Anda di halaman 1dari 3

EKO BUDI SETIAWAN_17811264_TUTORIAL H

SKENARIO PROMOSI KESEHATAN

Promosi kesehatan (promkes) merupakan suatu proses memberdayakan atau memandirikan


masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran,
kemauan dan kemampuan, serta pengembangan lingkungan sehat(Anonim.,2008). Tujuan dilakukan
promkes yaitu meningkatkan status kesehatan masyarakat; meningkatkan pengetahuan atau sikap
masyarakat; dan merubah perilaku masyarakat menjadi lebih baik. Strategi dasar utama promkes yaitu
pemberdayaan, bina suasana, advokasi, dan dijiwai semangat kemitraan. Strategi promosi kesehatan menurut
Ottawa Charter yaitu kebijakan berwawasan kesehatan (Healthy public policy); lingkungan yang mendukung
(Supportive environment); reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient health service); ketrampilan individu
(personnel skill); dan gerakan masyarakat (community action)(Anonim.,2008). Sasaran promkes yaitu
sasaran primer adalah sasaran yang mempunyai masalah, sasaran sekunder adalah individu atau kelompok
yang memiliki pengaruh atau disegani oleh sasaran primer, sedangkan sasaran tersier adalah para pengambil
kebijakan, penyandang dana, pihak-pihak yang berpengaruh diberbagai tingkat pemerintahan(Anonim.,2008)
(Anonim.,2005). Metode promkes berdasarkan jumlah orang yang akan dicapai adalah metode promkes
perorangan dimana ditujukan untuk membina perilaku baru atau membina seseorang yang mulai tertarik
kepada perubahan suatu perilaku atau inovasi. Metode promkes kelompok dimana ditujukan untuk membina
suatu kelompok yang tertarik terhadap perubahan perilaku. Metode promkes massa ditujukan untuk
mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat(Kairupan K.,2009)(Maulana H.,2009).
Berdasarkan indera penerima yaitu visual yang menggunakan indera penglihatan seperti penempelan
poster, pemasangan gambar, koran dinding, dan film. Audio yang menggunakan indera pendengaran seperti
penyuluhan di radio, pidato, ceramah. Dan yang terakhir yaitu kombinasi yang menggunakan
peragaan/demonstrasi(Kairupan K.,2009)(Maulana H.,2009). Berdasarkan teknik komunikasi ada metode
penyuluhan langsung dimana berhadapan langsung dengan target promkes seperti kunjungan rumah, diskusi,
pertemuan di suatu lokasi dan metode tidak langsung yaitu melalui perantara seperti media cetak, pemutaran
film, dan lain-lain(Kairupan K.,2009). Adapun beberapa Media promkes yang dapat digunakan berdasarkan
bentuk umum penggunaannya dibedakan menjadi: bahan bacaan seperti modul, leaflet, majalah, buku
kesehatan, buletin. Bahan peragaan yang dapat digunakan seperti poster, flipchart, slide, film dan lain-lain.
Berdasarkan fungsinya media digolongkan menjadi media cetak seperti buklet, leaflet, selebaran, poster;
media elektronik seperti TV, radio, video, slide, film; media billboard yang dipasang di tempat umum; dan
media hiburan seperti pentas seni, drama di atas pangung, pameran, dan lain-lain(Maulana H.,2009).
Determinan kesehatan adalah berbagai faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan individu ataupun
populasi. Faktor-faktor tersebut yaitu genetik; kebutuhan dasar seperti tempat tinggal, air, udara; pola hidup;
lingkungan sosial; pendidikan; status ekonomi; budaya; dan norma(Kairupan K.,2009)(Maulana
H.,2009)Langkah/tahapan dalam promkes yaitu pengenalan kondisi wilayah target promkes; identifikasi
masalah kesehatan (need assesment); survei mawas diri; musyawarah dengan penduduk di daerah setempat;
perencanaan partisipatif (perencanaan program); pelaksanaan kegiatan (implementasi); dan evaluasi serta
pembinaan kelestarian evaluasi (monitoring)(Anonim,2008)(Maulana H.,2009). Peran apoteker dalam
promkes yaitu menjalankan pelayanan kefarmasian yang meliputi bimbingan; advokasi; dan pemberian
informasi dalam rangka peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat; serta upaya pencegahan
penyalahgunaan dan penggunaan obat yang salah di masyarakat(Maulana H.,2009).
Need Assesment (NA) merupakan metode sistematis untuk mengkaji masalah kesehatan yang
mengarah ke prioritas yang disetujui dan pengalokasian sumber daya yang akan meningkatkan kesehatan
dan untuk mengidentifikasi kebutuhan sekelompok masyarakat(Cavanagh S, dkk.,2002). Terdapat beberapa
tipe dari kebutuhan (need) yaitu Normative needs dimana perlu pendapat ahli untuk melihat kebutuhan
masyarakat; Expressed needs yang mengacu pada kebutuhan masyarakat dengan melakukan survey
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan mereka; Comparative needs yang berasal dari kebutuhan akan
pelayanaan kesehatan di satu populasi dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan pelayanan
kesehatan yang diperlukan di area lain dengan populasi yang hampir sama; dan Felt needs yaitu kebutuhan
yang dirasakan perlu oleh masyarakat(Cavanagh S, dkk.,2002)(Bradshaw JR.,1972). Jenis dari NA yaitu
discrepancy model yang merupakan model yang menekankan pada ekspektasi normatif yang ditetapkan oleh
EKO BUDI SETIAWAN_17811264_TUTORIAL H
ahli; marketing model yang merupakan proses timbal balik yang digunakan organisasi untuk belajar dan
mengadaptasi kebutuhan masyarakat; decision making model yang berdasarkan refleksi dari keinginan
pembuat keputusan; dan participatory action model yang melibatkan partisipan dalam menentukan
kebutuhan(Burton JK,dkk.,1977). Tahapan pada NA adalah sebagai berikut persiapan; mengidentifikasi
prioritas kesehatan yang meliputi profil penduduk, pengumpulan data, persepsi kebutuhan, identifikasi dan
penilaian kesehatan ; menilai prioritas kesehatan; perencanaan, monitoring, dan evaluasi strategi serta
manajemen strategi resiko; dan meninjau ulang program/review untuk memilih prioritas selanjutnya(Cavanagh
S, dkk.,2002). Data merupakan sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih
memerlukan adanya suatu pengolahan(Burtom Jk, dkk.,1977). Sumber data NA menurut sifatnya yaitu data
kualitatif yang merupakan data yang tidak berbentuk bilangan seperti warna, jenis kelamin, dan status
perkawinan; dan data kuantitatif yaitu data yang berbentuk bilangan seperti tinggi badan, umur, berat badan,
dan lain-lain(Bradshaw JR.,1972). Sumber data NA menurut sumbernya dibedakan menjadi dua, yaitu data
primer atau data asli atau data baru merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data sekunder atau data tersedia
merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada seperti data yang
diperoleh dari perpustakaan atau laporan-laporan penelitian yang terdahulu(Bradshaw JR.,1972).
Evaluasi merupakan suatu proses untuk menilai kesuksesan dalam suatu program mencapai tujuan
yang sudah ditetapkan(Ewlelsl.,1994). Langkah-Iangkah evaluasi yaitu menentukan tujuan evaluasi,
menentukan bagian apa dari program yang akan dievaluasi, mengumpulkan data awal, mempelajari tujuan
program, menentukan tolak ukur (indikator), menentukan cara menilai, alat penilaian, dan sumber datanya,
mengumpulkan data, mengolah dan menyimpulkan data yang didapat, feedback (umpan balik) dan saran-
saran kepada program yang akan dinilai (Ewlesl.,1994)(Listyaningrum R.,2008). Adapun indikator dari
evaluasi yaitu Effectiveness; Appropriateness; Acceptability; Efficiency; dan Equity (Listyaningrum R.,2008).
Terdapat beberapa jenis evaluasi yaitu evaluasi formatif yang dilakukaan pada tahap pengembangan
program, sebelum program dimulai dan informasi yang didapat berguna untuk mengembangkan program agar
lebih sesuai dengan situasi dan kondisi sasaran; evaluasi proses memberikan gambaran tentang apa yang
sedang berlangsung dalam suatu program; evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang memberikan pernyataan
efektivitas suatu program dalam kurun waktu tertentu; evaluasi dampak yaitu suatu evaluasi yang menilai
efektivitas keseluruhan program dalam menghasilkan perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku pada target
sasaran; evaluasi hasil yaitu evaluasi yang bertujuan untuk menilai perubahan-perubahan atau perbaikan
dalam morbiditas, mortalitas atau indikator kesehatan lainnya; dan evaluasi analisa cost-effectiveness yaitu
evaluasi cost program yang dilihat dari perbandingan antara unit cost dengan dampak dari program
tersebut(Listyaningrum R.,2008).
Evaluasi CDC (Centers for Disease Control) merupakan cara evaluasi proses program yang telah
dijalankan. Evaluasi CDC bertujuan untuk memperbaiki mutu dari program selanjutnya, dengan saran-saran
perbaikan dan saran-saran untuk tidak mengulang kesalahan(8). Tahapan dari CDC meliputi Engange
stakeholder (melibatkan penentu kebijakan), Describe the program (mendeskripsikan program), Focus on
evaluation design (fokus pada desain evaluasi), Gather dan analyse evidence (mengumpulkan dan mengalisis
data), Justify conclusion (membuat kesimpulan), Ensure use dan lessons learn (memastikan hasil evaluasi
dapat dipelajari dan digunakan)(Ewlesl.,1994). Evaluasi RE-AIM adalah model konseptual yang membantu
mengidentifikasi “faktor kunci” untuk melakukan implementasi, yang merupakan cara sistematis untuk
mengevaluasi masalah kesehatan masyarakat(Ewlesl.,1994).
Promosi kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat tentang
kesehatan yang dilakukan oleh seseorang untuk orang lain agar seseorang bisa menjadi lebih sehat. Allah
berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 66 yang berbunyi “Dan sesungguhnya kalau mereka mengamalkan
pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih
menguatkan (iman mereka)” (QS.An-Nisa:66). Dari Hadits riwayat Muslim bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala
seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)(Al-Qur’an dan Hadits).
Tabayyun secara bahasa memiliki arti mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas benar
keadaannya. Tabayyun adalah akhlaq mulia yang merupakan prinsip penting dalam menjaga kemurnian
ajaran Islam dan keharmonisan dalam pergaulan. Hadits-hadits Rasulullaah saw dapat diteliti keshahihannnya
EKO BUDI SETIAWAN_17811264_TUTORIAL H
antara lain karena para ulama menerapkan prinsip tabayyun ini. Begitu pula dalam kehidupan sosial
masyarakat, seseorang akan selamat dari salah faham atau permusuhan bahkan pertumpahan darah antar
sesamanya karena ia melakukan tabayyun dengan baik. Oleh karena itu, pantaslah Allaah swt memerintahkan
kepada orang yang beriman agar selalu tabayyun dalam menghadapi berita yang disampaikan kepadanya
agar tidak meyesal di kemudian hari,” Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti (tabayyun), agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatan itu” (QS. Al-Hujarat : 6) (Al-Qur’an dan Hadits).
Perilaku adalah suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa
perilaku baru akan terwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut
rangsangan, dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku tertentu
pula(Fertman, dkk.,2010). Terdapat beberapa teori perubahan perilaku individu yaitu Teori S-O-R
merupakan perubahan perilaku terjadi dengan cara meningkatkan stimulus yang terjadi melalui proses
pembelajaran; Teori “Dissonance” (Festinger) yaitu perubahan perilaku terjadi karena adanya perbedaan
elemen kognitif; Teori “Driving Forces” (Kurt Lewin) yaitu ketidakseimbangan antara kekuatan pendorong dan
kekuatan penahan; Health Belief Model yaitu kepercayaan seseorang rentan terhadap penyakit parah dapat
memotivasi untuk berubah; Teori perilaku terencana dan aksi yang beralasan dimana masyarakat termotivasi
untuk berubah berdasarkan persepsi norma, sikap, dan kesadaran atas perilaku; Model Transteoritikal yaitu
perubahan perilaku muncul dalam tahapan-tahapan(Anonim.,2008) (Fertman, dkk.,2010). Teori perubahan
perilaku pada tahap interpersonal (dari satu individu ke individu yang lain) yaitu Teori kognitif sosial yaitu
perilaku individual ditentukan oleh faktor personal, faktor lingkungan, dan faktor perilaku dan Teori jejaring
sosial dan dukungan sosial yaitu perasaan individu menjadi kuat ketika level komunitas kuat(Anonim.,2008)
(Fertman, dkk.,2010). Teori pada tahapan populasi (masyarakat) yaitu Teori komunikasi yaitu menurunkan
kesenjangan pengetahuan kesehatan dengan memberikan pesan-pesan kebutuhan yang terpilih; model difusi
inovasi; dan mobilisasi komunitas yaitu induvidual-individual melakukan aksi yang terorganisir sekitar masalah
komunitas yang spesifik(Anonim.,2008) (Fertman, dkk.,2010).
Peran apoteker dalam promosi kesehatan yang tertera pada standar kompetensi apoteker Indonesia
poin 6 ialah: 1) bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain dalam menangani masalah kesehatan di
masyarakat, 2) melakukan survey masalah obat di masyarakat, 3) melakukan identifikasi dan prioritas
masalah kesehatan di masyarakat berdasarkan data, 4) melakukan upaya promotif dan preventif kesehatan
masyarakat, 5) melakukan evaluasi pelaksanaan program promosi kesehatan, 6) membuat dokumentasi
pelaksanaan program promosi kesehatan (IAI,2011).

Daftar Pustaka :
1. Anonim, 2008, Modul Pelatihan Bagi Tenaga Promosi Kesehatan Di Puskesmas, Depkes RI, Jakarta.
2. Anonim, 2005, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1114/MENKES/SK/VII/2005
Tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
3. Kairupan., K, 2009, Metode Dan Media Promosi Kesehatan, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi, Manado.
4. Maulana, H., 2009,Promosi Kesehatan, EGC, Jakarta.
5. Cavanagh S, Chadwick K., 2002, Health Needs Assessment, Health Development Agency.
6. Bradshaw JR, 1972, The Concept of Social Need, Oxford University Press, Oxford.
7. Burton JK, Merrill PF., 1977, Needs Assessment: Goals, Needs and Priorities, Educational Technology
Publications, UK.
8. EwlesL, SimnettI., 1994, Promosi Kesehatan, Petunjuk Praktis. Edisi Kedua, UGM Press, Yogyakarta.
9. Listyaningrum R, 2008, Perencanaan Promosi Kesehatan, Universitas Gunadarma, Jakarta.
10. Fertman, CL and Allensworth, DD., 2010, Health Promotion Program, A Wiley Imprint, San Fransisco,
USA.
11. Al-Qur’an dan Hadits.
12. IAI, 2011, Standar Kompetensi Apoteker Indonesia, Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker
Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai