Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

TENTANG

ISU LINGKUNGAN YANG SEDANG TERJADI PADA SAAT INI

NOFIYA WARDANA : 1930106033

DOSEN PENGAMPU

LIZA MEINI FITRI,M.,SI

JURUSAN TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

BATUSANGKAR

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan
nikmat-Nya sehingga kita semua dalam keadaan sehat wal afiyat dalam menjalankan aktivitas
sehari- hari. Pemakalah juga mengucapkan syukur kepada Allah SWT karena hanya
keridhoan-Nya makalah dengan judul "Isu Lingkungan yang Sedang Berkembang Saat Ini"ini
dapat terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak makalah ini
tidak akan terwujud dan masih jauh dari sempurna. Tanpa adanya bantuan , dorongan dan
pembimbing dari dosen pengampuh mata kuliah. Oleh karena itu dengan segala kerendahan
hati penulis berharap saran dan kritik demi perbaikan lebih lanjut. Penulis juga
berterimakasih kepada teman- teman yang membantu menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
yang membutuhkan.

Batusangkar, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................... ii

BAB I ............................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 1

C. Tujuan Masalah......................................................................................................................... 2

BAB II .............................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 3

A. Isu lingkungan yang sedang terjadi ............................................................................................ 3

B. Kebijakan-Kebijakan Terkait Isu yang Berkembang .................................................................. 6

BAB III ........................................................................................................................................... 10

PENUTUP ...................................................................................................................................... 10

A. Kesimpulan............................................................................................................................. 10

B. Saran....................................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahan lingkungan hidup saat ini menjadi perhatian serius bagi dunia
internasional. Munculnya permasalahan ini terkait dengan hubungan manusia dan
lingkungannya yang bersifat eksploitasi secara berlebihan terhadap lingkungan.1 Pada tahun
1970-an telah diadakan konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stokholm. Dalam
konferensi Stokholm telah disepakati perjanjian lingkungan hidup yang digunakan sebagai
landasan tindak lanjut permasalahan lingkungan.2 Kerusakan lingkungan hidup dan degradasi
atau penurunan kualitas sumber daya alam menjadi dasar mengapa isu lingkungan hidup
menjadi isu penting dalam permasalahan global. Degradasi lingkungan di karenakan
konsumsi manusia terhadap sumberdaya alam yang berlebihan serta banyak aktivitas manusia
yang mengeksploitasi sumber daya alam yang mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup
yang akhirnya menyebabkan adanya pemanasan global yang diikuti perubahan iklim atau
climate change. (Mitchael Bruce,2007)

Topik lingkungan hidup muncul semakin sering dalam agenda internasional lebih dari
tiga dekade terakhir, oleh karena itu isu lingkungan hidup menjadi isu penting dalam studi
hubungan internasional. Dengan jumlah populasi manusia yang semakin besar, aktivitas
sosial dan ekonomi manusia untuk mengejar standar kehidupan yang lebih baik telah
mengancam lingkungan hidup. Masalah lingkungan hidup sebenarnya telah membuat negara-
negara untuk melakukan kerjasama internasional. Rejim internasional telah dibentuk dalam
sejumlah bidang tertentu untuk menanggulangi berbagai macam isu lingkungan hidup,
meliputi hujan asam, penipisan lapisan ozon, pemburuan ikan paus, limbah beracun,
pemanasan global, dan punahnya keanekaragaman hayati. Rejim ozon adalah salah satu
contoh yang sangat berhasil dari kerjasama internasioal pada lingkungan hidup.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan isu lingkungan yang yang sedang terjadi

2. Menjelaskan kebijakan-kebijakan terkait isu lingkungan yang sedang terjadi

1
C. Tujuan Masalah
1.Untuk mengetahui isu lingkungan yang sedang terjadi

2. Untuk mengetahui kebijkan-kebijakan isu lingkungan yang sedang terjadi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Isu lingkungan yang sedang terjadi


Lingkungan merupakan sebuah isu yang sedang hangat untuk dikaji, selain itu isu
lingkungan ini tidak terlepas dari kajian yang harus dijaga kelestariannya serta sebagai hal
penting dalam suatu negara, sebab lingkungan akan mempengaruhi sistem keamanan negara,
didalam studi keamanan internasional selain isu politik, ekonomi, militer, dan budaya, isu
lingkungan juga menjadi bagian kajian dari studi keamanan internasional tersebut. Hal ini
dikarenakan stabilitas keamanan lingkungan akan mempengaruhi keempat isu lainnya,
sehingga lingkungan dan keempat isu lainnya tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi
satu sama lain dalam menjaga keamanan nasional suatu negara maupun keamanan
internasional, selanjutnya juga menjadi bagian dari kepentingan nasional yang harus dicapai
sehingga isu lingkungan menjadi kajian yang penting dalam studi hubungan
internasional.(Maskori,1994)

Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan alam menjadi penting dalam
pembahasan mengenai lingkungan terlebih seiring perkembangannya kerusakan lingkungan
menjadi sebuah isu yang sering terjadi akibat berbagai macam faktor dan juga saat ini setiap
negara dituntut untuk terus berkembang mengikuti arus perubahan dari berbagai kebijakan
serta program-program yang menuntut perubahan agar suatu negara tetap dapat menjaga
stabilitas dan tercapaianya kepentingan negara, seperti keterlibatan negara Indonesia dalam
Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2000 bersama dengan 189 negara
lainnya. Keikutsertaan Indonesia dengan pertimbangan bahwa tujuan dan sasaran MDGs
sejalan dengan tujuan dan sasaran pembangunan Indonesia. Konsisten dengan itu, Pemerintah
Indonesia telah mengutamakan MDGs dalam pembangunan sejak tahap perencanaan sampai
pelaksanaannya sebagaimana dinyatakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
2005-2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009 dan 2010-2014
serta Rencana Kerja Tahunan berikut dokumen penganggarannya. MDGs memiliki 8 tujuan
dan salah satunya adalah kelestarian lingkungan hidup yang merupakan point ketujuh dari
tujuan MDGs tersebut.(Maskori,1994)

Kelestarian lingkungan hidup merupakan syarat utama bagi kesejahteraan dan


keberlangsungan kehidupan manusia. Kesejahteraan manusia dipenuhi melalui

3
pembangunan, namun pembangunan itu harus dilaksanakan dengan tidak merusak
lingkungan. Pembangunan yang dilaksanakan tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan
dapat mengakibatkan penurunan daya dukung lingkungan yang dapat berdampak pada
menurunnya kapasitas pemenuhan kebutuhan manusia untuk sejahtera. Untuk menjaga
keberlanjutan kesejahteraan manusia, diperlukan upaya pembangunan yang berkelanjutan
(sustainable development), yaitu pembangunan yang dilaksanakan dengan memperhatikan
keseimbangan tiga pilar pembangunan (sosial, ekonomi, dan lingkungan). (Supriadi,2008)

Adanya program mengenai lingkungan dalam point tujuan dari MDGs menuntut
Indonesia untuk menjaga lingkungannya salah satunya adalah menjaga eksistensi dan
kelestarian hutan nya. Lingkungan hidup yang baik dan sehat menjadi hak mutlak bagi setiap
warga negara untuk didapatkan, karena penurunan kualitas lingkungan dapat berpengaruh
terhadap kelayakan bagi manusia dan makhluk hidupnya lainnya untuk itu, Indonesia perlu
mengatasi kerusakan lingkungan yang terjadi serta menjaga potensi dan eksistensi hutan
negaranya. Dalam hal ini pemerintah Indonesia berusaha untuk mengambil perannya untuk
mengatasi permasalahan berikut dengan dikeluarkannya undang-undang Republik Indonesia
no 32 tahun 2009 tentang pengelolaan dan lingkungan hidup. Dengan adanya undang undang
tersebut diharapkan pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan sebaikbaiknya maupun
dalam proses perbaikan lingkungan hidup di Indonesia. (Soerjani,2006)

Pemerintah Indonesia dalam menjalankan perannya untuk kelestarian lingkungan


hidup dan salah satu nya sebagai kawasan hutan yang merupakan bagian besar dari ekosistem
lingkungan hidup yang dimiliki Indonesia sebagai kekayaan alam negara nya dengan
berbagai upaya seperti dibuatnya peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan
lingkungan hidup baik dari segi pengelolaan dan sanksi pidana bagi oknum-oknum yang
merusak lingkungan hidup agar meminimalisir penyalahgunaan yang berdampak negatif
terhadap keberlangsungan lingkungan hidup. Kesepakatan kerjasama antara pemerintah
Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat melalui USAID terjadi Pada tahun 2009 yang
ditujukan untuk melestarikan kawasan hutan tropis di Sumatera yang tingkat deforestasinya
sangat tinggi. Kesepakatan antara kedua Negara dan para pihak yang terlibat (swap partners)
yaitu Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) dan Conservation International
Indonesia (CII) ditandatangani pada tanggal 30 Juni 2009 di Manggala Wanabhakti, Jakarta.
Pemerintahan Amerika Serikat menyampaikan rencana kerjasama dengan pemerintah
Indonesia dalam bidang kelestarian lingkungan Hidup terutama kawasan hutan Indonesia
yang memiliki potensi yang besar dalam penyerapan emisi karbon dunia sehingga pemerintah

4
Amerika Serikat merasa perlu untuk melestarikan hutan Indonesia salah satunya dengan
menjalin sebuah kerjasama dengan pemerintahan Indonesia. Pemerintah Indonesia
menyetujui dan terjadilah Kerjasama bilateral antara Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh
Mentri Kehutanana Indonesia dan bagian besar dari ekosistem lingkungan hidup yang
dimiliki Indonesia sebagai kekayaan alam negara nya dengan berbagai upaya seperti
dibuatnya peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan lingkungan hidup baik
dari segi pengelolaan dan sanksi pidana bagi oknum-oknum yang merusak lingkungan hidup
agar meminimalisir penyalahgunaan yang berdampak negatif terhadap keberlangsungan
lingkungan hidup.(Koesnadi Hardjosoemanti,2006)

Kesepakatan kerjasama antara pemerintah Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat


melalui USAID terjadi Pada tahun 2009 yang ditujukan untuk melestarikan kawasan hutan
tropis di Sumatera yang tingkat deforestasinya sangat tinggi. Kesepakatan antara kedua
Negara dan para pihak yang terlibat (swap partners) yaitu Yayasan Keanekaragaman Hayati
Indonesia (KEHATI) dan Conservation International Indonesia (CII) ditandatangani pada
tanggal 30 Juni 2009 di Manggala Wanabhakti, Jakarta.

Pemerintahan Amerika Serikat menyampaikan rencana kerjasama dengan pemerintah


Indonesia dalam bidang kelestarian lingkungan Hidup terutama kawasan hutan Indonesia
yang memiliki potensi yang besar dalam penyerapan emisi karbon dunia sehingga pemerintah
Amerika Serikat merasa perlu untuk melestarikan hutan Indonesia salah satunya dengan
menjalin sebuah kerjasama dengan pemerintahan Indonesia. Pemerintah Indonesia
menyetujui dan terjadilah Kerjasama bilateral antara Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh
Mentri Kehutanana Indonesia dan Utara (Keputusan Menteri Kehutanan No.10193/Kpts-
II/2002) Luas kawasan hutan dan areal penggunaan lain ± 384.294 Ha.

Sementara untuk Taman Nasional Gunung Leuser memiliki luas (792.675 Ha)
ditetapkan melalui SK Menteri Kehutanan pada Tanggal 23 Mei 1997 (KepMenHut No.
276/Kpts-VI/1997), sementara ekosistem Leuser dilindungi melalui Keputusan Presiden No.
33 Tahun 1998 tentang Pengelolaan Kawasan Ekosistem Leuser.8 Taman Nasional Gunung
Leuser mengitari hamparan luas hutan hujan tropis, termasuk dataran rendah hutan
dipterocarp , hutan hujan pegunungan bagian bawah dan atas, serta hutan rawa gambut.9
Kawasan hutan ini sangat berarti bagi dunia sebab memiliki dampak keuntungan luar biasa
dalam proses penyerapan dalam pencemaran oksigen didunia sehingga hutan ini disebut
sebagai paru-paru dunia, hutan ini memiliki peran penting sehingga sangat perlu untuk dijaga

5
kelestariannya, untuk mempermudah penelitian maka dikaji hasil dari kerjasama antara
USAID dan pemerintah Indonesia dalam menjaga kelestarian hutan Leuser tersebut melalui
program Tropical Forest Conservation Action for Sumatera (TFCA-Sumatera) yang bertujuan
untuk memfokuskan penelitian sehingga peneliti tertarik untuk mengangkat negara Amerika
Serikat melalui USAID sebagai negara yang berperan dalam kerjasamanya dengan Indonesia.
Kajian ini menjadi menarik karena Amerika melalui USAID menjadi aktor yang
dikaji dalam aspek munculnya tawaran dalam program bantuan untuk pelestarian dan
pengelolaan lingkungan yang ditawarkan dengan menjalin kerjasama antara USAID dan
pemerintah Indonesia melalui mentri kehutanan khususnya kerjasama dalam program TFCA-
Sumatera untuk rencana konservasi hutan Leuser Aceh. Hutan Leuser ini terletak didua
Provinsi di pulau Sumatera, tetapi untuk mempermudah kajian dalam penelitian maka yang
akan dikaji adalah kawasan hutan gunung Leuser di wilayah Provinsi Aceh saja, dengan
tujuan agar dapat mengambil fokus kajian yang lebih spesifik. Sehingga dari tema tentang isu
lingkungan ini penulis mengangkat judul yaitu: kerjasama pemerintah Indonesia dan Amerika
Serikat melalui program TFCA-Sumatera dalam konservasi kawasan hutan Leuser
Aceh.(Mitchael Bruce,2007)

B. Kebijakan-Kebijakan Terkait Isu yang Berkembang


Masalah lingkungan dalam hubungan internasional dikategorikan sebagai kajian
bernuansa “soft politics”. Green theorist menekankan pada bagaimana intereslasi sosial,
keamanan dan perdamaian secara independent, namun bagaimana lingkungan memberikan
dampak yang saling terinegrasi global.23 Secara singkat, permasalahan lingkungan tanpa
disadari memberikan dampak kompleks dan dilematis terhadap kehidupan masyarakat dunia.
Bagaimana tidak, pertumbuhan ekonomi secara berkala, pengembangan teknologi terbaru dan
peningkatan jumlah populasi manusia mengarah pada kecendrungan konsumsi energi dan
sumber daya yang mengalami peningkatan, polusi dan limbah serta berkurangnya kualitas
dan kuantitas keanekaragaman hayati.

Dasar pertimbangan atas lingkungan tersebut memunculkan gerakan sosial baru


dalam lingkup nasional, regional, dan internasional yang merujuk pada empat landasan
penting “green politics”. Pelestarian ekologi, keadilan sosial, pemberantasan kekejaman, dan
demokrasi akar rumput.Sebagaimana yang dijelaskan oleh Susanne Jakobsen, pada awal
konseptualisasi green theory, terdapat dua kelompok pakar yang mencoba menjelaskan
tentang kolerasi dampak lingkungan hidup dengan bidang kehidupan lainnya; pertama “green

6
writers”. yang mengacu pada ilmuan dan kativis lingkungan hidup dan kedua, para pakar dari
bidang Ilmu Hubungan Internasional sendiri. (Supriadi,2008)

Berdasarkan isu lingkungan yang sedang terjadi ,maka pemerintah dalam mengatasii
penebangan liar di Indonesia, Jepang memiliki tujuan yang sangat jelas yaitu menekankan
pentingnya negara-negara produsen dan konsumen bekerjasama memberantas penebangan
liar, antara lain: sebagai mitra dagang utama Indonesia, maka Jepang harus menghindari
dalam keterlibatan penebangan liar. Oleh karena itu, Jepang sebagai negara pembeli produk
kayu Indonesia dalam jumlah besar harus mengeluarkan peraturan yang melarang
perdagangan kayu illegal.

Kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang akan di lakukan maupun tidak di
lakukan pemerintah dengan tujuan tertentu, demi kpentingan bersama dan merupakan bagian
dari keputusan pemerintah itu sndiri. Dalam kepustakaan internasional biasa di sebut publik
policy. Kebijakan publik ini akan tetap terus berlangsung, selagi pemerintah suatu negara
masih ada untuk mengatur suatu keidupan bersama. Berdasarkan yang tertuang dalam konsep
demokarasi modern, kebijakan dari pemerintah atau negara, bukan hanya berisi tentang
argumentasi maupun suatu pendapat para aparatur wakil rakyat belaka, namun opini dari
publik atau biasa di sebut publik opinion.

Hal itu tidak kalah penting dalam mempertimbangkan pengambilan kebijakan


pemerrintah. Dalam setiap pengabilan kebijakan harus senantiasa berorientasi pada publik.
(Islami. 2003). Berdasarkan jenisnya kebijakan pemerintah atau publik policy, di bedakan
menjadi dua jenis yaitu, kebijakan yang berbentuk peraturan pemerintah yang tertulis seperti
halnya peraturan perundangan, dan peraturan pemerintah yang tidak tertulis yang di sepakati
bersama, ialah berbentuk konvensi. (Nugroho, 2002) Kebijakan pemerintah meliputi suatu
program kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah di rencanakan (pleaning)
sebelumnya. Sehingga perumusan suatu kebijakan mempunyai nilai (value) perbedaan serta
persmaan dalam pengambilan keputusan. Dengan demkian pembentukan kebijakan dapat
dilakukan melalui pemilihan alternatif yang sifatnya berlangsung secara terus-menerus,
(Soerjani,2006)).

Meskipun di Indonesia telah banyak kebijakan yang telah di cetuskan, namun


program dan rencana serta, peran dari berbagai pihak ternyata masih saja muncul
permaslahan terkait dengan sumber daya alam, dan lingkungan hidup belum juga berakhir
atau bisa di katakan tetap terjadi. Sehubungan dengan hal demikian, kementrian Lingkungan

7
Hidup telah mendorong untuk menyempurnakan kebijakan, progran serta rencana yang ada.
Dalam menyusun kebijakan ini digunakan perangkat Kajian Lingkungan Strategis (KLS)
terhadap kebijakan, rencana dan program yang telah ada dan terkait dengan pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup. Secara substansial, KLS merupakan suatu upaya
sistematis dan logis dalam memberikan landasan bagi terwujudnya pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan hidup secara berkelanjutan melalui proses pengambilan keputusan yang
berwawasan lingkungan. Dari beberapa kebijakan pemerintah di bidang sumber daya alam
dan lingkungan hidup, terdapat kebijakan di bidang air dan energi, yang dapat dipedomani
dan disinergikan dengan kebijakan-kebijakan pembangunan lingkungan hidup di daerah.
(Maskori,1994)

Adapun pokok-pokok kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup bidang
air adalah:

1. Kebijakan pelestarian air perlu menempatkan sub sistem produksi air, distribusi air, dan
konsumsi air dalam satu kesatuan yang meyeluruh dan terkait untuk menuju pada pencapaian
pola keseimbangan antar sub sistem tersebut.

2. Kebijakan sub sistem Produksi Air, meliputi (1) Konservasi ekosistem DAS dan sumber
air untuk menjamin pasokan air; (2) Mencegah dan memulihkan kerusakan lingkungan
terutama pada ekosistem DAS, (3) Mengendalikan pencemaran untuk menjaga dan
meningkatkan mutu air; (4) Optimalisasi pemanfaatan air hujan.

3. Kebijakan konsumsi air yang hemat dan efisien untuk mendukung pelestarian air.

4. Kebijakan sub sistem distribusi air, meliputi (1) merencanakan peruntukan air permukaan
dan air tanah (2) meningkatkan infrastruktur yang memadai.

5. Kebijakan penataan ruang, meliputi (1) Menetapkan rencana tata ruang sesuai daya dukung
dan daya tampung lingkungan (2) Konsistensi pemanfaatan ruang; (3) pengawasan penataan
ruang, (4) Meningkatkan akses informasi.

6. Kebijakan kelembagaan, meliputi (1) membentuk lembaga pengelola air, (2) mekanisme
penyelesaian sengketa air (3) Valuasi ekonomi, (4) insentif ekonomi.

Pokok-pokok kebijakan sumber daya alam dan lingkungan hidup di bidang energi adalah:

8
1. Kebijakan pencegahan pencemaran; Baku Mutu Limbah Cair penambangan batu bara,
Baku Mutu kualitas udara ambient dan emisi gas buang kendaraan bermotor, dan pelaksanaan
AMDAL pada setiap kegiatan penambangan.

2. Kebijakan produksi dan penyediaan energi yang ramah lingkungan.

3. Kebijakan penguatan security of supply, dengan upaya penyediaan bahan bakar campuran
BBM seperti gahosol, biodisel, dll.

4. Kebijakan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan.

5. Kebijakan pemanfaatan energi tak terbarukan dengan efisien dan hemat.

6. Kebijakan pemenfaatan energi terbarukan, dengan dorongan investasi dan inovasi


teknologi.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Isu lingkungan merupakan pembicaraan hangat yang saat ini sering diperbincangkan,
baik di media cetak maupun elektronik. Lingkungan merupakan komponen penting dalam
kehidupan manusia, sebab segala kebutuhan manusia terkandung didalamnya. Penggunaan
manusia terhadap energi dalam kehidupan sehari-hari saat ini cenderung bersifat konsumtif.
Seperti yang diketahui bahwa penggunaan energi, baik energi listrik maupun bahan bakar
minyak (BBM) secara berlebihan akan menimbulkan dampak yang negatif, khususnya
terhadap kelestarian lingkungan. Kebutuhan manusia terhadap sumber energi yang semakin
meningkat tentunya mempengaruhi tingginya tingkat penambangan sumber-sumber daya
energi di bumi. Pada saat ini, keadaan lingkungan sebagai tempat hidup manusia dan
mahkluk hidup lainnya berada pada kondisi yang sangat memperihatinkan. Banyaknya kasus
kerusakan lingkungan yang terjadi disebabkan oleh pemanfaatan sumber daya alam (SDA)
untuk keperluan energi secara eksploratif untuk mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya
tanpa mempertimbangkan kemampuan lingkungan dalam menghasilkan sumber daya energi
dalam jangka waktu tertentu.

B. Saran
Berdasarkan makalah yang sudah dibuat maka penulis mengharapkan saran yang
bermanfaat sehingga penulis dapat memperbaiki pada penulisan makalah selanjutnya.Semoga
kita dapat mengambil manfaat dari apa yang telah tertulis di makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA
Koesnadi Hardjosoemantri , 2006, Hukum Tata Lingkungan, Gajah Mada University
Press,Yogyakarta

Maskori,Jasin.1994.Ilmu Alamiah Dasr.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Mitchel Bruce, Setiawan, Dwita, 2007, Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan, Gajah
Mada University Press, Yogyakarta.

Soerjani, Arief, Dedi, 2006, Lingkungan Hidup Pendidikan, Pengelolaan Lingkungan Dan
Pembangunan Berkelanjutan, Yayasan ainstitut Pendidikan Dan Pengembangan
Lingkungan (IPPL), Jakarta.

Soemarwoto, Otto, 2008, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan,Djambatan, Jakarta

Supriadi, 2008 , Hukum Lingkungan Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.

11
12

Anda mungkin juga menyukai