Anda di halaman 1dari 21

1

MAKALAH

“KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA

(GEN, JENIS, DAN EKOSISTEM)

DAN USULAN UPAYA PELESTARIANNYA ”

Mata pelajaran : Biologi

OLEH :

Andi Azizah Lathifa

X MIA 6

SMA NEGERI 1 BULUKUMBA

TAHUN AJARAN

2020/2021
2

ABSTRAK

Apa itu keanekaragaman hayati? Keanekaragaman hayati adalah suatu


keberagaman makhluk hidup yang didasarkan pada ciri-ciri yang dapat
diketahuinya melalui suatu observasi/pengamatan. Keanekaragaman hayati
menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup. Keanekaragaman dari
makhluk hiudp dapat terjadi karena adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk,
jumlah, tesktur, penampilan dan sifat.

Secara umum, keanekaragaman hayati dibagi menjadi 3:

1. Tingkat Gen

2. Tingkat Individu/spesies

3. Tingkat Ekosistem

Keanekaragaman hayati perlu dilestarikan. Karena di dalamnya ada sejumlah


spesies asli sebagai bahan mentah perakitan varietas-varietas unggul.
Kelestarian pada suatu ekosistem akan terganggu jika ada komponen-
komponennya yang mengalami gangguan. Gangguan-gangguan terhadap
komponen-komponen ekosistem tersebut dapat menimbulkan perubahan pada
tatanan ekosistemnya. Besar atau kecilnya gangguan terhadap ekosistem dapat
merubah wujud ekosistem secara perlahan-lahan atau secara cepat. Contoh
gangguan tersebut, seperti penebangan pohon, bencana tanah longsor atau
letusan gunung berapi, bahkan dapat memusnahkan ekosistem.
3

PRAKATA

Sebelum memulai mempelajari tentang keanekaragaman hayati


diindonesiakitaterlebih dahulu memahamikonsep tentang keanekaragaman
hayati seperti pengertian, jenis, manfaat, fungsi, faktor penyebab
keanekaragaman hayati.

Keanekaragaman hayati merupakan Keanekaragaman hayati adalah suatu


keberagaman makhluk hidup yang didasarkan pada ciri-ciri yang dapat
diketahuinya melalui suatu observasi/pengamatan.

Keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk


hidup. Keanekaragaman dari makhluk hiudp dapat terjadi karena adanya
perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tesktur, penampilan dan
sifat. Keanekaragaman gen merupakan variasi genetik dalam satu spesies.
4

DAFTAR ISI

ABSTRAK……………………………………………………………………………………………………………..i

PRAKATA………………………………………………………………………………………………………….i

BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………………………………5
B. PERUMUSAN MASALAH………………………………………………………………………….6
C. TUJUAN PENELITIAN……………………………………………………………………………….6
D. MANFAAT PENELITIAN……………………………………………………………………………6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………………………….7

BAB III : HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL………………………………………………………………………………………………………9
B. PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………..9

BAB IV : PENUTUP

A. KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………..
B. SARAN……………………………………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………

LAMPIRAN…………………………………………………………………………………………………………
5

DAFTAR GAMBAR
6

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Keanekaragaman hayati adalah kekayaan atau bentuk kehidupan dibumi,


baik tumbuhan, hewan, mikroorganisme, genetika yang dikandungnya, maupun
ekosistem, serta proses-proses ekologi yang dibangun menjadi lingkungan
hidup. Frasa keanekaragaman hayati sendiri sering pula disebut sebagai
biodiversitas. Biodiversitas ini dapat ditemui disekitar kita, berbagai mahluk
hidup yang kita temui menggambarkan adanya perbedaan-perbedaan antara
makhluk hidup yang saling menyeimbangkan.
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup
yangmenunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu
daerah. Adadua faktor penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik
dan faktor luar.  Faktor genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya
terhadap morfologiorganisme. Sebaliknya, faktor luar relatif stabil
pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Keanekaragaman hayati dapat
terbentuk karena adanya keseragaman dan keanekaragaman untuk sifat
atau ciri makhluk hidup. Keanekaragam hayati dapat terjadi pada berbagai
tingkat kehidupan. Saat ini tekanan terhadap keanekaragaman hayati makin
tinggi. Kemajuan tekhnologi telah mengubah fungsi berbagai flora dan fauna
sebagai hasil hutan. Akibatnya dimasa mendatang diramalkan degradasi
lingkungan makin tinggi. Oleh karena itu keaekaragaman hayati perlu
dilestarikan.
Indonesia adalah salah satu negara tropis yang memiliki tingkat
keanekaragaman hayati (biodiversitas) terbesar di dunia. Salah satu
penyebabnya adalah karena Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di
dunia, diapit dua benua, diapit dua samudera, dan memiliki garis pantai yang
panjang. Beberapa pulau di Indonesia bahkan memiliki spesies endemik (hanya
ada di pulau tertentu) seperti komodo. Indonesia juga terletak pada pertemuan
rangkaian pegunungan sehingga memiliki banyak gunung berapi yang
menyebabkan tanah menjadi sangat subur.
Indonesia dikenal oleh masyarakat dunia sebagai salah satu negara
megabiodiversity. Sebutan ini didukung oleh keadaan alam diindoneisa dengan
iklim tropis yang menjadi habitat yang cocok bagi berbagai flora dan fauna.
Hal ini menjadikan keanekaragaman hayati (biodiversitas) di Indonesia
menjadi terhitung sangat tinggi ( pahlewi 2017 ).
7

Keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia sangatlah tinggi. Kekayaan


yang tinggi tersebut, membuat Indonesia disebut dengan megabiodiversity
yang memiliki jenis flora dan fauna yang terbilang banyak. Luas wilayah
Indonesia 1,3% dari seluruh luas permukaan bumi, memiliki 10% flora
berbunga, 12% mamalia, 17% jenis burung, 25% jenis ikan, dan 15% serangga
(Rahayuningsih, 2012 dalam Permana 2015).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang disebutkan, berikut masalah masalah


mengenai keanekaragaman hayati.

1. Apa Pengertian dari keanekaragaman hayati


2. Apa saja Tingkat keanekaragaman hayati
3. Apa Manfaat keanekaragaman hayati
4. Apa saja Faktor penyebab hilangnya keanekaragaman hayati
5. Bagaimana Upaya pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat keanekaragaman hayati.
2. Untuk mengetahui keanekaragaman gen, jenis, dan ekosistem.
3. Untuk mengetahui upaya pelestariannya.
D. Manfaat Penelitian
1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai tinkat
keanekaragaman hayati Indonesia ( gen, jenis, dan ekosistem)
serta upaya pelestariannya.
2. Mendapat pengalaman baru dalam mengenal keanekaragaman
gen, jenis, dan ekosistem
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keanekaragaman hayati Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas,


mempunyai kurang lebih 35.000 pulau yang besar dan kecil dengan
keanekaragaman jenis flora dan fauna yang sangat tinggi. Di Indonesia
diperkirakan terdapat 100 sampai dengan 150 famili tumbuh-tumbuhan, dan
dari jumlah tersebut sebagian besar mempunyai potensi untuk dimanfaatkan
sebagai tanaman industri, tanaman buah-buahan, tanaman rempah-rempah
dan tanaman obat-obatan (Nasution, 1992).
Keanekaragaman hayati dapat digolongkan menjadi tiga tingkat,
yaitu :
1. Keanekaragaman spesies.
Hal ini mencakup semua spesies di bumi, termasuk bakteri dan protista
serta spesies dari kingdom bersel banyak (tumbuhan, jamur, hewan, yang
bersel banyak atau multiseluler).
2. Keanekaragaman genetik.
Variasi genetik dalam satu spesies baik diantara populasipopulasi yang
terpisah secara geografis, maupun diantara individu-individu dalam satu
populasi.
3. Keanekaragaman komunitas.
Komunitas biologi yang berbeda serta asosiasinya dengan lingkungan
fisik (ekosistem) masing-masing. Ketiga tingkatan keanekaragaman hayati itu
diperlukan untuk kelanjutan kelangsungan hidup di bumi dan penting bagi
manusia. Keanekaragaman spesies menggambarkan seluruh cakupan adaptasi
ekologi, serta menggambarkan evolusi spesies terhadap lingkungan tertentu.
Saat ini potensi keanekaragaman hayati serta jasa lingkungan tengah
menghadapi berbagai tekanan, salah satunya ekspansi pertanian yang
berdampak pada berkurangnya luas hutan (Laurance et al. 2013) dalam
9

Nurlita dan Mokodompit (2016). Areal berhutan di Indonesia sebesar 52,20


% dari total luas daratan di mana 72,1 juta ha (58,14 %) dari total luas
kawasan hutan berupa hutan produksi (Sekretariat Jenderal Kementerian
Kehutanan, 2014).

2.2 Kekayaan
Kekayaan spesies adalah jumlah spesies di beberapa area dalam
komuditas. Satuan komunitas tidak memiliki spesies penyusunan yang sama.
Distribusi individu di antara spesies dinamakan kerataan. Kerataan dikatakan
maksimum bila spesies penyusunan dalam komuditas memiliki jumlah
individu yang sama. Banilodu dan Saka (1993) menyatakan bahwa titik kajian
dari kebanyakan studi komunitas untuk mengkaji hipotesis bahwa
keanekaragaman komunitas, bila keanekaragaman meningkat dapat
diasumsikan manivestasi dari interaksi biologis yang semakin nyata, dimana
pengaturan oleh faktor-faktor fisik menurunkan kepentingan dari spesies
tersebut. ). Sebagai contoh, ada data mengenai hutan tropis musim yang
hanya berasal dari satu sampel hutan tropis musim, yang hal seperti ini
mungkin belum merupakan sampel standar untuk secara memadai
menentukan kekayaan spesies tumbuhan bagi hutan tropis musim di Timor,
Indonesia. Bila kelimpahan atau kerapatan populasi meningkat, maka
persaingan akan lebih kuat dan meningktkan kepunahan pada beberapa
spesies tertentu. Satu jenis dominan disuatu tempat dan yang dominan di
tempat lain, atau kedua-duanya cepat berevolusi berbagai arah dan tekanan
seleksi alam yang kuat sebagai akibat kompotisi yang kuat pula.
10

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Dan Pembahasan


1. hayati Pengertian keanekaragaman
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah variasi
dan variabilitas kehidupan dibumi. Keanekaragaman hayati biasanya
merupakan ukuran variasi pada tingkat genetic, spesies, dan
ekosistem. Biodiversitas daratan (terestrial) biasanya lebih besar di sekitar
khatulistiwa,akibat iklim  yang hangat dan produktivitas primer (aliran
energi) yang tinggi. Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata
di Bumi, dan paling bervariasi di daerah tropis spesies yang ada di dunia.
Keanekaragaman hayati laut  biasanya tertinggi di sepanjang pantai samudra
pasifik  bagian barat, tempat suhu permukaan laut paling tinggi, dan di pita
lintang tengah  di semua lautan. Keanekaragaman spesies juga dipengaruhi
gradien lintang. Keanekaragaman hayati umumnya cenderung mengelompok
di titik panas  dan telah meningkat seiring waktu, tetapi kemungkinan akan
melambat di masa depan.

Ahli biologi sering kali mendefinisikan keanekaragaman hayati sebagai


"keseluruhan gen, spesies, dan ekosistem di suatu wilayah". Keuntungan dari
definisi ini yaitu menggambarkan sebagian besar keadaan dan menyajikan
pandangan terpadu tentang jenis keanekaragaman hayati tradisional yang
telah diidentifikasi sebelumnya:

 keanekaragaman taksonomi (biasanya diukur pada tingkat


keanekaragaman spesies)
 keanekaragaman ekologis (sering dilihat dari perspektif
keanekaragaman ekosistem)
 keanekaragaman morfologi (yang berasal dari keanekaragaman
genetic dan keaekaragaman molekuler) 
 keanekaragaman fungsional (yang merupakan ukuran jumlah spesies
yang berbeda secara fungsional dalam suatu populasi, misalnya cara makan
yang berbeda, pergerakan yang berbeda, predator vs mangsa, dll).
11

2. Tingkat keanekaragaman hayati


 Keanekaragaman Tingkat Genetik
Keanekaragaman genetik merupakan variasi genetic dalam satu
spesies. Tingkat tersebut timbul karna setiap individu mempunyai bentuk gen
yang khas. Gen adalah mateti dalam kromosom makhluk hidup yang
mengendalikan sifat organism. Gen pada setiap individu meskipun perangkat
dasar penyusunannya sma tapi susunannya berbeda-beda bergantung pada
masing-masing induknya. penyebab terjadinya gen adanya perkawinan antara
dua individu makhluk sejenis dari kedua induk.
Keanekaragaman genetik atau variasi merupakan bahan baku untuk
adaptasi pada suatu spesies. Potensi masa depan Sebuah spesies ‘untuk
adaptasi tergantung pada keanekaragaman genetik yang diadakan dalam
genom individu dalam populasi yang membentuk spesies. Hal yang sama
berlaku untuk kategori taksonomi yang lebih tinggi. Sebuah genus dengan
jenis yang sangat berbeda dari spesies akan memiliki keragaman genetik lebih
dari satu genus dengan spesies yang mirip dan memiliki ekologi yang sama.
Jika ada pilihan antara satu marga dari spesies yang dipertahankan, yang satu
dengan potensi terbesar untuk evolusi berikutnya adalah genetik yang paling
beragam.
Banyak kode gen untuk protein, yang pada gilirannya melaksanakan
proses metabolisme yang menjaga organisme hidup dan bereproduksi.
Keragaman genetik dapat diukur sebagai keragaman kimia dalam spesies
yang berbeda menghasilkan berbagai bahan kimia dalam sel mereka, baik
protein serta produk dan produk sampingan metabolisme. Keragaman kimia
ini memiliki potensi manfaat bagi manusia sebagai sumber obat-obatan,
sehingga memberikan salah satu cara untuk mengukur keragaman yang
penting bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Pada bidang akademik genetic populasi terdapat beberapa hipotesis
dan teori mengenai keanekaragaman genetik. Teori netra revolusi
mengajukan bahwa keanekaragaman adalah akibat dari akumulasi substitusi
netral. Seleksi pemutus  adalah hipotesis bahwa dua subpopulasi suatu spesies
12

yang tinggal di lingkungan yang berbeda akan menyeleksi alel-alel pada


lokus tertentu yang berbeda pula. Hal ini dapat terjadi, jika suatu spesies
memiliki jangkauan yang luas relatif terhadap mobilitas individu dalam
populasi tersebut. Hipotesis seleksi gayut frekuensi menyatakan bahwa
semakin umum suatu alel, semakin tidak bugar alel tersebut. Hal ini dapada
terlihat pada interaksi inang dengan patogen, di mana frekuensi alel
pertahanan yang tinggi pada inang dapat mengakibatkan penyebaran patogen
yang luas jika patogen dapat mengatasi alel pertahanan tersebut.
Terdapat beberapa cara untuk mengukur keanekaragaman genetika.
Sebab-sebab hilangnya keanekaragaman genetika pada hewan juga telah
dikaji dan diidentifikasi.[1][2] Kajian tahun 2007 yang dilakukan oleh National
Science Foundation menemukan bahwa keanekaragaman genetik dan
keanekaragaman hayati bergantung satu sama lainnya, bahwa
keanekaragaman dalam suatu spesies diperlukan untuk menjaga
keanekaragaman antar spesies.

Keanekaragaman genetika suatu populasi dapat diperkirakan dengan


menggunakan beberapa pengukuran sederhana.

 Keanekaragaman gen, adalah proporsi lokus polimorfik diseluruh


genom.
 Heterozigositas, adalah jumlah rata-rata individu dengan lokus
polimorfik.
 Alel per lokus, juga digunakan untuk mendemonstrasikan variabilitas.

Keanekaragaman genetik memainkan peran yang sangat penting


dalam sintasan dan adaptabilitas suatu spesies, karena ketika lingkungan suatu
spesies berubah, variasi gen yang kecil diperlukan agar spesies dapat bertahan
hidup dan beradaptasi. Spesies yang memiliki derajat keanekaragaman genetik
yang tinggi pada populasinya akan memiliki lebih banyak variasi alel yang dapat
diseleksi. Seleksi yang memiliki sangat sedikit variasi cendering memiliki risiko
lebih besar. Dengan sedikitnya variasi gen dalam spesies, reproduksi yang
sehat akan semakin sulit, dan keturunannya akan menghadapi permasalahan
yang ditemui pada penangkaran anak.
13

 Keanekaragaman Tingkat Jenis


Keanekaragaman jenis adalah keanekaragaman yang ditemukan di
antara makhluk hidup yang berbeda jenis. Di dalam suatu daerah terdapat
bermacam jenis makhluk hidup baik tumbuhan, hewan, dan
mikroorganisme. keanekaragaman yang termasuk satu familia Palmae
misalnya jenis kelapa, jenis aren, jenis lontar, jenis pinang, dan jenis palem.
Keanekaragaman jenis yang termasuk familia Gramineae, misalnya jenis
padi, jenis gandum, dan jenis tebu.
Meskipun upaya yang cukup, pengetahuan tentang spesies yang
mendiami planet terbatas. Perkiraan terbaru menunjukkan bahwa jumlah
spesies eukariot diidentifikasi, sekitar 1,5 juta spesies, mencapai kurang dari
20 persen dari jumlah spesies eukariot hadir di planet (8,7 juta spesies, oleh
salah satu perkiraan). Perkiraan jumlah spesies prokariotik sebagian besar
tebakan, tapi ahli biologi setuju bahwa ilmu pengetahuan hanya memulai
membuat katalog keanekaragaman mereka. Bahkan dengan apa yang
diketahui, tidak ada repositori pusat dari nama atau sampel dari spesies
dijelaskan, sehingga tidak ada cara untuk memastikan bahwa 1,5 juta adalah
angka yang akurat. Ini adalah perkiraan terbaik berdasarkan pendapat para
ahli dalam kelompok taksonomi yang berbeda. Mengingat bumi yang
kehilangan spesies dalam tempo yang cepat, ilmu pengetahuan tahu sedikit
tentang apa yang sedang hilang.
Penamaan dan menghitung spesies mungkin tampaknya pengejaran
yang tidak penting mengingat kebutuhan lain dari manusia, tetapi
perhitungannya tidak sesederhana itu. Menggambarkan spesies merupakan
proses yang kompleks dimana ahli biologi menentukan karakteristik unik
suatu organisme dan apakah organisme yang termasuk spesies dijelaskan
lainnya atau tidak. Hal ini memungkinkan ahli biologi untuk menemukan dan
mengenali spesies setelah penemuan awal, yang memungkinkan mereka
untuk menindaklanjuti pertanyaan tentang biologi. Selain itu, karakteristik
14

unik dari masing-masing spesies membuatnya berpotensi berharga bagi


manusia atau spesies lain di mana manusia bergantung. Memahami
karakteristik ini adalah nilai mencari dan penamaan spesies.
Spesies atau jenis memiliki pengertian individu yang mempunyai
persamaan secara morfologis, anatomis, fisiologis, dan mampun saling kawin
dengan sesamanya (inter hibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang
fertil (subur) untuk melanjutkan generasinya. Keanekaragaman menunjukan
suluruh variasi yang terdapat dalam mahluk hidup antar jenis. Perbedaan
antar spesies organisme dalam satu keluarga lebih mencolok, sehingga lebih
mudah diamati dari perbedaan antarindividu dalam satu spesies.
Keanekaragaman pada tingkat jenis terjadi karena adanya variasi dari spesies
tersebut. Keanekaragaman jenis yang lebih tinggi umumnya ditemukan
tempat yang jauh dari kehidupan manusia, misalnya di hutan. Di hutan
terdapat jenis hewan dan tumbuhan yang lebih banyak dibanding dengan di
sawah atau di kebun.
Beberapa jenis organisme ada yang memiliki ciri-ciri fisik yang
hampir sama. Misalnya tumbuhan kelompok palem (Palmae) seperti kelapa,
pinang, aren, dan sawit yang memiliki daun seperti pita. Namun, tumbuhan-
tumbuhan tersebut merupakan spesies yang berbeda, kelapa memiliki nama
spesies Cocos nucifera, pinang bernama Areca catechu, aren bernama Arenga
pinnata, dan sawit bernama Elaeis guineensis. Hewan dari kelompok
genus Panthera, terdiri atas beberapa spesies, antara lain harimau (Panthera
tigris), singa (Panthera leo), macan tutul (Panthera pardus), dan
jaguar (Panthera onca).
keanekaragaman  tingkat jenis mudah diamati karena perbedaan
mencolok. Misalnya variasi antara kelapa, siwalan, lontar, aren dan pinang.
Meskipun mereka merupakan satu kelompok tumbuhan palem-paleman,
namun masing-masing memiliki fisik yang berbeeda dan hidup di tempat
yang berbeda. Misalnya kelapa tumbuh di pantai, dan aren tumbuh di
pegunungan basah. Contoh lain variasi antara kucing dan harimau. Kucing dan
harimau teramasuk dalam satu kelompok kucing. Meskipun demikian antara kucing
15

dan harimau terdapat perbedaan fisik, tingkah laku, dan habitat. Keanekaragaman
tingkat jenis menunjukkan adanya variasi bentuk, penampakan, dan frekuensi gen
.
 Keanekaragaman Tingkat ekosistem
Keanekaragaman ekosistem merupakan suatu satuan
lingkungan,yang terdiri dari unsure-unsur biotik,yaitu jenis-jenis makhluk
hidup,serta unsure abiotik,yaitu factor-faktor fisik (iklim,air,tanah) dan kimia
(keasaman,salinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya.Gatra yang
dapat kita gunakan sebagai cirri keseluruhan ekosistem adalah energitika
(taraf trofi atau makanan,yaitu produsen,konsumen dan redusen),pendauran
hara (peran pelaksana taraf trofi) dan produktivitas (hasil keseluruhan
system).Dilihat dari komponen biotanya,jenis yangdapat hidup dalam
ekosistem,ditentukan oleh hubungannya dengan jenis lain yang tinggal dalam
ekosistem tersebut.Selain itu,keberadaannya ditentukan pula oleh lingkungan
fisik dan kimia di sekitarnya.Dengan demikian interaksi antarorganisme
ditentukan oleh keseluruhan jenis,faktor-faktor fisik dan kimia yang
menyusun ekosistem itu.
Ekosistem terdiri dari atas perpaduan berbagai jenis,dengan
berbagai macam kombinasi lingkungan fisik dan kimia yang beraneka ragam
maka jika susunan komponen jenis dan susunan factor fisik dan kimianya
berbeda,ekosistem yang dihasilkannya pun berbeda pula.Perbedaan ini juga
akan terlihat pada gatra pencirian ekosistem,yaitu perbedaan
energitika,pendauran hara,dan produktivitasnya.Dari kenyataan ini
memberikan kejelasan kepada kita adanya keanekaragaman ekosistem karena
tidak mungkin semua ekosistem yang ada itu tersusun dari organisme-
organisme yang sama dengan unsure-unsur lingkungan fisik dan kimia yang
sama pula. Dua ekosistem yang berbeda akan memiliki kombinasi komponen
Abiotik dan Biotik yang berbeda pula.

3. Manfaat keanekaragaman hayati


Peran keanekaragaman hayati sangat penting bagi manusia, jadi
menjaga keanekaragaman hayati berarti menjaga kehidupan, sebab memiliki
manfaat sebagai berikut :

 Sebagai sumber pangan


Manfaat pertama yang bisa diambil dari keanekaragam hayati
adalah sebagai sumber pangan. Manusia membutuhkan energi untuk bisa
beraktivitas. Energi tersebut diperoleh dari makanan yang dikonsumsi oleh
manusia. Makanan tersebut bisa berasal dari hewan maupun tumbuhan.
Beberapa contoh sumber bahan makanan yang dikonsumsi manusia dari
berbagai jenis hewan dan tumbuhan
16

 Sebagai sumber sandang


Salah satu kebutuhan manusia selain pangan adalah sandang.
Pakaian yang digunakan manusia berasal dari hewan dan tumbuhan. Meski
seiring perkembangan zaman, pakaian dibuat dari bahan- bahan sintesis tetapi
masih ada beberapa produk fashion yang dibuat dari bagian tubuh hewan atau
tumbuhan tertentu.

 Sebagai sumber papan


Rumah tempat tinggal manusia memanfaatkan berbagai jenis
tumbuhan sebagai bahan bangunan dan aksesorisnya. Misalnya bermacam-
macam pohon berkayu seperti kayu jati, kayu sengon, kayu bangkieri, kayu
mahoni dimanfaatkan sebagai atap rumah, pintu, kusen jendela maupun
dinding rumah.
Selain itu, masih banyak rumah di pedalaman yang menggunakan bambu
sebagai dinding dan penyangga bangunan. Atap rumah- rumah tradisional di
daerah tertentu masih memanfaatkan alang- alang dan daun kelapa yang
sudah kering. Sedangkan rumah- rumah modern menggunakan furniture yang
terbuat dari rotan.

 Sebagai sumber pendapatan


Mata pencaharian manusia banyak yang bergantung pada
kelangsungan hidup hewan dan tumbuhan. Bahkan salah satu sumber devisa
negara berasal dari ekspor kayu, minyak sawit dan bagian tumbuhan-
tumbuhan tertentu lainnya. Mata pencaharian yang berhubungan dengan
keanekaragaman hayati adalah salah satunya adalah petani. Bermacam-
macam tanaman pertanian dimanfaatkan petani sebagai sumber pendapatan
 Sebagai bahan obat- obatan

Indonesia mempunyai sekitar seribu spesies tanaman obat.
Tanaman obat tersebut dapat ditanam di rumah sebagai tanaman obat
keluarga (toga). Penggunaan tanaman sebagai obat ini lebih aman dan
mengurangi efek samping. Contoh beberapa tanaman obat yang sering
digunakan yaitu tanaman jahe, kencur, temulawak, daun sirih, kayu putih,
buah mengkudu dan alang- alang.
 Sebagai bahan kosmetik

Kosmetik yang digunakan perempuan banyak memanfaatkan


keanekaragaman flora di Indonesia. Misalnya minyak bunga melati dan
bunga kantil digunakan untuk parfum. Ekstrak lidah buaya untuk shampo.
Ekstrak bunga mawar untuk aroma bedak. Ekstrak teh hijau, bengkoang dan
kelapa juga sering digunakan dalam berbagai jenis produk kosmetik.
17

 Sebagai sumber ilmu pengetahuan


Seseorang harus mengetahui ilmu anatomi hewan dan
tumbuhan agar bisa mengembangkan potensi dari tumbuhan dan hewan
tersebut. Dengan meneliti flora dan  manusia bisa mendalami berbagai ilmu
terutamanya adalah biologi. Penelitian tersebut akan menghasilkan berbagai
metode keilmuan, misalnya perkembangbiakan vegetatif buatan pada hewan
maupun tumbuhan. Ilmu pengetahuan bisa terus berkembang dan berguna
bagi manusia jika keanekaragaman hayati sebagai sumber ilmu itu sendiri
terus dijaga eksistensinya.

 Sebagai aspek budaya


Budaya di beberapa daerah di Indonesia masih menggunakan
tanaman dan hewan tertentu. Misalnya pada upacara adat di daerah Sulawesi
mengharuskan memotong hewan kerbau. Ritual Larung sesaji di Jawa juga
menyembelih sapi atau kerbau untuk di larutkan ke laut. Budaya nyekar atau
berkunjung ke makam juga memanfaatkan jenis- jenis flora seperti mawar,
melati dan kenanga untuk di tabur di atas makam.

 Sebagai penyeimbang ekosistem


Manfaat paling penting dari keanekaragaman hayati adalah
sebagai penyeimbang ekosistem. Setiap makhluk hidup yang mendiami suatu
ekosistem mempunyai perannya masing- masing. Jika keberadaan makhluk
hidup tersebut terancam, tentu akan mengganggu keseimbangan. Apabila
ekosistem tidak seimbang, maka akan mengakibatkan berbagai bencana yang
merugikan manusia, lingkungan dan makhluk hidup yang lain.

4. Faktor penyebab keanekaragaman hayati

Faktor penyebab keanekaragaman hayati ada dua yaitu:

1. Faktor Keturunan (Genetik)


Faktor keturunan genetic dapat disebabkan adanya gen yang akan
memberikan sifat dasar dan sifat bawaan. Sifat bawaan tersebut diwariskan
secara turun-temurun yang berasal dari induk kepada keturunannya. Namun
terkadang sifat bawaan ini tidak muncul (tidak Nampak) karena adanya
faktor lingkungan. Sifat yang berbeda terjadi karena adanya perbedaan
antara materi genetic dan lingkungannya.

2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
 Faktor lingkungan klimatik (iklim)
Unsur iklim sangat menentukan munculnya berbagai jenis
keanekaragaman hayati. Hal tersebut dapat disebabkan karena
18

unsure iklim mempengaruhi kelangsungan hidup tumbuhan


maupun hewan. Unsure iklim sendiri yaitut temperatur ,
kelembapan, angin, dan curah hujan.
 Faktor edafik (tanah)
Yang dipengaruhi pada faktor edafik(tanah) adalah tanah,
seperti relief tanah atau tinggi rendahnya bumi diukur dari
permukaan laut. Ketinggian suatu tempat dipermukaan bumi
dapat mempengaruhi temperatur maupun tekanan udara pada
suatu lingkungan. Hal tersebut menyebabkan adanya perbedaan
berbagai jenis tumbuhan maupun hewan didalamnya.
 Faktor fisiografik
Pada faktor fisiografik ini meliputi keadaan bentang alam
suatu Negara. Yaitu bagaimana kondisi fisik atau bentang alam
yang ada pada Negara tersebut. Seperti adanya gunung, laut,
gurun dan lain sebagainya yang semuanya berpengaruh pada
persebaran flora dan fauna.

5. Upaya pelestarian keanekaragaman hayati

Keberadaan keanekaragaman hayati ini tidak akan selalu tetap


keadaannya, baik jumlah serta jenisnya. Hal ini disebabkan oleh berbagai
macam faktor, seperti perburuan, kerusakan ekosistem, serta pemanfaatan
yang berlebihan. Pemanfaatan keanekaragaman hayati untuk berbagai
keperluan secara berlebihan ini ditandai dengan semakin langkanya beberapa
jenis flora dan fauna. Hal ini disebabkan rusaknya habitat dan ekosistem yang
ditempati flora dan fauna tersebut.

Ketidakseimbangan tersebut apabila dibiarkan, dapat mengancam


keanekaragaman hayati. Oleh karenanya, kegiatan-kegiatan yang dapat
menyebabkan kerusakan kekayaan hayati di Indonesia ini harus dicegah.
Pemerintah pun tidak tinggal diam, hal ini dapat dilihat dari undang-undang
yang dikeluarkan pemerintah mengenai konservasi (pengawetan) sumber
daya hayati yaitu Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang pengolahan
lingkungan hidup. Dari undang-undang tersebut pengolahan lingkungan
hidup diharapkan dapat bermanfaat serta berkelanjutan. Berikut ini upaya-
upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan keanekaragaman hayati di
Indonesia antara lain sebagai berikut:

1. Perlindungan alam
Alam merupakan tempat manusia hidup sekaligus tempat untuk
memperoleh bahan kebutuhannya. Dari alam, manusia mendapatkan makanan
dan energi. Kebutuhan manusia yang diperoleh dari lingkungannya bukan
hanya sesaat, melainkan selama spesies itu ada sehingga kebutuhan itu tetap
ada, bahkan makin meningkat. Untuk dapat menyediakan kebutuhan hidup
19

secara berkesinambungan itu, manusia harus selalu berusaha menjaga


kelestarian keanekaragaman hayati.
Perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia telah
dilaksanakan semenjak pemerintahan Hindia Belanda, tepatnya tahun 1912,
yang berpusat di Bogor. Setelah merdeka, perlindungan alam dilaksanakan
oleh Departemen Kehutanan dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I.
Perlindungan alam dapat dikelompokkan menjadi perlindungan alam umum
dan perlindungan alam khusus.

a. Perlindungan alam umum

Perlindungan alam secara umum berarti melindungi semua komponen


alam secara keseluruhan yang meliputi kesatuan flora, fauna, dan tanahnya.
Perlindungan alam secara umum dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
sebagai berikut:

 Perlindungan alam ketat adalah perlindungan alam yang tidak


memperbolehkan campur tangan manusia dalam usaha perlindungannya.
Biasanya daerah ini digunakan untuk kepentingan ilmiah atau penelitian,
misalnya, Taman Nasional Ujung Kulon dan Pulau Panaitan
 Perlindungan alam terbimbing adalah perlindungan alam di bawah
bimbingan para ahli, misalnya di kebun raya dan taman nasional
 Taman nasional. Biasanya meliputi daerah yang luas, tidak boleh ada
bangunan tempat tinggal maupun industri, dan biasanya berfungsi
sebagai tempat rekreasi. Beberapa contoh taman nasional yaitu Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango (+ 15.000 ha), Taman Nasional
Kerinci Seblat (+ 1,5 juta ha), dan Taman Nasional Meru Betiri (+ 50.000
ha). Ciri-ciri taman nasional, antara lain: (a) tersedianya kawasan yang
cukup luas bagi pengembangan satu atau lebih ekosistem yang tidak
banyak dijamah oleh manusia. Dalam kawasan ini berkembang jenis
tanaman dan hewan yang memiliki nilai ilmiah; (b) karena
kepentingannya yang khas bagi ilmu pengetahuan, pengelolaannya
berada di tangan pemerintah; (c) karena memiliki unsur ilmu
pengetahuan dan daya tarik ilmiah, kawasan ini dapat dikunjungi dan
dikelola untuk kemanfaatan manusia, tanpa mengubah ciri-ciri ekosistem.

b. Perlindungan alam khusus

Perlindungan alam khusus berarti melindungi unsur alam tertentu.


Sebagai contoh perlindungan botani untuk melindungi tumbuhan tertentu;
perlindungan zoologi untuk melindungi hewan tertentu; perlindungan geologi
untuk melindungi formasi geologi tertentu; perlindungan antropologi untuk
melindungi suku bangsa tertentu; dan perlindungan suaka margasatwa untuk
melindungi hewan tertentu.
20

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk


hidup tersebut disebut dengan sebutan keanekaragaman hayati atau
biodiversitas. Setiap sistem lingkungan memiliki keanekaragaman hayati
yang berbeda. Keanekaragaman hayati ditunjukkan oleh adanya berbagai
variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari makhluk hidup lainnya.
Mempelajari keanekaragaman hayati kita akan mendapatkan beberapa
keuntungan, kita bisa mengetahui keragaman hayati apa saja yang ada pada
sekeliling kita terutama tumbuhan-tumbuhan yang beberapa diantaranya bisa
kita gunakan untuk obat. kita juga bisa mengajarkan tentang keragaman
hayati yang kita tahu pada orang lain yang membutuhkan, dan juga dalam
mempelajarinya kita bisa menambah wawasan kita tentang keragaman hayati
di negara kita ini.

B. SARAN

Keanekaragaman hayati perlu dilindungi dan dilestarikan karena dengan


adanya keseimbangan dalam suatu lingkungan hidup akan menimbulkan
interaksi yang baik antara makhluk yang satu dengan yang lain sehingga alam
akan selalu mendukung kelanjutan kehidupan di muka bumi ini.
Untuk mencegah kepunahan maka diperlukan usaha bersama antara
pemerintah dan masyarakat dalam upaya untuk melestarikannya, dan
memberikan sanksi yang tegas kepada oknum-oknum yang bertanggung
jawab atas perusakan tersebut.
21

DAFTAR PUSAKA

1. ^ Groom, M.J., Meffe, G.K. and Carroll, C.R. (2006) Principles of Conservation


Biology (3rd ed.). Sunderland, MA: Sinauer Associates. Website with additional
information: http://www.sinauer.com/groom/
2. ^ Tisdell, C. (2003). Socioeconomic causes of loss of animal genetic diversity:
analysis and assessment. Ecological Economics 45(3): 365-376.
3. ^ Study: Loss Of Genetic Diversity Threatens Species Diversity
4. ^ “ Genetic Diversity." National Biological Information Infrastructure. NBII. 16 Mar.
2008 www.nbii.gov
5. ^ "Introduction to Genetic Diversity." Cheetah Conservation Fund. 2002. 19 Mar.
2008 www.cheetah.org
6. ^ "Monoculture and the Irish Potato Famine." Understanding Evolution. Berkley
University. 19 Mar. 2008 <evolution.berkley.edu>
7. ^ "Scientists Discover Interplay Between Genes and Viruses in Tiny Ocean
Plankton". National Science Foundation. March 23, 2006. Diakses tanggal
December 12 2008.
8. ^ Stephens, Tim. "Currents." University of California, Santa Cruz. 10 Aug. 1998.
University of California. 19 Mar. 2008 www.ucsc.edu
9. ^ "Genetic diversity". Cheetah Conservation Fund. Diakses tanggal December 12
2008.
10. ^ Fildes, Jonathan (May 29, 2007). "Cheating cheetahs caught by DNA". BBC
News. Diakses tanggal December 12 2008.
11. Arikunto. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya
12. Dalimiharta, S. (2007). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Jakarta: Trubus
Agriwidya
13. Djamarah. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
14. Hanafiah, N. (2010). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika aditama
15. Idrus, M. (2009). Metode penelitian sosial, pendekatan kualitatif dan
kualitatif. Yogyakarta: Erlangga
16. Irnaningtyas. (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta : Erlangga
17. Irnaningtyas. (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta : Erlangga
18. Khristiyono. (2014). Buku Penilaian Autentik Biologi Untuk Kelas X SMA/MA.
Jakarta: Erlangga
19. Mahmudah, R. (2014). Penjelasan Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor
menurut para ahli. Tersedia [Online] di
http://Rizkimahmudah.blogspot.co.id/2014/09/penjelasan-
ranahkognitifafektif-dan.html?m=1 diakses tanggal 2 Agustus 2016
20. Melinda, F. (2011). Keanekaragaman Hayati. Tersedia Online di
http://fitrimelinda.blogspot.co.id/2011/03/keanekaragamanhayati_22.html?
m=1 diakses 2 Agustus 2016

Anda mungkin juga menyukai