Anda di halaman 1dari 33

MANAJEMEN POSYANDU

Makalah Ini dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen


Pelayanan Kesehatan dan Gizi

Dosen : Mohammad Furqan, SKM., MKM

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3

Auliana Rahmawati 1505025165


Reni Fitriyani 1705025026
Alfin Saputra 1705025177
Abdul Fikri 1705025234

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. D.R. HAMKA
JAKARTA 2018

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Manajemen Pelayanan Kesehatan dan Gizi tentang
Manajemen Posyandu. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Mohammad
Furqan selaku Dosen mata kuliah Manajemen Pelayanan Kesehatan dan Gizi
UHAMKA yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami berharap semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Jakarta, 23 September
2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 2
C. Tujuan Masalah.............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Manajemen................................................................... 4
B. Sejarah Posyandu............................................................................ 4
C. Pengertian Posyandu....................................................................... 6
D. Prinsip Posyandu............................................................................ 7
E. Tujuan Posyandu............................................................................ 8
F. Sasaran Posyandu........................................................................... 8
G. Fungsi Posyandu............................................................................. 9
H. Manfaat Posyandu.......................................................................... 9
I. Lokasi atau Letak Posyandu........................................................... 10
J. Kedudukan Posyandu..................................................................... 10
K. Pengorganisasian Posyandu............................................................ 12
L. Kegiatan Posyandu......................................................................... 17
M. Persyaratan Pembentukan Posyandu.............................................. 20
N. Peyelenggaraan Posyandu.............................................................. 21
O. Pembiayaan Posyandu.................................................................... 22
P. Pencatatan dan Pelaporan Posyandu............................................... 23
Q. Pengawasan dan Pembinaan Posyandu.......................................... 24
R. Tingkat Perkembangan Posyandu................................................... 25
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..................................................................................... 28
B. Saran............................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak azasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU
No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan) dan sekaligus sebagai investasi,
sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap
individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapat menikmati
hidup sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Hal ini perlu dilakukan karena kesehatan bukanlah
tanggung jawab pemerintah saja, namun merupakan tanggung jawab bersama
pemerintah dan masyarakat, termasuk swasta.
Sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama
atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Kesehatan bersama-sama
dengan pendidikan dan ekonomi merupakan tiga pilar yang sangat
mempengaruhi kualitas hidup sumberdaya manusia. Kondisi pembangunan
kesehatan diharapkan telah mampuamewujudkan kesejahteraan masyarakat
yang ditunjukkan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan
Sumber Daya Manusia, seperti: meningkatnya derajat kesejahteraan dari status
gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya tumbuh
kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak, terkendalinya jumlah
dan laju pertumbuhan penduduk, serta menurunnya kesenjangan antar individu,
antar kelompok masyarakat danantar daerah dengan tetap lebih mengutamakan
pada upaya pereventif, promotif serta pemberdayaan keluarga dan masyarakat
dalam bidang kesehatan. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan adalah menumbuhkembangkan Posyandu.
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi.

1
Upaya pengembangan kualitas sumberdaya manusia dengan
mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara
merata, apabila sistim pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti
Posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien dan dapat menjangkau
semua sasaran yang membutuhkan layanan kesehatan anak, ibu hamil, ibu
menyusui dan ibu nifas.
Sejak dicanangkannya Posyandu pada tahun 1986, berbagai hasil telah
banyak dicapai. Angka kematian ibu dan kematian bayi telah berhasil
diturunkan serta umur harapan hidup rata-rata bangsa Indonesia telah
meningkat secara bermakna. Jika pada tahun 2003 AKI tercatat 307/100.000
kelahiran hidup dan AKB sebesar 37/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2003),
maka pada tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) mengalami penurunan yaitu masing-masing adalah 228/100.000
kelahiran hidup serta 34/1.000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Sementara itu,
umur harapan hidup rata-rata meningkat dari 70,5 tahun pada tahun 2007
menjadi 72 tahun pada tahun 2014 (RPJMN 2010-2014).
Sasaran Revitalisasi Posyandu adalah semua Posyandu di seluruh
Indonesia. Namun mengingat sumberdaya yang terbatas, maka sasaran
Revitalisasi Posyandu diutamakan pada Posyandu yang sudah tidak aktif atau
yang berstrata rendah (Posyandu Pratama dan Posyandu Madya) dan Posyandu
yang berada di daerah yang sebagian besar penduduknya tergolong miskin.
Meskipun prioritas Posyandu yang akan direvitalisasi telah ditetapkan
seperti tersebut di atas, upaya pembinaan terhadap Posyandu lainnya yang
sudah mapan terus dilanjutkan. Tujuannya adalah agar Posyandu yang sudah
mapan tersebut dapat tetap dipertahankan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah lahirnya Posyandu ?
2. Apa yang dimaksud dengan Posyandu?
3. Sebutkan dan jelaskan tujuan, sasaran, fugsi, serta manfaat Posyandu!
4. Sebutkan dan jelaskan kedudukan dan pengorganisasian Posyandu!
5. Bagaimana penyelenggraan Posyandu?

2
6. Bagaimana pembinaan dan pengawasan Posyandu?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah lahirnya Posyandu.
2. Untuk mengetahuiapa yang dimaksud Posyandu.
3. Untuk mengetahui tujuan, sasaran, fugsi, serta manfaat Posyandu.
4. Untuk mengetahui kedudukan dan pengorganisasian Posyandu.
5. Untuk mengetahui penyelenggraan Posyandu.
6. Untuk mengetahui pembinaan dan pengawasan Posyandu.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Definisi Mary Parker Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber
daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa
tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai
dengan jadwal. Manajemen belum memiliki definisi yang luas dan diterima
secara universal.

B. Sejarah Lahirnya Posyandu


Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan
bagian dari kesejahteraan umum seperti yang tercantum dalam pembukaan
UUD 1945, Departemen Kesehatan pada tahun 1975 menetapkan kebijakan
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Adapun yang dimaksud
dengan PKMD ialah strategi pembangunan kesehatan yang menerapkan
prinsip gotong royong dan swadaya masyarakat, dengan tujuan agar
masyarakat dapat menolong dirinya sendiri,melalui pengenalan dan
penyelesaian masalah kesehatan yang dilakukan bersama petugas kesehatan
secara lintas program dan lintas sektor terkait.
Diperkenalkannya PKMD pada tahun 1975 mendahului kesepakatan
internasional tentang konsep yang sama, yang dikenal dengan nama Primary
Health Care(PHC), seperti yang tercantum dalam Deklarasi Alma Atta pada
tahun 1978. Pada tahap awal, kegiatan PKMD yang pertama kali
diperkenalkan di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, diselenggarakan
dalam pelbagai bentuk. Kegiatan PKMD untuk perbaikan gizi, dilaksanakan
melalui Karang Balita, sedangkan untuk penanggulangan diare, dilaksanakan

4
melalui Pos Penanggulangan Diare, untuk pengobatan masyarakat di
perdesaan melalui Pos Kesehatan, serta untuk imunisasi dan keluarga
berencana, melalui Pos Imunisasi dan Pos KB Desa.
Perkembangan berbagai upaya kesehatan dengan prinsip dari, oleh dan
untuk masyarakat yang seperti ini, di samping menguntungkan masyarakat,
karena memberikan kemudahan bagi masyarakat yang membutuhkan
pelayanan kesehatan, ternyata juga menimbulkan berbagai masalah, antara
lain pelayanan kesehatan menjadi terkotak-kotak, menyulitkan koordinasi,
serta memerlukan lebih banyak sumber daya. Untuk mengatasinya, pada
tahun 1984 dikeluarkanlah Instruksi Bersama antara Menteri Kesehatan,
Kepala BKKBN dan Menteri Dalam Negeri, yang mengintegrasikan berbagai
kegiatan yang ada di masyarakat ke dalam satu wadah yang disebut dengan
nama Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Kegiatan yang dilakukan,
diarahkan untuk lebih mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi,
yang sesuai dengan konsep GOBI – 3F (Growth Monitoring, Oral
Rehydration, Breast Feeding, Imunization, Female Education, Family
Planning, dan Food Suplementation), untuk Indonesia diterjemahkan ke
dalam 5 kegiatan Posyandu, yaitu KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan
penanggulangan diare.
Pencanangan Posyandu yang merupakan bentuk baru ini, dilakukan
secara massal untuk pertama kali oleh Kepala Negara Republik Indonesia
pada tahun 1986 di Yogyakarta, bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan
Nasional. Sejak saat itu Posyandu tumbuh dengan pesat. Pada tahun 1990,
terjadi perkembangan yang sangat luar biasa, yakni dengan keluarnya
Instruksi Menteri Dalam NegeriNomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan
Pembinaan Mutu Posyandu. Melalui instruksi ini, seluruh kepala daerah
ditugaskan untuk meningkatkan pengelolaan mutu Posyandu. Pengelolaan
Posyandu dilakukan oleh satu Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal)
Posyandu yang merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat
dengan Pemerintah Daerah (Pemda).

5
C. Pengertian Posyandu
Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar (Anonim, 2006).
Posyandu merupakan sarana penting di dalam masyarakat untuk
mendukung upaya pencapaian keluarga sadar gizi (KADARZI), membantu
penurunan angka kematian bayi dan kelahiran, serta mempercepat
penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Kegiatannya
meliputi pemantauan partumbuhan yang diintegrasikan dengan pelayanan
seperti imunisasi untuk pencegahan penyakit, penanggulangan diare,
pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan kontrasepsi, hingga penyuluhan
dan konseling (Kemenkes RI, 2011). Posyandu meliputi lima program
prioritas yaitu Keluarga Berencana (KB), Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),
gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare terbukti mempunyai daya ungkit
besar terhadap penurunan angka kematian bayi dan balita (Adisasmito, 2007).
Posyandu juga merupakan pusat kegiatan masyarakat, dimana
masyarakat sekaligus dapat memperoleh pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan. Disamping itu, posyandu dapat dimanfaatkan sarana untuk tukar
pendapat dan pengalaman serta bermusyawarah untuk memecahkan masalah
yang dihadapi masyarakat (Depkes RI,2005).
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam
pelayanan kesehatan mayarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat,
oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta
pembinaan tehnis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
dini. Yang dimaksud dengan nilai strategi untuk pengembangan sumber
daya manusia sejak dini yaitu dalam meningkatkan mutu manusia dimasa
mendatang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan
manusia ada 3 (tiga) intervensi (Sembiring, N. 2004), yaitu :

6
1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan
untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan
ibu sampai usia balita.
2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan
untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik
maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.
3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk
memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan
bangsa dan negara.

Keberadaan Posyandu sangat diperlukan dalam mendekatkan upaya


promotif dan preventif kepada masyarakat, utamanya terkait dengan upaya
peningkatan status gizi masyarakat serta upaya kesehatan ibu dan anak. Peran
dan dukungan Pemerintah kepada Posyandu melalui Puskesmas sangat
penting untuk memfasilitasi pelaksanaan berbagai kegiatan kesehatan di
Posyandu.

D. Prinsip Dasar Posyandu


Prinsip dasar posyandu menurut syafrudin, (2012) :
1. Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat
perpaduan antara pelayanan professional dan nonprofessional (oleh
masyarakat)
2. Adanya kerja sama lintas program yang baik, kesehatan Ibu Anak
(KIA), Keluarga Berencana (KB), gizi imunisasi, penanggulangan
diare maupun lintas sektoral
3. Kelembagaan masyarakat ( pos desa, kelompok timbang/pos timbang,
pos imunisasi, pos kesehatan lain-lain ).
4. Mempunyai sasaran penduduk yang sama ( Bayi 0-1 tahun, anak
balita 1-4 tahun, ibu hamil, pasangan usia subur (PUS)
5. Pendekatan yang digunakan adalah pengembangan dan
Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)/ Primary Health
Care ) PHC

7
E. Tujuan Posyandu
1. Tujuan Umum:
Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI),
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita
(AKABA) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
2. Tujuan pokok dari pelayanan terpadu adalah untuk hal-hal sebagai
berikut:
a. Mempercepat penurunan angka kematian ibu (ibu hamil, melahirkan
dan nifas ) dan anak, meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk
menurunkan infant mortality rate (IMR)
b. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil yang bahagia dan
sejahtera (NKKBS) atau membudayakan NKKBS.
c. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk proses
pengembangan kegiatan kesehatan dan keluarga berencana (KB)
serta kegiatan-kegiatan lain yang menunjang peningkatan
kemampuan hidup sejahtera.
d. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada masyarakat
dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada
penduduk berdasarkan letak geografis.
e. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera,
gerakan ketahanan keluarga, dan gerakan ekonomi keluarga
sejahtera.

F. Sasaran Posyandu
Menurut Prasetyawati (2012), sasaran Posyandu adalah seluruh
masyarakat, khususnya :
1. Bayi usia < 1 tahun
2. Anak balita 1- 5 tahun
3. Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, dan ibu menyusui
4. Wanita usia subur (WUS)
Suatu posyandu seharusnya melayani sekitar 100 balita (120KK) atau
sesuai dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat, seperti keadaan

8
geografis, jarak antara kelompok rumah, jumlah KK dalam suatu kelompok
dan sebagainya (Syahlan, 2002).

G. Fungsi Posyandu
1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan
keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama
masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI, AKB dan
AKABA.
2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama
berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

H. Manfaat Posyadu
Adapun manfaat Posyandu menurut Departemen Kesehatan RI tahun
2006, antara lain :
1. Bagi masyarakat
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan
pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan
AKI dan AKB.
b. Memperoleh bantuan secara professional dalam pemecahan
masalah kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak.
c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu kesehatan dan
sektor lain.
2. Bagi kader, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat
a. Mendapatkan informasi tentang upaya kesehatan yang terkait
dengan penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian
balita (AKB).
b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu
masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan
penurunan AKI dan AKB.

9
3. Bagi Puskesmas
a. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.
c. Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana melalui
pemberian pelayanan secara terpadu.
4. Bagi sektor lain
a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya
penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi
(AKB) sesuai kondisi setempat.
b. Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara
terpadu sesuai dengan tugas pokok seksi masing-masing sektor.

I. Lokasi atau Letak Posyandu


Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada pada
lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat, tempat penyelenggaran
tersebut dapat disalah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa,
kelurahan, balai RT/RW Dusun serta salah satu ruang perkantoran (DepKes,
2006).
Sedangkan menurut (Mubarak, 2009) lokasi hendaknya ditempat yang
mudah didatangi masyarakat, yang ditentukan oleh masyarakat sendiri. Letak
Posyandu bisa merupakan lokasi tersendiri. Bila tidak memungkinkan, dapat
dilakukan dirumah penduduk, Balai rakyat, Pos RW, atau Pos lainnya.
J. Kedudukan Posyandu
1. Kedudukan Posyandu Terhadap Pemerintahan Desa/Kelurahan
Pemerintahan desa/kelurahan adalah instansi pemerintah yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan di desa/kelurahan.
Kedudukan Posyandu terhadap pemerintahan desa/kelurahan adalah
sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dan sosial

10
dasar lainnya yang secara kelembagaan dibina oleh pemerintahan
desa/kelurahan.
2. Kedudukan Posyandu Terhadap Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu
Pokja Posyandu adalah kelompok kerja yang tugas dan fungsinya
mempunyai keterkaitan dalam pembinaan, penyelenggaran/pengelolaan
Posyandu yang berkedudukan di desa/kelurahan. Kedudukan Posyandu
terhadap Pokja adalah sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan
aspek administratif, keuangan, dan program dari Pokja.
3. Kedudukan Posyandu Terhadap Berbagai UKBM
UKBM adalah bentuk umum wadah pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan, yang salah satu di antaranya adalah Posyandu.
Kedudukan Posyandu terhadap UKBM dan berbagai lembaga
kemasyarakatan /LSM desa/kelurahan yang bergerak di bidang kesehatan
adalah sebagai mitra.
4. Kedudukan Posyandu Terhadap Forum Peduli Kesehatan
Kecamatan
Forum Peduli Kesehatan Kecamatan adalah wadah pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan yang dibentuk dari, oleh dan untuk
masyarakat di kecamatan yang berfungsi menaungi dan
mengkoordinasikan setiap UKBM. Kedudukan Posyandu terhadap
Forum Peduli Kesehatan Kecamatan adalah sebagai satuan organisasi
yang mendapat arahan dan dukungan sumberdaya dari Forum Peduli
Kesehatan Kecamatan.
5. Kedudukan Posyandu Terhadap Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab melaksanakan pembangunan
kesehatan dikecamatan. Kedudukan Posyandu terhadap Puskesmas
adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
yang secara teknis medis dibina oleh Puskesmas.

11
K. Pengorganisasian Posyandu
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah
masyarakat pada saat pembentukan Posyandu. Struktur organisasi
tersebut bersifat fleksibel, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya. Struktur
organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara serta
kader Posyandu yang merangkap sebagai anggota. Kemudian dari
beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah (desa/kelurahan atau
dengan sebutan lain), selayaknya dikelola oleh suatu Unit/Kelompok
Pengelola Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan
masyarakat setempat. Unit Pengelola Posyandu tersebut dipimpin oleh
seorang ketua, yang dipilih dari para anggotanya. Bentuk organisasi Unit
Pengelola Posyandu, tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur
Pengelola Posyandu, disepakati dalam Unit/Kelompok Pengelola
Posyandu bersama masyarakat setempat.
2. Pengelola Posyandu
Pengelola Posyandu adalah unsur masyarakat, lembaga
kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya
masyarakat, lembaga mitra pemerintah, dan dunia usaha yang dipilih,
bersedia, mampu, dan memiliki waktu dan kepedulian terhadap
pelayanan sosial dasar masyarakat di Posyandu. Pengelola Posyandu
dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan
Posyandu. Kriteria pengelola Posyandu antara lain sebagai berikut:
a. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat
setempat.
b. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu
memotivasi masyarakat.
c. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.

12
3. Kader Posyandu
Unit pengelola Posyandu dipimpin oleh seorang ketua kader yang
dipilih dari para anggotanya. Bentuk organisasi unit pengelola Posyandu,
tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur pengelola Posyandu,
disepakati dalam unit atau kelompok pengelola Posyandu bersama
masyarakat (Kemenkes R.I, 2012). Kader Posyandu adalah seorang yang
karena kecakapannya atau kemampuannya diangkat, dipilih dan atau
ditunjuk untuk memimpin pengembangan Posyandu disuatu tempat atau
Desa (Depkes, 2008).
a. Persyaratan Menjadi Kader
Para kader kesehatan masyarakat harus memiliki latar belakang
pendidikan kesehatan yang cukup sehingga memungkinkan mereka
untuk membaca, menulis, dan menghitung secara sederhana
(Meilani Niken, dkk 2009).
Menurut R. Fallen, dkk (2010) syarat umum yang dapat
dipertimbangkan untuk memilih kader antara lain:
1) Dapat baca, tulis dengan bahasa Indonesia
2) Secara fisik dapat melaksanakan tugas-tugas kader
3) Mempunyai penghasilan sendiri
4) Tinggal tetap di Desa yang bersangkutan dan tidak sering
meninggalkan tempat untuk waktu yang lama
5) Aktif dalam kegiatan sosial maupun pembangunan desa
6) Berwibawa
7) Sanggup membina paling sedikit 10 kepala keluarga
b. Fungsi Kader
Fungsi kader dalam kegiatan Posyandu dimasyarakat meliputi :
1) Melakukan pencatatan, memantau dan evaluasi kegiatan
Poskesdes bersama bidan
2) Mengembangkan dan mengelola upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) meliputi : perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS), kesehatan lingkungan

13
(Kesling), KIBB-balita, keluarga sadar gizi (kadarzi), Dana
Sehat, tanaman obat keluarga (TOGA), dan lain-lain.
3) Mengidentifikasi dan melaporkan kejadian masyarakat
yang berdampak terhadap kesehatan masyarakat.
4) Memecahkan masalah bersama masyarakat (DepKes,
2010).
c. Tugas Kader
Adapun tugas kader dalam Posyandu meliputi :
1) Melakukan kegiatan bulanan Posyandu
a) Mempersiapkan pelaksanaan Posyandu
(1) Tugas- tugas kader Posyandu pada saat persiapan
hari buka Posyandu, meliputi:
(a) Menyiapkan alat dan bahan, yaitu alat
penimbangan bayi, kartu menuju sehat (KMS),
alat peraga, LILA, alat pengukur, obat-obat
yang dibutuhkan
(b) Mengundang dan menggerakkan masyarakat
yaitu memberitahu ibu-ibu untuk datang ke
Posyandu
(c) Menghubungi pokja Posyandu, yaitu
menyampaikan rencana kegiatan kepada
kantor Desa dan meminta mereka untuk
memastikan apakah petugas sektor bisa hadir
pada buka Posyandu
(d) Melaksanakan pembagian tugas, yaitu
menentukan pembagian tugas diantara kader-
kader Posyandu baik untuk persiapan maupun
pelaksanaan.
2) Tugas kader pada kegiatan bulanan Posyandu
a) Tugas kader pada hari buka Posyandu disebut juga
dengan tugas pelayanan 5 meja, meliputi :

14
(1) Meja 1 : Petugas mendaftar bayi atau balita
yaitu menuliskan nama balita pada kartu
menuju sehat (KMS) dan mendaftar ibu hamil
pada formulir atau register ibu hamil
(2) Meja 2 : Petugas menimbang bayi atau balita
dan mencatat hasil penimbangan pada secarik
kertas yang akan dipindahkan pada kartu
menuju sehat (KMS)
(3) Meja 3 : Petugas mengisi kartu menuju sehat
(KMS) atau memindahkan catatan hasil
penimbangan balita dari secarik kertas kedalam
kartu menuju sehat (KMS) anak tersebut
(4) Meja 4 : Petugas menjelaskan data kartu menuju
sehat (KMS) atau keadaan anak berdasarkan data
kenaikan berat badan yang digambarkan dalam
grafik KMS kepada ibu dengan mengacu pada data
KMS anaknya atau dari hasil pengamatan
mengenai masalah yang dialami sasaran.
(5) Meja 5 : kegiatan pelayanan setor yang biasanya
dilakukan oleh petugas kesehatan. Pelayanan yang
diberikan antara lain : imunisasi, keluarga
berencana (KB), pemberian pil zat besi, dan
vitamin A
b) Kegiatan setelah pelayanan bulanan Posyandu
Tugas-tugas kader setelah hari buka Posyandu,
meliputi:
(1) Memindahkan catatan-catatan dalam kartu menuju
sehat (KMS) ke dalam buku register atau buku
bantu kader
(2) Menilai hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan
hari Posyandu pada bulan berikutnya

15
(3) Kegiatan kunjungan rumah merupakan tindak
lanjut dan mengajak ibu-ibu datang ke Posyandu
pada kegiata bulan berikutnya.
d. Peran kader di luar Posyandu adalah:
1) Menunjang pelayanan keluarga berencana (KB), kesehatan ibu
dan anak (KIA), imunisasi, gizi dan penanggulangan diare.
2) Mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan Posyandu.
3) Menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai dengan
permasalahan yang ada, seperti pemberantasan penyakit
menular, penyehatan rumah, pembersihan sarang nyamuk,
pembuangan sampah, penyediaan sarana air bersih
menyediakan sarana jamban keluarga, pemberian pertolongan
pertama pada penyakit, P3K dan dana sehat (Cahyo, 2010).
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi kader berperan aktif dalam
kegiatan Posyandu
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kader berperan
aktif dalam kegiatan Posyandu, meliputi :
1) Faktor Masyarakat
Faktor masyarakat terdiri dari manfaat kegiatan yang
dilakukan yaitu jika kegiatan diselenggarakan ditengah
masyarakat akan memberikan manfaat bagi kader maka
kesediaan kader-kader berpartisipasi menjadi lebih besar.
Selain itu adanya kesempatan berperan serta juga
mempengaruhi misalnya ketersediaan untuk berpartisipasi.
2) Faktor Tokoh Masyarakat
Jika dalam kegiatan yang diselengarakan masyarakat
melihat bahwa tokoh - tokoh masyarakat yang disegani ikut
serta maka mereka akan tertarik juga untuk berpartisipasi.
3) Faktor Petugas Kesehatan
Petugas yang memiliki sikap yang baik seperti akrab
dengan masyarakat menunjukan perhatian pada kegiatan

16
masyarakat dan mampu mendekati para tokoh masyarakat
untuk berpartisipasi ( Widiastuti A, 2007).

L. Kegiatan Posyandu
1. Kegiatan Utama
a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1) Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan,
pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi
(pengukuran lingkar lengan atas), pemberian tablet besi,
pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi
fundus uteri, temu wicara (konseling) termasuk
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) serta KB pasca pesalinan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan dibantu oleh kader. Apabila ditemukan
kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
b) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu
diselenggarakan Kelas Ibu Hamil pada setiap hari buka
Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan.
Kegiatan Kelas Ibu Hamil antara lain sebagai berikut:
(1) Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan
persalinan, persiapan menyusui, KB dan gizi
(2) Perawatan payudara dan pemberian ASI
(3) Peragaan pola makan ibu hamil
(4) Peragaan perawatan bayi baru lahir
(5) Senam ibu hamil
2) Ibu Nifas dan Menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan
menyusui mencakup:
a) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca persalinan,
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI eksklusif dan gizi.

17
b) Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1
kapsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam
setelah pemberian kapsul pertama).
c) Perawatan payudara.
d) Dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan
payudara, pemeriksaan tinggi fundus uteri(rahim) dan
pemeriksaan lochia oleh petugas kesehatan. Apabila
ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
3) Bayi dan Anak balita
Pelayanan Posyandu untuk bayi dan anak balita harus
dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu kreativitas
tumbuh kembangnya. Jika ruang pelayanan memadai, pada
waktu menunggu giliran pelayanan, anak balita sebaiknya
tidak digendong melainkan dilepas bermain sesama
balita dengan pengawasan orangtua di bawah bimbingan
kader. Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang
sesuai dengan umur balita.
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu
untuk balita mencakup:
a) Penimbangan berat badan
b) Penentuan status pertumbuhan
c) Penyuluhan dan konseling
d) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan
pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh
kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke
Puskesmas.
b. Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader
adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada
tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan KB
dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang

18
menunjang serta tenaga yang terlatih dapat dilakukan pemasangan
IUD dan implant.
c. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh
petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan
dengan program terhadap bayi dan ibu hamil.
d. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Jenis
pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat adan, deteksi
dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi,
pemberian makanan tambahan (PMT) lokal, suplementasi vitamin
A dan tablet Fe. Apabila ditemukan ibu hamil Kurang Energi Kronis
(KEK), balita yang berat badannya tidak naik 2 kali berturut-
turut atau berada di bawah garis merah (BGM), kader wajib
segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau Poskesdes.
e. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di
Posyandu dilakukan melalui pemberian oralit. Apabila diperlukan
penanganan lebih lanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas
kesehatan.

2. Kegiatan Pengembangan/Tambahan
Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan
Posyandu dengan kegiatan baru, di samping 5 (lima) kegiatan utama
yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya: perbaikan
kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit menular, dan berbagai
program pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti
ini disebut dengan nama Posyandu Terintegrasi. Penambahan kegiatan
baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan utama telah dilaksanakan
dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50%, serta tersedia sumber
daya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat

19
dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasilSurvey
Mawas Diri (SMD) dan disepakati bersama melalui forum Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD).
Pada saat ini telah dikenal beberapa kegiatan tambahan Posyandu
yang telah diselenggarakan antara lain:
a. Bina Keluarga Balita (BKB).
b. Kelas Ibu Hamil dan Balita.
c. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar
Biasa (KLB), misalnya: Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA),
Demam Berdarah Dengue (DBD), gizi buruk, Polio, Campak,
Difteri, Pertusis, Tetanus Neonatorum.
d. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
e. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).
f. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB
– PLP).
g. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan
pekarangan, melalui Taman Obat Keluarga (TOGA).
h. Kegiatan ekonomi produktif, seperti: Usaha Peningkatan Pendapatan
Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam.
i. Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas).
j. Kesehatan lanjut usia melalui Bina Keluarga Lansia (BKL).
k. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).
l. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan
penyandang masalah kesejahteraan sosial.

M. Persyaratan Pembentukan Posyandu


Penduduk rukun warga RW setempat dengan kriteria paling sedikit
terdapat 100 orang balita, terdiri atas 120 kepala keluarga, disesuaikan
dengan kemampuan petugas (bidan desa), jarak antar kelompok rumah, serta
jumlah kepala keluarga (KK) dalam satu tempat atau kelompok tidak terlalu
jauh. (Mubarak, 2009).

20
N. Penyelenggaran Posyandu
Menurut (Ismawati, 2010) mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan
Posyandu dikenal dengan nama 5 meja, dimana kegiatan di masing-masing
meja mempunyai kegiatan khusus. Sistem 5 meja tersebut tidak berarti bahwa
Posyandu harus memiliki 5 buah meja untuk pelaksanaannya tetapi kegiatan
Posyandu tersebut harus mencakup 5 pokok kegiatan, yaitu :
1. Kegiatan Meja 1: pendaftaran balita , ibu hamil, dan ibu menyusui.
Adapun rincian kegiatan di meja 1, yaitu:
a. Pendaftaran balita
b. Pendaftaran ibu hamil
2. Kegiatan Meja 2 : meja penimbangan bayi dan balita Kegiatan di Meja
2:
a. Penimbangan bayi dan anak balita, hasil penimbangan berat anak
dicatat pada secarik kertas yang terselip di KMS
b. Selesai ditimbang ibu dan anaknya dipersilahkan menuju meja 3
(meja pencatatan)
3. Kegiatan meja 3 : pencatatan hasil penimbangan
a. Buka KMS balita yang bersangkutan
b. Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMSnya.
c. Pada penimbangan pertama, mengisi semua kolom yang tersedia
pada KMS
d. Bila ada kartu kelahiran, pencatatan bulan lahir anak dari kartu
tersebut.
e. Bila tidak ada kartu kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir
anak sesuai ingatan ibu.
f. Bila ibu tidak ingat hanya tahu umur anaknya yang sekarang,
perkiraan bulan lahir anak dan catat.
4. Kegiatan meja 4 : penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu
hamil, dan ibu menyusui.
5. Kegiatan di meja 5 : Kegiatan pelayanan kesehatan dan pelayanan KB,
imunisasi serta pojok oralit. Kegiatan ini dipimpin dan dilaksanakan

21
oleh petugas dari Puskesmas. Dari uraian diatas, maka dapat
disimpulkan jenis pelayanan yang diberikan di Posyandu, meliputi :
a. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
b. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil
c. Pemberian alat kontrasepsi
d. Pemberian oralit pada ibu yang terkena penyakit diare
e. Pengobatan penyakit sebagai pengobatan pertama
f. Pertolongan pertama pada kecelakaan (Mubarak, 2009)

O. Pembiayaan Posyandu
1. Sumber Biaya
Pembiayaan Posyandu berasal dari berbagai sumber, antara lain:
a. Masyarakat
1) Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat.
2) Sumbangan/donatur dari perorangan atau kelompok
masyarakat.
3) Sumber dana sosial lainnya, misal dana sosial keagamaan,
zakat, infaq, sodaqoh (ZIS), kolekte, punia paramitha, dan
sebagainya. Apabila Forum Peduli Kesehatan Kecamatan
telah terbentuk, upaya pengumpulan dana dari masyarakat ini
seyogyanya dikoordinir oleh Forum Peduli Kesehatan
Kecamatan.
b. Swasta/Dunia Usaha
Peran aktif swasta/dunia usaha juga diharapkan dapat
menunjang pembiayaan Posyandu. Misalnya dengan
menjadikan Posyandu sebagai anak angkat perusahaan. Bantuan
yang diberikan dapat berupa dana, sarana, prasarana, atau tenaga,
yakni sebagai sukarelawan Posyandu.
c. Hasil Usaha Pengurus dan kader Posyandu dapat melakukan
usaha yang hasilnya disumbangkan untuk biaya pengelolaan
Posyandu. Contoh kegiatan usaha yang dilakukan antara lain:
 Kelompok Usaha Bersama (KUB)

22
 Hasil karya kader Posyandu, misalnya kerajinan, Taman
Obat Keluarga (TOGA)
d. Pemerintah
Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada tahap awal
pembentukan, yakni berupa dana stimulan atau bantuan lainnya
dalam bentuk sarana dan prasarana Posyandu yang bersumber
dari dana APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota,
APBDes dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
2. Pemanfaatan dan Pengelolaan Dana
a. Pemanfaatan Dana
Dana yang diperoleh Posyandu, digunakan untuk membiayai
kegiatan Posyandu, antara lain dalam bentuk:
 Biaya operasional Posyandu.
 Biaya penyediaan PMT.
 Modal usaha KUB.
 Bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan
 Pengganti biaya perjalanan kader.
b. Pengelolaan Dana
Pengelolaan dana dilakukan oleh pengurus Posyandu. Dana harus
disimpan ditempat yang aman dan jika mungkin mendatangkan
hasil. Untuk keperluan biaya rutin disediakan kas kecil yang
dipegang oleh kader yang ditunjuk. Setiap pemasukan dan
pengeluaran harus dicatat dan dikelola secara bertanggungjawab.

P. Pencatatan dan Pelaporan Posyandu


1. Pencatatan
Pencatatan dilakukan oleh kader segera setelah kegiatan dilaksanakan.
Pencatatan dilakukan dengan menggunakan format baku sesuai dengan
program kesehatan, Sistim Informasi Posyandu (SIP) atau Sistim
Informasi Manajemen (SIM) yakni:
a. Buku register kelahiran dan kematian bayi, ibu hamil, ibu
melahirkan, dan ibu nifas.

23
b. Buku register Wanita Usia Subur (WUS) dan Pasangan Usia Subur
(PUS).
c. Buku register bayi dan balita yang mencatat jumlah bayi dan balita
di wilayah Posyandu.
d. Buku catatan kegiatan pertemuan yang diselenggarakan oleh
Posyandu.
e. Buku catatan kegiatan usaha apabila Posyandu menyelenggarakan
kegiatan usaha.
f. Buku pengelolaan keuangan.
g. Dan lain-lain sesuai kegiatan yang dilaksanakan dan
kebutuhan Posyandu yang bersangkutan.
2. Pelaporan
Pada dasarnya kader Posyandu tidak wajib melaporkan kegiatannya
kepada Puskesmas ataupun kepada sektor terkait lainnya. Bila Puskesmas
atau sektor terkait membutuhkan data tertulis yang terkait dengan
pelbagai kegiatan Posyandu, Puskesmas atau sektor terkait tersebut harus
mengambilnya langsung ke Posyandu. Untuk itu setiap Puskesmas harus
menunjuk petugas yang bertanggungjawab untuk pengambilan data hasil
kegiatan Posyandu.

Q. Pembiaan dan Pengawasan Posyandu


Pembinaan dan pengawasan Posyandu dilakukan secara berjenjang dari
Pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan.
1. Bentuk Pembinaan dan Pengawasan
a. Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan dan pengawasan di
tingkat Provinsi terhadap pelaksanaan layanan kesehatan dasar dan
layanan sosial dasar lainnya di Posyandu;
b. Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan di tingkat
kabupaten/kota terhadap pelaksanaan layanan kesehatan dasar dan
layanan sosial dasar lainnya di Posyandu;

24
c. Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan pengawasan di tingkat
kecamatan terhadap pelaksanaan layanan kesehatan dasar dan
layanan sosial dasar lainnya di Posyandu;
d. Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan layanan kesehatan dasar dan layanan kesehatan sosial
dasar lainnya di Posyandu desa/kelurahan, Bupati/Walikota dapat
melimpahkan kepada Camat;
e. Kepala Desa melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan layanan
kesehatan dasar dan layanan sosial dasar lainnya di Posyandu;
f. Pembinaan danpengawasan sebagaimana tersebut diatas dilakukan
melalui:
 Sosialisasi;
 Rapat koordinasi;
 Konsultasi;
 Workshop
 Lomba;
 Penghargaan;
 Orientasi dan Pelatihan.

R. Tingkat Perkembangan Posyandu


Perkembangan masing-masing Posyandu tidak sama. Dengan demikian,
pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing Posyandu juga berbeda.
Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, telah dikembangkan
metode dan alat telaahan perkembangan Posyandu, yang dikenal dengan
nama Telaah Kemandirian Posyandu. Tujuan adalah untuk mengetahui
tingkat perkembangan Posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat
sebagai berikut:
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang
ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara
rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima)
orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan

25
Posyandu, di samping karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula
karena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan
untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta
menambah jumlah kader.
2. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata
jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima
kegiatan utamanya masih rendah, yaitukurang dari 50%. Intervensi
yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah
meningkatkan cakupan dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat
sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola
kegiatan Posyandu.
Contoh intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
 Pelatihan tokoh masyarakat, menggunakan Modul Posyandu
dengan metode simulasi.
 Menerapkan SMD dan MMD di Posyandu, dengan tujuan untuk
merumuskan masalah dan menetapkan cara penyelesaiannya,
dalam rangka meningkatkan cakupan Posyandu.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata
jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima
kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan
program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari
dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih
terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat antara
 Sosialisasi program dana sehat yang bertujuan untuk
memantapkan pemahaman masyarakat tentang dana sehat.
 Pelatihan dana sehat, agardi desa tersebut dapat tumbuh dana
sehat yang kuat, dengan cakupan anggota lebih dari 50%

26
KK. Peserta pelatihan adalah lain: para tokoh masyarakat,
terutama pengurus dana sehat desa/kelurahan, serta untuk
kepentingan Posyandu mengikutsertakan pula pengurus
Posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata
jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima
kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan
program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari
dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari
50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu.
Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan
program dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya. Selain itu
dapat dilakukan intervensi memperbanyak macam program
tambahan sesuai dengan masalah dan kemampuan masing-masing.

27
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Keberhasilan pengelolaan Posyandu memerlukan dukungan yang kuat
dari berbagai pihak, baik dukungan moril, materil maupun finansial. Selain
itudiperlukan adanyakerjasama dengan berbagai sektor terkait, disamping
ketekunan dan pengabdian para pengelolanya, yang kesemuanya mempunyai
peranan strategis dalam menunjang keberhasilan penyelenggaraan
Posyandu.
Apabila kegiatan Posyandu dapat diselenggarakan dengan baik, akan
dapat memberikan kontribusi yang besar dalam upaya menurunkan angka
kematian ibu dan bayi, yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat di Indonesia.
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, agar mengetahui
pentingnya mengikui dan melaksanakan kegiatan Posyandu terutama untuk
ibu hamil, ibu nifas dan menyusui, bayi, serta anak balita. Bagi pembaca
makalah ini dapat memberikan kritik dan saran nya atas perbaikan makalah
ini sehingga lebih sempurna.

28
DAFTAR PUSTAKA

Azwar dan Tanjung. 2003. Manajemen Motivasi. PT. Grasindo, Jakarta.

Depkes RI. 1986. Posyandu, Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Jakarta


Depkes RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Direktorat Bina Gizi
Masyarakat, Jakarta.

Kemenkes RI. 2011. Pedoman Umum Pengelolaan. Direktorat Seketariat


Jendral. Jakarta

Kemenkes RI. 2012.Ayo Posyandu Setiap Bulan. Jakarta

Sembiring, N. 2004. Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat dalam


Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat, Bagian Kependudukan dan
Biostatistik. FKM-USU, Medan.

Zulkifli. 2003. Posyandu dan kader Kesehatan.


http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-zulkifli1.pdf. Diakses 22
September 2018

https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen
http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14259/3/T1_462012100_BAB
%20II.pdf
http://cisdi.org/files/9f1f53a8c4b972590cfb79d815d48ceaf76e0f16.pdf
www.gizi.depkes.go.id
www.kesehatanibu.depkes.go.id
www.kesehatananak.depkes.go.id
www.paud.kemdiknas.go.id

29

Anda mungkin juga menyukai