Anda di halaman 1dari 8

QBD 2

DEFINISI, KLASIFIKASI, DAN MIKROBA PALING UMUM


PENYEBAB INEFKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Disusun sebagai salah satu tugas modul ginjal dan cairan tubuh

Oleh: NOVTA SILFIA PABALIK


201870024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PAPUA
SORONG
2020
1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................... 1

BAB 1 P ENDAHULUAN............................................................................... 2

BAB 2 PEBAHASAN...................................................................................... 3

2.1 Definisi dan Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih (ISK)........................ 3

2.3 Mikroba Paling Umum Penyebab ISK................................................ 5

BAB 3 KESIMPULAN.................................................................................... 7

REFERENSI..................................................................................................... 7
2

BAB 1
PENDAHULUAN

Sistem perkemihan tersusun atas beberapa organ yakni ginjal yang berfungsi dalam
mengatur konsentrasi berbagai konstituen plasma khususnya elektrolit, air, dan
mengeliminasi sisa metabolik selain CO2, selain ginjal terdapat juga ureter yakni saluran
berpasangan yang menghantarkan urin menuju kandung kemih dan kan di keluar menuju
eksternal tubuh melalui uretra.1 Pada keadaan ketika bakteri menyerang sisitem kemih dapat
menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih (ISK). 2,3
3

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih (ISK)


2.1.1 Definisi ISK
(Flores-Mireles AL dkk, 2015) ISK dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi di
mana mikroorgansime berkembang biak di dalam saluran kemih.2 (Sudoyo dkk, 2006)
ISK merupakan istilah umum yang menunjukan adanya mikroorganisme dalam urin
(bakteriuria) yang bermakna.

2.1.2 Klasifikasi ISK

Terdapat berbagai klasifikasi mengenai infeksi saluran kemih (ISK) antara lain;
berdasarkan tipe yang terdiri dari complicated dan uncomplicated, tempat infeksi yakni
lower urinary tract infection dan upper urinary tract infection, berdasarkan gejala
klinis yaitu simptomatik dan asimptomatik, dan berdasarkan kejadian yakni primer dan
berulang.2,3

a. Klasifikasi ISK Berdasarkan Tipe

Berdasarkan tipe terdiri dari uncomplicated dan complicated urinary tract infection.
Dapat di katakana uncomplicated urinary tract infection ketika dilakukan pemeriksaan
urografi dan hasilnya normal dan tidak berhubungan denga penyakit yang dapat
menyebabkan kerusakan pada ginjal, dan tidak terdapat kerusakan ginjal. complicated
urinary tract infection terjadi dalam dua keadaan yakni ketika di lakukan pemeriksaan
urografi di dapatkan bahwa pemeriksaan dan hasillnya abnormal misalkan terdapat
batu di saluran, obstruksi dan refluks vesikouretral dan terdapat kerusakan ginjal dan
sepsis hal ini di katakan sebagai complicated urinary tract infection, dapat juga di
katakana complicated urinary tract infection apabila terdapat berbagai penyakit yakni
obesitas.2
4

Gambar 1. Klasifikasi dari complicated dan uncomplicated infeksi saluran kemih.2

complicated urinary tract infection sangat sulit di obati dan dapat mengakibatkan
anomaly structural yang merusak kemampuan saluran kemih untuk mengeluarkan urin
sehingga dapat memediasi pertumbuhan bakteri. Biasanya pasien dengan complicated
urinary tract infection akan di lakukan pemasangan kateter urin yang merupakan
sarana umum infeksi.3

b. Klasifikasi ISK berdasarkan tempat infeksi

Klasifikasi ISK berdasarkan tempat infeksi terdiri dari lower urinary tract infection
dan upper urinary tract infection. Upper urinary tract infection terdiri dari pielonefritis
yaitu infeksi saluran kemih yang melibatkan pelvis dan parenkim ginjal, infeksi
tersebut dapat melalui dua cara yakni melalui hemtogeneus yaitu melalui pembuluh
darah yang membawah darah ke ginjal, dan melalui asenden yaitu infeksi dari uretra
yang naik ke parenkim ginjal.4 Sedangkan lower urinary tract infection ketika infeksi
yang di alami terjadi di kandung kemih (Sistisis) dan prostat (prostatitis) pada laki-
laki.4

c. Klasifikasi ISK Berdasarkan Gejala Klinis

Berdasarkan gejala klinis ISK terdiri dari simptomatik dan asimptomatik.


Simptomatik yakni pada pemeriksaan urin terdapat bakteriuria di sertai dengan gejala
5

seperti dysuria, sering berkemih, nyeri suprapubic dan lain-lain. Sedangkan


asimptomatik tidak di golongkan kedalam ISK karena pada pemeriksaan terdeteksinya
sejumlah bakteri pada spismen urin dari individu namun tidak menunjukan gejala ISK.4

d. Klasifikasi ISK Berdasarkan Kejadian

Berdasarkan kejadian infeksi saluran kemih terdiri dari primer dan berulang. Infeksi
primer merupakan keadaan dimana pasien pertamakali atau baru mengalami ISK,
sedangkan Infeksi saluran kemih berulang di kenal sebagai infeksi berulang atau
kekamkambuhan biasanya disebabkan oleh kegagalan pengobatan biasanya pasien
mengalami kondisi tersebut dalam waktu dua minggu setelah infeksi sebelumnya.

2.2 Mikroba Paling Umum Penyebab ISK

Infeksi saluran kemih (ISK) disebabkan oleh berbagai macam patogen, termasuk
bakteri Gram negatif dan Gram-positif, serta jamur. Uropathogenic Escherichia Coli
(UPEC) merupakan agen utama penyebab infeksi saluran kemih (ISK). Pada klasifikasi
ISK berdasarkan tipe complicated, Uropathogenic Escherichia Coli (UPEC) menyebabkan
sekitar 56% dari kasus ISK, sedangkan pada uncomplicated, complicated Uropathogenic
Escherichia Coli (UPEC) menyebabkan sekitar 75 % dari kasus ISK.

Selain itu terdapat bakteri lainya yang yang juga dapat menyebabkan infeksi saluran
kemih (ISK) yakni Klebsiella Pneumoniae, Staphylococcus Saprophyticus, Enterococcus
Faecalis, Streptococcus Kelompok B (GBS), Proteus Mirabilis, Pseudomonas Aeruginosa,
Staphylococcus Aureus Dan Candida Spppp. Untuk ISK Yang Rumit, Agen Penyebab
Lainnya Adalah (Dalam Urutan Prevalensi) Enterococcus Spp., K. Pneumoniae, Candida
Spp., S. Aureus, P. Mirabilis, Dan P. Aeruginosa.2

patogenesis UPEC meliputi kolonisasi UPEC pada daerah periurethral dan vagina
dengan kolonisasi uretra kemudian naik ke lumen kandung kemih dan bertumbuh sebagai
sel plantktonik dalam urin lalu akan berinteraksi dengan sistem pertahanan epitel kandung
kemih setelah itu terjadi pembentukan biofilm dan mengalami invasi serta replikasi dengan
membentuk kandung kemih Komunitas Bakteri Intraseluler (IBC) setelah itu akan
6

mengalami kolonisasi di ginjal dan kerusakan jaringan host dengan peningkatan risiko
bakteremia / septikemia.5

Pada , Uropathogenic Escherichia Coli (UPEC) terdapat berbagai factor virulensi


yang berperan penting dalam pathogenesis ISK yakni; lipopolisakarida (LPS), kapsul
polisakarida, flagela, vesikula membran luar, pili, curli, adhesin non-pilus, protein
membran luar (OMP), serta toksin yang dikeluarkan, sistem sekresi, dan Reseptor serapan
besi yang bergantung pada TonB.5

Gambar 2. Berbagai factor virulensi yang berperan dalam pathogenesis UPEC.5


7

BAB 3

KESIMPULAN

ISK merupakan masalah kesehatan paling umum yang terjadi di masyarakat, yang di
pengaruhi oleh beberapa factor risiko yakni gender, usia, saluran urin yang abnormalitas
dan lain-lain, etiologi paling umum penyebab ISK yakni bakteri Uropathogenic
Escherichia Coli (UPEC) yang menggunakan segala factor virulensi nya untuk dapat
berkembang biak di saluran kemih.

REFERENSI
1. Sherwood L. Introduction to human physiology. Edisi 8. Australia: Cengange Learning;
2013. Hal 530
2. Flores-Mireles AL, Walker JN, Caparon M, Hultgren SJ. Urinary tract infections:
epidemiology, mechanisms of infection and treatment options. HHS Public Acces. 2015
May. 13(5): 269–284. doi:10.1038/nrmicro3432.
3. Vasudevan R. Urinary tract infection: an overview of the infection and the associated
risk factors. Journal of Microbiology and Eksperimentation. 2014, Vol 1(2). Available
from: http://medcraveonline.com/JMEN/JMEN-01-00008.pdf
4. Kelly CR, Landman J. The Netter Collection of Medical Illustrations: Urinary System.
2th ed. Philadeplhia: Elsevier Saunders; 2012. 168-74 p.
5. Terlizzi ME, Gribaudo G, Maffei ME. UroPathogenic Escherichia coli (UPEC)
Infections: Virulence Factors, Bladder Responses, Antibiotic, and Non-antibiotic
Antimicrobial Strategies. Frontiers In Microbiology. doi: 10.3389/fmicb.2017.01566

Anda mungkin juga menyukai