Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BRAILE

“ Tanda Baca Braile ”

Dosen Pengampu:
Drs.H.Asep Ahmad Sopandi

Oleh kelompok 4:

Ice yulianti (19003139)

Seismikha datryliana ( 19003161)

PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada allah swt.atas berkat rahmat dan limpahan karunianya
kam dapat menyelesaikan makalah tentang “Tanda-tanda baca braile ”

Di dalam makalah ini kami memaparkan tentang hakikat menulis, hakikat kesulitan
mengarang, jenis kesulitan mengarang, dan perkembangan kemampuan mengarang. Dalam
proses penyelesaian makalah ini tidak lepas dari kerjasama kelompok dalam menuangkan
pikiran dan berbagai sumber buku serta reverensi dari internet.

Dalam makalah ini kami menyadari banyak kekurangan dari nsegi tulis maupun paparan
isi .untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran sebagai acuan kelompok untuk
memperbaiki pembuatan makalah kedepannya.Semogah dalam makalah ini dapat diperoleh
untuk menambah wawasan kita.

Padang, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan masalah.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Tanda Petik...........................................................................................................................3
B. Tanda Kurung…………………..……………………………………………………………3

C. Tanda Hubung......................................................................................................................4
D. Tanda Pisah...........................................................................................................................4
E. Tanda Garis miring...............................................................................................................4
F. Tanda Elepsis........................................................................................................................5
G. Tanda Lebih Kurang............................................................................................................5
H. Tanda Bintang......................................................................................................................5
I. Tanda Apostrof.....................................................................................................................6
J. Tanda Sajak..........................................................................................................................6
BAB III PENUTUP........................................................................................................................8
A. Kesimpulan...........................................................................................................................8
B. Saran.....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................9

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tidak semua orang memiliki kesempurnaan panca indera khususnya bagi anak
sebagai penyandang tunanetra. Anak tunanetra mungkin mengalami hambatan dalam
menerima informasi, namun disisi lain mereka juga memiliki kelebihan berupa intuisi,
kepekaan, dan pendengaran yang tajam dibandingkan orang yang memiliki kesempurnaan
panca indera. Sistem Braille adalah salah satu metode yang diperkenalkan secara luas bagi
tunanetra yang digunakan untuk membaca dan menulis.

Sistem Braille adalah salah satu metode yang diperkenalkan secara luas bagi
tunanetra yang digunakan untuk membaca dan menulis. Sistem ini diperkenalkan pada
tahun 1821 oleh Louis Braille, seorang tunanetra yang berasal dari Perancis. Dengan
adanya penemuan penting ini, menyadari bahwa betapa besarnya peran huruf Braille
sebagai media bantu khususnya bagi anak-anak tunanetra untuk belajar membaca dan
menulis. Selain itu, dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan di era globalisasi
sekarang, huruf Braille telah dimodifikasi dalam berbagai bentuk teknologi modern yang
mampu memberikan pengaruh yang besar bagi penggunanya khususnya para penyandang
tunanetra. Hal ini, setidaknya dapat memacu/memotivasi anak-anak tunanetra untuk tetap
belajar, mengembangkan tingkat kreativitas, pola pikir, serta inovasi seperti anak-anak
normal lainnya. Sehingga keterbatasan penglihatan bukan menjadi suatu penghalang lagi
bagi anak-anak tunanetra untuk tetap maju.

B. Rumusan masalah
a. Bagaimana bentuk Tanda petik?
b. Bagaimana bentuk Tanda kurung?
c. Bagaimana bentuk hubung?
d. Bagaimana bentuk Tanda pisah?
e. Bagaimana bentuk Tanda Garis miring?

1
f. Bagaimana bentuk Tanda ellipsis?
g. Bagaimana bentuk Tanda lebih kurang?
h. Bagaimana bentuk Tanda bintang?
i. Bagaimana bentuk Tanda apostrof?
j. Bagaimana bentuk Tanda sajak?

C. Tujuan masalah
a. Untuk mengetahui bentuk Tanda petik
b. Untuk mengetahui bentuk Tanda kurung
c. Untuk mengetahui bentuk hubung
d. Untuk mengetahui bentuk Tanda pisah
e. Untuk mengetahui bentuk Tanda Garis miring
f. Untuk mengetahui bentuk Tanda ellipsis
g. Untuk mengetahui bentuk Tanda lebih kurang
h. Untuk mengetahui bentuk Tanda bintang
i. Untuk mengetahui bentuk Tanda apostrof
j. Untuk mengetahui bentuk Tanda sajak

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tanda Petik
a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau
bahan tertulis lain
b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai
arti khusus
d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik
yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung
kalimat atau bagiam kalimat
Penggunaan tanda petik sesuai dengan EYD, untuk petik buka dan untuk tanda petik
tutup
Contoh
Tanda petik (“ ”) titik 2-3-6 dan 3-5-6
Tanda Petik buka Tanda Petik tutup

B. Tanda Kurung
Tanda kurung adalah tanda baca yang digunakan secara berpasangan untuk
memisahkan atau menyisipkan teks ke dalam teks lain. Dalam bahasa indonesia ,
istilah tanda kurung saja merujuk pada tanda kurung lengkung. Dalam bahasa inggris ,
istilah bracket umumnya merujuk kepada keempat jenis tanda kurung tersebut, meskipun
di Amerika serikat, istilah bracket secara spesifik digunakan untuk tanda kurung siku.
Contoh, Tanda kurung ( ) titik 2-3-5-6, 2-3-5-6 ( )

3
a

C. Tanda Hubung
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tanda hubung adalah tanda garis (-)
untuk menghubungkan unsur kata yang terpisah oleh pergantian baris, memisahkan bentuk
ulang atau menggabungkan unsur bentuk jamak, sedangkan, tanda pisah adalah tanda baca
(–) yang membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di
luar bangunan kalimat. Meskipun kedua tanda baca ini memiliki tampak yang sama berupa
garis horizontal, kedua tanda baca tersebut memiliki fungsi dan bentuk yang berbeda.
Tanda hubung ( - ) titik 3-6 (-)

D. Tanda Pisah
Tanda pisah dalam PUEBI juga memiliki aturan dalam pemakiannya, yaitu:
1) Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat, misalnya Keberhasilan itu–kita sependapat–dapat
dicapai jika kita mau berusaha keras,
2) Tanda pisah dapat dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan
lain, misalnya Gerakan pengutamaan bahasa Indonesia–amanat Sumpah Pemuda–
harus terus digelorakan, 
3) Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan,
Tanda pisah, yaitu titik 3-6, 3-6

4
E. Tanda Garis Miring
Tanda garis miring (/) adalah tanda baca yang berbentuk garis hampir vertikal yang
bagian atasnya agak condong ke sebelah kanan dan bagian bawahnya ke sebelah kiri garis
vertikal.
Tanda garis miring ( / ) titik 3-4

F. Tanda Elepsis
Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada
bagian yang dihilangkan.
 Di tengah kalimat menggunakan tiga tanda elepsis.
 Penulisannya menggunakan spasi, kecuali tanpa spasi jika ditulis dengan tanda baca
yang mengikutinya.
 Di akhir kalimat menggunkan tiga tanda elepsis dan satu tanda titik.
Tanda elepsis ( … ) titik 3 ditulis tiga kali

G. Tanda Lebih Kurang


• Penulisannya dipisahkan dengan satu spasi dari huruf/ tanda baca yang mendahului
atau mengikutinya.
• Penulisannya tidak dipisahkan dengan spasi dari angka atau singkatan mata uang,
ukuran yang mengikutinya.
Tanda lebih kurang( ± ) titik 2-6, 3-5

5
H. Tanda Bintang
• Ditulis langsung tanpa spasi di belakang kata yang diterangkan.
Tanda bintang ( * ) titik 3-5, 3-5

I. Tanda Apostrof
Tanda apostrof disebut juga dengan tanda penyingkat. Menurut EYD (Ejaan Yang
Disempurnakan), tanda apostrof merupakan tanda baca yang menggunakan alfabet latin
(tertentu) dengan menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Tanda
apostrof disimbolkan dengan (‘) yaitu penutup tanda petik tunggal dan juga dengan simbol
prima, meskipun memiliki fungsi yang berbeda.
• Penggunaan tanda apostrof sesuai dengan EYD
• Jika digunakan untuk menyingkat angka tahun ditulis antara tanda angka dan angka tanpa
spasi.
Tanda apostrof ( ’ ) titik 3

J. Tanda Sajak
Sajak adalah salah satu bentuk karya sastra yang tidak terikat dengan aturan. Sajak
sendiri termasuk ke dalam puisi Melayu. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, sajak
diartikan sebagai gubahan sastra yang berbentuk puisi dan sangat mementingkan
keselarasan bunyi. Sajak juga dikenal sebagai suatu persamaan bunyi. Persamaan ini dapat
pada awal kalimat atau akhir kalimat.
Contoh :
Berakit-rakit ke hulu,
berenang-renang ke tepian.
Bersakit-sakit dahulu,

6
bersenang-senang kemudian.
Tanda sajak, titik 3-4-5

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Braille adalah salah satu metode yang diperkenalkan secara luas bagi tunanetra yang
digunakan untuk membaca dan menulis.Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan di
era globalisasi sekarang, huruf Braille telah dimodifikasi dalam berbagai bentuk teknologi
modern yang mampu memberikan pengaruh yang besar bagi penggunanya khususnya para
penyandang tunanetra.

Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan
frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi
suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan serta kekurangan dalam penulisannya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
agar dapat menulis makalah ini dengan baik dan benar

8
DAFTAR PUSTAKA

Ainia Prihantini, S. H. (2015). Tanda Baca. 6, 11. http://www.bentangpustaka.com

Braille, A., Komposisi, T., & Baca, T. (n.d.). Modul 2 Braille Dasar : 31–53.

HURUF BRAILLE TINGKAT DASAR HURUF BRAILLE TINGKAT DASAR. (n.d.).

Nawawi, A., Fip, J. P. L. B., & Bandung, U. P. I. (n.d.). “ Braille” Bidang Bahasa.

Anda mungkin juga menyukai