untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa SMA
Negeri 3 Sampang
PROPOSAL
OLEH
ALFIAN RAMADHANA
NIM 170341615101
Mei 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Pembelajaran modified Problem Based Learning (PBL) dengan Gallery Walk (GW)
merupakan salah satu solusi untuk mengatasi pembelajaran yang menjenuhkan dan
membosankan, dimana pada pembelajaran ini sebagai pola interaksi siswa dengan guru di
dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang
diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Modified Problem Based
Learning (PBL) dengan Gallery Walk (GW) digunakan sebagai strategi dalam diskusi serta
menjadi wahana siswa dalam berkreatifitas serta mengembangkan kecakapan komunikasi
karya mereka, mengembangkan kemampuan untuk memberikan pendapat, saran dan kritik
pada yang lain sebagai bagian dari berpikir logis, kritis, analitis (Silberman, 2007).
Secara etimologi, Gallery Walk terdiri dari dua suku kata yaitu “Gallery” dan “Walk”
artinya berjalan, melangkah. Maka dapat disimpulkan pengertian Gallery Walk secara bahasa
adalah melangkah atau berjalan untuk melihat suatu pameran atau kunjungan karya. Dalam
hal ini dengan menggunakan metode Gallery Walk pada peserta didik berkesempatan
mengembangkan kemampuan dengan mengamati segala peragaan atau benda yang sedang
terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan yang sesuai (Francek, 2006).
Model Pembelajaran modified Problem Based Learning (PBL) dengan Gallery Walk
(GW) diharapkan dapat membuat suasana belajar menjadi lebih menarik dan memotivasi
siswa berpikir secara kritis dalam menemukan solusi untuk masalah yang ada. Berdasarkan
latar belakang ini, maka penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Modified
Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Gallery Walk (GW) untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 3 Sampang” perlu
dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Adakah peningkatan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa SMA Negeri
3 Sampang saat diterapakan modified Problem Based Learning (PBL) berbantuan
Gallery Walk (GW)?
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, hipotesis penelitian dari penelitian ini adalah:
1. Terdapat peningkatan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa SMA Negeri
3 Sampang saat diterapakan modified Problem Based Learning (PBL) berbantuan
Gallery Walk (GW)
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru
a. Dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengevaluasi terhadap pembelajaran yang
sudah berlangsung.
b. Mengembangkan kurikulum di tingkat kelas, serta untuk mengembangkan dan
melakukan inovasi pembelajaran.
c. Membuat guru lebih kreatif dalam pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu dengan
mengembangkan pembelajaran yang inovatif dengan menerapkan multi metode
dan media.
2. Bagi Siswa
a. Meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran.
b. Melatih siswa untuk dapat memahami isi dari suatu bahan pelajaran yang dapat
menunjang keberhasilan siswa dalam belajar.
c. Meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi sekolah
a. Digunakan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk melaksanakan
proses pembelajaran yang efektif dan efisien
b. Menumbuhkan kerja sama antar guru yang berdampak positif pada kualitas
pembelajaran di sekolah.
E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang lingkup dan keterbatasan pada penelitian ini terdiri atas beberapa variabel seperti
yang tertera pada tabel 1.1
Skala
No. Variabel Sub Variabel Indikator Instrumen
Variabel
1. Model Problem > Mengorientasi > Lembar
Pembelajaran Based masalah pada observasi
Problem Learning peserta didik keterlaksanaan
Based > Mengorganisasi model
Learning peserta didik pembelajaran
untuk belajar
> Membimbing Problem
penyelidikan Based
individu maupun Learning oleh
kelompok guru
> Mengembangkan > Lembar
dan menyajikan observasi
hasil karya keterlaksanaan
> Menganalisis model
dan
mengevakuasi pembelajaran
Problem
proses
Based
pemecahan
Learning oleh
masalah
siswa
F. Definisi Operasional
Definisi operasional dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah suatu pengajaran yang
bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik
belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh
pengetahuan.
2. Metode Gallery Walk adalah metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk
membuat suatu daftar baik berupa gambar maupun skema sesuai hal-hal apa yang
ditemukan atau diperoleh pada saat diskusi yang dilakukan di setiap kelompok belajar.
Hasilnya akan dipajang di dinding kelas. Pembelajaran melalui metode gallery walk
menggunakan indikator team work, media, assignment, gallery learning, explain,
evaluate, test.
3. Modified Problem Based Learning (PBL) berbantuan Gallery Walk merupakan
suatu pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks yang
hasilnya akan berupa suatu daftar, gambar maupun skema sesuai hal-hal apa yang
ditemukan atau diperoleh pada saat diskusi yang dilakukan di setiap kelompok belajar.
4. Berfikir kritis adalah sebuah komponen esensial yang memperlihatkan kebiasaan
berpikir seperti percaya diri, perspektif kontekstual, kreativitas, fleksibilitas, rasa
ingin tahu, integritas intelektual, intuisi, berpikiran terbuka, tekun dan refleksi.
Terdapat beberapa indikator yang digunakan pada variabel masalah kemampuan
berpikir kritis yaitu relating, experiencing, applying, cooperating, trasfering, dan
evaluating Dengan menggunakan alat ukur tes kemampuan berpikir kritis (essay test).
5. Hasil belajar kognitif adalah hasil belajar yang berhubungan dengan gejala-gejala
mengenal pikiran, berwujud pengolahan, pengalaman, dan keyakinan serta harapan-
harapan individu atau kelompok tentang objek tertentu. Indikator yang digunakan
yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi/menilai, dan
mencipta.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong Penelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus. Masing-masing
siklus terdiri atas tahap-tahap planning, implementing, observing, dan reflecting.
Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan bentuk penelitian tindakan kelas (classroom action research)
yang dilaksanakan sebagai strategi pemecahan masalah. Pada penelitian tindakan dibagi
menjadi 3 tahapan yaitu perencanaan (planning), tindakan (action) dan observasi
(observe), serta refleksi (reflect). Model penelitian tindakan kelas yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart yang disajikan
dalam gambar 2. berikut:
Langkah-langkah menurut Kemmis dan Mc Taggart (1992: 11) adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan yaitu persiapan yang dilakukan peneliti untuk pelaksanaan PTK, seperti
penyusunan skenario pembelajaran, pembuatan media, dan pembuatan perangkat
pembelajaran lainnya. Seperti halnya rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar
observasi, LKS, dan soal tes. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini antara
lain:
a. Peneliti bersama dengan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
terkait pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran modified Problem
Based Learning (PBL) dengan Gallery Walk (GW)
b. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari:
1) Lembar observasi aktivitas belajar siswa.
2) Lembar observasi kegiatan guru.
3) Lembar kerja kelompok.
4) Soal tes.
5) Catatan lapangan.
c. Melakukan koordinasi dengan guru sebagai kolabolator dan teman sejawat yaitu
mahasiswa.
d. Memberikan pengarahan kepada teman sejawat yang bertindak sebagai observer.
2. Tindakan (Acting)
Tindakan dalam PTK yaitu pelaksanaan tindakan atau pembelajaran yang berpedoman
pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun dengan menerapkan model
pembelajaran modified Problem Based Learning (PBL) dengan Gallery Walk (GW).
3. Observasi (Observing)
Observasi yaitu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengamati dampak atas
tindakan yang dilakukan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengamati aktivitas
siswa maupun guru bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dalam proses
pembelajaran modified Problem Based Learning (PBL) dengan Gallery Walk (GW).
4. Refleksi (Reflecting)
Refleksi merupakan kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi atau hasil yang
diperoleh sebagai dampak tindakan yang telah dirancang. Refleksi dilakukan untuk
mengetahui adanya kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada saat pembelajaran
berlangsung. Hasil pemikiran reflektif kemudian digunakan sebagai dasar untuk
menentukan siklus berikutnya apakah tindakan perlu dilakukan modifikasi.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini di SMA Negeri 3 Sampang, Jawa Timur.
D. Subjek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 3 Sampang tahun
ajaran 2019/2020. Jumlah siswa dalam kelas ini 35 siswa.
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian dari penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas: model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Gallery
Walk (GW)
2. Variabel terikat: keterampilan berpikir kritis dan hasil belajat siswa
3. Variabel control: Siswa SMA, Mapel Biologi
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Catatan Lapangan (Field Note)
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat segala peristiwa selama proses penelitian
berlangsung sehubungan dengan tindakan yang dilakukan oleh guru maupun siswa.
Hal ini dikarenakan berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan
kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, suasana sekolah, dan kegiatan lain yang
dapat diketahui dari catatan lapangan.
2. Lembar observasi
Lembar observasi merupakan catatan yang menggambarkan tingkat aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran. Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan dan
pencatatan mengenai kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran Biologi
berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran modified Problem Based
Learning (PBL) dengan Gallery Walk (GW).
3. Pedoman Wawancara
Wawancara digunakan untuk menjaring data mengenai pelaksanaan pembelajaran
Biologi yang telah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran modified
Problem Based Learning (PBL) dengan Gallery Walk (GW). Wawancara dilakukan
dengan guru mata pelajaran Biologi yang bersangkutan dan dilaksanakan setelah
pembelajaran berakhir. Selain itu wawancara juga dilakukan dengan siswa untuk
menjaring data mengenai aktivitas siswa terhadap pembelajaran yang telah
berlangsung.
4. Tes
Tes digunakan dalam pengukuran hasil belajar siswa sebagai tindak lanjut dalam
proses pembelajaran yang telah dilakukan. Tes dilakukan pada tiap akhir siklus untuk
mengetahui tingkat efektivitas 51 pembelajaran.
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses merangkum, melilih hal yang pokok dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting (Sugiyono, 2009: 247). Reduksi data
dilakukan untuk mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya.
Reduksi data dalam penelitan ini merupakan proses penyeleksian dan penyederhanaan
data melalui seleksi, memfokuskan dan pengabstrakan data mentah ke pola yang lebih
terarah. Data-data hasil observasi, dokumentasi, dan wawancara dikelompokkan
berdasarkan kepentingan pada rumusan masalah.
2. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dalam rangka penyusunan informasi secara sistematis mulai
dari perencanaan, pelaksanaan tindakan dan refleksi pada masing-masing siklus.
Penyajian data ini dilakukan proses penampilan data secara lebih sederhana dalam
bentuk paparan naratif dan disajikan dalam laporan yang sistematis dan mudah
dipahami. Data disajikan dalam bentuk diagram, tabel, grafik, atau pie chart, dan
sebagainya.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data yang terkumpul
tersebut disajikan dalam bentuk pernyataan kalimat yang sangat singkat dan padat
tetapi mengandung pengertian yang luas. Sementara untuk menghitung hasil tes dan
hasil observasi aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini menggunakan percentage
correction. Besarnya nilai yang diperoleh oleh siswa merupakan persentase dari skor
maksimum ideal yang seharusnya dicapai jika tes tersebut dikerjakan dengan hasil
100% betul (Ngalim Purwanto, 2004: 102). Rumus untuk menghitungnya yaitu:
Keterangan:
NP : Nilai persen yang dicari
R : Skor mentah yang diperoleh peserta didik
SM : Skor maksimum ideal
100 : Bilangan Tetap
I. Kriteria Keberhasilan
Suatu tindakan dikatakan berhasil apabila mampu mencapai kriteria yang telah
ditentukan. Kriteria keberhasilan tindakan pada penelitian ini mengacu pada pendapat
Zainal Aqib (2011: 41) dan diterapkan pada hasil observasi aktivitas belajar siswa dan
hasil belajar siswa. Kriteria keberhasilan tindakan tersebut yaitu:
1. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila rata-rata persentase tiap indikator aktivitas
siswa mencapai 75%.
2. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila peningkatan hasil belajar siswa hingga 75%
siswa dikelas memenuhi ketuntasan minimal yakni 75.
Daftar Rujukan
Abubakar, B.A., and Mohammad Y.A., “Self-Directed Learning and Abilitys of Problem
Based Learning: A Case of Nigerian Secondary Schools Chemistry Students,”
International Education Studies, 8 (12). 70-78. 2015.
Afolabi, F., and Akinbobola, A.O., “Constructivist Problem Based Learning Technique and
the Academic Achievement of Physics Students with Low Ability Level in
Nigerian Secondary Schools,” Eurasian Journal on Physics and Chemistry
Education, 1 (1). 45-51. 2009.
Arends. 2008. Learning To Teach. New York: McGraw-Hill.
Anderson dan Krathwohl. 2002. Revisi Taksonomi Bloom. Jakarta: Rineka Cipta.
Caesar, M.I.M., Rosmawijah, J., Rohani, M., Masitah, S., Jainatul, H.J., and Lawrence, M.,
“The Benefits of Adopting a Problem Based Learning Approach on Students’
Learning Development in Secondary Geography Lessons,” International
Education Studies, 8 (12). 51-65. 2016.
Dewi, P.S.U., Sadia, I.W., and Suma, K., “Effect of Problem Based Learning Model of the
Physics Problem Solving Ability Journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, 4. 1-11. 2014.
Dwi, I.M., Arif, H., and Sentot, K., “Effect of Problem Based Learning Model to
Understanding Concepts and Problem Solving Abilitys,” Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia, 8-17. 2013.
Eldy, E.E., and Fauziah, S., “A Comparison of Integrated Problem Based Learning Approach
in Theretical and Mathematical Coursesin Physics towards Student’s Critical
Thinking: A Case Fidiana Study in University Malaysia Sabah,” International
Journal of Education and Research, 2 (1). 1-10. 2014.
Francek, M. 2006. Promoting discussion in the science classroom using gallery walks. Journal
of College Science Teaching:27-31.
Hisyam, Z. 2008. Srategi pembelajaran aktif. Yogyakarta: Insan Mandiri.
Ismail, A. 2008. Model-Model Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Joy, A., “Effect of Problem Based Learning Strategy on Students’ Achievement in Senior
Secondary Schools Chemistry in Enugu State,” Journal of Research & Method in
Education. 4 (3). 27-31. 2014.
Liu, M. 2010. Motivating Students Through Problem-based Learning. Texas: University of
Texas.
Nezami N.R, Asgari M, & Dinarvand H. (2013). The Effect of Cooperative Learning on The
Critical Thinking of High School Students. Technical Journal of Engineering and
Applied Sciences, 3(19), 2508-2514.
Selcuk, G. S. (2010). The effects of problem-based learning on pre-service teachers’
achievement, approaches and attitudes towards learning physics. International
Journal of the Physical Sciences, 5(6), 711-723.
Silberman, Melvin L. 2007. Active Learning: 101 Metode Pembelajaran Aktif.
Dialihbahasakan oleh Sarjuli dkk. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Sungur, S. (2006). Effects of Problem-Based Learning and Traditional Instruction on Self-
Regulated Learning, Journal of educational, 99(5).
Trilling, B and Fadel, C, (2009). 21stCentury skills, Learning for Life in Our Time. San
Francisco: Jossey-Bass.
Winkel, W.S. (2009). Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia.