Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TENTANG KOROSI

OLEH:

Nama :pirmandi

Kelas :XII ipa 3

Mapel :kimia

SMA NEGERI 15 TAKENGON

BINAAN NENGGERI ANTARA


KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga berhasil menyelesaikan  makalah ini. Makalah ini
berisikan tentang ” korosi pada paku”. Di harapkan makalah ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua tentang ” korosi pada paku “.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata,saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita.Amin.
Daftar isi

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
Daftar isi................................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
ISI...........................................................................................................................................................5
A.Pengertian Besi dan Korosi.............................................................................................................5
1.    Besi..........................................................................................................................................5
2.    Korosi......................................................................................................................................5
B.   Penyebab korosi dan Pengendalian korosi..................................................................................6
1.    Penyebab korosi......................................................................................................................6
2.    Pengendalian korosi................................................................................................................7
Reaksi Terjadinya Korosi....................................................................................................................8
Bab III penutup......................................................................................................................................9
Daftar pustaka.......................................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN
    
Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan yakni sesuatu yang hampir
dianggap sebagai musuh umum masyarakat. Karat adalah sebutan bagi korosi pada besi,
padahal korosi merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam. Besi
adalah salah satu dari banyak jenis logam yang mengalami korosi, tidak perrlu diingkari
bahwa logam itu paling awal menimbulkan korosi serius. Karena itu tidak mengherankan bila
istilah korosi dan karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal merugikan karena bersifat
merusak logam dan membahayakan. Oleh karena itu, dengan pentingnya mempelajari
pencegahan korosi percobaan kali ini difokuskan oleh masalah tersebut dan akan dipaparkan
logam-logam apa sajakah yang dapat menghambat terjadinya korosi.  
BAB II

ISI

   A.Pengertian Besi dan Korosi

1.    Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan
untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan.
Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai
nilai ekonomis yang tinggi.
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya
Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:         
         Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar, 
         Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan 
         Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak
kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan
besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan
karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan
Magnesium dapat melindungi besi dari korosi.

2.    Korosi          
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksiredoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan.    
             Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia
karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.  
           Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak
sebagai katode, di mana oksigen tereduksi           .
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana
dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode,
bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam
bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang
mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya.
Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuksenyawa besi
oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan
untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi
dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan
terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau
tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi
beda potensialterhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari
oksida.      

B.   Penyebab korosi dan Pengendalian korosi

1.    Penyebab korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang
berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian
bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik
pencampuran bahan dan sebagainya.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban,
keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang
dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa
an-organik maupun organik. 
Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses
korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat memeprcepat proses korosi
peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta
persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini
umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Ammoniak (NH3) merupakan bahan
kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal,
bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.       
2.    Pengendalian korosi       
Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur berbagai barang atau
bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan
mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel). Akan tetapi, proses ini terlalu mahal
untuk kebanyakan penggunaan besi.    
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui bahwa berbagai jenis
logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan
dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.          
1.           Mengecat. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi
dengan udara dan air.       
2.           Melumuri dengan oli atau gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan
mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan air.
3.           Dibalut dengan plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang
sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.       
4.           Tin plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang
dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electroplating.
Timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi
karena tidak ada kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan tetapi, lapisan timah ada yang
rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu
terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang
dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elekrokimia dengan besi sebagai anode.
Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan,
sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.       
5.            Galvanisasi (pelapisan dengan zink). Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan berbagai
barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari
korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme yang disebut
dengan perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink,
maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elekrokimia dengan besi sebagai
katode. Dengan demikian, besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.    
6.           Cromium plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi
dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper
mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium
dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7.           Sacrificial protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh lebih
aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan
dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk
melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik,
batang magnesium harus diganti.
Reaksi Terjadinya Korosi 
Proses terjadinya korosi dalam suatu larutan berawal dari logam yang teroksidasi
yang kemudian melepaskan elektron untuk membentuk ion logam yang bermuatan positif.
Larutan akan bertindak sebagai katoda dengan reaksi yang umum terjadi adalah pelepasan
H2 dan reduksi O2, akibat ion H+ dan H2O yang tereduksi. Reaksi ini terjadi di permukaan
logam yang akan menyebabkan pengelupasan akibat pelarutan logam ke dalam larutan
secara berulang-ulang.

Mekanisme korosi yang terjadi pada logam besi (Fe) adalah sebagai berikut:

Fero hidroksida [Fe(OH)2] yang terjadi merupakan hasil sementara yang dapat teroksidasi
secara alami oleh air dan udara menjadi ferri hidroksida [Fe(OH)3]. Ferri hidroksida yang
terbentuk akan berubah menjadi [Fe2O3] yang berwarna merah kecoklatan yang biasa kita
sebut karat.
Bab III penutup

KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, kita dapatkan bahwa paku yang paling cepat
berkarat adalah paku yang berada di tabung yang berisi air yang dididihkan kemudian
ditutup. Hal ini karena perkaratan pada paku tersebut di pengaruhi oleh Oksigen dan Zat
elektrolit (garam). Hal ini jelas menunjukkan bahwa kombinasi antara air dan oksigen akan
lebih memberikan efek yang lebih signifikan daripada keberadaan O2saja atau H2O saja.
Kemudian antara paku yang disimpan di dalam botol terbuka dengan paku yang disimpan
dalam botol terbuka yang berisi kapas, yang berkarat adalah yang tidak memiliki kapas.

SARAN
Setiap melakukan praktikum diharapkan untuk dapat memperhatikan prosedur kerja
serta memperhatikan keselamatan kerja. Selain itu, diusahakan untuk memperbanyak
referensi guna memudahkan kita baik dalam melakukan praktikum maupun dalam
penyusunan laporan praktikum.

Daftar pustaka

 https://www.kajianpustaka.com/2019/12/korosi-pengkaratan-reaksi-jenis-penyebab-
dan-perlindungan.html

 https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/korosi-kimia-kelas-12-pengertian-
faktor-faktor-dan-pencegahan/

Anda mungkin juga menyukai