Anda di halaman 1dari 15

PERAN PENTING STARUP DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI

DI INDONESIA

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ekonomi dan Bisnis Digital


Yang Diampu Oleh :
Bapak Rizky Firmansyah, S.E., M.S.A.

Oleh :

Lalu Husna Hadi (180422623013)


Lusi Ambarwardani (180422623190)
Medita Wilda Wulandari (180422623025)

OFFERING J

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
FEBRUARI 2021
BAB I
PENDAHULUAN

Di era ekonomi digital seperti saat ini, banyak bermunculan ide-ide kreatif yang
menunjang kegiatan masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari, salah satu
diantaranya ialah StartUp yang telah menjadi trend saat ini. Istilah StartUp telah
terdengar sejak tahun 90an hinggan 2000an, namun istilah StartUp muncul dan populer
kembali pada tahun 2010an. Istilah StartUp sendiri memiliki arti sebuah bisnis baru
dengan inisial original yang digagas oleh pendirinya dengan berfokus pada
pertumbuhan yang tinggi, memiliki resiko/keuntungan, dapat diukur dan mampu
memimpin pasar (David Kidder, 2012). Saat ini banyak negara belomba-lomba
menciptakan StartUp, tidak terkecuali dengan Indonesia. Indonesia tidak mau kalah
dengan negara lain, dengan menempatkan posisi kelima dengan jumlah perusahaan
rintisan (StartUp) terbanyak di dunia yakni mencapai 2.203 perusahaan. Menjamurnya
StartUp di Indonesia dipengaruhi oleh generasi muda yang mulai menciptakan usaha
sendiri. Hal itu didukung dengan keadaan saat ini yang sedang mengalami pandemi
Covid-19, yang mana tiap individu ingin berkreasi tanpa banyak beraktivitas di luar
rumah.
Maraknya kelahiran StartUp tidak lepas kaitannya dengan perannya dalam
mendongkrak perekonomian suatu negara. Banyak StartUp di Indonesia yang bergerak
dibidang perdagangan seperti Tokopedia, Bukalapak, HappyFresh, AkuLaku, dan lain
sebagainya. Hal itu dapat diartikan bahwa dunia era digital memberikan kesempatan dan
kemudahan untuk pelaku ekonomi dalam menjalankan usahanya. Para pedagang dapat
dengan mudah memasarkan dagangannya dengan jangkauan yang lebih luas. Para
pedagang atau produsen juga dapat mengurangi harga pokok penjualan mereka dengan
memangkas biaya iklan dan sewa. Namun tidak serta merta kesempatan dan kemudahan
dapat berjalan menuju ruang yang dituju. Masih saja terdapat pelaku usaha yang belum
menikmati bahkan tidak mengetahui istilah StartUp, terutama mereka pelaku usaha
UMKM.
Telah menjadi gagasan yang semakin diterima bahwa aktivitas kewirausahaan
diantara UMKM adalah kunci mesin untuk membangun perekonomia negara (The
Organisation for Economic Co-operation and Development, 2017). Studi baru
menunjukan bahwa e-commerce dapat memungkinkan pertumbuhan lebih lanjut untuk
UMKM dengan membuka peluang di pasar baru dan memungkinkan akses ke segmen
pelanggan yang belum tersentuh (Mel’en Hanell, Rovira Nordman, Tolstoy & Ozbek,
2019 ; Ojala, Evers, Rialp, 2018 ; Tolstoy, Jonsson & Sharma, 2016). StartUp dan
UMKM ini sendiri memiliki misi yang berbeda dalam pelaksanannya. StartUp memiliki
misi yaitu condong kepada potensi pertumbuhan yang sangat cepat sedangkan UMKM
lebih mengutamakan pada tingkat profitabilitas yang tinggi dan produksi stabil dalam
jangka panjang.
Proses perkembangan UMKM masih tergolong sulit untuk berkembang pesat di
Indonesia. Untuk zaman sekarang yang serba digital, UMKM harus lebih berfikir secara
realistis dimana semua yang dibutuhkan masyarakat adalah hal yang mudah dan praktis.
Startup telah marak saat ini yang dapat dimaksimalkan penggunaannya, sehingga
UMKM dapat berkembang secara cepat. Peluang berkembangnya UMKM apabila
menggunakan Startup yang ada, akan sangat menguntungkan yang mana penggunaan
mudah dan masyarakat dapat mengenal sebuah produk atau jasa yang baru tergolong
praktis.
Tidak munkin suatu UMKM tak ingin berkembang dan mendapatkan profit yang
lebih dibanding biasanya. Namun, dibalik keinginannya berkembang tidak didukung
dengan SDM yang mumpuni, hingga terjadinya hambatan disana. Ketidakmampuannya
dalam mengoperasikam startup dan mungkin tidak mengetahui startup menjadi
hambatan yang krusial. Selain kedua faktor itu, kemungkinan besar faktor lain akan
muncul bila terus ditelusuri lebih lanjut.
BAB II
TINJAUN LITERATUR

2.1 Ekonomi Digital


Saat ini ekonomi digital merupakan lini yang paling cepat perkembangannya
terutama di Indonesia. Ekonomi digital pada mulanya dikemukan oleh seorang ahli yang
bernama Don Tapscott pada tahun 1995 dalam bukunya yag berjudul The Digital
Economy: Promise and Peril in the Age of Networked Intelligence yang didalamnya
mendeskripsikan tentang bagaimana internet dapat mengubah cara manusia melakukan
bisnis. Internet dan world wide web (web) menghadirkan suatu bentuk ekonomi yang
baru berdasarkan jaringan kecerdasan manusia. Pada era ekonomi sebelumnya,
informasi berbentuk fisik, sedangkan di era ekonomi digital informasi berbentuk digital
(Tapscoot, 1995). Menurut Organization for Economic Co-operation and Development,
ekonomi digital adalah pasar yang dibentuk oleh teknologi digital yang memfasilitasi
perdagangan barang dan jasa melalui e-commerce). Ekonomi digital membawa dampak
besar bagi perekonomian di dunia, khususmya di Indoneia. Diketahui bahwa Indonesia
mengalami pertumbuhan ekonomi paling lambat dalam 5 tahun terakhir. Namun,
pertumbahan e-commerse atau startup di Indonesia justru semakin pesat. Menteri
Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, besar kemungkinan indusetri e-
commerse dapat menjadi salah satu tonggak perekonomian nasional

2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)


Menurut M. Kwartono, penafsiran UMKM merupakan aktivitas ekonomi rakyat
yang memiliki kekayaan bersih optimal Rp 200.000.000,- dimana tanah serta bangunan
tempat usaha tidak diperhitungkan. Ataupun mereka yang memiliki omset penjualan
tahunan sangat banyak Rp1.000.000.000,- dan kepunyaan masyarakat negeri Indonesia.
Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ialah usaha yang tangguh di tengah
krisis ekonomi. Dikala ini dekat 99% pelakon ekonomi kebanyakan merupakan pelakon
usaha UMKM yang terus berkembang secara signifikan dan jadi zona usaha yang
mampu jadi penopang stabilitas perekonomian nasional. UMKM makin tahan banting
serta senantiasa optimistis di tengah krisis. Kala terjalin krisis global pelaku UMKM
senantiasa bergerak.
2.3 StartUp
Industri startup jadi fokus utama dlam riset. Jenis industri startup sendiri ialah
bisnis baru yang kilat tumbuh yang tujun utamanya merupakan memenuhi kebutuhan
pasar dengan pemanfaatan kecangihan teknologi, rekayasa sistem data terbaikbuat
tingkatkan keunggulang industri, baik lewat inovasi, penciptaan platform daring dan
internet( Internet if things– IOT)( Ho, Kauffman,& Liang, 2011; Peters,
Rice,& Sundararajan, 2004; Reardon& Minten, 2011).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Ada tiga jenis metodologi penelitian yaitu kualitatif, kuantitatif, dan campuran
kualitatif dengan kuantitatif, dan dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah metode-metode yang digunakan untuk mengeksplorasi dan
memahami makna yang mana oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap
berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan (Creswell (2010: 4). Menurut Idrus (2009:
23) penelitian kualitatif merupakan proses meneliti para informan sebagai subjek
penelitian dalam lingkungan hidup serta kesehariannya. Noor (2009: 32) menjelaskan
bahwa penelitian kualitatif merupakan suatu proses penelitian dan pemahaman yang
berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah
manusia, menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara
peneliti dengan subjek yang diteliti.
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan etnografi sebagai bagian dari
penelitian kualitatif. Menurut Creswell (2012), Penelitian etnografi merupakan salah
satu strategi penelitian kualitatif yang di dalamnya peneliti menyelidiki suatu kelompok
kebudayaan di lingkungan yang alamiah dalam periode waktu yang cukup lama dalam
pengumpulan data utama, data observasi, dan data wawancara. Metode etnografi
digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pelaku UMKM yang
ada di daerah Kabupaten Malang masih banyak yang belum menggunakan aplikasi
StartUp.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Metode data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Observer Participation.
Observer Participation merupakan sebuah metode pengumpulan data melalui kegiatan
meneliti dan mengamati objek yang cenderung tidak ikut aktif dalam kegiatan
sekelompok orang yang diamati. Observasi ini dilakukan dengan cara pengamatan
terhadap UMKM yang ada di daerah Kabupaten Malang dengan data sekunder berupa
dokumen yang sudah ada secara relevan. Hasil observasi berupa tabel yang berisi
penjelasan mengenai jumlah pelaku UMKM yang menggunakan aplikasi StarUp serta
pengaruhnya dalam peningkatan perekonomian masyarakat.

3.3 Teknik Analisis Data


Menurut Patton (dalam Moleong, 2006), analisis data merupakan proses
mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan
uraian dasar. Analisis data dalam penelitian etnografi merupakan bagian dari alur
penelitian maju bertahap. Alur penelitian maju bertahap adalah suatu proses yang
dimulai dari menetapkan informan, hingga menulis sebuah etnografi (Spradley dalam
Batuadji, 2009).
Analisis data dimulai dengan melakukan wawancara dengan partisipan setelah
dilakukan observasi dan menentukan domain yang dihasilkan dari laporan observasi.
Setelah melakukan wawancara kepada partisipan, analisis data dimulai dengan
membuat transkrip hasil wawancara, dengan cara memutar kembali rekaman hasil
wawancara, mendengarkan dengan seksama, kemudian menuliskan kata-kata yang
didengar sesuai dengan apa yang ada dalam rekaman tersebut. Setelah peneliti menulis
hasil wawancara tersebut ke dalam transkrip, selanjutnya peneliti harus membaca
secara cermat untuk kemudian dilakukan reduksi data. Peneliti membuat reduksi data
dengan cara membuat abstraksi, yaitu mengambil dan mencatat informasi-informasi
yang bermanfaat sesuai dengan konteks penelitian atau mengabaikan kata-kata yang
tidak perlu sehingga didapatkan inti kalimatnya saja, tetapi bahasanya sesuai dengan
bahasa partisipan. Abstraksi yang sudah dibuat dalam bentuk satuan-satuan yang
kemudian dikelompokkan dengan berdasarkan taksonomi dari domain penelitian.
Analisis domain menurut Sugoyono (2009), adalah memperoleh gambaran yang umum
dan menyeluruh dari obyek/penelitian atau situasi sosial. Peneliti memperoleh domain
ini dengan cara melakukan pertanyaan besar dan pertanyaan- pertanyaan kecil yang
bisa memperdalam jawaban dari pertanyaan besar tersebut. Sementara itu, domain
sangat penting bagi peneliti, karena sebagai pijakan untuk penelitian selanjutnya.
Mengenai analisis taksonomi yaitu dengan memilih domain kemudian dijabarkan
menjadi lebih rinci sehingga dapat diketahui struktur internalnya.
Tahap selanjutnya yaitu analisis komponensial, menganalisis dengan tujuan
mencari ciri spesifik pada setiap struktur internal dengan cara mengontraskan antara
elemen. Kemudian mencari hubungan antara domain dan hubungan secara keseluruhan
dan selanjutnya dinyatakan dalam tema atau judul penelitian.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Ekonomi Digital


Gardin (2002) mengatakan ekonomi digital merupakan konvergensi, komputasi,
komunikasi dan informasi. Ekonomi baru terutama tentang koordinasi, seleksi, inovasi,
dan pembelajaran. Kombinasi teknologi dan bisnis baru saat ini telah menciptakan
pasar, industri, bisnis, dan praktik kerja yang sama sekali baru untuk membentuk
ekonomi digital. Menurut "Encarta Dictionary", ekonomi digital berarti "transaksi bisnis
di Internet". Ekonomi digital juga berarti penggunaan informasi secara ekstensif tentang
perangkat lunak, perangkat keras, aplikasi, dan penggunaan telekomunikasi di semua
aspek ekonomi. Aspek ekonomi yang disebutkan di sini meliputi pengadaan, distribusi,
penjualan barang dan jasa, dan transaksi keuangan. Istilah sederhananya adalah
transaksi jual beli yang berani. Meski terkesan rumit, keberadaan ekonomi digital
menjadi jangkar. Saat ini hampir setiap kelas sosial menggunakan teknologi informasi
untuk melakukan berbagai hal, termasuk transaksi jual beli.

Jumlah Pembeli Digital di Seluruh Dunia tahun 2014 Sampai dengan Tahun
2021(dalam miliyarr)

Sumber : Statista, 2019a


Berdasarkan grafik diatas bahwasannya pengaruh ekonomi digital sangat
memberi pengaruh kepada konsumen di seluruh dunia. Pada tahun 2014 terdapat 1,32
miliyar pembeli atau konsumen digital di seluruh dunia dan mengalami peningkatan
disetiap tahunnya. Dilihat dari sampai pada tahun 2021 yang dimana masih belum
sepenuhnya sampai akhir tahun, peningkatannya mencapai 2,14 miliyar.
Pada era industri 4.0 seperti saat ini terus bermuncalan inovasi yang mendukung
pergerakan dunia ekonomi digital, salah satunya inovasi startup. Saat ini banyak
aplikasi startup yang dapat digunakan oleh pelaku ekonomi, khusunya UMKM.
diketahui bahwa UMKM banyak tumbuh di Indonesia dengan berbagai bidang
produksinya. UMKM yang ada di Indonesia dapat dikatakan memiliki peranan penting
bagi pertumbuhan perekonomian negara. Namun, disayangkan di era yang seperti ini
pelaku UMKM masih saja memasarkan produknya dengan cara lama. Kesempatan yang
diberikan oleh pihak startup seharusnya dimanfaatkan dengan benar. Kemudahan dan
keuntungan terus ditawarkan oleh pihak startup. Kemudahan dalam memasarkan
produk, jangkauan dalam memasarkan produk, memangkas biaya transportasi
pemasaran, biaya iklan dan lain sebagainya. SDM yang rendah menjadi kemungkinan
yang besar dalam proses penentuan dalam pemanfaata startup yang ada.

4.2 Peran Pemerintah


Pemanfaatan startup oleh pelaku UMKM mendapat dukungan dari Pemerintah
dan merupakan PR bagi Pemerintah. Kepala OJK Malang Sugiarta Kasmuri
mengatakan jika UMKM ingin survive di era digital ditambah dengan kondisi pandemi
saat ini, maka mereka harus mampu memberi layanan online pada pembelinya. Otoritas
Jasa Keuangan Malang melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD)
Kabupaten Malang, mendorong UMKM untuk dapat melakukan adaptasi terhadap
perubahan perilaku pasar melalui digitalisasi UMKM. Melalui pelatihan tersebut ,
harapannya pelaku UMKM yang terlibat dalam kegiatan dapat meningkatkan
kompentensi digitalnya, antara lain strategi bisnis, connecting to market place, social
media handling, dan branding. Anggota Komisi XI DPR RI, Andreas Eddy Susetyo,
menegaskan pemanfaarn platform digital merupakan suatu keniscayaan, terutama di era
pandemi ini. Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, Wahhu Hidayat juga menegaskan
demikian. Setelah dilakukan pelatihan, nantinya UMKM akan ada pendampingan oleh
komunitas Jagoan Indonesia, yang mana merupakan komunitas penggiat UMKM di
Indonesia. Monitoring dan evaluasi akan dilakukan setelah kegiatan pelatihan dan
pendampingan selelsai dilakukan dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan.
Selanjutnya akan ditindak lanjuti berupa business matching antara pelaku UMKM
dengan lembaga jasa keuangan. Berdasarkan BPS 2019, hanya 14,08% dari totral
UMKM yang memanfaatkan platform digital (StartUp), dan yang memanfaatkan
startup hanya industri makanan dan minuman rumahan.

4.3 UMKM di Kabupaten Malang

Sumber : umkm.malangkab.go.id
Pada data diatas UMKM yang terdapat pada Kabupaten Malang menurut
umkm.malangkab.go.id, sudah mulai berkembang dengan jumlah 29 UMKM yang
sudah berdiri. Nilai omset keseluruhan sebesar Rp 29.896.097 dan nilai aset Rp. 29.
676.697 dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 4.646.217 orang.

Sumber : diskopukm.jatimprov.go.id
Perbandingan jumlah UMKM yang terdapat pada kedua data diatas menunjukan
perbedaan angka yang signifikan. Hal ini disebabkan banyaknya UMKM yang belum
memiliki surat izin secara hukum sehingga tidak teregistrasi dalam pendataan pada web.
UMKM yang terdapat di Kabupaten Malang sebanyak 600.054, dengan rincian
sebagai berikut :
1. Pertanian, kehutanan dan perikanan = 341.395
2. Pertambangan dan penggalian = 2.638
3. Industri pengolahan = 40.437
4. Pengadaan listrik dan gas = 220
5. Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang = 996
6. Kontruksi = 952
7. Perdagangan besar dan eceran, reparsi mobil dan sepeda motor = 129.027
8. Transportasi dan pergudangan = 10.399
9. Penyediaan akomodasi makan dan minum = 38.764
10. Informasi dan komunikasi = 6. 823
11. Jasa keuangan dan asuransi = 911
12. Real estate = 1.064
13. Jasa perusahaan = 3.899
14. Jasa pendidikan = 6.200
15. Jasa kesehatan dan sosial = 2.224
16. Jasa Lainnya = 14. 105
Dalam jumlah UMKM yang cukup banyak, hal ini diharapkan dapat menjadi
peluang dalam meningkatkan perekonomian Negara khususnya daerah tersebut. Namun
pada kenyataannya harapan tersebut belum terealisasikan karena kurangnya penerapan
StarUp sehingga omset yang didapatkan tidak bisa berkembang dengan baik (Utomo
dkk.,2019;Adrianto,2019).
Terdapat beberapa faktor penyebab UMKM belum menggunakan aplikasi
StarUp, salah satunya karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki. Sehingga pelaku
UMKM di Kabupaten Malang belum dapat memaksimalkan kecanggihan teknologi saat
ini sehingga omset yang didapat masih belum bisa berkembang secara pesat.
BAB V
KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui tingkat penggunaan pelaku UMKM


yang ada di Kabupaten Malang dalam pemanfaatan aplikasi StarUp di Era Ekonomi
Digital. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaku UMKM yang menggunakan aplikasi
StartUp dalam tujuannya memaksimalkan omset yang didapatkan masih tergolong
rendah. Namun ternyata hal tersebut tidak sesuai dengan harapan Pemerintah yang
menginginkan pemaksimalan aplikasi StartUp oleh pelaku UMKM yang kaitannya
dalam mendukung pembangunan perekonomian Negara.
Pemanfaatan aplikasi StartUp yang tergolong rendah menjadi PR bagi
Pemerintah. Bentuk upaya Pemerintah dalam mendorong UMKM untuk dapat
melakukan adaptasi terhadap perubahan perilaku pasar melalui digitalisasi UMKM.
Melalui pelatihan tersebut , harapannya pelaku UMKM yang terlibat dalam kegiatan
dapat meningkatkan kompentensi digitalnya, antara lain strategi bisnis, connecting to
market place, social media handling, dan branding.
DAFTAR PUSTAKA

Saputra, Andy. 2015. Peran Inkubator Bisnis dalam Mengembangkan Digital StarUp
Lokal di Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 4(1),1-24.
Amelia, Tifa Noer. 2017. Pengendalian Internal Bisnis StarUp Indonesia : Sebuah
Konsep. Jurnal Inovasi Bisnis dan Manajemen Indonesia, 1(1), 1-9.
Firdaus, Geovana Rizky, Siti Ruhana Dara. 2020. Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Sebelum dan Sesudah Melakukan Akuisisi dan Merger pada
Perusahaan Non Keuangan. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 2(2), 1-12.
Heliany, Ina. 2019. Wonderful Digital Tourism Indonesia dan Peran Revolusi Industri
dalam Menghadapi Era Ekonomi Digital 5.0. Jurnal Hospitaliti dan Pariwisata,
1(1), 1-15.
Rahmadiane, G. D., Kamal, B., Fauzi, A. Z., & Noermansyah, A. L. (2020).
Pengembangan Bisnis Startup Untuk Meminimalisir Kegagalan Dalam
Berbisnis. Jurnal Vokasi, 4(2), 46-50.
Wicaksono, A. A. R. P. (2019). TA: Pengembangan Startup Alt. Mine. Id untuk
Penambangan Cryptocurrency bagi Investor di Indonesia (Doctoral dissertation,
Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya).
Verbovskiy, V. A. (2014). Basics of successful startup development in the field of
innovation. Journal of Economics and Social Sciences, (5), 2.
Jauhari, J. (2010). Upaya pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) dengan
memanfaatkan e-commerce. Jurnal Sistem Informasi, 2(1), 1-12.
Susanto, Y. S. Ekspansi Bisnis Alibaba Group Holding Limited Ke Indonesia (Doctoral
dissertation).
Tolstoy, Daniel, et al., (2020). The Development of International e-commerce in retail
SMEs: An Effectuation Perspective. Journal of World Business. Retrieved from
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1090951620300936
Berg, Vebjorn, et al., (2020). Achieving Agility and Quality In Product Development
An Empirical Study of Hardware StartUps. Journal of Systems and Software,
167. Retrieved from
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0164121220300777
Newbert, Scott L., et al., (2020). To Get Out of The Building or Not? That is The
Question: The Benefit (and Cost) of Customer Involment During the Startup
Process. Journal of Business Venturing Insights, 14. Retrieved from
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2352673420300652
Hegeman, Puck D., and Sorheim, Roger., (2020). Why Do They Do It? Corporate
Venture Capital Investment in Cleantech StartUps. Journal of Cleaner
Production. 294. Retrieved from
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0959652621005357
Faria, Vinicius Figueiredo de., et al., (2021). The Business Modoel Innovation and Lean
Startup Process Supporting Startup Sustainability. Procedia Computer Science,
181. Retrieved from
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877050921001435
Budiarta, Dr. Kustoro, Sugianta Ovinus Ginting, Dr. Janner Simarmata. 2020. Ekonomi
dan Bisnis Digital. Medan : Yayasan Kita Menulis.
Mukoffi, A. (2018). Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Perkembangan Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah Kabupaten Malang (UMKM). JAMSWAP, 3(2), 63
72.

Anda mungkin juga menyukai