Anda di halaman 1dari 32

BAB III

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN PPL

A. Gambaran Pelaksanaan Praktikum PPL


1. Perisapan
Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan
pada 8 Januari sampai dengan 22 Februari 2021, terdapat beberapa
kegiatan yang harus diikuti oleh mahasiswa sebelum diterjunkan di
beberapa tempat/instansi untuk melaksanakan kegiatan PPL, untuk tahun
ini mahasiswa diberikan kebebasan oleh kampus untuk melakukan
pencarian terkait tempat PPL yang akan dituju, Beberapa persiapan yang
dilakukan antara lain:
2. Observasi
Sebelum melaksanakan kegiatan PPL, mahasiswa melakukan
observasi fisik maupun non fisik observasi non fisik dilakukan sebelum
observasi fisik, yakni melalui online dengan melihat akun media sosial
Radar Semeru (Facebook, Youtube, Instagram), observasi fisik dilakukan
pada Selasa 17 November 2020 atau dua bulan sebelum kegiatan PPL
berlangsung di kantor Radar Semeru yang berada di Jl. Kyai Ghozali No.
58 A Rogotrunan sebelum pindah ke Jl. Slamet Riyadi. Dari observasi
tersebut bertujuan agar mengetahui seluk beluk dan permasalahan yang
terdapat di dalam Radar Semeru.
3. Pembekalan
Mahasiswa mendapat pembekalan PPL yang diselenggarakan oleh
Fakultas Dakwah IAIN Jember melalui online atau tepatnya menggunakan
aplikasi zoom sehari sebelum kegiatan pelepasan mahasiswa ke lokasi PPL
atau pada 7 Januari 2021, pembekalan materi teknis untuk esok hari
bertujuan memberikan materi terkait teknis mahasiswa dalam
melaksanakan PPL, pembekalan terjadi dua sesi yakni pada pagi dan siang
hari, pada pagi hari mengenai pembukaan serta pemberian materi yang
diisi oleh bapak Minan Jauhari selaku ketua panitia PPL 2021, ibu Siti
Raudhlatul Jannah dan bapak Mochammad Dawud selaku kepala program
studi di fakultas Dakwah hingga pada akhir sesi acara, setelah itu
dilanjutkan dengan pembekalan lanjutan pada siang hari yang diisi oleh
DPL yaitu bapak Choliq Baya yang membimbing mahasiswa PPL di Radar
Jember, Radar Semeru, dan Radar Bromo, membahas tentang
permasalahan yang dialami selama pemberian surat izin pada
tempat/institusi terkait.
4. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan PPL diawali dengan pemberian surat izin kepada Hafid Asnan
selaku pimpinan redaksi Radar Semeru, dilanjutkan pengenalan tempat sarana
dan prasarana serta wartawan radar Semeru dan berbincang-bincang mengenai
teknis dan mekanisme, terkait hal itu perlu adanya Planning, Organizing,
Actuating, dan Controlling untuk para mahasiswa dalam melakukan kegiatan
peliputan berita.
Untuk selanjutnya sebelum melakukan kegiatan praktikum perlu
merumuskan formulasi sehinga sesuai dari hasil akhir praktikum sehingga
sistematis saat pelaksanaan prkatikum berlangsung, perumusan formulasi
tersebut dengan pimpinan redaksi Radar Semeru melalui Rapat bersama yakni
sebagai berikut:
1. Planning (Perencanaan)
Perencanaan tidak dapat dilepaskan dari unsur pelaksanaan dan
pengawasan termasuk pemantauan, penilaian, dan pelaporan. Pengawasan
diperlukan dalam perencanaan agar tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan Pengawasan dalam perencanaan dapat dilakukan secara
preventif dan represif. Pengawasan preventif merupakan pengawasan yang
melekat dengan perencanaannya, sedangkan pengawasan represif
merupakan pengawasan fungsional atas pelaksanaan rencana, baik yang
dilakukan secara internal maupun secara eksternal oleh aparat pengawasan
yang ditugasi.
Menurut Erly Suandy Perencanaan yakni suatu proses penentuan
tujuan organisasi serta yang kemudian menyajikan nya itu dengan jelas
taktik-taktik, strategi-strategi, serta juga operasi yang diperlukan untuk
dapat mencapai tujuan organisasi dengan secara menyeluruh.
Masing-masing aktivitas organisasi dalam meraih tujuan
membutuhkan perencanaan yang sangat matang atau serius yang sesuai
dengan tujuannya. Hal ini disesuaikan berdasarkan bidang-bidang yang
akan dicapai.
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membuat
sebuah perencanaan, yaitu SMART:
a. Specific; perencanaan harus jelas maksud dan tujuannya, juga resource
yang diperlukan.
b. Measurable; rencana harus bisa diukur kesuksesannya.
c. Achievable; rencana yang dibuat harus masuk diakal, bukan
merupakan sebuah angan-angan, dan dapat dicapai.
d. Realistic; dalam membuat rencana, kita perlu berpikiran realis. Sama
dengan poin sebelumnya, rencana yang dibuat harus sesuai dengan
keadaan bisnis.
e. Time; setiap membuat rencana, pastinya kita harus menentukan batas
waktu kapan rencana tersebut harus dimulai dan diselesaikan. Hal ini
penting karena sebuah rencana akan selalu menjadi rencana jika tidak
dijalankan, dan berguna untuk mengevaluasi cara kerja atau hasil dari
rencana tersebut.
Pada pertemuan awal magang terdapat komunikasi antara mahasiswa
PPL dan pimpinan Redaksi serta beberapa wartawan Radar Semeru yang
membahas terkait sistem yang diterapkan nantinya pada mahasiswa magang,
mahasiswa dianggap menjadi bagian dari radar semeru hingga diberikan kartu
identitas pada masing-masing anak untuk memberikan akses dan kemudahan
dalam melakukan proses liputan berita dan menggali informasi pada instansi
atau dinas yang berkepentingan/terkait, dalam rapat tersebut dapat diambil
poin-poin sebagai berikut:
1. Mahasiswa akan mendapat arahan dari pimpinan redaksi terkait
pengambilan berita yang akan diliput oleh mahasiswa, sehingga dari
koordinasi yang baik tersebut para mahasiswa dan wartawan tidak tumpah
tindih dalam pengambilan berita yang sama.
a. Mahasiswa akan berkompetisi dengan wartawan radar semeru dalam
liputan berita, nantinya berita yang telah diketik pada bagian cetak dan
video yang sudah melalui proses editing untuk bagian digital akan
termuat dalam koran maupun online seperti pada channel YouTube, hal
itu membuat mahasiswa magang dan wartawan radar semeru
berlomba-lomba dalam mencari dan menampilkan berita yang aktual,
faktual, dan menarik.
b. Target berita yang ditetapkan pimpinan redaksi pada mahasiswa sama
dengan target yang diberikan pada wartawan, yaitu 4 penulisan berita
pada bagian cetak dan 1 video sudah termasuk proses editing dan
penulisan naskah, target yang ditetapkan berlaku setiap hari, jadi
mahasiswa wajib menyetorkan berita kepada pimpinan redaksi setiap
harinya.
c. Waktu kerja mahasiswa magang pun mengikuti yang telah dijalankan
oleh radar semeru, yakni seminggu penuh tanpa libur dan untuk waktu
kerja dimulai pada jam 06.00 WIB mahasiswa serta wartawan bisa
terjun ke lokasi atau tempat yang dituju untuk melakukan proses
liputan hingga jam 14.00 WIB, mahasiswa dan wartawan harus berada
di kantor untuk melakukan koordinasi dengan pimpinan redaksi terkait
berita yang telah diliput, jika tidak ada kendala maka mahasiswa dan
wartawan bisa melakukan pengetikan berita atau melakukan editing
video serta pembuatan naskah untuk berita yang sudah diliput, tetapi
semisal ada kendala terkait kurangnya konfirmasi dari beberapa
narasumber jika itu berita itu termasuk kedalam hard news maka
pimpinan redaksi akan membantu mahasiswa dan wartawan untuk
melakukan konfirmasi kepada narasumber terkait via online, pada jam
17.00 WIB mahasiswa dan wartawan harus segera menyelesaikan
pengetikan dan juga editing karena pimpinan redaksi akan melakukan
evaluasi terkait ketikan berita dan juga video yang telah diedit
sehingga berita tersebut layak untuk di muat dalam koran maupun di
upload ke YouTube.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Setelah merencanakan semua hal yang dibutuhkan, selanjutnya
adalah proses mengatur tim atau divisi, mengatur jadwal kerja, juga
mengelompokkan tiap individu sesuai kemampuannya. Organizing akan
menuntut suatu bisnis untuk memanfaatkan segala sumber daya yang
dimiliki, khususnya sumber daya manusia, dalam upaya mengubah
rencana ke dalam bentuk aksi yang nyata. Proses ini menghasilkan
pembagian tugas atau tim dengan tugas spesifik.
Hasil dari perencanaan yang telah dibuat perlu diteruskan ke grup
yang lebih besar, dimulai dari divisi yang ada di perusahaan. Tiap divisi
akan memiliki tugas masing-masing untuk mengimplementasikan konsep
dasar bisnis, termasuk segala keperluannya. Dengan distribusi konsep
yang tepat, tiap divisi dalam struktur bisnis diharapkan dapat menjalankan
rencana sesuai prosedur dan secara sistematis. Banyaknya individu di tiap
divisi harus berdasarkan kebutuhan. Kurangnya personil untuk tiap divisi
bisa menyebabkan masalah, tapi hal yang sama juga bisa terjadi jika
terlalu banyak personil yang terlibat.
Di tiap divisi pastinya ada satu penanggungjawab terhadap tugas,
otoritas, dan jobdesc yang berbeda. Makin tinggi posisi yang dipegang,
makin besar tanggung jawab, tugas, dan otoritas yang dimiliki. Prinsip
dasar pengelolaan ini akan menjaga bisnis tetap berjalan sesuai alur yang
direncanakan di awal dengan membagi tugas ke tiap divisi sesuai dengan
keahliannya. Peran pimpinan juga jadi lebih krusial karena harus mampu
memastikan tim bekerja secara efektif dan memastikan rencana yang
sudah ada berjalan mulus.
Menurut para ahli pengertian organizing atau pengorganisasian
terdapat beberapa pengertian sebagai berikut:
a. Menurut G. R Terry: pengorganisasian berasal dari kata organism
(organisme) yang merupakan sebuah enititas dengan bagian-bagian
yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan mereka satu
sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka terhadap keseluruhan.
b. Menurut Siagian (1983): Pengorganisasian adalah keseluruhan
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, kewenangan dan
tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi
yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah
ditetapkan.
c. T. Hani handoko(1999): sesuatu yang digambarkan sebagai sesuatu
yang tersentralisasi dan berisi tugas-tugas yang sangat
terspesialisasikan.
d. Kamus lengkap bahasa Indonesia: Pengorganisasian adalah merupakan
kegiatan merancang dan merumuskan struktur.
Dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah langkah untuk
merancang struktur formal, menetapkan, menggolongkan dan mengatur
bebagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan
pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka
mencapai tujuan organisasi dengan efisien.
Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang,
ada kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak
berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan
sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur
organisasi secara terperinci dapat di jabarkan sebagai berikut:
a. Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketata lembagaan
sering disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau
personnel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang
menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan
(administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi,
para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan
fungsinya masing-masing dan para pekerja (non
management/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan
kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
1) Mahasiswa magang dibagi menjadi dua kelompok, yakni bagian
cetak dan online, hal itu dimaksudkan untuk menggali potensi dari
mahasiswa, karena tiap mahasiswa pastinya memiliki potensi dan
keinginan yang berbeda, Muhammad Sidkin Ali yang mempunyai
dasar jurnalistik dan berkeinginan untuk mempelajari lebih dalam
maka ditempatkan pada bagian cetak sehingga dia dapat
mengeksplor potensi dalam dirinya dengan proses pencarian berita
dan pengetikan berita yang telah diliput, serta Muhammad Ulil
Quthbul Amin dan Mohammad Dirham Muzaki ditempatkan pada
bagian digital yang berkeinginan untuk mempelajari dan
mendalami pengambilan video dan editing video yang layak
dimuat ke dalam akun YouTube Radar Semeru.
2) Dalam prosesnya memang terdapat pembagian kelompok yang
ditujukan untuk memberikan keinginan dan mengembangkan
potensi dari masing-masing anak, kolaborasi antara bagian cetak
dan digital dengan maksud dan tujuan yang sama, demi
kepentingan radar semeru yakni memberikan berita yang aktual,
faktual, dan berkualitas
b. Kerjasama, merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu
perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga yang
menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator,
manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan
kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
1) Dalam waktu dekat radar semeru akan melaunching Radar Semeru
TV, dengan beberapa program acara yang sudah dijadwalkan
untuk tayang, diharapkan untuk mahasiswa magang dapat
berpartisipasi dan turut membantu para karyawan Radar Semeru
dalam launching sehingga para mahasiswa mendapatkan ilmu dari
hal tersebut.
2) Radar Semeru TV akan memiliki beberapa program acara dan
program berita, diantara program acara yaitu: Blak-blakan, yang
membahas seputar isu-isu sosial dan politik di Lumajang dengan
menghadirkan narasumber terkait permasalahan yang sedang
diangkat, untuk program acara sebagai berikut:
a) Warna-warni, program acara yang mendatangkan komunitas-
komunitas yang ada di Lumajang, membahas kegiatan, prestasi,
dan sebagainya, terkait narasumber adalah perwakilan dari
komunitas terkait.
b) Obrolan perempuan, program acara yang membahas tuntas
sosok atau tokoh perempuan yang mempunyai prestasi dan
berpengaruh di Lumajang
c) Motivasi Generasi Z, merupakan program yang dirancang
untuk membahas tentang problematika yang sering dialami
oleh anak-anak muda di Lumajang, dari program tersebut
mencoba untuk memberikan saran dan solusi kepada para anak
muda dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan
anak muda.
d) Selfi jalan-jalan, merupakan program acara kulineran dan
mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Lumajang,
sekaligus mengangkat potensi Lumajang dari sektor wisata dan
kulinernya, karena banyak sekali tempat wisata yang masih
belum diketahui oleh masyarakat Lumajang sendiri.
3) Untuk program berita, pimpinan redaksi memberikan kesempatan
pada mahasiswa magang untuk melakukan liputan secara live
streaming terkait suatu permasalahan, seperti adanya bencana alam,
dimana natinya para mahasiswa akan terjun langsung ke lokasi
terjadinya bencana, dan melakukan liputan langsung untuk melihat
kondisi terkini dari daerah serta warga setempat, dilanjutkan
mewawancarai narasumber terkait yang ada di lokasi.
4) Tujuan, merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan
menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang
diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus
dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus
dicapai melalui prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan
(policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan
(regulation) yang telah ditetapkan.
2. Actuating (Aktualisasi)
Mengimplementasi rencana ke dalam bentuk aksi menjadi langkah
penting untuk mencapai sukses dalam bisnis. Dalam hal ini, tiap divisi
diharapkan untuk mulai bisa mengerjakan tugasnya sesuai deskripsi
pekerjaan masing-masing dengan mengaktualisasi ide dasar / rencana
bisnis yang sudah diberikan. Dengan rencana matang dan proses
aktualisasi yang sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan, sistem
manajemen bisa berjalan dengan halus. Tapi untuk mewujudkan hal ini,
diperlukan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja sama. Semua divisi harus
seirama dalam mengeksekusi rencana.
Dalam kata yang lain, aktualiasi merupakan bagian dari misi.
Sedangkan rencana yang dibuat menjadi bagian dari visi. Mengaktualisasi
rencana kerja harus sesuai program kerja yang sudah disiapkan
sebelumnya. Tentu saja dalam praktiknya pasti akan ada yang berubah
sesuai situasi yang berlangsung. Tiap divisi dan individu yang tergabung
pada suatu bisnis harus bekerja sesuai dengan tugas yang dibebankan,
termasuk fungsi dan peran yang diemban. Keahlian dan kompetensi dari
tiap individu akan sangat krusial dalam proses aktualisasi ide.
Aktualisi merupakan proses implementasi rencana. Tanpa ada satu
aksi yang nyata, rencana hanya akan menjadi sekedar imajinasi belaka,
atau mimpi yang tak pernah menjadi nyata.
a. Akan ada evaluasi-evaluasi setiap harinya terkait berita yang telah
diliput hari ini dan akan diliput untuk besok, evaluasi dilakukan pada
saat selesai melakukan pengetikan dan editing video berita.
b. Pimpinan redaksi akan memberikan arahan ketika mahasiswa
kebingungan terkait kurangnya isu atau tema yang akan diliput,
nantinya pimpinan redaksi akan berkoordinasi dengan wartawan untuk
memberikan masukan terkait isu yang akan diangkat oleh mahasiswa.
c. Ketika arahan atau saran untuk melakukan peliputan berita pada hari
itu atau besok mengalami kendala atau kurangnya konfirmasi dari
narasumber terkait maka nantinya pimpinan redaksi memberikan
bantuan terkait kontak atau nomer telpon dari narasumber jika berada
pada lingkup dinas atau instansi karena notabenenya pimpinan redaksi
yang telah memiliki akses dan jaringan luas di Luamajang, tetapi
semisal narasumber memang benar-benar tidak bisa di temui dan
dihubingu maka pimpinan redaksi akan memberikan waktu mahasiswa
menyelesaikan berita tersebut pada keesokan harinya.
d. Mahasiswa turut membantu dalam penayangan program acara dan
program berita, seperti halnya pada program acara, mahasiswa turut
membantu dalam renovasi ruangan yang nantinya digunakan untuk
melakukan siaran langsung, mulai dari membersihkan ruangan, menata
properti, serta memasang alat-alat yang digunakan untuk siaran
langsung.
e. Dalam program berita mahasiswa akan ditugaskan untuk melakukan
siaran berita secara langsung mengenai permasalahan yang terjadi,
seperti bencana alam dan sebagainya, mahasiswa ditugaskan untuk
menuju ke lokasi bencana dan melihat kondisi di daerah tersebut, serta
masyarakat yang terdampak akibat bencana tersebut, juga apakah
sudah ada evakuasi dan bantuan dari dinas-dinas terkait di Lumajang,
hal itu harus dijelaskan oleh mahasiswa dalam melakukan peliputan
berita.
3. Controlling (Mengontrol)
Controlling merupakan aksi yang dilakukan untuk memastikan alur
kerja berjalan sesuai rencana. Bahkan tiga poin di atas (planning,
organizing, dan actuating) tidak akan berjalan sempurna tanpa ada kontrol
yang layak. Dalam hal ini, mengontrol bisa dimaknai sebagai aktivitas
menjaga bisnis supaya tetap eksis. Mengontrol semua proses aktualisasi
termasuk aspek penting dalam manajemen yang ideal. Tujuan
utama controlling adalah untuk menjaga semua proses berjalan sesuai apa
yang direncanakan.
Kontrol yang dimaksud merupakan tugas utama dari pemimpin atau
koordinator tiap divisi. Kontrol umumnya mencakup semua aspek,
termasuk aktivitas bisnis yang sedang berjalan, kenyamanan semua
individu yang terlibat, waktu yang diperlukan tiap divisi, juga lainnya.
Tujuan dari kontrol yaitu memastikan bahwa semua aktivitas yang
dilakukan dalam bisnis sesuai dengan kerangka kerja yang dibuat
berdasarkan konsep dasar. Jika suatu saat muncul masalah di luar rencana,
pemimpin harus mampu memberi solusi, tentunya masih mengacu dengan
rencana kerja. Hasil akhirnya adalah, semua aktivitas yang dikerjakan akan
memberi hasil maksimal.
Pada proses kontrol ini, peran pemimpin sangat penting, terlebih
saat dituntut mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Manfaat penting
lainnya dari controlling adalah kemampuan melihat potensi penyimpangan
yang terjadi selama bisnis berjalan, baik dalam proses perencanaan,
implementasi, dan organisasi. Semakin cepat sebuah penyimpangan /
masalah dikoreksi, diantisipasi dan disesuaikan, maka hasil akan menjadi
lebih maksimal dan efisien.
Tiap berita yang didapat dan diketik oleh mahasiswa, selalu akan di
evaluasi oleh pimpinan redaksi Radar Semeru, tiap harinya wartawan yang
sudah meliput berita dan sudah melakukan pengetikan memiliki batas
waktu pengumpulan berita pada jam 17.00 WIB, pada saat itu pemimpin
redaksi sudah harus mengevaluasi struktur berita, pengambilan gambar,
dan berita yang sudah diliput, seperti halnya beberapa struktur penulisan
berita yang setidaknya harus terpenuhi oleh mahasiswa.
a. Tidak Mengandung Fitnah, Hasutan, dan Kebohongan
Konten berita yang dipublikasikan harus memberikan
kemanfaatan serta perlindungan terhadap publik. Dalam menulis
konten berita dilarang mengandung hal-hal yang bersifat fitnahan,
hasutan, menyesatkan, serta berisi kebohongan atau hoax. Dalam
menulis serta mempublikasikan berita harus diperhatikan agar isi berita
tidak merugikan serta menimbulkan dampak negatif di masyarakat.
b. Tidak Menonjolkan Unsur Kekerasan, Seksulitas, Perjudian,
Penyalahgunaan Narkotika dan Obat Terlarang.
Berita yang dibuat dan disiarkan kepada publik untuk
mempertimbangkan munculnya kemungkinan ketidaknyamanan
publik, memperhatikan privasi, serta melakukan penggolongan siaran
untuk kepentingan anak. Oleh sebab itu juga diatur agar dalam
pembuatan dan penyiarannya dilakukan pembatasan terhadap unsur
yang bermuatan seksual, kekerasan, narkotika dan sejenisnya, dan
perjudian serta lainnya.
c. Tidak Mempertentangkan Suku, Agama, Ras atau Golongan.
Dalam Penulisan Berita diwajibkan menghormati perbedaan
suku, agama, ras, dan golongan. Baik itu kelompok golongan
berdasarkan perbedaan budaya, usia, gender maupun sosial ekonomi.
Dalam mewujudkan penghormatan, dalam penulisan berita dilarang
mengandung konten yang sifatnya merendahkan, mempertentangkan
atau melecehkan suku, agama, ras, dan golongan tertentu. Ketika
menyiarkan berita mengenai peristiwa konflik sekalipun, penulis berita
diwajibkan untuk menjaga independensi dan netralitas.
d. Tidak Merendahkan Nilai-Nilai Yang Berlaku Dalam Masyarakat.
Berita yang dibuat serta diaiarkan kepada publik untuk
mempertimbangkan munculnya kemungkinan ketidaknyamanan
publik. Oleh karena itu dalam dalam penulisan berita yang akan
disiarkan kepada publik perlu menunjukkan sikap menghormati nilai
dan norma, kesopanan, serta kesusilaan yang berlaku dalam
masyarakat. Penulis berita harus menunjukkan sikap penghormatan
terhadap perbedaan nilai yang ada dalam berita yang dibuatnya.
e. Tata Bahasa dan  Kosokata
Dalam Penyusunan Kalimat gunakan tata bahasa yang sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia (SPOK). Gunakan kata ganti orang
ketiga dalam menggambarkan peristiwa. Dalam penyusunannya lebih
baik menggunakan kalimat aktif dibanding kalimat pasif.
f. Tanda Baca dan Struktur Kalimat
Tanda baca diperlukan untuk melakukan pemenggalan kalimat.
Pastikan meletakkan tanda baca dengan baik, yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia serta tidak merusak makna kalimat. Hindari
kalimat panjang (maksimal 16 kata). Sebab susunan kalimat yang
pendek akan lebih mudah dimengerti dan enak dibaca dibanding
kalimat yang panjang.
Pada bagian digital juga akan dievaluasi oleh editor Radar Semeru
terkait berita yang sudah didapatkan, terkait hal itu ada beberapa poin yang
dapat diambil yakni pengambilan gambar yang berpacu pada kaidah baku
shots, long, medium, close up. Komposisi dalam sudat pengambilan berita
di Radar Semeru TV sebagai berikut:
a. Long shot
Teknik ini menggunakan area yang memperlihatkan seluruh
tubuh subjek tanpa terpotong frame. Teknik ini fokus pada subjek
dengan segala ekspresi dan kegiatannya tanpa ada bagian tubuh yang
terpotong.
b. Medium Shot
Teknik ini lebih sempit lagi dari medium long shot.
Pengambilan gambar dimulai dari sekitar pinggang sampai
kepala. Biasanya digunakan untuk menonjolkan lebih detail bahasa
tubuh dan ekspresi subjek.
c. Close up
Teknik ini biasanya diambil mulai bagian bawah bahu sampai
kepala. Teknik ini untuk memperlihatkan detail ekspresi dan mimik
seseorang. Biasanya digunakan untuk memotret ekspresi seseorang
misalnya juga memperlihatkan kerutan wajah pada subjek agar terlihat
dramatis. 
Editor selalu menekankan pada mahasiswa untuk mengikuti aturan
baku pengambilan gambar atau shots dalam melakukan peliputan berita.
Pengambilan video per scene maximal 10 detik dan mengambil
lebih dari satu video pada tiap scene untuk mengantisipasi dan
memberikan pilihan lebih banyak dalam proses editing nantinya.
Editor memberikan waktu satu jam pada mahasiswa untuk
menyelesaikan proses editing editing video, kurang lebih video yang telah
di edit memiliki durasi sekitar tiga menit, ketika proses editing video
selesai maka aka nada evaluasi dari editor kepada mahasiswa terkait
pengambilan gambar yang sudah diambil.
B. Hasil Pelaksanaan Praktikum (analisa dan pemetaan masalah di
lapangan)
Jawa Pos Radar Semeru Lumajang Merupakan Media Massa yang
memiliki fungsionaris memberikan pesan dan kesan kepada khalayak umum
(Masyarakat luas) mengenai sebuah Informasi yang informatif dan juga akurat
sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan layak oleh warga
Lumajang khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Maka dalam hal ini
praktikan segelumit akan menguraikan hasil praktikum yang berhubungan
dengan analisis dan pemetaan masalah yang telah didapatkan dan diketahui
oleh praktikan selama melaksanakan praktikum di media Massa tersebut.
Analisa dan pemetaan masalah ini guna menunjang industry media massa
yang berintegrtitas sehingga progresif dan tranformatif serta produktif
kedepannya.
Oleh karena itu pada bagian ini akan menguraikan analisis dan
pemetaan masalah yang diklasifikasikan ke dalam dua faktor yakni internal
dan eksternal yang berkiatan dengan Media Digital (Radar Semeru TV) yang
terdapat di Media Pers/Massa Jawa Pos Radar Semeru Lumajang.
1. Internal
Dalam hal ini praktikan akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan
dengan komponen yang ada di Jawa Pos Radar Semeru Lumajang yakni
meliputi:
a. Fasilitas
Fasilitas merupakan suatu media alat berupa barang dan
sejenisnya dan biasanya di fungsikan sebagai media bantu guna
tercapainya suatu tujuan. Dalam hal ini di Media Massa Jawa Pos
Radar Semeru Lumajang terdapat minimnya fasilitas yakni bertalian
dengan:
1) Camera (Kamera Digital).
Terbatasnya fasilitas berupa kamera dapat mengurangi
kualitas dalam hal produksi penggalian informasi berita yakni pada
saat pengambilan fotooge (Video rekaman) audio visual. Ketika
mrnggunakan alternative media Smart Phone (HP) tidak sesuai
ekspestasi sehingga gambar yang dihasilkan kadang kala terlalu
kontras atau noise yang berdampak pada buruknya kualitas gambar
dan juga mengalami Shake footage (video bergetar atau goyang)
serta buruknya kualitas suara. Maka dalam hal ini praktikan dalam
melakukan penggalian data untuk materi pemberitaan kurang
profuktif kaitannya dengan media audio visual (Radar Semeru TV)
disebabkan keterbatasan sarana kamera yang sangat dibutuhkan
dalam standarisasi hasil pengambilan gambar audio visual
pembertitaan TV dan hal itu sangat berpengaruh pada kualitas
media (mutu pemberitaan) yang sifatnya signifikan serta massif
dampaknya terhadap mutu media massa.
2) Autocue atau Teleprompter
Autocue atau Teleprompter adalah media alat bantu
membaca di depan kemera sehingga tampak sangat antusias dan
berpotensi dalam membaca seperti layaknya seorang membaca
dengan lisan yang sangat teratur dan sistematis serta notebennya
pendengar atau penonton mengira bahwa piawai dalam hal public
speaking. media teleprompter seringkali kali digunakan presenter
studio dalam pembacaan script berita audio visual atau Media TV
yang dapat menunjang kelancaran dan ketepatan Informasi atau
pesan yang disampaikan. Karakteristik telepromter memiliki kristal
yang setinggi mata presenter audio dan mengunakan penyanggah
saat digunakan (Trypod). Kristal ini transparan dari sudut pandang
penonton tetapi tetap focus membidik sudut pembicara atau
presenter.
Fasilitas media bantu teleprompter tidak terdapat di media
Pers Jawa Pos Radar semeru Lumajang sehingga eksistensi dari
presenter studio (Indoor) notabennya terdapat kesalahan dari sisi
linguistiknya dan tingkat informasinya kurang bonafide meski
media yang di bawakan adalah digital yang terwakilkan oleh visual
namun informasi pesan yang hendak disampaikan harus tetap
informative sehingga akan sarat dengan elektabilitas dan informasi
yang atraktif.
3) Layar Monitor
Monitor preview atau layar monitor untuk melihat kualitas
gambar dari source kamera yang digunakan saat produksi program
acara atau live streaming berita, maka dalam hal ini dibutuhkan
inventarsis berupa monitor yang menunjang kepekaan dan kualitas
gambar saat program acara berlangsung.
Sederhananya layar monitor adalah berfungsi untuk melihat
tampilan visual yang dihasilkan dari kamera. Banyaknya monitor
yang digunakan tentu saja tergantung dari kuantitas kamera yang
digunakan. Ada monitor dari berbagai source kamera, monitor
preview, serta monitor hasil akhir.
Di media pers Jawa Pos radar Semeru TV kaitannya dengan
fasilitas monitor terbatas sekali yakni menggunakan monitor tungal
(single) sebagai media produksi berita. Sehingga menurut
praktikum kurang produktif disebabkan tidak ekuivalen dengan
kamera yang digunakan yaitu menggunakan multi kamera (tiga)
kamera sebagai source visual saat program acara berlangsung serta
pada saat peliputan berita lapangan melalui Live Streaming
menggunakan dua kamera sebagai source visual.
4) Studio Produksi (Room)
Untuk pembahsana kali ini memang juga sangat urgen
berkaitan dengan tempat berjalannya suatu produksi acara TV.
Tempat atau studio mengacu kepada estetika hasil akhir dari suatu
karya prosuksi media TV dan tidak dapat dipungkiri dalam media
TV terdapat bermacam equipment yang dibutuhkan dan sangat
membantu agar tempat berlangsungnya acara (studio) dilihat
atraktif dengan nilai estetika yang baik, suatu contoh di dalam
studio produksi program acara TV, besar kemungkinan namun pasti
terdapat Lighting serta ruangan yang kedap udara agar bisa
mendukung terhadap kualitas visual dan auidio saat rekaman
berlangsung. Maka dari itu Jawa Pos Radar Semeru TV telah
melakukan hal yang serupa dengan tujuan mendapatkan kualitas
dan elektabilitas dari penonton atau permisa yang sedang
mengamati pada saat berlangsungnya program acara.
Berkaitan dengan studio produksi acara TV terdapat banyak
istilah bahasa dan kata sekaligus arti, meski demikian realitas pada
umumnya studio akan memakan banyak ruangan untuk program
acara TV, suatu contoh di dalam suatu produksi program acara TV
terdapat studio control room, room editor dan studio program
acara. di Jawa Pos Radar Semeru TV hanya menggunakan satu
ruangan yang digunakan dalam pelaksanaan program acara namun
dipetakan beberapa bagian. Pemetaan studio tersebut guna
meminimalisir ruangan yang terbatas disebabkan kurangnya
fasilitas room. Meski demikian diupayakan program acara tetap
berjalan efektif sehingga sesuai ekspekstasi.
Efektifitas terbatasnya fasilitas yang berkaitan dengan
studio akan berdampak terhadap nilai estetika dan elektabilitas
penonton, Suatu contoh studio program acara yang di
kombinasikan dengan studio presenter dan sekalaigus di rangkap
dengan editor room.
Terlepas dari hal itu karena terbilang masih baru di
deklarasikan (Launching) dan masih menuju tahap berkembang,
maka Jawa Pos Radar Semeru TV lumajang hanya menggunakan
satu ruangan dan di bagikan ke dalam beberapa studio room susuai
segmen acara. Jawa Pos Radar Semeru TV Lumajang merupakan
media Televisi yang tunggal dimiliki oleh Jawa Pos Group. Dalam
hal ini mahasiswa turut mengapresisasi terhadap karyawan yang
tergabung di media digital khususnya dan kepada khalayak yang
turut membantu pada umumnya.
5) Lighting
Lighting atau pencahayaan dalam sebuah program acara
media pers digital (Read-TV) yang terdapat di Radar Semeru TV
menurut praktikum sudah memenuhi standarisasi nilai-nilai
estetika meskipun tidak secara holistik. Mengingat fungsinya
lighting digunakan untuk mengontrol cahaya dan bayanngan
keduanya tersebut sangat diperlukan untuk menunjukkan bentuk
tekstur wajah atau sebuah objek serta unutk meningkatkan nilai
dramatisasi. Di media Jawa Pos Radar Semeru TV meski terbatas
fasilitas tetap menunjukkan eksistensi nilai nilai estetika dan
mengupayakan hasil akhir dengan integritas yang baik dari
program acara yang telah dikemas.
Secara garis besarnya yang menjadi poin penting dalam
pencahayaan ada dua jenis yakni day light dan tungsten. Day light
cenderung normal karena warna cahaya yang dihasilkan netral
dengan tidak mengubah warna kulit, sedangkan tungsten
cenderung agaknya kekuning-kuningan. Dalam hal ini mengutip
pengertian di atas Jawa Pos Radar Semeru TV dari sisi
pencahayaan menggunakan day ligh dan dibubuhi light filter
(cahaya tambahan) sehingga menimbulkan artistik warna yang
berbeda guna bertambahnya nilai estetika di depan kamera saat
produksi program acara.
Dalam program acara yang telah dikemas meski
keterbatasan fasilitas menunjukkan gambar atau visual yang tidak
noise dan hal ini termasuk sangat krusial serta berpengaruh
terhadap elektabilitas dan intergritas dari suatu Media dalam
jangka panjang, sebab jika pencahayaan (Lighting) buruk maka
akan mengurangi kualitas gambarnya. Yang terjadi di Jawa Pos
Radar Semeru TV Lumajang dapat mengatasi persoalan Lighting
meski keterbatasan dalam sarana tersebut.
b. Minimnya Pewarta (Jurnalis)
Pewarta atau jurnalis yang biasa disebut wartawan adalah
seorang yang berprofesi melakukakan kegiatan jurnalistik meliputi
menghimpun informasi secara detail dan teratur (berupa Laporan)
untuk kemedian dimuat dalam Media Pers dengan tujuan memberikan
seputar informasi yang aktual dan balance (seimbang). Informasi yang
dihimpun oleh pewarta dapat berupa Surat Kabar (Koran/Majalah)
Elektronik (Radio dan TV) dan yang terbaru melalui media internet
(Media Digital). Jurnalis diharapkan dapat memberikan sumbangsih
informasi yang Objektif, Aktual dan Seimbang sesuai dengan kaidah
yang berlaku dengan tujuan sebagai alat penyambung lidah bagi
khlayak umum dan mengutip dari wartawan senior jawa Pos Dahlan
Iskan bahwa media pers merupakan termasuk dalam pilar Bangsa
(Negara) dengan suatu contoh sebagai media Control sosial dan
Informatif, edukatif untuk Masyarakat yang heterogen.
Dalam hal ini urgensitas wartawan sangat signifikan dalam hal
keberlangsungan Informasi dan termasuk hal ini bagian dari unsur
media Massa, baik media massa cetak, elektronik dan digital.
Konstruksi informasi guna mengembangkan isu merupakan aktifitas
wartawan atau jurnalis yang kemudian dapat di himpun oleh media. Di
Jawa Pos Radar Semeru TV Lumajang sangat minim wartawan atau
Jurnalis Media digitalnya, meski baru di Deklarasikan dalam suatu
media cetak yang terdapat di media massa tersebut, tak dapat di
elakkan bahwa Media tetap membutuhkan (sumber daya manusia)
SDM guna menunjang produktifitas medianya. berkaitan dengan
kurangnya tenaga lapangan atau jurnalis merupakan lemahnya SDM
dan Sistem yang terdapat di Radar Semeru TV Lumajang, produktifitas
SDM berlaku untuk semua sektor baik Media Massa, Perusahaan dan
Pendidikan serta elemen-elemen lainnya yang juga mengutamakan
SDM dalam menunjang elektabilitas keberhasilan dan pencapaian
dalam setiap tujuan.
Historisitas pengalaman Praktikan selama menjalankan
praktikum tampak SDM yang terdapat di media digital hanya terbatas
dua orang yakni satu orang Floor Direction dan Editor yang sekaligus
merangkap sebagai Master Control Room (MCR) media Audio visual
dan Media Cetak. ke aktualan informasi dapat mempengaruhi news
value berita, sebab profesi kewartawanan atau jurnalis adalah suatu
aktivitas express morning (kejar tayang) maka dari itu minimnya
jurnalis berpengaruah terhadap ke aktualan berita yang selanjutnya
akan bias terhadap news value dan berdampak terhadap integritas
media.
c. Media Informasi (Saluran Pesan)
Menurut Harold Lasswell pesan yang hendak disampaikan
memiliki unsur untuk kemudian dapat dikatakan komunikasi yakni
satu diantaranya berkaitan dengan unsure In Which Channel (melalui
saluran apa?), mengutip dari pakar atau tokoh komunikasi tersebut
maka media Pers Jawa Pos Radar Semeru TV termasuk bagian dari
suatu komunikasi yakni komunikasi massa. Jawa Pos Radar Semeru
TV dalam hal menyampaikan pesan kepada public tidak menggunakan
Pemancar dari satelit yang melalui transmiter saat menyampaikan
informasi kepada publik, sebab sebagai media digital. meski demikian
sejatinya termasuk dalam bagian media elektronik atau yang biasa
disebut TV.
System yang dibangun didalam Media Pers Jawa Pos Radar
Semeru TV dalam taraf berkembang dan menurut pimred dalam jangka
panjang akan dikemas kedalam teknis yang berbeda dalam hal saluran
informasi atau pesan sehingga dapat optimal dalam menyampaikan
pesan terhadap publik.
Sederhanya menurut praktikum belum terdapat mekanisme
saluran atau media publish sebagai penyampaian informasi atau pesan
yang sifatnya konstan untuk digunakan selama jangka panjang yang
terdapat di Jawa Pos Radar Semeru TV Lumajang.
2. Eksternal
a. Signal dan Jaringan
Signal dan jaringan berfungsi sebagai teknologi penghubung
antar media (Read-Smart Phone) melalui transmisi yang terdapat di
satelit pemancar. Saat praktikan malakukan penggalian seputar
informasi mengeani berita audio visual dengan model live streaming
(siaran langsung) sering kali mengalami permasalahan arus data signal
dan jaringan dikawasan tertentu sehingga berita yang dihimpun yang
kemudian diinformasikan tidak komunikatif dan informatif dengan
indikator gangguan pada audio (suara) dam visual (gambar). Hal itu
akibat saat sinyal dan jaringan mulai melemah khusunya di kawasan
terpencil maka pesan yang di receiver tidak tersampaikan dengan jelas
atau tidak informatif. Baik pesan berupa verbal dan non-verbal.
Pengunggahan berita Radar Semeru TV sementara ini menggunakan
platform media sosial youtube sekaligus alamat URL (pranala)
dipublikasikan di platform media sosial lainnya seperti media
facebook dan WathsApp application.
b. Informan (Narasumber)
Inroman atau narasumber ialah orang yang diwawancarai,
dalam hal ini narasumber atau informan berkedudukan sebagai
penjawab pertanyaan atau pemberi informasi. Informan yang
diwawancarai biasanya merupakan seseorang yang memiliki
keterkaitan dengan perihal informasi yang diperlukan. Dalam hal ini,
narasumber dapat berupa tokoh, ahli, atau orang biasa.
Dalam penggalian data dan informasi sehingga memenuhi hak
publik untuk memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia
memiliki landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman
operasional dalam menjaga kepercayaan public dan menegakkan
integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan Indonesia
menetapkan dan menaati kode etik jurnalistik (KEJ).
Mengutip kode etik jurnalistik wartawan dituntut berimbang
dalam menyajikan sebuah informasi kepada publik yakni tercantum di
pasal 1 dalam Kode Etik Jurnalistik yang berbunyi: wartwan Indonesia
bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang dan
tidak beritikad buruk. Mengutip pasal satu terdapat pernyataan berita
yang berimbang dengan penafsiran sebagai berikut: berimbang berarti
semua pihak mendapat kesempatan setara, yang artinya meliputi
wawancara kepada pihak terkait serta jika terdapat persoalan yang
melibatkan semua pihak maka berhak dari semuanya mendapatkan
kesempatan beribicara untuk dimintai pernyataan atau tanggapan,
senyampang tidak mengatakan Of The Record (Narasumber memiliki
hak pernyataan tidak dipublikasikan) karena hal tersebut dijamin
dalam UU PERS dan Kode Etik Jurnalistik yang harus dihormati oleh
wartawan untuk tidak mempublikasikan informasi yang dihimpun.
Pada saat praktikum melakukan aktivitas hunting news
(peliputan berita) maka yang terjadi dilapangan seingkali sukar untuk
mendapatkan tanggapan dari informan itu disebabkan disebabkan dari
beberapa kendala yakni tidak bisa menemui wartawan karena padatnya
aktivitas dan atau sedang dalam perjalanan sehingga materi dari
informan (sound bit) nihil yang berkabiat penundaan penyajian berita
bahkan bisa jadi tidak dipublikasi oleh media karena berkaitan dengan
news value. Ketika tidak ada pernyataan atau tanggapan dari informan
mengacu kepada berita yang kurang berimbang dan tidak memenuhi
syarat layak tayang sebab wajib hukumnya mendapatkan keterangan
dari narasumber atau informan dalam suatu media pers (komunikasi
massa). Tidak adanya keterangan dari informan terdapat korelasi
dengan pasal 1 poin keempat yakni timbulnya asumtif dari publik
berkenan dengan adanya i’tikad buruk dari jurnalis atau media yang
sifatnya informasi aksioma dan tidak independen.
Maka demikian yang berkaitan dengan informan atau
narasumber sangat urgen untuk kelengkapan dan keberimbangan suatu
informasi yang nantinya dikonsumsi publik.
c. Knowledge Development (pengembangan pengetahuan)
Analisis dan pemetaan masalah kaitannya dengan
pengembangan diri yang dikorelasikan dengan standarisasi
pemberitaan media massa di suatu media yang beragam bisa disebut
bervarian menimbulkan suatu paradoks atau ambivalen. Meski
demikian praktikan tetap mengacu terhadap news value yang terdapat
didalam suatu kajian teoritik ilmu komunikasi dan jurnalistik. Pada
umumnya news value yang dijadikan acuan atau pedoman dalam
media pers terbagi dalam tiga kelompok besar begitupun dengan media
Jawa Pos Radar Semeru Lumajang yakni: yang pertama hard news
atau straight news, ke dua investigative news dan yang ketiga adalah
news futures.
Dalam pembahasan ini praktikan pada awalnya merasa ambigu
dalam menentukan standarisasi pemberitaan layak tayang yang
terdapat di media pers Radar Semeru TV Lumajang disebabkan yang
telah disebutkan oleh praktikan diatas yakni setiap media pers meiliki
standarisasi dan karakteristik tersendiri dalam hal memilah suatu issue
dan news value layak tayang tanpa terlepas teoritik yang kemudian
dapat diangakat menjadi suatu berita sehingga dapat di sampaikan
kepada publik.
d. Aktual
Aktual menurut KBBI diartikan sebagai sesuatu yang betul-
betul terjadi, sesuatu yang sedang menjadi pembicaraan khalayak,
sesuatu yang baru saja terjadi, masih hangat bersifat kekinian.
Sejatinya pembahasan actual ini yang terdapat di Jawa Pos Radar
Semeru TV merupkan adanya korelasinya dengan problem minimnya
pewarta sehingga peristiwa yang terjadi di lapangan adakalanya
eksistensi peristiwa telah diangkat atau di muat media lain baik media
pers atau media sosial lainnya dan ini sifatnya kelindan dengan news
value.
e. Relasi
Relasi sangat dibutuhkan disetiap lini kehidupan dengan tujuan
dapat berinteraksi sosial secara intens, sebab tidak dapat dielakkan
bahwa setiap persons subtansinya membutuhkan manusia lainnya
disetiap sektor kehidupan ini. Maka dari itu terlebih dunia industri
media massa yang sangat intens berhubungan dengan sosial untuk
kebutuhan inf ormasi terbaru yang dapat dijaidkan bahan idea tau
outline news. Karena baru transformasi sebagai pewarta maka
praktikan belum memenuhi relasi tersebut dan termasuk problem
individu bagi praktikum. Relasi kelindan dengan permasalah actual
dalam suatu produk berita sebab termasuk dalam strategi produktifitas
peliputan dan informasi ter-update yang dibutuhkan seorang jurnalis
atau mahasiswa saat praktikum dan dalam hal ini sekaligus adanya
korelasinya dengan news value. Informasi dari seseorang harus ditinjau
meski dikatakan bahwa relasi menjadi poin penting dalam media pers
karena produk informasi tersebut masih bersifat aksioma dan agar
informasi yang dihimpun oelh jurnalis tetap akurat dan akurasi.
f. Rute (Medan)
Medan atau rute peliputan menjdi pembahasan yang cukup
penting bagi seorang jurnalis khususnya di Lumajang karena tempat
atau medan peliputan ada korelasinya dengan jaringan dan juga
minimnya pewarta. Dilumajang secara sosial-geografis terdapat
kawasan masyarakat pinggiran atau jauh dari perkotaan yang akibatnya
berdampak berdampak pada jaringan dan signal lemah sehingga dalam
proses produksi berita yang dimulai dari peliputan, khususnya pada
saat live streaming tidak berjalan dengan sesuai ekspekstasi yakni hasil
produksi informasi yang dimuat di Media massa TV mengalami
permasalahan di audio dan visual dengan indicator gambar noise serta
audio terputus. maka dari itu sangat menunjang keberhasilan dalam
suatu produk informasi yang akan disampaikan dan hal ini juga
berhubungan dengan fasilitas yang terbatas.
Berkaitan dengan terbatasnya karyawan juga menjadi
pembahasan sangat signifikan dan massif dampaknya terhadap suatu
news value, suatu contoh saat terjadinya suatu peristiwa dan ditempat
yang berada maka hal ini membutuhkan tenaga ekstra dari seorang
wartawan atau jurnalis, hal inipun berkaitan dengan news value dan
sudut pengambilan gambar jika peristiwa ditempat lain tersebut sudah
dimuat dimedia lain. Mulanya di Jawa Pos Radar Semeru TV
wartwawan yang berkecimpung di simbolkan sebagai anggota kopasus
yakni suatu kiasan dari pekerjaan yang serba membutuhkan tenaga
ekstra.
C. Solusi Permasalahan
Solusi permasalahan adalah cara yang paling efektif untuk mengatasi
problem yang ada, meski tidak secara totalitas namun dapat memberikan
sumbangsih yang produktif bagi Radar Semeru TV. Penyelesaian masalah
bukan sekedar dari mahasiswa praktikum yang menggunakan teoritis namun
inklusif dari crew yang terdapat di Radar Semeru TV. Dalam hal ini praktikan
mengklasifikasikan ke dalam dua poin sesuai dengan analisis hasil dan
pemetaan masalah yang ada. Oleh sebab itu uraian solusi permasalahan
terdapat di dua faktor internal dan eksternal sebagai berikut:
1. Internal
a. Fasilitas
1) Camera (Kamera Digital)
Penyelesaian masalah dalam keterbatasan equipment
kamera digital, dibrackdown oleh crew Radar Semeru TV serta
menggunakan kamera jurnalis media cetak untuk hal produksi
berita, artinya dari karyawan yang memfasilitasi untuk menalangi
persoalan keterbatasan equipment berupa kamera tersebut.
Adakalanya dari praktikan menggunakan smart phone (HP)
sebagai alternative lain untuk peliputan berita saat dilapangan,
meski menurut praktikan gambar yang dihasilkan kurang baik
namun masih tetap bisa produktif dan produksi berita untuk
keperluan informasi. Meski demikian praktikan mengkhawatirkan
informasi yang telah disajikan memiliki kualitas buruk dan
elektabilitas publik menurun.
2) Autocue atau Teleprompter
Meski keterbatasan dalam hal ini yang memang juga lazim
terdapat kesalahan di media tv swasta local lainnya, Jawa Pos
Radar Semeru TV Lumajang menggunakan teknis konseptualisasi
intens dalam penyajian materi sebelum Live Streaming dimulai.
dari penyajian materi dan juga teknik ke akurasian data yang
kemudian dapat di presentasikan oleh presenter studio dan
lapangan.
3) Layar Monitor
Dalam hal ini Jawa Pos Radar Semeru TV menggunakan
software media sosial sebagai alternative mengatasi masalah
tersebut. Fungsi dari penggunaan software tersebut dapat
menghubungkan dengan layar monitor sekaligus sinkron dengan
software penayangan berita. Sejauh ini praktikan mengetahui
software dalam membantu produksi berita ada dua yakni vMix dan
Skype yang memiliki padanan seperti MCR. Jadi Radar Semeru
TV hanya menggunakan singgil monitor untuk produksi dan
publikasi programnya baik program studio dan program berita.
4) Studio Produksi (Room)
Hambatan mengenai terbatasnya ruang produksi program
acara namun masih tetap ada batu loncatan yakni berkaitan dengan
ide dan gagasan yang dapat mengembangkan masalah itu dapat
terselesaika. Dalam hal ini crew yang terdapat dalam studio TV
memnafaatkan ruangan yang kosong dan ruangan yang terlihat etis
layak tayang untuk produksi TV meski terdapat dalam satu
ruangan, mulanya ruangan tersebut di petakan menjadi beberapa
bagian sesuai program acara dan juga terdapat kombinasi di acara
yang lainnya, misalnya dalam acara warna warni studio yang
digunakan di combine dengan presenter studio. Hal demikian
sejatinya tetap bisa dikembangkan dengan cara menggunakan
green screen yang kemudian di kendailkan oleh software editor
audio visual.
5) Lighting
Pencahayaan sangat urgen untuk keperluan shooting dan
juga program acara, hal ini oleh crew Jawa Pos Radar Semeru
disiasati menggunakan lighting buatan dengan menggunakan ide
yang dikembangkan dan crew yang berkecimpung di dalamnya
menambahkan lampu artistik (light filter) atau lampu lampu warna-
warni guna menunjang dramatisasi studio sehinggga tampak
produkasi acara memiliki nilai tambah dari estetika dan
mengundang elektabilitas publik.
b. Minimnya Pewarta (Jurnalis)
Minimnya pewarta atau jurnalsi digital (TV) serta crew program
acara merupakan hambatan dari keberlangsungan Radar Semeru TV,
namun sejauh praktikan amati tetap bertahan dengan cara
mennagndalkan teman jurnalis media cetak yang terdapat di Jawa Pos
Radar Semeru TV, begitupun ketika peliputan yang pasti
membutuhkan tenaga ekstra karena yang terdapat di Radar Semeru TV
sebatas dua orang yakni editor dan Floor direction dan kawasan
peliputan scoope Lumajang. Maka dari itu seringkali praktikan amati
bahwa jurnalis cetak dan digital sering kelindan dalam hal peliputan
berita di lapangan begitupun ketika program acara studio di mulai yang
membutuhkan persons atau crew tambahan dalam control camera
selain camera master.
d. Media Informasi (Saluran Pesan)
Sementara ini untuk pembulikasian produkasi program acara
berita dan program acara TV menggunakan kanal yotube Radar
Semeru TV. Menurut pimpinan redaksi sementara ini di media Radar
Semeru TV (digita) lebih mengedepankan penguatan sistem untuk
keberlangsungan media sendiri yang kemudian dapat dikembangkan
kedalam suatu strategi baru diantaranya perihal publikasi informasi
media menggunakan aplikasi Mola TV yang menurut pimpinan
redakasi sangat solutif dalam penyampaian informasi kedepannya dan
juga untuk saat ini eksistensi radar semeru TV memang tidak
mengedankan viwers dalam kanal yotube-nya meski sejatinya hal itu
inklusif.
6) Eksternal
a. Signal dan Jaringan
Sinyal merupakan gelombang elektrnomagnetik yang sangat mudah
terhalang oleh material konstruksi seperti logam, aluminium, dan juga
beton. Itu juga menjadi penyebab mengapa sinyal ponsel sangat lemah
ketika berada di daerah yang jauh dari pusat kota seperti halnya
pelosok.
Selain itu, berada di lokasi yang berada di luar jaringan atau tempat
yang terpencil, sehingga sinyal tidak dapat terjangkau disana
Apalagi mahasiswa pada momen tersebut memanfaatkannya untuk
mengunggah foto dan video untuk melakukan siaran langsung atau
melaporkan sebuah berita. Sementara jaringan yang tersedia di lokasi
tersebut tidak ada.
Hal itu bisa dipersiapkan terlebih dahulu saat akan meluncur ke sebuah
lokasi yang dituju untuk melakukan siaran langsung, hal itu dapat
dipetakan daerah mana saja yang sekiranya akan mengalami kesusahan
dalam sinyal ketika melakukan peliputan di lokasi tersebut, sehingga
nantinya ada koordinasi dengan pihak Radar Semeru untuk
memberikan solusi seperti halnya pemberian alat komunikasi yang
menghubungkan mahasiswa di lokasi kejadian dengan admin yang
mengontrol pada bagian digital
b. Informan
Informan atau narasumber dalam sebuah berita itu sangat penting,
untuk memperkuat sebuah pernyataan yang nantinya dipertanggung
jawabkan, sehingga ketika sebuah berita tidak ada konfirmasi dari
narasumber terkait maka berita tersebut bisa dikatakan tidak layak
untuk dipublikasikan pada khalayak luas.
Mahasiswa magang dalam kegiatan peliputan berita pun juga harus me
mentingkan konfirmasi dari seorang narasumber dalam hal apapun
karena untuk memperkuat dan membuat berita yang nantinya di
publikasikan dapat dipertanggung jawabkan.
Terkadang mahasiswa dalam mencari berita kesulitan untuk
mendapatkan konfirmasi atau tanggapan dari narasumber terkait, entah
karena kesibukan atau ada kendala yang lain, sehingga hal itu
membuat mahasiswa terkadang tidak dapat menyelesaikan pengetikan
berita yang sedang diliput.
Hal itu dapat disiasati dengan adanya konfirmasi terlebih dahulu
dengan pihak atau narasumber terkait ketika akan melakukan
wawancara atau liputan berita sehingga hal tersebut dapat
mempermudah mahasiswa dalam menyelesaikan berita yang diliput.
Kalaupun narasumber tersebut sedang ada kesibukan lain seperti rapat
atau keluar kota hal itu bisa berkoordinasi dengan pimpinan redaksi
untuk meminta kontak dari narasumber yang dalam lingkup dinas
ataupun orang pemerintahan karena relasi dan jaringan yang luas dari
pimpinan redaksi.

c. News Outline
Terdapat konsep terapan dan praktis untuk mengatasi problem
keterbatasan materi , ide dan isu pada saat pra-hunting (peliputan)
berita dan wawancara kemudian menyusun berita dan selanjutnya
dicetak atu di publikasikan, ada hal yang sifatnya signifikan yaitu
outline news yang akan membantu dalam kehabisan atau keterbatasan
materi berita. Outline news merupakan kerangka acuan membuat
berita.
Sederhananya sebelum pewarta melakukan peliputan terlebih
dahulu memetakan tema, mengutarakan fakta sebagai petunjuk awal
tentang berita dan sumber pendukung berita serta pertanyaan yang
hendak diajukan dan lokasi yang akan dijadikan sasaran eksekusi
peliputan.
d. Aktual
Terkadang suatu kejadian atau peristiwa yang unik dan memiliki value
tinggi menjadi bahan rebutan oleh media massa yang ada, tak terkecuali
Radar Semeru sendiri yang menginginkan berita yang diangkat memiliki
value yang nantinya layak dipublikasikan pada khalayak luas.
Untuk hal itu dibutuhkan koordinasi pada tiap struktur anggota yang ada di
Radar Semeru termasuk mahasiswa magang, hal itu untuk memberikan
informasi terkait berita yang baru terjadi atau hangat menjadi
perbincangan warga Lumajang, agar ketika kejadian tesebut terjadi maka
ada cover dari wartawan atau mahasiswa magang agar berita tersebut
termuat di Radar Semeru.
e. Relasi
Kontak atau relasi sangat penting bagi wartawan maupun mahasiswa
magang dalam menghimpun atau menggali informasi terkait pengambilan
tema berita, ketika akan meliput suatu berita ada baiknya mencari atau
mengetahui terkait narasumbernya guna memudahkan dalam mendapatkan
kofnrmasi terkait pernyataan yang di sampaikan.
Ketika kebingungan dalam mencari seorang narasumber ada baiknya
bertanya atau meminta saran terkait kontak narasumber kepada pimpinan
redaksi atau wartawan yang terlebih dulu memiliki akses dan jaringan luas
dibandingkan mahasiswa magang.
f. Rute (medan)
Suatu kejadian atau peristiwa yang diliput oleh mahasiswa magang tidak
hanya terpusat pada satu titik lokasi, artinya ketika semisal kejadian
tersebut berada di kecamatan Pronojiwo yang notabenenya adalah area
Lumajang paling barat yang berdekatan dengan kabupaten Malang maka
mahasiswa harus tetap menuju ke lokasi tersebut untuk meliput sebuah
peristiwa.
Hal itu biasanya menimbulkan permasalahan karena secara geografis
Pronojiwo merupakan daerah pegunungan dimana pada lokasi tersebut
minim akan sinyal ataupun jaringan, sehingga harus ada koordinasi antara
mahasiswa magang yang terjun ke lokasi dengan admin yang mengontrol
di kantor Radar Semeru agar nantinya tidak ada permasalahan yang terjadi
terkait sinyal dan jaringan.
BAB IV
PENUTUP
B. SARAN
1. Terkait adanya penambahan peralatan produksi untuk bagian
digital, karena itu sangat penting sekali saat akan melakukan
siaran langsung program acara dan program berita.
2. Perlu adanya penambahan SDM untuk bagian digital dan cetak,
bagian digital perlu adanya seorang wartawan yang mumpuni
dalam melakukan peliputan berita dan pengambilan video
sehingga nantinya ketika berita sudah didapatkan tinggal
menunggu proses editing video oleh editor, dan juga wartawan
untuk bagian cetak agar kejadian yang terjadi di Lumajang
dapat di cover dengan maksimal.
3. Adanya proses adaptasi system baru yang saat ini tengah
diterapkan di Radar Semeru, seperti halnya datang ke kantor
pada jam 2 siang oleh seluruh wartawan dan pengumpulan
berita tepat pukul 5 sore sehingga Radar Semeru berjalan
secara efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai