = k, maka G disebut
reguler Gk . Jika pada graf reguler Gk dengan k = |V| - 1, maka G disebut graf
komplit (complete graph)

Graf di atas adalah contoh graf reguler dengan k=0, k=1 dan k = 2

Teorema. Ditentukan graf komplit G(V,E) dengan ordo n dan ukuran m, maka:
a.  d (v)  n (n  1)
x V

n (n  1)
b. m 
2
Bukti. Diserahkan pada pembaca sebagai bahan latihan

Contoh. Sebuah perusahaan membutuhkan 6 pekerja W1, W2, ..., W6 untuk 6


pekerjaan J1, J2, ..., J6 dengan permintaan keahlian yang berbeda. Setiap

MATEMATIKA DISKRIT hal 100


BAB 9. GRAF

pekerja dikualifikasi untuk satu atau lebih pekerjaan, seperti yang ditunjukkan di
bawah ini :
Pekerja Pekerjaan yang dikualifikasikan
W1 J1, J2 dan J3
W2 J2 dan J4
W3 J1 dan J3
W4 J3, J5 dan J6
W5 J2
W6 J4 dan J5

Dapatkah semua pekerja ditugaskan sehingga tiap orang untuk 1 pekerjaan


yang dikualifikasikan ?
Untuk menjawab pertanyaan di muka, dibentuk suatu graf bipartite G dengan
partisi (X,Y) dimana X himpunan pekerja, dengan X = { W1, W2, ..., W6 } dan
himpunan pekerjaannya Y = { J1, J2, ..., J6 }. Vertex Wi dihubungkan dengan
vertex Jk jika dan hanya jika W1 dikualifikasikan untuk pekerjaan Jk.

Penugasan mungkin jika dan hanya jika G memuat 1 regular spanning graf
(subgraf yang memiliki 1 faktor). Salah satu dari subgraf ditunjukkan oleh
Gambar di bawah ini, dengan edge dari subgraf diberi garis tebal.

Jadi penugasan pekerja untuk tiap jenis pekerjaan yang dikualifikasikan


mungkin. Penugasan yang dilakukan seperti di bawah ini :
Pekerja Pekerjaan
W1 J1
W2 J4
W3 J3
W4 J6
W5 J2

MATEMATIKA DISKRIT hal 101


BAB 9. GRAF

W6 J5

Sebenarnya terdapat sebuah algoritma yang disebut Metode Hungarian,


menugaskan n orang untuk n pekerjaan sehingga tiap orang punya tugas
sesuai dengan yang dikualifikasikan.

D. Lintasan, Sirkuit, dan Keterhubungan

Pengertian lintasan, panjang lintasan, sirkuit dan keterhubungan pada suatu graf
banyak dibahas karena mempunyai aplikasi yang sangat luas, khususnya pada
persoalan transportasi dan jaringan komunikasi, telekomunikasi serta berbagai
kasus geometri lainnya.
Berikut ini akan disajikan beberapa pengertian dasar dari lintasan, sirkuit dan
keterhubungan serta beberapa teorema yang terkait.

Definisi. Suatu lintasan (path) adalah barisan dari vertex v1, v2, v3, ..., vn sedemikian
hingga setiap k = 2, 3, ... , n berlaku {vk-1, vk}  E. Jika dalam suatu lintasan
terjadi bahwa v1 = vn, dan tidak terdapat dua vertex yang sama, maka lintasan
tersebut disebut dengan sirkuit. Panjang dari lintasan adalah cacah edge yang
termuat didalamnya.
Jika didalam lintasan terdapat vertex yang sama, maka lintasan disebut dengan
jalan (walk)
Contoh
Pada graf G = (V,E) di samping, maka
barisan vertex 1, 3, 5, 4, 6 adalah suatu
lintasan dengan panjang 4, sedangkan
baris 1,2,4,3,1 adalah sirkuit dengan
panjang 4.
Barisan 1,2,4,3,5,4,2 adalah sebuah jalan

Definisi. Jika pada graf G(V,E) diantara 2 sebarang vertex, selalu terdapat lintasan
yang menghubungkannya, maka graf G disebut graf terhubung (connected
graph).

MATEMATIKA DISKRIT hal 102


BAB 9. GRAF

Contoh. Graf di atas adalah graf terhubung.


Perhatikan bahwa pada setiap graf terhubung G(V,E) berlaku:
a. tidak terdapat vertex terisolir.
b. pernyataan “terhubung oleh suatu lintasan” merupakan suatu bentuk relasi
antar himpunan vertex V. Relasi ini sering disajikan dengan notasi τ.
Demikian himpunan edge E juga merupakan suatu bentuk relasi adjacency,
dan bila E adalah simetris, maka relasi τ adalah simetris dan transitif.
c. Jika untuk setiap vertex terdapat sirkuit dengan panjang 0, maka relasi τ
adalah ekuivalen.
Dengan memperhatikan relasi ekuivalen τ dapat dibentuk kelas ekuivalen dari
semua edge yang menghubungkan vertex tersebut. Akibatnya diperoleh satu atau
lebih subgraf yang terhubung. Subgraf ini selanjutnya disebut dengan komponen
(connected component) dari graf tersebut.

Definisi. Komponen dari suatu graf G adalah subgraf terhubung G’ dari G di mana
G” subgraf dari G dan G’ subgraf dari G, maka G’ = G”. Dengan kata lain,
komponen dari graf G adalah subgraf terhubung maksimal dari graf G.

Contoh graf berikut ini terdiri atas 3 komponen

Selanjutnya cacah komponen pada suatu graf G disajikan dengan C(G). Jelas
bahwa jika C(G) = 1, maka graf G terhubung. Selanjutnya dapat diperhatikan bahwa
komponen membentuk partisi pada suatu graf atas beberapa subgraf terhubung
maksimal.

Berkaitan dengan penyajian graf dengan matrik relasi, dapat diperoleh kenyataan
bahwa :
a. Jika dilakukan operasi pergandaan matrik adjacency A, dengan operasi antar
elemennya adalah operasi Boolean, yaitu 0.0 = 0.1 = 1.0 = 0, 1.1 = 1, 0+0 =
0, 0 + 1 = 1+0 = 1+1 = 1, maka elemen baris ke i kolom ke j dari Ak adalah

MATEMATIKA DISKRIT hal 103


BAB 9. GRAF

menyatakan keberadaan dari suatu lintasan dengan panjang k dari vertex i ke


vertex j. Jelasnya, aij = 0 berarti tidak terdapat lintasan dengan panjang k dari
simpul i ke simpul j, sedangkan aij = 1 berarti terdapat lintasan dengan
panjang k dari simpul i ke simpul j.
b. Jika dilakukan operasi pergandaan matrik adjacency A, dengan operasi antar
elemennya adalah operasi arithmetika bilangan bulat, maka elemen aij dari Ak
menyatakan banyaknya lintasan dengan panjang k yang mungkin dapat
dibuat dari vertex i ke vertex j.

E. Lintasan Euler dan Hamilton

Kasus lintasan Euler merupakan masalah klasik pada awal perkembangan graf,
yaitu pada kasus jembatan Konisberg. Pada kasus tersebut, secara graf dapat
disajikan sebagai
Adakah suatu litasan yang berawal
dari suatu vertex A, B, C, atau D,
yang melewati semua jembatan
(edge) tepat satu kali, dan kembali
ke tempat asal.

Definisi. Lintasan Euler pada suatu graf G adalah lintasan yang melewati semua
edge tepat satu kali. Jika lintasan itu berupa sirkuit, maka sirkuit disebut sirkuit
Euler. Lintasan Hamilton adalah lintasan yang mulai dan berakhir pada vertex
yang sama dan melewati semua vertex tepat satu kali
Contoh
Pada graf disamping terdapat lintasan
Euler dan sekaligus lintasan Hamilton.
Perhatikan bahwa pada lintasan Euler,
lintasan melewati edge tepat satu kali,
sedangkan pada lintasan Hamilton
melewati vertex tepat satu kali.

MATEMATIKA DISKRIT hal 104


BAB 9. GRAF

Pada graf disamping terdapat lintasan


Euler, tetapi tidak mempunyai lintasan
Hamilton

Teorema. Suatu grap mempunyai sirkuit Euler jika dan hanya jika graf itu terhubung
dan semua vertex berdegree genap
Bukti. Andaikan graf mempunyai sirkuit Euler. Jelas bahwa graf akan terhubung.
Karena penelusuran sirkuit berarti masuk dari suatu edge ke vertex dan keluar
lewat edge lainnya, maka vertex harus berdegree genap. Akibatnya semua
vertex berdegree genap. Pembuktian konverse diserahkan pada pembaca.

Teorema. Pada suatu graf G(V,E) mempunyai suatu lintasan dari vertex v ke w
dengan v ≠ w yang memuat semua vertex dan edge jika dan hanya jika G(V,E)
terhubung dan hanya vertex v dan w berdegree ganjil
Bukti.Andaikan terdapat lintasan P dari v ke w yang memuat semua vertex dan
edge. Jelas bahwa G akan terhubung. Jika ditambahkan edge dari w ke v,
katakan e = {v,w}, maka P adalah lintasan Euler. Dengan teorema terdahulu,
maka setiap vertex akan berdegree genap. Jika edge e dihilangkan, maka
degree dari v dan degree dari w akan berkurang 1, sehingga vertex v dan w
berdegree ganjil, sedangkan vertex lainnya berdegree genap.

Perhatikan bahwa keberadaan lintasan dan sirkuit Euler pada suatu graf dapat
ditunjukkan oleh adanya suatu teorema di muka. Akan tetapi keberadaan lintasan
dan sirkuit Hamilton tidak dapat dijamin oleh suatu teorema tertentu. Meskipun
demikian beberapa pernyataan berikut ini dapat digunakan untuk melacak
keberasaan lintasan Hamilton dalam suatu graf G(V,E).
a. Jika graf G mempunyai sirkuit Hamilton, maka setiap vertex berdegree
minimal 2
b. Jika suatu vertex x, dengan d(x) = 2, maka dua edge yang insiden dengan x
harus termuat dalam lintasan Hamilton
c. Jika suatu vertex x, dengan d(x) > 2, maka sekali lintasan Hamilton lewat
vertex x, maka semua edge insiden dengan x yang tidak digunakan dapat
dihapus dari pertimbangan pada pencarian lintasan Hamilton

MATEMATIKA DISKRIT hal 105


BAB 9. GRAF

d. Dalam membangun sirkuit Hamilton dari graf G, maka kita tidak dapat
menentukan sirkuit sederhana dari subgraf dari G yang memuat semua
vertex dari G

Beberapa problema lintasan dan sirkuit banyak dibahas pada graf berlabel, yaitu jika
setiap diberikan bobot yang mungkin dapat menyatakan biaya tempuh atau jarak
antar 2 vertex. Problema tersebut misalnya travelling salesman problem (TSP) yang
merupakan perkembangan dari sirkuit Hamilton, dan chinese postman problem
(CPP) yang merupakan perkembangan dari sirkuit Euler

F. Graf Berlabel

Definisi. Andaikan terdapat suatu himpunan bilangan real tidak negatif Z+. Suatu
graph G(V,E) disebut graph berlabel (labelled graph) jika terdapat pemetaan
dari α : G(V,E)→Z+.

Terdapat dua kemungkinan pemetaan dari α : G(V,E)→Z+.


a. Jika terdapat pemetaan c:VZ+ untuk setiap vertex v  V, maka graph G
disebut sebagai graph berwarna (colour graph). Selanjutnya nilai c untuk
suatu vertex tertentu disebut sebagai warna (colour) dari vertex tersebut.
Dalam hal ini, jika untuk setiap dua vertex v dan w yang adjacent tidak
terdapat harga c yang sama, maka graf berwarna G disebut graph kromatik
(chromatic graph).
Selanjutnya bilangan c(G)  Z+ terkecil sehingga G menjadi graf kromatic
disebut bilangan kromatik dari graf G. Proses menentukan warna pada suatu
graf dengan maksimal k warna pada suatu graf kromatik dikenal dengan
pewarnaan graf k-warna (k-colouring graph)
Contoh

MATEMATIKA DISKRIT hal 106


BAB 9. GRAF

Pada contoh graf berlabel


disamping adalah kromatik graf,
dengan c(G) = 3
Jika graf G 2-colourable, maka graf ini memiliki bipartisi (X,Y) dengan vertex
dari X diberi 1 warna dan vertex di Y diberi warna lainnya. Kesimpulannya,
jika G(V,E) merupakan graf bipartite maka G merupakan 2-colourable. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa graf G bipartite jika dan hanya jika 2-
colourable. Jika G merupakan graf Bipartite akan mempunyai 2 warna dikenal
dengan istilah 2-colourable.
Contoh manakah diantara kedua graf ini bipartite ?

G1 tidak 2-colourable, karena graf ini mempunyai subgraf berbentuk segitiga


dengan vertex {u1,u2, u3}. Jadi G1 bukan merupakan graf Bipartite.
G2 adalah 2- colourable seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini

Perhatikan graf di atas 2-colourable. Pertama, vertex v1 diwarnai hitam.


Kemudian vertex v2, v3 dan v4 yang adjacent dengan v1 diberi warna putih.
Vertex v5, v6, dan v7 yang adjacent ke satu atau lebih dari vertex v2, v3 dan v4
diwarnai hitam. Terakhir, vertex v8 yang berdampingan dengan vertex v5, v6,
dan v7 diberi warna putih. Jadi G2 adalah sebuah graf bipartite dengan partisi
vertex V= (X,Y) di mana X = {v1, v5, v6, v7} dan Y = {v2, v3, v4, v8}. Gambar
alternatif dari G2 adalah sebagai berikut

MATEMATIKA DISKRIT hal 107


BAB 9. GRAF

Teorema. Jika G merupakan graf bipartite maka G tidak punya sirkuit dari panjang
ganjil.
Bukti Andaikan lintasan C = v0, v1, v2, v k -1,v0 adalah sirkuit di G. G bipartite jika 2-
colourable. Jadi vertex-vertex pada C dapat diwarnai dengan 2 warna berbeda, jika
dan hanya jika vertex adjacent berbeda warna. Vertex dengan indek genap
diberi satu putih dan vertex indek ganjil diberi warna hitam. Hanya mungkin
jika k bilangan bulat genap dan C sebuah sirkuit dengan panjang genap.

Collorary. Graf yang tidak punya sirkuit dari panjang ganjil adalah bipartite, atau
graf dikatakan bipartite jika dan hanya jika tidak punya sirkuit dengan panjang
ganjil.

b. Jika terdapat pemetaan w : EZ+ untuk setiap sisi e  E , maka graph G


disebut sebagai graph berbobot (weighted graph). Selanjutnya nilai w untuk
suatu edge tertentu disebut sebagai bobot (weight) dari edge tersebut. Dalam
hal ini, bobot dapat dipandang dari berbagai hal. Misalnya pada graph yang
menyajikan suatu peta perjalanan bobot suatu edge dipandang sebagai jarak
antar dua kota x ke kota y, atau sebagai biaya yang diperlukan jika
menempuh jalan dari x ke y.

Definisi. Graf G bewarna dan berbobot disebut dengan jaringan (network)


Definisi. Bobot dari suatu graf berbobot G adalah jumlah semua bobot dari edge
pada graph tersebut. Sedangkan bobot dari suatu lintasan atau sirkuit adalah
jumlah bobot dari edge yang terdapat dalam lintasan tersebut.

MATEMATIKA DISKRIT hal 108


BAB 9. GRAF

Bobot dari graf di atas adalah = 3 + 4 +5 + 1 + 3 + 6 + 5 + 2 = 33

Definisi. Jarak dua vertex x dan y, disajikan dengan d(x,y), adalah bobot terkecil
dari semua lintasan dari x. Lintasan dengan bobot minimal disebut dengan
lintasan terpendek dari vertex x ke vertex y. Jarak terjauh dari dari dua x, y
dalam graf G(V,E) disebut diameter, dan ditulis dengan diam(G).

Pada graf bebobot G(V,E) di atas maka d(1,4) = 4, d(1,7) = 6. Diameter dari
G, ditulis diam(G) = 8.

Dalam rancangan jaringan, diameter dari sebuah graf merupakan sebuah parameter
penting yang menghubungkan jumlah maksimum dari jaringan termasuk pesan
antara dua pusat dalam jaringan harus yang dilalui. Jadi, pada suatu jaringan
komunikasi, diameter merupakan ukuran keefisienan dan keefektifan yang penting
dalam jaringan di mana waktu tunda atau banyak signal terkirim turun secara
proporsional terhadap panjang lintasan yang akan digunakan.

Berkaitan dengan graf berbobot, maka penyajian graf G(V,E) dengan matrik relasi
adjacency tidak lagi setiap elemen adalah 0 atau 1, tetapi elemen itu menyatakan

MATEMATIKA DISKRIT hal 109


BAB 9. GRAF

jarak dari 2 vertex pada baris dan kolom yang bersesuaian. Dalam hal ini jika salah
satu dari vertex x atau y atau keduanya adalah vertex terisolir, maka jarak d(x,y) = ∞

G. Isomorphisme Graf

Andaikan terdapat 2 orang yang diminta untuk mengerjakan perintah berikut.


“Gambarkan 5 buah vertex dan berikan label a, b, c, d, e. Hubungkan antara a
dengan b, b dengan c, c dengan d, d dengan e dan a dengan e”. Graf yang
dihasilkan oleh dua orang tersebut tentu saja tidak nampak sama. Kejadian ini
memberikan dasar pengembangan konsep isomorphisme graf.

Definisi. Dua graf G(V,E) dan G’(V’,E’) dikatakan isomorphic jika terdapat suatu
fungsi bijektif f : V → V’ dan fungsi bijektif g : E → E’ sedemikian hingga edge e
= {v,w} E jika dan hanya jika edge g(e) = {f(v), f(w}  E’
Contoh

Contoh Kedua graf di muka adalah isomorphic jika didefinisikan f(1) = a, f(2) = d, f(3)
= e, f(4) = c, f(5) = b, dan g({1,2}) = {a,d}, g({2,4}) = {d,c}, g({4,5}) = {c,b},
g({5,3}) = {b,e}, g({3,1}) = {e,a},

Teorema. Dua graf G(V,E) dan G’(V’,E’) isomorphic jika dan hanya jika untuk
beberapa pengurutan vertex dan edge, matrik insidensi kedua graf tersebut
adalah sama.
Bukti. Diserahkan kepada pembaca sebagai bahan latihan.

Perhatikan bahwa pada kedua graf contoh dimuka mempunyai matrik insidensi

MATEMATIKA DISKRIT hal 110


BAB 9. GRAF

1 1 0 0 0
0 1 1 0 0
 
0 0 1 1 0
 
0 0 0 1 1
1 0 0 0 1

Dari pengertian di atas, nampak bahwa


a. Dua graf isomorphic mempunyai ordo dan ukuran yang sama
b. Salah satu cara untuk menunjukkan bahwa dua graf tidak isomorphic adalah
dengan memperhatikan sifat isomorphic yang harus dimiliki kedua graf itu
tetapi salah satu graf tidak memenuhinya.

H. Graf Planar

Andaikan terdapat 3 kota, katakan kota A, B dan C, dihubungkan langsung oleh


jalan besar ke 3 kota D, E, dan F. Dapatkan sistem jalan ini dirancang sehingga
jalan tersebut tidak berpotongan? Jika rancangan tersebut digambarkan mungkin
rancangan jalan yang diperoleh adalah sebagai berikut. Nampaknya rancangan
akan gagal.

Definisi. Suatu graf disebut planar, jika graf tersebut dapat digambarkan dalam
bidang datar sedemikian hingga tidak terdapat edge berpotongan kecuali pada
vertex yang adjacent dengannya.

Jika terdapat suatu graf terhubung planar digambarkan pada suatu bidang datar,
maka graf akan membagi bidang datar atas beberapa wilayah, yang disebut dengan
muka (face). Muka dicirikan dengan adanya suatu sirkuit yang membatasinya..
Graf terhubung planar di samping
mempunyai 4 muka, A, B, C dan D

MATEMATIKA DISKRIT hal 111


BAB 9. GRAF

Teorema Euler pada Graf. Pada graf G(V,E) yang terhubung dan planar dengan n
= |V|, m = |E|, dan mempunyai muka sebanyak f, maka f = m – n + 2
Bukti. Teorema ini dapat dibuktikan dengan menggunakan induksi terhadap cacah
edge m. Bukti selengkapnya diserahkan pada pembaca sebagai bahan latihan.

Contoh pada graf terhubung planar di atas, nampak bahwa n = 5, m = 7 dan f = 4,


dan teorema Euler berlaku, yaitu 4 = 7 – 5 + 2

Soal Latihan

1. Suatu graf G(V,E) didefinisikan dengan V = {1,2,3,4,5}, dengan E={ {1,2}, {1,3},
{2.3}, {2,4}, {3,4}, {4,5} }.
a. Sajikan graf G dalam diagram grafik
b. Tentukan matrik adjacency dan matrik insidensi dari G
c. Tentukan degree dari semua vertex
d. Lakukan pewarnaan graf agar G menjadi kromatik dan tentukan C(G)

2. Sebuah perusahaan minuman mempunyai 3 jenis minuman B1, B2, dan B3.
Masing-masing minuman mempunyai kapasitas produksi 5000 karton per
bulan. Perusahaan mempunyai outlet di Louisville (M1), Plains (M2), Pittsburg
(M3) dan St. Louis (M4) yang membutuhkan 1.500, 3.500, 2.000, dan 2.500
karton per bulan. Biaya pengiriman per 100 karton minuman Bi, i = 1, 2, 3, ke
outlet-outlet Mj , j = 1, 2, 3, 4 diberikan dalam matriks di bawah ini :
M1 M2 M3 M4

a. Gambarkan graf berbobot yang sepandan


b. Problema apa yang mungkin timbul dari kasus di atas

3. Pada graf soal nomor 1 di atas, tentukan A2 dan A3 dengan operasi biner
maupun dengan operasi arithmetika. Tentukan berapa banyak lintasan dari
vertex 1 ke vertex 5 dengan panjang 2 dan panjang 3.

MATEMATIKA DISKRIT hal 112


BAB 9. GRAF

4. Buatlah 2 contoh graf yang


a. Mempunyai lintasan Euler dan lintasan Hamilton
b. Mempunyai lintasan Euler tetapi tidak lintasan Hamilton
c. Tidak mempunyai lintasan Euler tetapi punya lintasan Hamilton
d. Tidak mempunyai lintasan Euler dan tidak punya lintasan Hamilton

5. Matrik ajacency dari suatu graf berbobot G adalah sebagai berikut


0 1 2 0 0
1 0 3 0 5
 
A  2 3 0 4 2
 
0 0 4 0 1
0 5 2 1 0

a. Apakah G terhubung
b. Hitunglah d(1,3) dan d(1,4)
c. Hitunglah diam(G)

6. Tentukan C(G) dari graf berikut

7. Dalam suatu kelas terdapat 12 anak, katakan A, B, C, ..., L. Akan dilakukan


pembentukan kelompok studi club. Pengelompokan didasarkan atas kesukaan
kepada teman kelompoknya. Terdapat data bahwa anak A tidak suka kepada
D, E dan G. Sedangkan anak B tidak suka kepada anak E, F, I, J dan K. Anak
C tidak suka kepada H, I, J sedangkan I tidak suka kepada anak G, H dan L.
Tentukan pengelompokan itu dengan cara graf. Jika dibatasi bahwa maksimum
tiap kelompok adalah 4 anak, bagaimana pengelompokannya.

8. Apakah kedua graf berikut isomorphic. Jelaskan !

MATEMATIKA DISKRIT hal 113


BAB 9. GRAF

9. Manakah diantara graf berikut ini yang bipartite. Jelaskan

10. Berilah contoh graf terhubung planar dengan ordo 4 dan 5 masing-masing 2
buah. Dengan contoh graf tersebut, tunjukkan kebenaran formula Euler pada
graf plannar.

11. Graf G(V,E) disebut acyclic jika tidak memuat suatu sirkuit. Tunjukkan bahwa
jika graf G(V,E) acyclic, maka |E| = |V| + C(G)

12. Tunjukkan bahwa jika graf G(V,E) terhubung, maka |E| ≥ |V| - 1

13. Tunjukkan dengan lengkap bahwa suatu graf mempunyai sirkuit Euler jika dan
hanya jika graf itu terhubung dan semua vertex berdegree genap

14. Tunjukkan bahwa jika pada graf G(V,E) dengan ordo n dan ukuran m, serta δ =
min(d(v), untuk semua v  V) dan Δ = max(d(v), untuk semua v V), maka
2m
berlaku δ ≤ ≤Δ
n

15. Tunjukkan bahwa jika dalam graf sederhana G(V,E) dengan ordo n dan ukuran
m, berlaku δ ≥ c n / 2, untuk suatu bilangan bulat positif c, maka G terhubung

16. Terdapat barisan bilangan berikut. Jelaskan apakah barisan bilangan itu dapat
membentuk degree vertex dari suatu graf sederhana. Jelaskan !

MATEMATIKA DISKRIT hal 114


BAB 9. GRAF

a. (4, 1, 3, 6, 5, 1)
b. (6, 6, 5, 5, 4, 3, 1)

17. Ilustrasikan sebuah graf dengan barisan degree (5, 3, 3, 3, 3, 2, 2, 2, 1, 1, 1, 0)

MATEMATIKA DISKRIT hal 115

Anda mungkin juga menyukai