DISUSUN OLEH :
Syukron 1930501097
Wanda pratama 1930501104
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan hal mendasar bagi kehidupan setiap manusia, baik itu
manusia sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Begitupun dalam
kehidupan bergorganisasi, tidak ada satupun organisasi yang dapat terbentuk tanpa
adanya komunikasi di antara para anggotanya. Komunikasi yang tercipta di antara
para anggota disebut dengan komunikasi organisasi.
Komunikasi organisasi dikatakan sebagai suatu sistem karena didalam proses
komunikasi organisasi akan melibatkan para pimpinan atau atasan dan para karyawan
yang saling berinteraksi dan mengadakan komunikasi yang berjenjang yaitu
komunikasi dari atasan ke bawah dan komunikasi dari bawahan ke atas atau
komunikasi antar bawahan. Proses komunikasi tersebut berjalan karena melibatkan
semua pihak yang berkomunikasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan konsep kepemimpinan?
2. Apa saja asumsi asumsi manusia dan teori tentang gaya kepemimpinan?
3. Apa gaya dan komunikasi kepemimpinan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian, teori, asumsi, dan gaya kepemimpinan
2. Untuk memahami gaya komunikasi kepemimpinan
3. Untuk mengetahui macam macam gaya kepemimpinan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kepemimpinan adalah buah dari hubungan tiap individu dalam organisasi atau
golongan. Kepemimpinan lahir bukanlah status atau derajat seseorang. Karena status
bisa saja menghancurkan kepemimpinan itu sendiri ataupun sebaliknya.
2. Setiap individu dalam suatu golongan atau organisasi memiliki potensi dan kapasitas
untuk memimpin dan bisa menunjukan perilaku kepemimpinan.
3. Jika individu menjadi pemimpin dalam suatu waktu bukan berarti pada waktu yang
akan datang juga menjadi pemimpin. Itu juga berlaku dengan kepemimpinan berganti
waktu demi waktu.
4. Kepemimpinan bisa dinilai dari seberapa kualitas pemimpin dalam merencanakan dan
meraih tujuan serta kekompakan pada suatu golongan atau organisasi.
Berlandaskan teori yang telah diungkapkan bisa dikatakan dengan jelas bahwa kepemimpinan
itu sangat terbatas. Karena kepemimpinan hanya bisa dipakai hanya pada suatu waktu dan
bisa dipakai oleh setiap orang dalam lingkup golongan atau organisasi. Selanjutnya ada 4
karakter dari seorang Pemimpin yaitu :
1. Kecerdasan
Instrumen ini merupakan sebuah barang wajib bila ingin menjadi pemimpin efektif
karena dengan instrumen ini kerja dari sebuah organisasi/kelompok/perusahaan akan
semakin terarah dan tepat dalam mencapai tujuan.
2. Matang dan Sosial
Instrumen lain yang bisa menentukan pemimpin efektif adalah kematangan mental
dan emosinya ketimbang anggota lain di organisasinya. Kematangan emosi bisa
membuat masalah bisa diatasi dengan tenang. Sementar Instrumen berupa kecakapan
sosial ini berfungsi untuk meyakinkan setiap tujuan yang ada di masyarakat/kelompok
untuk bernegosiasi dan meyakinkan dalam mencapai tujuan.
3. Motivasi
Instrumen ini berupa keinginan yang kuat untuk berprestasi bisa membuat suatu
organisasi bisa lebih efektif dalam memperoleh misa yang telah dicanangkan.
Motivasi merupakan dorongan yang kuat dalam diri untuk bisa mencapai target
dengan sukses.
4. Empati
Instrumen ini adalah cara pemimpin untuk bisa memahami apa yang orang lain
rasakan. Karena dalam sebuah mencapai tujuan, pemimpin tahu bahwa organisasi
membutuhkan kerjasama dan kekompakan anggota. Empati pada pemimpin bisa
membuat lingkungan lebih efektif dalam mencapai tujuan.
Teori X, teori ini diturunkan dari pendapat mengenai manusia yang dipandang sebagi mesin
yang amat memerlukan pengendalian dari luar. Secara ringkas dapat dijelaskan bahwa :
Dalam perspektif teori X manusia dipandang sebagai alat produksi yang dimotovasi oleh
ketakutan akan hukuman atau oleh kebutuhan fisiologis dan rasa aman. Manajer cenderung
mengawasi mereka dengan ketat, membuat dan menjalankan aturan dengan keras, dan
menggunakan ancaman sanksi sebagai alat memotivasi mereka.
Teori Y, teori ini memandang manusia sebagai organisme biologis yang timbuh, berkembang
dan mampu mengendalikan dirinya sendiri. Asumsi teori Y adalah sebagai berikut :
1. Kebanyakan orang berpendapat bahwa kerja adalah sesuatu yang alamiah seperti
bermain. Bila pekerjaan tidak menyenangkan, mungkin karena mereka melakukan
cara yang berbeda dalam organisasi.
2. Kebanyakan orang merasa bahwa pengendalian diri amat diperlukan supaya pekerjaan
dapat dilakukan dengan baik.
3. Kebanyakan orang dimotivasi terutama oleh keinginan mereka untuk diterima oleh
lingkungan, mendapatkan pengakuan, dan merasa berprestasi, seperti juga kebutuhan
fisiologis dan rasa aman.
4. Kebanyakan orang ingin menerima dan bahkan menginginkan suatu tanggung jawab
jika mereka memperoleh bimbingan, pengelolaan, dan kepemimpinan yang tepat.
Teori ini awalnya disebut sebagai kisi manajerial (managerial grid), kemudian sejak tahun
1991 disebut sebagai kisi kepemimpinan (leadership grid). Kisi ini berasal dari hal-hal yang
mendasari perhatian manajer; perhatiannya pada tugas atau pada hal-hal yang direncanakan
untuk diselesaikan oleh organisasi, dan perhatian pada orang-orang dan unsur-unsur
organisasi yang memengaruhi mereka. Kisi ini menggambarkan bagaimana perhatian
pemimpin pada tugas dan manusia berkelindan sehingga menciptakan gaya pengelolaan dan
kepemimpinan.
a) Gaya Pengalah (impoverished style) yang ditandai oleh kurangnya perhatian terhadap
produksi, ia cenderung menerima keputusan orang lain, serta menghindari sikap
memihak.
b) Gaya Pemimpin Pertengahan (middle of the road style), ditandai dengan perhatian
yang seimbang antara terhadap produksi dan manusia. Bila terdapat perbedaan sikap
dan gagasan ia berusaha untuk jujur tapi tegas dan mencari pemecahan yang tidak
memihak. Ia berusaha mempertahankan agar keadaan tetap baik dan stabil.
c) Gaya Tim (team style), gaya ini memberikan perhatian yang tinggi terhadap tugas dan
manusia. Ia menghargai keputusan yang logis dan kreatif sebagai hasil dari pengertian
dan kesepakatan anggota organisasi.
d) Gaya Santai (country club style), gaya ini ditandai oleh rendahnya perhatian terhadap
tugas tetapi tinggi terhadap manusia. Ia lebih suka mendengar pendapat, sikap, dan
gagasan dari orang lain daripada memaksakan kehendaknya. Ia lebih bersifat
menolong daripada memimpin.
e) Gaya Kerja (task style), gaya ini ditandai dengan perhatian yang tinggi terhadap
pelaksanaan tugas tetapi kurang memperhatikan manusianya. Pemimpin seperti ini
sangat menjunjung tinggi keputusan yang telah dibuat dengan perhatian utama adalah
pelaksanaan dan penyelesaian kerja secara efisien.
2. Teori 3-D (Reddin, 1967)
Reddin membuat teori berdasarkan pada kisi tugas manusia yang dikemukakan Blake dan
Mouton dengan menambahkan dimensi ketiga yaitu efektivitas. Ketiga dimensi tersebut
didefinisikan sebagai berikut :
a) Orientasi Kerja, yakni tingkat pengarahan manajer atas usaha bawahan untuk
mencapai tujuan.
b) Orientasi Hubungan, tingkat hubungan pribadi antara manajer dengan bawahan
ditandai dengan adanya sikap saling memercayai, menghormati gagasan, dan
memperhatikan perasaan bawahan.
c) Keefektifan, tingkat persyaratan produksi yang dicapai sesuai yang ditetapkan
manajemen.
Kisi 3D menghasilkan delapan gaya kepemimpinan yang terbagi dalam dua jenis gaya utama
yakni lebih efektif dan kurang efektif. Manfaat gaya lebih efektif kurang lebih sama
tergantung pada situasi yang dihadapi. Ada saatnya seorang manajer menggunakan keempat
gaya secara bersamaan, tetapi di saat menjalankan tugas lain hanya menggunakan satu atau
dua gaya secara konsisten.
Gaya bisa dikenal dengan istilah style. Kata style berasal dari bahasa latin “stylus” yaitu
semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Gaya adalah corak yang khusus, lagam,
lagak, laku, cara dan irama.1 Gaya merupakan penggunaan bahasa untuk menyampaikan ide
dalam cara tertentu.2
Gaya menurut R. Wayne Pace dan Don F. Faules adalah sesuatu yang menunjukkan perilaku
(berbicara, bertindak) untuk dipergunakan dalam membantu dengan cara yang khusus.3
Meskipun teori berisi informasi yang berguna untuk yang tertarik dalam penyusunan suatu
pendekatan untuk membantu orang lain mencapai tujuan, yang paling menarik perhatian
sebenarnya adalah gaya yang dihasilkan dari pegambilan fokus khusus.
1
KBBI
2
Tumer. Pengantar Ilmu Komunikasi 2 : Analisis dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Humanika.2008. hal. 13
3
R. Wayne Pace, Don F. Faulus, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan,
(Bandung:Remaja Rosdakarya, 1998) Hlm. 292
Komunikasi atau commucication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari
kata communis yang berarti sama makna.4
Menurut Hovland, Jenis dan Kelley komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus
yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. 5 Sehingga
komunikasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu untuk menyampaikan
pesan atau informasi terhadap komunikan sehingga menimbulkan stimulus atau rangsangan
dan mampu mempengaruhi tingkah laku seseorang.
Gaya komunikasi adalah seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi dan
digunakan dalam suatu sistem tertentu. Masing – masing gaya komunikasi terdiri dari
sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon tertentu dalam
situasi yang tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan bergantung
pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver).6
Gaya komunikasi dipengaruhi situasi, bukan kepada tipe seseorang melainkan kepada situasi
yang dihadapi. Setiap orang akan menggunakan gaya komunikasi yang berbeda – beda ketika
mereka sedang gembira, sedih, marah, tertarik atau bosan. Begitu juga seseorang yang
berbicara dengan sahabat baiknya, orang yang baru dikenal dan dengan orang yang sudah
lama dikenal maka akan berbicara dengan gaya yang berbeda. Selain itu gaya ketika
seseorang sedang berbicara dengan orang baru itu sangat berbeda ketika seseorang berbicara
dengan orang yang dikenalnya. Gaya komunikasi adalah sesuatu yang sangat dinamis dan
sulit ditebak.
Pesan-pesan yag berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha „menjual‟ gagasan
agar dibicarakan bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang
dilakukannya. The controlling style of communication ini sering dipakai untuk mempersuasi
orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk
kritik. Namun demkian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang
bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang
negatif pula.
PENUTUP
A. Kesimpulan
kepemimpinan adalah kemampuan memengaruhi suatu kelompok menuju pencapaian
sebuah visi atau serangkaian tujuan. Sementara istilah pemimpin sendiri merupakan
individu yang diberi kesempatan untuk menjadi ketua suatu organisasi untuk bisa
mencapai tujuan dari sebuah organisasi. Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu
kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional.
Reddin membuat teori berdasarkan pada kisi tugas manusia yang dikemukakan Blake
dan Mouton dengan menambahkan dimensi ketiga yaitu efektivitas. Ketiga dimensi
tersebut sebagai berikut :
a) Orientasi Kerja, yakni tingkat pengarahan manajer atas usaha bawahan untuk
mencapai tujuan.
b) Orientasi Hubungan, tingkat hubungan pribadi antara manajer dengan bawahan
ditandai dengan adanya sikap saling memercayai, menghormati gagasan, dan
memperhatikan perasaan bawahan.
c) Keefektifan, tingkat persyaratan produksi yang dicapai sesuai yang ditetapkan
manajemen.
Gaya komunikasi adalah seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi dan
digunakan dalam suatu sistem tertentu. Masing – masing gaya komunikasi terdiri dari
sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon tertentu dalam
situasi yang tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan
bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver).
B. Saran
Saran kami sebagai penulis makalah, sekiranya setelah memahami materi dari apa
yang telah dipaparkan diatas, semoga kita bisa menerapkan cara berkomunikasiyang baik
didalam lingkup kepemimpinan serta kita mampu menjadi komunikator yang baik bagi
masyarakat, kami sadar dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kami memohon maaf dan sekira nya ada tambahan sekiranya kita bisa
bersama-sama dalam menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA