BAB XII Pka-P-32 Spesifikasi Teknis Dan Gambar
BAB XII Pka-P-32 Spesifikasi Teknis Dan Gambar
XII.1. UMUM
a. Kewajiban umum
c. Laporan kecelakaan
Sehingga pada saat pelelangan menjadi salah satu item pekerjaan yang perlu
menjadi bagian evaluasi dalam penetapan pemenang lelang. Selanjutnya
Penyedia Jasa harus melaksanakan prinsip-prinsip kegiatan kesehatan dan
keselamatan kerja termasuk penyediaan prasarana, sumberdaya manusia
dan pembiayaan untuk kegiatan tersebut dengan biaya yang wajar, oleh
karena itu baik Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa perlu memahami prinsip-
prinsip keselamatan dan kesehatan kerja ini agar dapat melakukan langkah
persiapan, pelaksanaan dan pengawasannya.
a. Aspek lingkungan
(1). Sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai, permukaan badan jalan diratakan
terlebih dahulu dan dibersihkan dari segala kotoran, semak / rumput ataupun akar–
akar pohon serta benda–benda organik.
(2). Pada permukaan badan jalan yang bergelombang atau masih banyak lubang-lubang
harus dilakukan leveling permukaan jalan dengan urugan padas putih dan
dipadatkan hingga mencapai peil yang direncanakan dan permukaan badan jalan
benar-benar padat dan rata.
(3). Kemudian di atas permukaan badan jalan digelar plastik kedap air.
(4). Delatasi arah melintang dibuat tiap jarak 5 m dengan lebar max 1 cm..
(5). Sebelum dilakukan pengecoran Beton Readymix mutu K.250, sisi tepi jalan
dipasang papan bekisting dengan perkuatan bambu atau kayu reng yang ditanam
secara kuat ke dalam tanah dengan jarak pemasangan ± 1 m agar lebar jalan sesuai
dengan gambar rencana dan sisi tepi jalan terlihat lurus dan rapi
(6). Setiap jarak 5 m dibuat alur air yang mengalirkan air dari jalan ke saluran dengan
arah miring searah aliran air saluran sehingga air dari permukaan jalan dapat
mengalir dengan lancar.
(7). Setelah plastik kedap air dihamparkan secara merata kemudian dilakukan
pengecoran Beton Readymix mutu K.250 dengan ketebalan 20 cm atau sesuai
gambar rencana. Selama proses pengecoran ditusuk-tusuk dengan besi beton agar
adukan beton terisi penuh dan menghasilkan permukaan beton yang rapat dan rata
tidak ada rongga dalam beton.
b. Persyaratan Bahan
(4). Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lainnya yang dapat merusak beton dan
harus memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Direksi Pengawas dapat
minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
(2). Pembesian
Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada PBI-
1971.
Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.
Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan dengan
memasang beton decking sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan
kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi Pengawas.
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.40 mm.
Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam NI-2 (PBI tahun 1971).
(9). Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat apapun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang
berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri.
(11). Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi/kubus beton di laboratorium yang
akan ditunjuk kemudian
(12). Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil benda uji
berupa kubus/silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat/ketentuan dalam
PBI-1971. Pembuatannya harus disaksikan oleh Direksi / Konsultan Pengawas dan
diperiksa di laboratorium konstruki beton yang ditunjuk Direksi / Konsultan
Pengawas, jumlah dan frekuensi pembuatan kubus serta ketentuan-ketentuan
lainnya sesuai dengan PBI-1971.
(13). Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3x24 jam
setelah pengecoran.
(14). Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
pekerjaan lain.
(15). Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
(16). Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi
dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih sesuai dengan
ketentuan dalam PBI-1971).
1) Galian untuk dudukan plat dekker disesuaikan dengan kondisi lokasi dan peil
masing-masing lokasi.
2) Dudukan plat dekker dibuat dari pasangan batu kali pecah dengan campuran
(spesi) 1PC : 4Ps dengan dimensi sesuai Gambar Kerja. Urugan pasir
( local ) dibawah pasangan dibuat dengan tebal padat yang sesuai dengan Gambar
Kerja.
3) Plat penutup dibuat dari beton bertulang dengan campuran 1 pc : 2 Psr : 3 Kr
dengan tulangan rangkap dengan ketentuan seperti pada Gambar Kerja.
4) Pengecoran dilakukan ditempat atau diluar saluran serta dibuat sekat / potongan
per 1 meter dengan diberi lubang disisi kanan dan kiri.( menyesuaikan kondisi
lapangan ).
5) Jumlah dan dimensi plat beton bertulang sesuai Gambar Kerja.
6) Plesteran sisi dalam saluran dibuat dengan spesi 1PC : 4Ps dengan ketebalan 1,50
cm dan di aci sebagai finishing sesuai gambar kerja. Perawatan beton plat dekker
dibasahi terus menerus selama 14 hr.
4) Air
Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam,
bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang dapat merusak struktur.
Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum
Apabila terdapat keraguan mengenai air, Rekanan/Kontraktor diharuskan untuk
mengirimkan contoh air ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui
untuk diselidiki sampai seberapa banyak air itu mengandung zat-zat yang dapat
merusak. Dalam hal yang demikian pekerjaan harus dihentikan sampai di dapat
keputusan yang pasti mengenai air yang dapat dipakai untuk konstruksi dan
penghentian pekerjaan ini tidak membebaskan rekanan dari waktu pelaksanaan
seluruh pekerjaan yang telah ditetapkan
Apabila pemeriksaan contoh air seperti disebut dalam ayat (b) itu tidak dapat
dilakukan maka dalam hal adanya keraguan mengenal air, harus dengan
memakai air itu pada umur 7 dan 28 hari
Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton ditentukan dengan
ukuran isi atau ukuran berat setepat-tepatnya.
5) Semen Portland
Semen adalah bahan ikat hidrolis yang digunakan dalam pekerjaan struktur beton
dan pasangan Agar daya ikat semen tidak mengalami penurunan, maka perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Semen harus terlindung dari hujan dan udara lembab
Penumpukan zak semen diusahakan minimum 25 cm dari dinding gudang, dan
disusun diatas balok-balok kayu minimum 20 cm diatas lantai
Tumpukan semen dibatasi maksimum 12 zak. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari pengerasan semen akibat berat diatas tumpukan semen tersebut.
Penumpukan diatur berurutan sesuai urutan datangnya
Pemeriksaan terhadap kualitas semen di lapangan dilakukan dengan cara
meremas butiran semen memakai tangan, jika semen telah menggumpal atau
mengeras tidak boleh dipakai.
6) Lain – lain
Komposisi campuran setiap pekerjaan harus sesuai dengan syarat-syarat dan
petunjuk Pengawas/ Direksi Proyek
Mutu semua bahan yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat bahan
dan mendapat persetujuan Pengawas/ Direksi Proyek
Semua bahan yang tidak mendapat ijin atau persetujuan dari direksi, maka
Pemborong harus menyingkirkan dari lokasi pekerjaan maksimum 1 x 24 jam
Bahan-bahan lain yang dipergunakan dan belum diuraikan dalam RKS ini
haruslah barang-barang yang berkualitas baik dan mendapatkan persetujuan
dari Direksi Proyek.
XII.3.5. LAIN-LAIN
1) Semua jenis material yang tidak tercantum dalam RKS terlebih dahulu harus seijin
Pengawas/Direksi Proyek/ dalam penggunaannya
2) Hal-hal yang bersifat teknis yang belum atau tidak dapat dijabarkan dan diuraikan
dalam syarat-syarat teknis, maka Rekanan/kontraktor harus berpedoman pada
Gambar Kerja yang merupakan satu kesatuan dengan RKS ini.
XII.3.6. PENUTUP
1) Rekanan/ kontraktor harus dapat menyelesaikan pekerjaan secara keseluruhan
(100%) dengan tepat mutu dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang ada dalam Dokumen Kontrak secara keseluruhan serta petunjuk Direksi
Proyek / Pengawas.
2) Hal-hal yang belum diatur atau belum tercantum dalam RKS ini ataupun perubahan/
tambahan yang mungkin ada akan dijelaskan dalam aanwijzing dan atau diberi
petunjuk Direksi Proyek / Pengawas
3) Sebelum menyerahkan pekerjaan yang pertama/kedua, pelaksana berkewajiban
menyelesaikan semua jenis pekerjaan dan pembersihan lapangan sehingga hasil
pekerjaan nampak bersih dan sempurna
4) Syarat-syarat dan peraturan teknik ini mengikat sampai pekerjaan selesai 100% dan
diserahkan untuk kedua kalinya pada Direksi Proyek.