Anda di halaman 1dari 5

Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang

yang berkaitan dengan tindakan, yang baik dan buruk, yang dilakukan seseorang.

Etika Berpakaian bukanlah hal yang mudah untuk setiap orang. Namun jika Anda menemukanya,
anda baru akan menyadari bahwa lewat pakaian, anda bisa mengekspresikan diri dan menunjukan
diri anda.

Tata Cara Berpakaian sesuai dengan etika berpakaian


1. Menutup Aurat Bagian Tubuh, Saat ini banyak kita jumpai gadis dan wanita yang tidak
menutup aurat dengan bajunya, sehingga dapat memunculkan rangsangan kepada kaum laki-
laki yang melihatnya.
2. Sesuai Dengan Tujuan, Situasi dan Kondisi Lingkungan Jika ingin sekolah gunakanlah
pakaian seragam sekolah, bukan pakaian untuk tidur (piyama), renang, kerja, dan lain-lain.
3. Tampak Rapi, Bersih, Sehat, dan Ukurannya Pas. Pakaian yang dipakai sebaiknya pakaian
yang telah dicuci bersih, disetrika rapi dan jika dipakai tidak kebesaran maupun kekecilan.
Pakaian yang kotor merupakan sarang penyakit bagi kita diri sendiri maupun kepada oang
lain yang ada di sekitarnya.
4. Tidak Mengganggu Orang Lain, Pakailah baju-baju yang biasa-biasa saja tidak
mengganggu akivitas maupun kenyamanan orang lain.
5. Tidak Melanggar Hukum Negara dan Hukum Agama, Sebelum memakai pakaian ada
baiknya diingat-ingat dulu hukum di dalam maupun di luar negeri. Hindari memakai pakaian
yang bertentangan dengan adat istiadat, hukum budaya yang berlaku di tempat tersebut.
Penampilan Anda akan mencerminkan kepribadian Anda. Baik buruknya penampilan, berperan besar
dalam menunjang kesuksesan  seseorang.

Penampilan meliputi : busana, tata-rias, rambut, kesehatan tubuh, kuku, gigi dan mulut serta
aksesoris penunjang lainnya, sikap tubuh dan perilaku kita.

Seseorang berbusana tentunya memiliki tujuan diantaranya :

1. busana merupakan cermin bagi sipemakai. Artinya kita dapat mengatakan sipemakai
dari daerah mana, dari negara mana,
2. busana yang sedang dipakai memberi ciri untuk kesempatan apa dan waktunya pagi,
siang, sore dan malam.
3. busana dapat memberi kesan anggun, luwes, sportif, lebih gemuk dan lebih cerah.
Berbusana sopan tidak berarti berpenampilan kuno atau ketinggalan jaman. Berbusana
sopan artinya tidak mempertontonkan tubuh seseorang. Busana sepatutnya membantu
kita mengungkapkan siapa kita, dan bukannya memamerkan sekedar daging.

tolok ukur yang dapat dipakai untuk mengukur sejauh mana kita sudah berpenampilan yang
menawan namun tetap beretika :

 Menjaga sikap tubuh yang seimbang ( cara berdiri, duduk, berjalan, dan lain lain))
 Menunjukkan ekspresi wajah yang simpatik
 Menjaga kebersihan diri
 Menjaga bau badan  dan mulut
 Menjaga kesehatan sehingga tampil prima

Kita adalah makhluk sosial yang harus hidup berdampingan dengan orang lain, Maka dari itu,
kita juga harus dituntut untuk bisa bersikap lebih sopan dan ramah antar satu sama lainnya.
1. Kamu bisa katakan ''Tolong'' dan ''Terima kasih'' pada orang-orang yang ada
disekitarmu. Buat mereka merasa lebih dihargai!

2. Jangan jadi orang yang pelit senyum. Tersenyumlah pada siapa saja, mau itu
penjaga toko ataupun orang asing yang kamu temui di jalan. Jadilah sedikit lebih
ramah, ya

3. Pusatkan perhatianmu pada orang yang sedang berbicara denganmu. Lupakan


sejenak smartphone, dan fokuslah pada apa yang sedang dia bicarakan

4. Jangan suka memotong antrean! Ini hal penting yang harus banget kamu lakukan
kalau kamu gak mau dimarahi sama orang lain, ya

7. Belajarlah untuk tepat waktu! Meski banyak orang yang masih meremehkan hal ini,
namun cobalah untuk lebih bisa menghargai waktu dan seseorang yang sedang
menunggumu

Pengertian membuka pelajaran


Menurut Soli Abimanyu membuka pelajaran adalah “kegiatan yang dilakukan oleh untuk
menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal – hal
yang akan dipelajari.

Berdo’a dan ucapan yang lembut pada waktu pelajaran dimulai, misalnya “ selamat
pagi saudara / anak – anak” atau menanyakan siapa – siapa hari itu tidak masuk, apa
sebabnya tidak masuk dan lain sebagainya akan mempunyai arti yang penting bagi siswa.
Ucapan tersebut seakan – akan menandai bahwa interaksi belajar mengajar secara resmi
dibuka dan guru telah siap membimbing siswa dengan cinta dan kasih yang tulus. Pada diri
siswa akan tumbuh rasa hormat, senang, tentram dan bergairah dalam kelompok siswa yang
sedang belajar dengan mengorbankan exsistensi pribadinya.

Menurut Moch Uzer Usman mengemukakan, menutup pelajaran (clouser) adalah kegiatan yang
dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar.

jadi akhir suatu pelajaran bukan bearti seluruh proses belajar atau interaksi telah selesai sama sekali.
Oleh karena itu,suatu kesan perpisahan yang baik pada akhir pelajaran sangat diperlukan agar
pertemuan pada kesempatan yang lain dapat diterima dan berlangsung baik.

Tujuan menutup pelajaran:


-  Untuk memberikan pemahaman yang utuh terhadap materi pokok atau kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
-  Mementapkan pemahaman siswa terhadap materi pokok atau kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.
-  Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil pembelajaran yang telah diperoleh siswa,
sekaligus sebagai umpan balik bagi guru.
-  Untuk memberikan tindak lanjut yang diperlukan sesuai dengan proses dan hasil
pembelajaran yang telah dicapai siswa.
etika adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan sosial. Dengan mengetahui dan
menerapkan etika, kita akan terhindar dari perilaku buruk yang tidak berterima di lingkungan
masyarakat sekitar kita. Sehingga kita akan dikenal sebagai orang yang sopan dan beradab
serta disenangi banyak orang.

Maka, tentu kita perlu belajar soal etika dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal
berkomunikasi. Orang-orang di sekitar kita mungkin banyak yang mengabaikannya, namun
itu bukan alasan untuk melakukan hal yang sama.

Maka apa saja etika yang perlu kita perhatikan ketika berbicara dengan orang lain? Berikut di
antaranya.

1. Fokus kepada lawan bicara


saat berbicara dengan orang lain, arahkan fokus sepenuhnya kepada orang tersebut. Tatap matanya
dan dengarkan baik-baik kata-katanya. Tentu hal itu tidak berlaku kalau kamu sedang mengerjakan
hal yang menuntut konsentrasi penuh, misalnya menyetir. Tapi secara umum, berbicara dengan
orang lain tanpa benar-benar fokus kepadanya adalah tindakan yang tidak sopan.

Jaga sikap tubuh tetap sopan


Selain kata-kata, sikap tubuh saat berbicara dengan orang lain juga harus dijaga tetap sopan.
Misalnya, jangan berbicara sambil melipat tangan di depan dada, memasukkan tangan ke dalam
saku celana, atau bertolak pinggang. Melakukan itu bisa memberi kesan bahwa kamu sombong,
kasar, atau tidak benar-benar peduli pada omongan orang tersebut.

Jangan terlalu mendominasi percakapan


Berkomunikasi dengan orang lain mencakup dua hal: berbicara dan mendengarkan. Kamu perlu
seimbang dalam kedua hal tersebut. Jangan mendominasi obrolan dengan terlalu banyak berbicara,
apalagi kalau saking bawelnya kamu sampai memotong kata-kata lawan bicara. Hal itu sangat tidak
sopan dan berpotensi menimbulkan salah paham

Hindari kata-kata sulit yang mungkin tidak dimengerti lawan bicara


ngat, orang yang cerdas bukanlah orang yang mampu menggunakan kata-kata sulit ketika berbicara
dengan orang lain. Orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang mampu menyampaikan
gagasan sulit dengan kata-kata sederhana sehingga bisa dimengerti oleh semua orang. Jadilah
rendah hati dan orang-orang pasti akan menyukaimu.

Anda mungkin juga menyukai