Belum terpenuhinya kebutuhan SDM untuk pembangunan kesehatan,
perencanaan SDM belum didukung sistem informasi yang memadai, kualitas hasil diklat masih belum memadai, pendayagunaan dan pemerataan SDM terutama di Daerah terpencil dan daerah yang kurang diminati. Selama ini di daerah tersebut kebutuhan Nakes masih kurang, pembinaan dan pengawasan mutu SDM kesehatan masih belum dilaksanakan dengan baik, serta sumber daya pendukung pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang masih terbatas Kurangnya minat tenaga kesehatan untuk bekerja di daerah terpencil mempunyai andil yang cukup besar terhadap semakin rumitnya permasalahan berkaitan dengan pemerataan tenaga kesehatan di Indonesia. Namun demikian hal tersebut tidak sepenuhnya dipersalahkan. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus dapat melihat permasalahan tersebut secara komprehensif. Kualitas atau mutu tenaga kesehatan belum terpenuhi, sementara tenaga kesehatan merupakan tanggungjawab Kemenkes termasuk tenaga kesehatan asing yang masuk ke wilayah Indonesia. Untuk menjamin mutu lulusan setiap tenaga kesehatan, maka Kemenkes selaku user berhak untuk mengawal mutu tenaga kesehatan melalui uji kompetensi, sertifikat dan registrasi tenaga kesehatan. Sejauh ini Indonesia masih memerlukan investor asing, demikian juga dengan pengaruh globalisasi peradaban dimana Indonesia sebagai negara anggota WTO harus membuka kesempatan masuknya tenaga kerja asing. Untuk mengantisipasi hal tersebut diharapkan ada kelengkapan peraturan yang mengatur persyaratan tenaga kerja asing, serta pengamanan penggunaan tenaga kerja asing. Peraturan tersebut harus mengatur aspek-aspek dasar dan bentuk peraturan yang mengatur tidak hanya di tingkat Menteri, dengan tujuan penggunaan tenaga kerja asing secara selektif dengan tetap memprioritaskan TKI. Oleh karenanya dalam mempekerjakan tenaga kerja asing, dilakukan melalui mekanisme dan prosedur yang sangat ketat, terutama dengan cara mewajibkan bagi perusaahan atau korporasi yang mempergunakan tenaga kerja asing bekerja di Indonesia. Dalam birokrasi untuk mendapatkan pengesahan surat ijin praktek masih kurang bahkan menyulitkan tenaga kesehatan, perencanaan manajemen di tingkat pusat terlalu kaku sehingga psetiap pengajuan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan masih kurang dukungan bahkan dalam pembiayaanpun dibebankan ke instansi tersebut.