Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“ANATOMI DASAR JARINGAN PERIODONTAL”

BINDAM
Maria Sinaga (1911111120009)

DISUSUN OLEH
Nur Ramadhaniyah (2011111220035)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
sudah memberikan karuniaNya kita sehingga makalah ini yang berjudul “Anatomi
Dasar Jaringan Periodontal” dapat tersusun hingga selesai. Penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada kakak – kakak panitia LKMM. Tak
lupa penyusun berterima kasih kepada orang tua yang telah memberikan
dukungan moral sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.

Di dalam laporan ini penyusun menyadari bahwa banyak terdapat


kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun
harapkan agar menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Kemudian terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Banjarmasin, 5 Desember 2020

Nur Ramadhaniyah

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………...i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
2.1 Definisi dari Jaringan Periodontal ............................................................. 3
2.2 Anatomi Jaringan Periodontal ................................................................... 3
2.3 Fungsi Jaringan Periodontik ...................................................................... 5
2.4 Gangguan pada Sistem Periodontal ........................................................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 8
3.2 Saran ........................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan gigi sangat berkaitan erat dengan keutuhan serta
kesehatan jaringan pendukungnya. Jaringan pendukung gigi (jaringan
periodontal) yang terdiri dari gingiva (gusi), sementum, ligamen periodontal
serta tulang alveolar merupakan struktur yang menjaga gigi terlindung serta
terfiksasi pada tempatnya. Namun demikian, jaringan periodontal justru
dapat menjadi media bagi transmisi penyakit-penyakit infeksi rongga mulut,
bahkan kerusakan jaringan periodontal sendiri dapat menjadi faktor
predisposisi bagi gangguan kesehatan gigi. Pengetahuan mendalam tentang
struktur anatomi jaringan periodontal dalam mendukung kesehatan gigi
sangat diperlukan terutama bagi tenaga kesehatan gigi, hal ini disebabkan
oleh adanya fungsi penting dari struktur tersebut terhadap kelangsungan
gigi-geligi. Maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai
anatomi serta fungsi jaringan periodontal dalam sistem stomatognasi
terutama dalam kepentingannya di dunia kedokteran gigi praktis. Jaringan
periodontal sampai batas tertentu mampu menjaga kesehatannya, karena itu
dukungannya jauh lebih baik dibandingkan dengan dukungan mukosa
dengan tulang di bawahnya. Ligamen periodontal merupakan bagian dari
periodonsium yang terdiri dari gingiva, ligamen periodontal, sementum,
serta tulang alveolar. Ligamen periodontal merupakan bagian dari
periodonsium yang terdiri dari gingiva, ligamen periodontal, sementum,
serta tulang alveolar. Ligamen periodontal adalah jaringan ikat yang
meliputi akar gigi dan menghubungkan sementum pada akar gigi tersebut
dengan tulang alveolar. Bagian terpenting dari ligamen periodontal yang
berfungsi untuk menahan gaya kunyah adalah serat-serat (fiber). Bagian ini
merupakan serat kolagen, tersusun berkelompok, berjalan bergelombang.
Bagian ujung serat yang tertanam pada lapisan semen dan tulang disebut
serat Sharpey. Serat-serat periodontal terdiri dari beberapa grup, yaitu

1
2

transeptal, alveolar crest, horisontal/oblique (miring), dan serat apikal


(Fiorellini & Stathopouluo, 2015).

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian dari jaringan periodontal?
b. Apa saja bagian-bagian penyusun jaringan periodontal?
c. Apa fungsi jaringan periodontal?
d. Apa gangguan pada jaringan periodontal?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui pengertian dari jaringan periodontal
b. Untuk mengetahui bagian-bagian penyusun jaringan periodontal
c. Untuk mengetahui fungsi jaringan periodontal
d. Untuk mengetahui gangguan pada jaringan periodontal

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
definisi dari jaringan periodontal, mengetahui bagian-bagian penyusun
jaringan periodontal, mengetahui fungsi jaringan periodontal, dan
mengetahui gangguan pada jaringan periodontal.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dari Jaringan Periodontal


Jaringan periodontal adalah jaringan fibrosa yang sejajar dengan
kuat ke sementum akar gigi di satu sisi dan ke tulang rahang alveolar di sisi
lain. Ini menyediakan mekanis stabilitas dan bertindak sebagai peredam
kejut untuk melindungi gigi dan alveolar tulang dari kerusakan yang
diciptakan oleh kekuatan tinggi yang terkait dengan pengunyahan. Selain
itu, bersama dengan gingiva, jaringan periodontal membentuk penghalang
yang menjadi pelindung terhadap patogen dari rongga mulut. Jaringan
periodontal menghubungkan akar gigi dan tulang alveolar (Greene, 2018).

Jaringan periodontal adalah jaringan ikat unik yang terutama terdiri


dari bundel serat kolagen dan sel-sel di antaranya.akar gigi dan dinding
bagian dalam soket tulang alveolar. Bundel serat PDL disusun antara gigi
dan tulang, dengan kedua ujungnya tertanam di sementum atau tulang
alveolar. Bundel ini membentuk beberapa kelompok berbeda dalam PDL
yang memiliki fungsi penting selain penahan gigi termasuk nutrisi gigi,
propriosepsi, deteksi sensorik, homoeostasis, dan perbaikan jaringan yang
rusak. Namun, hanya sedikit yang diketahui tentang bagaimana susunan
bundel dibentuk, dipelihara, dan direnovasi pada jarak yang jauh dari
sementum ke tulang alveolar (Lestari, et al., 2016).

2.2 Anatomi Jaringan Periodontal


Jaringan periodontal merupakan jaringan pendukung gigi yang
terdapat disekeliling gigi. Ada 4 komponen dari jaringan periodontal yaitu
gingiva, ligamen periodontal, sementum dan tulang alveolar. Fungsi secara
umum dari jaringan periodontal adalah sebagai kesatuan yang menjaga gigi
tetap pada posisinya, dalam berbagai macam respon selama proses
pengunyahan. Gingiva sebagai bagian dari jaringan periodontal tidak terlihat
dalam gambaran radiograf karena gingiva merupakan jaringan lunak.
Prosesus alveolar, lamina dura dan ruang ligamen periodontal yang akan

3
4

terlihat pada radiograf periapikal. Jaringan periodontal dikatakan sehat jika


secara klinis tidak terlihat adanya kehilangan perlekatan serta pada
gambaran radiograf jarak antara tepi puncak tulang dengan cemento enamel
junction (CEJ) adalah 2-3mm. Pada referensi lain disebutkan bahwa jarak
puncak alveolar kira-kira 1-1,5mm di bawah CEJ gigi yang berdekatan.
Pada gigi posterior, tinggi puncak alveolar sejajar dengan garis yang
menghubungkan CEJ yang berdekatan (Fiorellini & Stathopouluo, 2015).

Komponen utama ligamen periodontal adalah kolagen, sehingga


ruang ligamen periodontal pada gambaran radiograf terlihat sebagai ruang
radiolusen antara akar gigi dan lamina dura.2 Ligamen periodontal
memegang peranan penting dalam menyalurkan beban oklusal yang
berlebihan serta menyuplai nutrisi ke sementum, tulang dan gingiva melalui
pembuluh darah. Jaringan periodontal membentang 100-400 μm antara
tulang alveolar dan sementum akar Ini adalah jaringan heterogen dengan
suplai darah yang luas, jaringan saraf dan keragaman populasi sel.12 Ini
termasuk sel tulang, sel sementum, sisa epitel Malassez, sel endotel, sel
saraf dan sel prekursor untuk tulang. Namun, tipe sel yang dominan adalah
jaringan fibroblast. Kekuatan struktural jaringan periodontal disediakan oleh
serat kolagen yang sebagian besar terdiri dari kolagen tipe I, dengan
kontribusi kecil sebesar kolagen tipe III. Kolagen ini membentuk fibril
cross-banded yang berukuran diameter 54-59 nm. Beberapa kolagen kecil
juga ada di jaringan periodontal, termasuk tipe IV, V, VI dan XII. Dari
kolagen minor, tipe V (Hirashima, et al., 2020).

Berdasarkan susunan serabut utamanya, PDL dapat dibagi lagi


menjadi ligamentum dentinogingival, transseptal, dan alveolodental. Serabut
dentinogingival memanjang ke arah oblik-koronal arah dari sementum ke
gingiva interproksimal; transseptal serat memanjang dari sementum satu
gigi dan melewati puncak alveolar ke sementum gigi yang berdekatan; dan
alveolodental ligamen mewakili sebagian besar volume PDL dan
mengandung serat puncak alveolar, serat horizontal, serat miring, serat
apikal dan (dalam kasus gigi multi-akar) serat interradikuler. Serabut
5

alveolar menjalar dari bagian servikal akar ke puncak tulang alveolar dalam
arah miring-apikal. Apikal dari serat puncak alveolar, serat horizontal
berjalan dalam arah tegak lurus dari sementum ke puncak alveolar. Serat
miring adalah yang paling banyak serat di jaringan periodontal dan lari dari
sementum secara oblik-koronal arah ke tulang alveolar. Serabut apikal
menjalar dari puncak akar ke dasar alveolus. Serat interradikuler hanya
ditemukan pada gigi multi-akar dan menjalar dari radikuler sementum ke
tulang alveolar interradikuler (data tidak ditampilkan). Selain jaringan
kolagen, serat oksitalan berjalan sejajar dengan permukaan sementum
(Greene, 2018).

2.3 Fungsi Jaringan Periodontik


Jenis sel yang paling umum di jaringan periodontal, yaitu
fibroblast, memiliki beberapa properti unik. Jenis sel ini tidak hanya
memiliki kapasitas untuk bertahan dari beban dinamis tinggi yang diberikan
padanya, tetapi juga memiliki kemampuan untuk itu mensintesis dan
mencerna kolagen fibrillar dengan kecepatan yang sangat tinggi (Greene,
2018).

Pada fungsi fisikal, jaringan periodontal berfungsi untuk


menghantarkan tekanan oklusal ke tulang alveolar, melekatkan gigi ke
tulang alveolar, mempertahankan hubungan jaringan gingiva ke gigi,
menahan dampak tekanan oklusal, dan sebagai wadah jaringan lunak yang
melindungi pembuluh darah dari cedera akibat tekanan mekanis tulang.
Pada fungsi formatif, ligament periodontal mengandung sel-sel yang dapat
membentuk maupun meresorbsi struktur periodontal pendukung seperti
tulang alveolar, sementum, dan ligamentum periodontal. Sel mesenkim yang
tidak berdiferensiasi(berada di sekeliling pembuluh darah) berdiferensiasi
menjadi sel-sel khusus, diantaranya ostoeblas yang membentuk tulang,
sementoblas yang membentuk sementum, fibroblast yang membentuk
serabut jaringan ikat. Contoh fungsi formatif/remodeling ligamen
periodontal antara lain, pembentukan dan resorbsi tulang alveolar dan
sementum pada proses migrasi/pergerakan gigi secara fisiologis ke arah
6

mesial. Fungsi nutritif dimungkinkan oleh adanya sistem vaskularisasi yang


baik pada ligamen periodontal, yang menjamin pasok nutrien ke sementum,
tulang alveolar dan gingiva dan tersedianya drainase limfatik. Fungsi
sensori dimungkinkan oleh adanya reseptor bagi rasa sakit dan tekanan pada
ligamen periodontal. Ini berasal dari saraf-saraf dental yang menembus
fundus alveolus masuk ke ruang ligamen periodontal, dimana saraf-saraf
tersebut akan kehilangan selubung mielinnya (myelinated sheath) dan
menjadi nerve ending (Fiorellini & Stathopouluo, 2015).

Jaringan saraf yang bersifat propriosepsi memungkinan seseorang


merasakan kekuatan yang diberikan kepada gigi geligi, gerakan gigi dan
tempat benda asing pada atau diantara permukaan gigi. Rasa propioseptif ini
dapat menggerakkan mekanisme refleks protektif yang membuka rahang
bawah untuk mencegah injuri pada gigi-gigi dan ligament periodontal bila
seseorang menggigit benda keras. Propioseptif memungkinkan lokalisasi
daerah inflamasi pada ligamen periodontal (Hirashima, et al., 2020).

2.4 Gangguan pada Sistem Periodontal


Penyakit periodontal adalah suatu penyakit yang kronis, tidak sakit
dan berjalan lambat. Penyakit ini biasanya tidak menyebabkan perasaan
kurang enak, sehingga orang yang terserang penyakit ini tidak menyadari
adanya perubahan patologis pada jaringan penyangga giginya. Pada waktu
penyakit ini mencapai fase puncak, akan menyebabkan tanggalnya gigi dan
keadaan ini mempunyai arti kalau ditinjau dari sudut kesehatan masyarakat.
Kebersihan gigi dan mulut yang kurang terjaga menyebabkan
timbulnya lapisan plak yang menempel di permukaan gigi dan lama
kelamaan mengeras atau terbentuk karang gigi (kalkulus). Kalkulus bisa
juga menempel pada permukaan akar gigi dan dapat menyebabkan
terjadinya gangguan pada kesehatan jaringan periodontal yang biasanya
diawali dengan peradangan pada gingiva (gingivitis). Gingivitis yang
kurang mendapatkan perawatan yang baik akan menjadi parah dan
menyebabkan periodontitis dan bahkan kerusakan pada jaringan
periodontal dan mengakibatkan gigi mudah tanggal. Penyebab terjadinya
7

gingivitis disebabkan kurangnya menjaga dan merawat kebersihan gigi


dan mulut sehingga mudah berkembang biak dan menyebabkan
terjadinya gingivitis (Fiorellini & Stathopouluo, 2015).

Penyakit periodontal merupakan penyakit umum dan tersebar luas


di masyarakat, bisa menyerang anak–anak, maupan orang dewasa. Secara
umum penyakit ini dapat diklasifikasikan menjadi gingivitis dan
periodontitis. Keradangan mengenai gingiva disebut gingivitis, dan
keradangan yang mengenai jaringan periodontal yang ditandai dengan
migrasi epitel ke apikal, kehilangan pelekatan dan puncak tulang alveolar
disebut periodontitis. Penyebab terjadinya penyakit periodontal terdiri dari
dua faktor yaitu faktor primer dan lokal. Faktor primer adalah Plak. Plak
dianggap sebagai penyebab primer terjadinya periodontitis. Plak merupakan
bahan–bahan lunak yang melekat erat pada permukaan gigi, terdiri atas
mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matriks interseluler
jika seseorang mengabaikan kebersihan gigi dan mulutnya. Adapun Faktor
lokal juga memberikan peranan, dan secara langsung menimbulkan
terjadinya penyakit periodontitis. Faktor lokal itu antara lain kebersihan
mulut, malposisi gigi, anatomi gigi, restorasi, dan kontur gingiva (Lestari, et
al.,2016).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Karies gigi adalah penyakit yang awalnya ditandai oleh
demineralisasi bawah permukaan gigi oleh asam, yang dibuat oleh bakteri
metabolisme gula rafinasi makanan. Karies gigi disebabkan oleh
mikroorganisme kariogenik di biofilm (plak gigi), yang memfermentasi
karbohidrat makanan untuk menghasilkan asam, menyebabkan hilangnya
mineral dari jaringan keras gigi dan kemudian kerusakan struktur gigi.
Karena gigi terus-menerus dimandikan dengan air liur, unsur dan sifat oral
ini cairan memainkan peran penting dalam terjadinya dan perkembangan
karies gigi. Karbohidrat yang dapat difermentasi ini mungkin memiliki efek
lokal dan sistemik pada karies gigi. Dengan demikian, efek makanan lokal
bergantung pada apa yang dikonsumsi pada titik waktu tertentu, dan
dipengaruhi oleh banyak faktor yang memengaruhi lingkungan intra-oral
seperti kebiasaan makan secara keseluruhan, komposisi biofilm, air liur dan
fluorida. Pencegahan karies gigi pada anak-anak ada beberapa strategi yang
mungkin untuk pencegahan karies gigi pada anak anak yaitu Menyikat gigi
mengganggu biofilm gigi dan mengurangi jumlah bakteri, sedangkan
fluorida dalam pasta gigi membantu merineralisasi lesi karies.

3.2 Saran
Diharapkan dari adanya makalah ini mahasiswa dapat mempelajari
lebih lanjut tentang anatomi jaringan periodontal dan mengetahui lebih
lanjut tentang gangguan-gangguannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Fiorellini JP, Stathopouluo PG. 2015. Anatomy of Periodontium. In: Caranza's


Clinical Periodontology. 12th ed. St. Louis, Missouri: Elsevier Saunders.

Greene, C. S. 2018. "The Ball on the Hill”: A new perspective on TMJ functional
anatomy. Journal of Orthodontics and Craniofacial Research, 21(4):
170–174.

Hirashima, S. et al. 2020. Three-dimensional ultrastructural imaging and


quantitative analysis of the periodontal ligament. Anatomical Science
International. 95(1).

Lestari, D. P. et al., 2016. Hubungan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan


mulut dengan status kesehatan jaringan periodontal pada penyandang
diabetes melitus tipe 2 di RSUD Manembo-nembo Bitung. e-GIGI. 4(2).

Anda mungkin juga menyukai