Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Bina diri

“Hakekat Pengembangan Program Bina Diri”

Dosen Pengampu :

Dr Jon Efendi ., M. P d


Ns. Setia Budi, M. Kep

Nama Kelompok I :

Annisa (19003119)

Ati Salsabila (19003123)

Ice Yulianti (19003139)

Indah Putri Arsi (19003140)

Seismikha Datryliana (19003161)

PENDIDIKAN LUAR BIASA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada allah swt.atas berkat rahmat dan limpahan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Hakekat Pengembangan Program Bina
Diri”.
Di dalam makalah ini kami memaparkan tentang hakikat menllis, hakikat kesulitan
mengarang, jenis kesulitan mengarang, dan perkembangan kemampuan mengarang. Dalam
proses penyelesaian makalah ini tidak lepas dari kerjasama kelompok dalam menuangkan
pikiran dan berbagai sumber buku serta reverensi dari internet.
Dalam makalah ini kami menyadari banyak kekurangan dari segi tulis maupun paparan
isi, untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran sebagai acuan kelompok untuk
memperbaiki pembuatan makalah kedepannya. Semoga dalam makalah ini dapat diperoleh
untuk menambah wawasan kita.

Padang, Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................3
A. Pengertian Bina Diri Bagi Peserta Didik Tunagrahita.........................................................3
B. Tujuan Bina Diri Bagi Peserta Didik Tunagrahita...............................................................3
C. Ruang lingkung Bagi Peserta Didik Tunagrahita.................................................................4
D. Prinsip Pengembangan Bagi Peserta Didik Tunagrahita.....................................................6
E. Teknik Pembelajaran Pengembangan Bina Diri Bagi Peserta Didik Tunagrahita............6
F. Prosedur Pembelajaran Pengembanagn Binadiri Bagi Peserta Didik Tunagrahita..........7
BAB III....................................................................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................................................8
A. Kesimpulan..............................................................................................................................8
B. Saran.........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyelenggaraan pendidikan anak tunagrahita berorientasi kepada kemampuan,
kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi anak tunagrahita. Layanan pendidikan
sesungguhnya lebih ditekankan kepada layanan individual, karena sifat heterogenitas
yang dialami anak tungrahita.
Anak tunagrahita mempunyai kemam-puan, masalah, dan kebutuhan yang sangat
heterogen. Heterogenitas ini pada akhirnya mempunyai konsekuensi kepada tindakan-
tin-dakan guru di dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tidak lagi
didasarkan hanya semata-mata pada kecerdasan intelek-tual yang direduksi dalam
bentuk angka kecerdasan (intelligensi question) yang sifatnya abstrak dan umum,
melainkan pada pertimbangan kemampuan, masalah dan kebutuhan nyata dari kondisi
yang dihadapi anak tunagrahita. Secara substantif pen-didikan bagi anak tunagrahita
bertujuan untuk dapat mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup mandiri di
dalam masyarakat.
Untuk membantu mengembangkan potensi yang dimiliki dan mengurangi
hambatan yang dialami oleh anak tunagrahita, maka diperlukan upaya konkrit,
sitematis, terstruktur dan individual yaitu salah satunya penerapan pendekatan
behaviorisme dalam pembelajaran anak tunagrahita. Behaviorisme memberi peletak
dasar bagi model pembelajaran yang mengarah pada modifikasi perilaku. Sesuai
dengan kondisi pembelajaran keterampilan bina diri diperlukan upaya menemukan
model pembelajaran yang dapat memecahkan masalah pembelajaran. Oleh karena itu,
dibutuhkannya sarana pemenuhan kebutuhan dasar sebagai acuan dalam pembelajaran
bina diri bagi anak tunagrahita ini.

B. Rumusan Masalah
a. Apa itu bina diri bagi peserta didik tunagrahita ?
b. Apa tujuan dari bina diri bagi peserta didik tunagrahita ?
c. Bagaimana ruang lingkung bagi peserta didik tunagrahita ?
d. Bagaimana prinsip pengembangan bagi peserta didik tunagrahita ?

1
e. Bagaimana teknik Pembelajaran pengembangan bina diri bagi peserta didik
tunagrahita ?
f. Bagaimana prosedur pembelajaran pengembanagn binadiri bagi peserta didik
tunagrahita ?

C. Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui mengenai bina diri bagi peserta didik tunagrahita
b. Untuk mengetahui tujuan dari bina diri bagi peserta didik tunagrahita
c. Untuk mengetahui ruang lingkung bagi peserta didik tunagrahita
d. Untuk mengetahui prinsip pengembangan bagi peserta didik tunagrahita
e. Untuk mengetahui teknik Pembelajaran pengembangan bina diri bagi peserta
didik tunagrahita
f. Untuk mengetahui prosedur pembelajaran pengembanagn binadiri bagi peserta
didik tunagrahita

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bina Diri Bagi Peserta Didik Tunagrahita


Bina Diri adalah usaha membangun diri individu baik sebagai individu maupun
sebagai makhluk sosial melalui pendidikan di keluarga, di sekolah, dan di masyarakat
sehingga terwujutnya kemandirian dengan keterlibatannya dalam kehidupan sehari-
hari secara memadai.
Anak tunagrahita adalah anak yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata yang
terjadi pada saat masa perkembangan dan memiliki hambatan dalam penilaian adaptif.
Jadi bina diri bagi anak peserta didik tunagrahita adalah membangun anak yang
memiliki kecerdasan di bawah rata-rata yang terjadi pada saat perkembangan dan
memiliki hambatan dalam penilaian adaptif agar membangun diri individu baik dari
sebagai makhluk social maupun sebagai makhluk social melalui keluarga, sekolah dan
masyarakat agar dapat mewujudkan kemandirian dalam kehidupan sehari-hari.

B. Tujuan Bina Diri Bagi Peserta Didik Tunagrahita


Tujuan khusus bina diri bagi anak tunagrahita adalah mengembangkan
kemampuan siswa tunagrahita ringan dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari
mulai dari merawat diri, mengurus diri, menolong diri, serta meningkatkan
kemampuan berkomunikasi dan sosial anak tunagrahita (Aulia, 2017). Bimbingan
khusus yang diberikan siswa tunagrahita ringan dapat mengembangkan kemampuan
yang masih mereka miliki sehingga ketergantungan siswa tunagrahita ringan dapat
dikurangi atau dihilangkan (Saptunar, 2012).
Tujuan pembelajaran pengembangan bina diri adalah agar anak tunagrahita
mempunyai rasa tanggung jawab berkaitan dengan aktivitas pribadi dan sosial.
Sedangkan tujuan khususnya adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan anak tunagrahita dalam
tatalaksana pribadi (mengurus diri, menolong diri, merawat diri, dsb).
2. Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan anak tunagrahita dalam
berkomunikasi sehingga dapat mengkomunikasikan keberadaan dirinya.
3. Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan anak tunagrahita dalam hal
sosialisasi. Ruang lingkup pengembangan bina diri bagi anak tunagrahita meliputi

3
keterampilan merawat diri, mengurus diri, menolong diri, bekomunikasi,
bersosialisasi, keterampilan hidup, dan menggunakan waktu luang (Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2014).

C. Ruang lingkung Bagi Peserta Didik Tunagrahita


Bagi anak tunagrahita meliputi keterampilan merawat diri, mengurus diri,
menolong diri, berkomunikasi, bersosialisasi, keterampilan hidup, dan menggunakan
waktu luang (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017). Pelaksanaan
pengembangan bina diri haruslah berorientasi pada kebutuhan peserta didik
tunagrahita, memperhatikan lingkungan yang kondusif, menggunakan pembelajaran
terpadu, mengembangkan keterampilan hidup/kecakapan hidup, menggunakan
berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi dan pendekatan pembelajaran yang
berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan dan kemampuan peserta didik
tunagrahita, sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar dapat berjalan secara optimal sesuai dengan yang diharapkan
dimulai dengan kesiapan peserta didik dalam menerima latihan, belajar dalam keadaan
nyaman dan diusahakan peserta didik dibawa dalam kondisi yang konkrit dan nyata
supaya pengalaman belajar yang didapat peserta didik utuh dan menyeluruh, latihan
diberikan berdasarkan tahapan tugas (task analisys), berikan penguatan berupa pujian
dan lainnya, latihan dilakukan secara berulang-ulang. Pendekatan yang diterapkan
dalam pembelajaran bina diri bersifat perbaikan tingkah laku (behavior modification)
(Sadiman,A.S.2007:6).
Berikut ini merupakan ruang lingkup pembelajaran pengembangan bina diri bagi
tunagrahita menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan:
1. Keterampilan Merawat Diri
Merupakan keterampilan dasar pada seseorang dalam hal merawat diri sendiri.
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan memelihara badan seperti mandi,
menggosok gigi, membersihkan telinga, mencuci tangan, merawat rambut,
kemudian keselamatan diri seperti melindungi diri dari bahaya, kemudian hal
yang berkaitan dengan kesehatan.
2. Keterampilan Mengurus Diri
Merupakan keterampialan yang berkaitan dengan kemampuan memelihara diri
secara praktis, kemudian kebutuhan yang bersifat pribadi seperti makan,

4
minum, ,berdandan, berpakaian, mencuci rambut, menyeterika, memakai sepatu,
dan kegiatan lainnya.
3. Keterampilan Menolong Diri
Keterampilan menolong diri merupakan keterampilan yang berkaitan dengan
mencuci pakaian, mencuci sepatu, kegiatan rumah seperti menyapu, dan kegiatan
lainnya.
4. Keterampilan Berkomunikasi
Merupakan keterampilan dalam hal menyatakan keinginan secara lisan maupun
tertulis dan kemampuan menjawab sesuatu hal seperti menjawab nama, alamat
rumah, atau identitas lainnya seperti keluarga.
5. Keterampilan Bersosialisasi
Merupakan keterampilan yang berkaitan dengan menjalin relasi dengan orang
lain, teman, ataupun masyarakat, seperti kemampuan berempati, bersimpati,
menjaga perasaan orang lain, mentaati norma sosial, mampu bergaul,
menghormati orang lain, menghargai orang lain, dan keterampilan sosial lainnya.
6. Keterampilan Hidup
Keterampilan hidup yang perlu berikan bagi tunagrahita antara lain seperti
keterampilan berbelanja di pasar atau di tempat belanja, keterampilan
menggunakan uang, dan keterampilan lainnya dalam bekerja.
7. Keterampilan Mengisi Waktu Luang
Keterampilan mengisi waktu luang yang diberikan bagi tunagrahita meliputi
keterampilan yang berkaitan dengan seni, keterampilan yang berkaitan dengan
olahraga, keterampilan yang berkaitan dengan merawat hewan dan tanaman. Hal
ini agar anak tunagrahita memiliki inisiatif
Ruang lingkup program bina diri menurut Inderajati Sidi (2002: 1) mencakup
komponen dan kemampuan sebagai berikut :
a. Merawat diri: Makan, Minum dan Kebersihan
b. Mengurus diri: Berpakaian dan Berhias
c. Menolong diri: Menjaga keselamatan dan Mengatasi bahaya.
d. Berkomunikasi: Berkomunikasi Lisan, Tulisan, Isyarat dan Gambar.
e. Adaptasi seperti: Adaptasi dengan lingkungan keluarga.

5
D. Prinsip Pengembangan Bagi Peserta Didik Tunagrahita
Prinsip Bina Diri Menurut Sudrajat dan Rosida (2013), beberapa prinsip bina diri
antara lain sebagai berikut:
a. Prinsip fungsional, adalah layanan yang diberikan dalam bentuk latihan-latihan
fungsi otot dan sendi. Tujuannya adalah meningkatkan fungsi gerak otot dan
sendi agar mencapai kemampuan gerak yang optimal sesuai dnegan standar
gerak.
b. Prinsip suportif, adalah latihan atau pembinaan untuk meningkatkan motivasi,
dan percaya diri bahwa dirinya mempunyai kemampuan yang dapat
dikembangkan. Tujuannya adalah menanamkan rasa percaya diri dan motivasi
sehingga mempunyai keyakinan bahwa gangguan/ kecacatan yang dialaminya
tidak menjadi hambatan untuk berprestasi.
c. Prinsip evaluasi diri, adalah kegiatan layanan atau pembinaan secara terstruktur
dan berkelanjutan diadakan evaluasi tentang keberhasilan yang telah dicapai
dengan standar perkembangan atau kemampuan standar normal.
d. Prinsip Activity of Daily Living, adalah pembinaan atau latihan yang diberikan
mengacu kepada segala aktivitas yang dapat dilakukan dalam kehidupan segari-
hari mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali.

E. Teknik Pembelajaran Pengembangan Bina Diri Bagi Peserta Didik


Tunagrahita
Teknik Pembelajaran Bina Diri ada beberapa teknik yang perlu diperhatikan
dalam mengajarkan suatu tingkah laku atau ketrampilan yang baru kepada seorang
anak, yaitu:
a. Memberi contoh (modelling), yaitu menunjukkan kepada anak apa yang harus
dikerjakan
b. Menuntun/mendorong (promting), ialah melakukan atau mengatakan sesuatu
untuk membantu anak agar dapat mengerti apa yang harus dilakukan
c. Mengurangi tuntunan (fading), ialah mengurangi tuntunan secara bertahap sejalan
dengan keberhasilan siswa
d. Pentahapan (shaping), ialah membagi kegiatan dalam beberapa pentahapan, bagi
pekerjaan/kegiatan yang dimulai dari yang mudah ke yang sukar. (Astati:2011)
Teknik yang perlu dilakukan dalam pembelajaran pengembangan bina diri pada
peserta didik tunagrahita adalah sebagai berikut:

6
a. Memberi contoh (modelling), menunjukkan kepada anak apa yang harus
dikerjakan.
b. Menuntun/mendorong (promting), melakukan atau mengatakan sesuatu untuk
membantu anak agar dapat mengerti apa yang harus dilakukan.
c. Mengurangi tuntunan (fading), ialah mengurangi tuntunan secara bertahap sejalan
dengan keberhasilan siswa.
d. Penahapan (shaping), ialah membagi kegiatan dalam beberapa tahapan, dimulai
dari yang mudah ke yang sukar.
e. Prosedur pembelajaran pengembangan bina diri pada peserta didik tunagrahita.
Pelaksanaan program pengembangan diri bagi peserta didik tunagrahita perlu
memperhatikan rambu-rambu dalam pembelajaran pengembangan diri.
f. Pengembangan diri dibuat tidak berdasarkan jenjang, satuan pendidikan, dan
tingkatan kelas. Program pengembangan diri disusun berdasarkan hasil asesmen.
g. Metode, alat pengembangan atau pembelajaran, dan evaluasi diserahkan
sepenuhnya kepada guru.
h. Proses pengembangan dilaksanakan dengan mengutamakan aspek motorik dan
psikomotorik.

F. Prosedur Pembelajaran Pengembanagn Binadiri Bagi Peserta Didik


Tunagrahita
Prosedur pembelajaran bina diri dalam menyusun rencana kegiatan pendidikan
bina diri diarahkan pada tiga peran, yaitu:
a. Pendidikan Bina Diri sebagai proses belajar dalam diri. Anak harus diberikan
kesempatan untuk belajar secara optimal, kapan saja dan dimana saja.
Implikasinya terwujud dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk
mendengarkan, melihat, mengamati, dan melakukannya.
b. Pendidikan Bina Diri sebagai proses sosialisasi. Pendidikan Bina Diri bukan
hanya untuk mencerdaskan dan membuat anak terampil, tetapi juga membuat anak
menjadi manusia yang bertanggung jawab.
c. Pendidikan Bina Diri sebagai proses pembentukan dan pengembangan diri anak
kearah kemandirian.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bina diri bagi anak peserta didik tunagrahita adalah membangun anak yang
memiliki kecerdasan di bawah rata-rata yang terjadi pada saat perkembangan dan
memiliki hambatan dalam penilaian adaptif agar membangun diri individu baik dari
sebagai makhluk social maupun sebagai makhluk social melalui keluarga, sekolah dan
masyarakat agar dapat mewujudkan kemandirian dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan
khusus bina diri bagi anak tunagrahita adalah mengembangkan kemampuan siswa
tunagrahita ringan dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
Pelaksanaan pengembangan bina diri haruslah berorientasi pada kebutuhan
peserta didik tunagrahita, memperhatikan lingkungan yang kondusif, menggunakan
pembelajaran terpadu, mengembangkan keterampilan hidup/kecakapan hidup,
menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi dan pendekatan
pembelajaran yang berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan dan kemampuan
peserta didik tunagrahita.
Beberapa prinsip-prinsip Bina Diri, yaitu: Prinsip fungsional, Prinsip suportif,
Prinsip evaluasi diri, dan Prinsip Activity of Daily Living. Teknik Pembelajaran Bina
Diri, yaitu: Memberi contoh (modelling), Menuntun/mendorong (promting),
Mengurangi tuntunan (fading), dan Pentahapan (shaping).

B. Saran
Makalah ini merupakan hasil pemikiran kelompok disertai dengan sumber-
sumber media internet. Semoga dapat bermanfaat untuk pembaca dari segi
pengetahuan mengenai hakekat pengembangan program bina diri, dan menjadi bahan
acuan untuk membuat makalah yang berhubungan dengan materi dimakalah ini.
Mungkin masih banyak kekurangan dan kesalahan pada makalah ini, untuk itu penulis
berharap atas kritik dan saran pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA
Bruno, L. (2019). Bina Diri Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (Abk). Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Fisika, D., Matematika, F., Ilmu, D. A. N., Alam, P., & Utara, U. S. (2016). Universitas
Sumatera Utara - Beranda. 4–16. Retrieved from https://www.usu.ac.id/id/

Kurniawan, E. (2018). Pengaruh Program Bina Diri Terhadap Kemandirian Anak


Tunagrahita. Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 5(2), 616–628.
https://doi.org/10.15575/psy.v5i2.2156

Pembelajaran Bina Diri Pada Anak Tunagrahita Ringan. (2012). In Jpk: Jurnal Pendidikan
Khusus (Vol. 9, Issue 1). https://doi.org/10.21831/jpk.v9i1.6725

Putri, N. L. (2014). Model Pembelajaran Keterampilan Bina Diri Bagi Anak Usia Dini
Tunagrahita. PARAMETER: Jurnal Pendidikan Universitas Negeri Jakarta, 25(2),
73–85. https://doi.org/10.21009/parameter.252.03

Raharjo, C. R. (2016). Model Pembelajaran Langsung Terhadap Kemampuan Bina Diri


Siswa Tunagrahita. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, 1–10.

Anda mungkin juga menyukai