Anda di halaman 1dari 19

KRITIK JURNAL CARA MENGELOLA OSTEOPOROSIS

SEBELUM USIA 50 TAHUN

Tugas Keperawatan Gerontik

Dosen : Ns. Kholishatul Qulbiyah S.kep

Disusun Oleh :

1. Ahmad Fauzi 201713002


2. Diana Lailatusyiarofah 201713013
3. Fujika Yanti Siregar 201713021
4. Mega Audina 201713033
5. M. Bima Habibi 201713036
6. Nofita Pajar Mentari 201713046
7. Rezmi Alpiani 201713056
8. Sonia Aprilia Ningsih 201713065
9. Veggy Ayu Meidiani 201713074
10. M. Riza 201513031

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TINGKAT IV


STIKES WIJAYA HUSADA BOGOR
2020 – 2021
KRITIK JURNAL

Tipe materi/artikel : Jurnal ilmiah maturitas


Informasi Sitasi
Pengarang : S. Rozenberga, O. Bruyèreb, P. Bergmannc, E. Cavalierd, E. Gielene, S. Goemaeref,
J.M. Kaufmang, B. Lapauwh, M.R. Laurenti, J. De Schepperj dan J.J. Bodyk
Judul : Cara Mengelola Osteoporosis Sebelum Usia 50 Tahun
Publikasi : Elsevier B.V. dibawah lisensi BY-NC-ND
Tahun : 2020 Halaman : 14-25
Tipe Studi : Deskriftif
Desain Studi : Penelitian Naratif
Metode Pengumpulan Data : Naratif review
Latar Belakang Penelitian
Osteoporosis didefinisikan oleh Worl Health Organization (WHO) sebagai penyakit kerangka
progresif yang dicirikan oleh massa tulang yang rendah dan kerusakan mikroarsitektur dari
jaringan tulang, yang mengakibatkan meningkatnya kerapuhan tulang dan kerentanan tehadap
patah tulang.
Fraktur pada wanita premenopause lebih jarang dari pada wanita postmenopause, tetapi mereka
mungkin menjadi indikator penting yang mendasari kualitas tulang yang buruk dan risiko patah
tulang di masa depan. Menurut WHO, pada wanita postamenopause, osteoporosis didiagnosis
ketika kepadatan mineral tulang pinggul atau tulang belakang adalah dua setengah standar
deviasi atau lebih rendah dari rata-rata dewasa muda (T-score≤ − 2.5). Akan tetapi, tidak ada
kesepakatan tentang kriteria diagnosis osteoporosis dalam wanita prapromenopause.
Faktanya, hubungan keduanya antara kepadatan mineral tulang dan risiko fraktur tidak ditetapkan
dengan baik pada eanita premenopouse. Akibatnya, diagnosis hanya dapat dipertimbangkan
dalam wanita premenopause dengan fraktur kerapuhan yang relevan secara klinis atau dalam
kasus fraktur kerapuhan lainnya dalam kombinasi dengan massa tulang rendah.
Tujuan penelitian/pertanyaan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaharui pedoman yang ada saat ini dalam manajemen
perawatan osteoporosis.
Populasi
a. Metode Sampling (Tidak ada)
b. Kriteria Inklusi (Tidak ada)
c. Kriteria Eksklusi (Tidak ada)
d. Jumlah responden = Tidak ada
Profesi (Bidang yang diteliti).
Spesialis dalam kimia klinis, endokrinologi, epidemiologi, gerontologi dan geriatri, ginekologi,
kedokteran internal, nefrologi, radiologi, reumatologi, fisioterapi, perawatan primer, dan kesehtan
masyarakat.
Hasil
Risiko patah tulang seseorang pada usia berapa pun sangat ditentukan oleh massa tulang
seseorang yang sebenarnya, yang merupakan hasil dari tulang yang diperoleh selama
pertumbuhan dan dewasa muda dan yang berhubungan dengan penuaan berupa hilangnya tulang.
Massa tulang maksimal didefinisikan sebagai jumlah maksimum tulang yang dikumpulkan
selama pematangan kerangka dan konsolidasi setelah itu pada awal masa dewasa. Hal ini
dianggap sama dengan atau mewakili puncak kekuatan tulang, dan merupakan faktor penentu
utama massa tulang, risiko osteoporosis dan patah tulang di kemudian hari, perolehan massa
tulang maksimal yang optimal selama beberapa dekade pertama kehidupan adalah penting.
Simpulan
Pencapaian massa tulang maksimal penting untuk kekuatan tulang masa depan seseorang.
Sedangkan aspek fisik lainnya perkembangan dan pertumbuhan fisik, proses ini sebagian besar
ditentukan secara genetic tetapi dapat sangat dipengaruhi oleh status kesehatan umum dan faktor
gaya hidup. Terutama selama masa pubertas, periode kehidupan yang penting namun rentan
ketika mayoritas massa tulang total diperoleh, faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan tulang
harus mendapat perhatian yang tepat.
Kritik
Di dalam jurnal ini tidak dijelasakan siapa yang menjadi objek peneliti berapa banyak responden,
kriteria sampling dan juga tidak dijelaskan dimana penelitian diadakan. Jurnal ini hanya
memberikan deskripsi tentang osteoporosis, penyebabnya, penanganan serta pengobatannya
menurut beberapa ahli di bidangnya.
Jurnal ini juga tidak memberikan simpulan dari hasil penelitian, di akhir jurnal hanya diterankan
beberapa konflik kepentingan serta sumber pendanaan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

CARA MENGELOLA OSTEOPOROSIS SEBELUM USIA 50 TAHUN

Tugas Keperawatan Gerontik

Dosen : Ns. Kholishatul Qulbiyah S.kep

Disusun Oleh :

1. Ahmad Fauzi 201713002


2. Diana Lailatusyiarofah 201713013
3. Fujika Yanti Siregar 201713021
4. Mega Audina 201713033
5. M. Bima Habibi 201713036
6. Nofita Pajar Mentari 201713046
7. Rezmi Alpiani 201713056
8. Sonia Aprilia Ningsih 201713065
9. Veggy Ayu Meidiani 201713074
10. M. Riza 201513031

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TINGKAT IV


STIKES WIJAYA HUSADA BOGOR
2020 - 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Osteoporosis

Sub Pokok : Cara Mengelola Osteoporosis Sebelum Usia 50 tahun

Hari tanggal : Rabu, 10 Juni 2020

Waktu : 50 menit

Sasaran : Bapak – bapak dan Ibu – ibu Desa Sindang Barang

Penyuluh : Mahasiswa Stikes Wijaya Husada Bogor

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan masyarakat mampu
memahami tentang masalah Osteoporosis

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan masyarakat dapat menjelaskan
kembali tentang:
1. Pengertian Osteoporosis
2. Tanda dan gejala Osteoporosis
3. Faktor dan resiko yang mempengaruhi Osteoporosis
4. Pencegahan Osteoporosis

III. Materi
Terlampir: 1. Pengertian Osteoporosis
2. Tanda dan gejala Osteoporosis
3. Faktor dan resiko Osteoporosis
4. Cara pengobatan Osteoporosis
IV. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan
No Tahap
Penyuluh Sasaran
a. Memberi salam a. Menjawab
b. Memperkenalkan diri salam
Pembukaan
1 c. Menjelaskan tujuan penyuluhan. b. Mendengarkan
(5 menit)
dan
memperhatikan
a. Menjelaskan materi: a. Menyimak dan
1. Pengertian Osteoporosis memperhatikan
2. Tanda dan gejala Osteoporosis b. Merespon
Pengembangan
3. Faktor dan resiko Osteoporosis c. Bertanya
materi
4. Cara pengobatan Osteoporosis
(35 menit)
b. Memberikan kesempatan kepada
sasaran untuk bertanya
c. Menjawab pertanyaan sasaran
a. Evaluasi a. Sama-sama
1. Menyimpulkan materi menyimpulkan
Penutup 2. Memberikan 4 pertanyaan b. Menjawab
3
(10 menit) b. Mengucapkan terimakasih dan pertanyaan
mengucapkan salam c. Menjawab
salam

V. Metode
Ceramah
Tanya jawab
Diskusi

VI. Media/alat peraga


Leaflet

VII. Sumber
www.elsevier.com/locate/maturitas

LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian
Osteoporosis didefinisikan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) sebagai
penyakit kerangka progresif yang dicirikan oleh massa tulang yang rendah dan
merosot nya jaringan tulang secara mikroarsitektur, yang mengakibatkan
meningkatnya kerapuhan tulang dan kerentanan pasien patah. Osteoporosis bisa di
alami oleh oleh siapa saja,termasuk anak-anak dan orang dewasa. Namun, kondisi
ini lebih sering terjadi pada wanita yang telah memasuki masa menopause. Hal ini
disebabkan oleh berkurangnya kadar estrogen yang berperan penting dalam
menjaga kepadatan tulang.

2. Tanda dan Gejala.


Osteoporosis seringkali tidak menimbulkan gejala apapun. Kondisi ini biasanya
baru diketahui saat seseorang mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang.
Seiring berkurangnya kepadatan tulang, penderita osteoporosis bisa mengalami
gejala sebagai berikut:
a. Mudah mengalami patah tulang, walau hanya karena benturan yang ringan
b. Nyeri punggung, biasanya disebabkan olrh patah tulang belakang
c. Postur badan membungkuk
d. Tinggi badan berkurang

3. Faktor dan Resiko


Osteoporosis disebabkan oleh menurunnya kemampuan tubuh untuk meregenerasi
tulang. Hal ini berdampak pada berkurangnya kepadatan tulang. Penurunan
kemampuan regenerasi ini biasanya akan dimulai saat seseorang memasuki usia
35 tahun. Selain faktor usia ada juga beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan
risiko terjadinya osteoporosis yaitu:
a. Berjenis kelamin wanita,terutama setelah menopause
b. Memiliki keluarga dengan riwayat osteoporosis
c. Mengalami kekurangan vitamin D dan kalsium
d. Mengalami gangguan hormonal
e. Mengonsumsi obat kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama
f. Mengalami kecanduan alcohol
g. Merokok

4. Pencegahan
Pada beberapa keadaan, osteoporosis sulit untuk dicegah. Namun, anda bisa
mengurangi risiko terkena osteoporosis dengan berhenti merokok, tidak
mengonsumsi minuman alcohol, melakukan pemeriksaan berkala jika sudah
menopause, berolahraga secara teratur, dan mengonsumsi makanan yang kaya
akan vitamin D dan kalsium.

5. Evaluasi
a. Cara : Lisan
b. Jenis : Pertanyaan terbuka
c. Waktu : Setelah penyuluhan
d. Soal :
1) Jelaskan pengertian Osteoporosis secara singkat?
2) Bagaimana tanda dan gejala Osteoporosis?
3) Bagaimana cara pencegahan Osteoporosis?
e. Jawaban:
1) Pengertian Osteoporosis
Osteoporosis didefinisikan oleh organisasi kesehatan dunia
(WHO) sebagai penyakit kerangka progresif yang dicirikan oleh
massa tulang yang rendah dan merosot nya jaringan tulang secara
mikroarsitektur, yang mengakibatkan meningkatnya kerapuhan
tulang dan kerentanan pasien patah

2) Tanda dan gejala Osteoporosis


Mudah mengalami patah tulang, walau hanya karena benturan
yang ringan nyeri punggung, biasanya disebabkan oleh patah
tulang belakang postur badan membungkuk tinggi badan
berkurang.

3) Cara pencegahan Osteoporosis


Osteoporosis sulit untuk dicegah. Namun, anda bisa mengurangi
risiko terkena osteoporosis dengan berhenti merokok, tidak
mengonsumsi minuman alcohol, melakukan pemeriksaan berkala
jika sudah menopause, berolahraga secara teratur, dan
mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin D dan kalsium.

Anda mungkin juga menyukai