Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK
ASUHAN KEPERAWATAN WILMS TUMOR

S1 Keperawatan/Tingkat II
KELOMPOK 3
1. Arif Heriawan Nim : 201713007
2. Fujika Yanti Nim : 201713021
3. Mega Audina Nim : 201713033
4. Namira Virnanda Nim : 201713042
5. Neni Sri M Nim : 201713044
6. Novitasari Nim : 201713047
7. Nurzahadiah Nim : 201713049
8. Raden Arya Nim : 201713051
9. Yoga Anjeka Nim : 201713077

Dosen Pembimbing : Desi Nurseha Meirita,S.Kep.,M.K.M

Stikes Wijaya Husada Bogor


Tahun Ajaran 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang sangat sederhana ini dari segi
susunan maupun bahasa guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak. Shalawat serta
salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
Adapun judul makalah ini adalah “Asuhan Keperawatan Wilms Tumor” yang disusun atas
bantuan berbagai sumber dan pihak. Untuk itu kami menghaturkan terimakasih yang sebanyak-
banyaknya kepada pihak yang telah membantu.
Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dari segi
penyususunan, pembahasan, maupun bahasanya. Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila terdapat kesalahan, kami pun menerima dengan senang hati saran dan kritik yang
membangun dari pembaca.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca tentang wilms tumor.

Bogor, 04 mei 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang...............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................................................4
BAB II

TIJAUAN TEORI

A. Definisi...........................................................................................................................................5
B. Etiologi...........................................................................................................................................5
C. Patofisiologi...................................................................................................................................5
D. Manifestasi Klinis.........................................................................................................................5
E. Komplikasi.....................................................................................................................................6
F. Stadium pada tumor wilms..........................................................................................................6
G. Pemeriksaan Diagnostik...............................................................................................................6
H. Penatalaksanaan............................................................................................................................6
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. Pengkajian......................................................................................................................................7
B. Diagnosa Keperawatan.................................................................................................................7
C. Rencana Asuhan Keperawatan....................................................................................................7
D. Evaluasi........................................................................................................................................10
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Kasus............................................................................................................................................12
B. Patofisiologi.................................................................................................................................12
C. Pathway........................................................................................................................................13
D. Pengkajian....................................................................................................................................14
E. Analisa Data................................................................................................................................21
F. Diagnosa Keperawatan...............................................................................................................22
G. Intervensi......................................................................................................................................24
H. Implementasi...............................................................................................................................28
I. Evaluasi........................................................................................................................................30
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ginjal yang ditemukan pada anak-anak.
Tumor wilms mreupakan tumor ginjal yang tubuh dari sel embrional primitive  di ginjal.
Makrokoskopis ginjal akan tampak membesar dank eras sedangkan gambaran histo
patologinya menunjukan gabungan dari pembentukan abortif glomerulus dan gambaran otot
polos,otot serat lingkang, tulang rawan dan tulang. Tumor dapat bermetastase terutama ke
paru, ginjal dan jarang sekali ke tulang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Tumor wilms biasanya terjadi diarea mana?
2. Terapi apa yang dapat digunakan untuk tumor wilms?
3. Terdapat berapa stadium pada tumor wilms?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya tumor wilms
2. Untuk mengetahu terapi atau tindakan apa yang dapat di lakukan pada pasien dengan
tumor wilms
3. Untuk mengetahui stadium pada pasien tumor wilms
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ginjal yang ditemukan pada anak-anak.
Tumor wilms mreupakan tumor ginjal yang tubuh dari sel embrional primitive  di ginjal.
Makrokoskopis ginjal akan tampak membesar dan keras sedangkan gambaran histo
patologinya menunjukan gabungan dari pembentukan abortif glomerulus dan gambaran otot
polos, otot serat lingkang, tulang rawan dan tulang. Tumor dapat bermetastase terutama ke
paru, ginjal dan jarang sekali ke tulang.

2.2 Etiologi
a. Secara pasti belum diketahui
b. Perdisposisi genetic
c. Dapat dikaitkan dengan congenital anomali; yang sering adalah spradik aniridia,
genitourinary anomali, hemyhypertrophy,microcephaly dan cryptorchidism.

2.3 Patofisiolgi

Wilms tumor terjadi pada parenchyema renal. Tumor tersebut tumbuh dengan cepat
dengan lokasi dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuha tumor tersebut akan meluas atau
menyimpang luar renal. Mempunyai gambaran khas, berupa glomelurus dan tubulus yang
primitif atau abortif, dengan ruangan Bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif
dikelilingi stroma sel kumparan. Pertama tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi,
tetapi kemudian diinvasi oleh sel tumor. Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna
yang putih atau keabu-abuan homogen, lunak dan encepaloid ( mempunyai jaringan otak ).
Tumor tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan dikatan sebagai suatu
massa abdomen. Akan teraba pada abdominal saat dilakukan palpasi. Munculnya tumor
wilms sejak dalam perkembangan embrio dan akan tumbuh dengan cepat setelah lahir.
Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena renal dan menyebar ke organ
lain. Tumor yang biasanya baik terbatas dan sering terjadi nekrosis, cystik dan perdarahan.
Terjadinya hipertensi biasanya terkait dengan iskemik pada renal. Metastase tumor secara
hematogen dan limfogen; paru, hati, otak dan bone marrow.

2.4 Manifestasi klinis

a. Ada massa pada abdominal


b. Haematuri
c. Hipertensi
d. Nyeri abdomen
e. Anemia
f. Demam
g. Metastase ke paru, nafas pendek, dyspnea, batuk, nyeri dada
h. Pucat
i. Lethargi
j. Anorexia

2.5 Komplikasi
a. Metastase ke paru-paru, sum-sum tulang( anemia ), ginjal kontra lateral dan hati.
b. Komplikasi dari pembedahan
c. Efek samping dari kemoterapi dan terapi radiasi

2.6 Stadium Pada Tumor Wilms


a. Stadium 1 : tumor hanya terbatas pada gijal dan dapat di eksisi sempurna
b. Stadium  2 : tumor meluas kelur ginjal dan dapat di eksisi sempurna
c. Stadium  3 : : Ada sisa sel tumor di abdomen yang mungkin berasal dari biopsi atau
ruptur yang terjadi sebelum atau selama operasI
d. Stadium 4 : metastasis ke paru paru, tulang dan otak.
e. Stadium 5 : terjadi lagi kanker setelah di terapi, terjadi di tempat pertama kali terjadi atau
pada organ lain.

2.7 Pemeriksaan diagnostik


a. USG perut
b. CT scan
c. Rontgen dada (untuk melihat adanya penyebaran tumor ke dada )
d. Pemeriksaan darah lengkap
e. Biopsi
f. Pielogram intravena
g. Urinalisis (pemeriksaan air kemih,bisa menunjukan adanya darah atau protein dalam air
kemih)

2.8 Penatalaksanaan

Terapi pilihan adalah nefrektomi. Kemoterapi dan radioterapi dilakukan sesuai


stadium. Pada tumor bilateral dengan gambaran histopatologi ganas dilakukan nefrektomi
bilateral, kemoterapi, dan radioterapi, kemudian dialisis atau transplantasi ginjal.
Tindakan operasi merupakan tindakan terapi sekaligus penentuan stadium tumor.
Neferktomi primer dikerjakan pada semua keadaan kecuali pada tumor unilateral yang
unrectestable, tumor bilateral dan tumor yang sudah berekstensi ke vena kava inferior di atas
vena hepatica. Tumor yang unresectable dinilai intra operatif. Diberikan kemoterapi seperti
pada stadium III dan pengangkatan tumor dilakukan setelah 6 minggu. Pada tumor bilateral,
dilakukan biopsy untuk menentukan jenis tumor dan diberikan kemoterapi biasanya dalam
8-10 minggu. Nefrektomi dilakukan pada kasus tumor bilateral jika diberikn sisa parenkim
ginjal setelah reseksi tumor masih lebih dari 2/3. Hal penting dalam pembedahan meliputi
insisi transperitoneal, eksplorasi ginjal kontra lateral, dilakukan nefrektomi radikal, hindari
tumpahan tumor, dan biopsy kelenjar getah bening yang dicurigai.
Terapi lanjutan dengan kemoterapi atau radioterapi tergantung pada hasil staging dan
histology dari tumor. Nefrektomi parsial pada pasien dengan tumor bilateral, solitary kidney,
dan insufisiensi renal. Pada kasus tumor wilms bilateral yang perlu dilakukan nefrektomi
bilateral, transpalasi dilakukan setelah 1 tahun setelah selesai pemberian kemoterapi.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

3.1 Pengkajian

a. Aktifitas / istrahat
Kelemahan/keletihan : Perubahan pola istirahat adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur misalnya,nyeri,ansietas. Keterbatasan partisipasi dalam hobi.
b. Eliminasi
      Eliminasi urine : gangguan pada glomerulus menyebabkan sisa-sisa metabolisme tdak
dapat dieskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus ginjal yang
tidak mengalami gangguan yang menyebabkan oliguri, anuria, proteinuria, hematuria.
c. Makanan/ cairan
          Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air,edema
pada sekitar mata dan seluruh tubuh.Klien mudah mengalami infeksi karena adanya
depresi sistem imun.Adanya mual,muntah,dan anoreksia menyebabkan intake nutrisi
yang tidak adekuat.BB meningkat karena adanya edema.Perlukaan pada kulit dapat
terjadi karena uremia.
d. Kognitif dan preseptual
         Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar dan gatal-gatal karena adanya
uremia.gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi hipertensi.
e. Presesepsi diri
         Klien dan orang tua cemas dan takut karena adanya pembedahan

3.2 Diagnosa keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan


b. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan anak dipuasakan sebelum dan
sesudah operasi, anoreksia dan muntah
c. Kuranganya pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan rencana pengobatan
d. Kecemasan berhubungan dengan pembedahan dengan nephrectom
e. Nutrisi kurang dari keburuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

3.3 Rencana asuhan keperawatan


a. Diagnosa I
Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan
Tujuan : Nyeri dapat teratasi
Intervensi :
1. Tentukan nyeri, misalnya lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas, dan
tindakan penghilangan yang digunakan
Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi
kebutuhan/keefektifan intervensi. Pengalaman nyeri adalah individual yang
digabungkan dengan baik respon fisik dan emosional.
2. Memberikan tindakan kenyamanan dasar misalnya (reposisi, gosokkan punggung)
dan aktifitas hiburan misalnya (musik, televisi)
Rasional : meningkatkan relaksasi dan membantu menfokuskan perhatian.
3. Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri (misalnya tehnik relaksasi,
visualisasi, bimbingan imajinasi),tertawa, musik, dan sentuhan terapeutik
Rasional : memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan
meningkatkan rasa kontrol
4. Berikan analgesik sesuai indikasi
Rasional : nyeri adalah komplikasi sering dari kanker, meskipun respon individual
berbeda. Saat penyakit/pengobatan terjadi, penilaian dosis dan pemberian akan
diperlukan.

b. Diagnosa II
Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan anak dipuasakan sebelum dan
sesudah operasi, anoreksia dan muntah
Tujuan : Klien akan menampakkan volume cairan adekuat/mempertahankan cairan
adekuat
Intervensi :
1. Pantau masukan dan haluaran dan berat jenis;masukansemua sumber haluaran
misalnya muntah.
Rasional : keseimbangan cairan negatif terus menerus, menurunkan haluaran renal
dan konsentrasi urine menunjukan terjadinya dehidrasi dan perlunya peningkatan
penggantian cairan.
2. Kaji turgor kulit dan kelembaban membrane mukosa, memperhatikan keluhan haus
Rasional : indikator tidak langsung dari status dehidrasi/derajat kekurangan.
3. Dorong peningkatan masukan cairan  sesuai toleransi individu.
Rasional : membantu dalam memelihara kebutuhan cairan dan menurunkan resiko
efek samping yang membahayakan.
4. Berikan cairan IV sesuai indikasi
Rasional : diberikan untuk hidrasi umum serta mengencerkan obat anti neoplastik dan
menurunkan efek samping merugikan misalnya mual dan muntah.

c. Diagnosa III
Kuranganya pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan rencana
pengobatan
Tujuan :
a. Klien akan mengatakan pemahaman tentang proses penyakit dan pengobatan
b. Klien akan berpartisipasi dalam program pengobatan.
Intervensi
1. Tinjau ulang dengan pasien/orang terdekat pemahaman diagnosa khusus, alternative
pengobatan, dan sifat harapan.
Rasional : menvalidasi tingkat pemahaman saat ini, mengidentifikasi kebutuhan
belajar, dan memberikan dasar pengetahuan dimana pasien membuat keputusan
berdasarkan informasi.
2. Beri tahu kebutuhan perawatan khusus di rumah
Rasional : memberikan informasi mengenai perubahan yang di perlukan dalam
rencana memenuhi kebutuhan terapeutik.
3. Lakukan `evaluasi sebelum pulang ke rumah sesuai indikasi
Rasional : membantu dalam transisi ke lingkungan rumah dengan memberikan
informasi tentang kebutuhan perubahan pada situasi fisik.
4. Tinjau ulang pasien/orang terdekatnya pentingnya mempertahankan status nutrisi
yang optimal.
Rasional :meningkatkan kesejahteraan, memudahkan pemulihan dan memungkinkan
pasien mentolerir pengobatan.

d. Diagnosa IV
Kecemasan berhubungan dengan pembedahan
Tujuan
a. Berkurangnya kecemasan
b. Klien dapat memehami penyakitnya
Intervensi
1. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan
Rasional : memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistis serta
kesalahan  konsep diagnosis.
2. Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan
perasaan atau menolak untuk berbicara.
Rasional : membantu pasien untuk merasa diterima pada adanya kondisi tanpa
perasaan dihakimi.
3. Bantu pasien/orang terdekat dalam mengenali dan mengklarifikasi rasa takut untuk
memulai mengembangkan strategi koping untuk menghadapi rasa takut ini.
Rasional : keterampilan koping sering rusak setelah didiagnosis dan selama fase
pengobatan yang berbeda. Dukungan dan konseling sering perlu untuk
memungkinkan individu mengenal dan menghadapi rasa takut untuk meyakini bahwa
strategi control/koping tersedia.
4. Dorong dan kembangkan interaksi pasien dengan system pendukung
Rasional : mengurangi perasaan isolasi. Bila system pendukung keluarga tidak
tersedia, sumber luar mungkin diperlukan dengan segera misalnya, kelompok
pendukung kanker local.
e. Diagnosa V
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
Tujuan : Klien akan menunjukan berat badan stabil atau peningkatan berat badan sesuai
sasaran dan tidak
Intervensi
1. Ukur tinggi, berat badan dan ketebalan lipatan kulit tisep(atau pengukuran
atropometrik lain sesuai indikasi). Pastiakan jumlah penurunan berat badan saat ini.
Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
Rasional : membantu dalam identifikasi malnutrisi protein-kalori, khususnya bila
berat badan dan pengukuran atropometrik kurang dari normal.
2. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient, dengan masukan cairan
adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering lebih sedikit yang dibagi-
bagi selama sehari.
Rasional : kebuuhan jaringan metabolic ditingkatkan begitu juga cairan. Suplemen
dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein
adekuat.
3. Dorong komunikassi terbuka mengenai anoreksia
Rasional : sering sebagai distress emosi, khususnya untuk orang terdekat yang
menginginkan untuk member makan pasien dengan sering. Bila pasien menolak,
orang terdekat dapat merasakan ditolak/frustasi
4. Rujuk pada ahli diet/tim pendukung nutrisi
Rasional : member rencana diet khusus untuk memenuhi kebutuhan individu dan
menurunkan masalah berkenaan dengan malnutrisi protein dan defisiensi
mikronutrien.

3.4 Evaluasi
a. Diagnosa I
Nyeri berhubungan dengan insisi bedah
1. Melaporkan penghilangan nyeri maksimal/control dengan pengaruh minimal pada
AKS
2. Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan.
3. Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan
sesuai indikasi untuk situasi individu

b. Diagnosa II
Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan anak di puasakan sebelum dan
sesudah operasi, anoreksia, mual dan muntah
1. Menunjukan keseimbangan cairan adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil,
membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler cepat, dan haluaran
urine adekuat  secara individual

c. Diagnosa III
Kuranganya pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan pengobatan
1. Mengungkapkan informasi akurat tentang diagnose dan aturan pengobatan pada
tingkatan kesepian diri sendiri
2. Melakukan dengan benar prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan
tindakan
3. Melakukan perubahan gaya hidup yang perlu dan berpartisipasi dalam pengobatan

d. Diagnoa IV
Kecemasan berhubungan dengan pembedahan
1. Menunjukan rentang yang tepat dari perasaan dan brkurangnya rasa takut
2. Tampak rileks dan melaporkan ansietas pada tingkat dapat diatasi

e. Dianosa V
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
1. Mendemonstrasikan berat badan stabil, penambahan berat badan progresif kearah
tujuan dengan normalisasi nilai laboratorium dan bebas tanda malnutrisi
2. Pengungkapan pemahan pengaruh individual pada masukan adekuat
3. Berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk merangsang napsu
makan/peningkatan masukan diet.

BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 KASUS

Seorang An.S usia 3 tahun dibawa oleh ibunya Ny.M datang ke RS dengan keluhan perut
membesar dan mual muntah. Penderita juga menderita kelainan congenital yaitu aniridia,
anomaly saluran kemih. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/110 mmhg.

4.2 Patofisiologi

Tumor wilms, saat tumor belum menembus kapsul ginjal. Menyebabkan berderefiensi.
Kemudian tumor menembus kapsul ginjal parirenal, vena kapsul. Kemudian menyebabkan
hematoma sehingga terjadi nyeri kronis.
Tumor wilms juga menyebabkan disfungsi pada ginjal. Menimbulkan gangguan
keseimbangan asam basa. Kemudian menimbulkan asidosis metabolik. Sehingga terjadi
peningkatan asam lambung yang dapat mengakibatkan mual muntah dan mengakibatkan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Disfusi ginjal juga menyebabkan
gangguan glomerolus. Kemudian menimbulkan gangguan filtrasi sehingga hematuria yang
mengakibatkan cairan keluar banyak dan menyebabkan resiko kekurangan volume cairan

4.3 Pathway

Tumor Wilms
Tumor belum menembus kapsul ginjal Disfungsi ginjal

Berdiferensiasi Gangguan glomelurus

Tumor menembus kapsul ginjal Gangguan filtrasi


Parirenal, vena kapsul
Hematuria
Hematoma
Cairan keluar banyak

Nyeri Kronis
Resiko kekurangan
volume cairan

Gangguan keseimbangan asam basa

Asidosis metabolik

Peningkatan asam lambung

Mual muntah

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh

4.4 Pengkajian
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Identitas Klien
Nama : An.S No. RM : 321765
Usia : 3 Tahun Tgl Masuk : 1 Mei 2019
Jenis Kelamin : Laki - Laki Tgl Pengkajian : 1 Mei 2019
Alamat : Jl. Mawar, Jakarta Sumber Informasi : Ibu pasien
No. Telepon :- Nama klg dekat yg bisa di hub : Ny.M
Status Pernikahan : Belum Menikah
Agama : Islam Status : Ibu pasien
Suku : Jawa Alamat : Jl. Mawar, Jakarta
Pendidikan :- No. Telp : 0816754890
Pekerjaan :- Pendidikan : SMA
Lama Bekerja :- Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga

B. Status Kesehatan Saat Ini


1. Keluhan utama : Perut membesar dan mual muntah
2. Lama keluhan : 2 bulan
3. Kualitas keluhan : Tidak ada
4. Faktor pencetus : Genetik
5. Faktor pemberat : Kurangnya pengetahuan tentang penyakit
6. Upaya yg telah dilakukan : Berobat ke klinik terdekat
7. Diagnosa medis : Tumor ginjal

C. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Pasien datang ke Rumah Sakit dengan keluhan perut membesar, kelainan congenital
aniridia, anomaly saluran kemih dan mual muntah. Ibu pasien mengatakan dirumah belum
dilakukan tindakan apapun, dan langsung dibawa ke rumah sakit

D. Riwayat Kesehatan Terdahulu


1. Penyakit yg pernah dialami
a. Kecelakaan (jenis dan waktu) : Belum pernah
b. Operasi (jenis dan waktu) : Belum pernah
c. Penyakit
 Kronis :-
 Akut :-
d. Terakhir masuk RS :
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll) : Tidak memiliki alergi apapun
3. Imunisasi : Rutin di imunisasi
4. Kebiasaan
 Merokok :-
 Kopi :-
 Alkohol :-
5. Obat – obatan yg digunakan : Tidak mengkonsumsi obat-obatan apapun

E. Riwayat Lingkungan

Jenis Rumah Pekerjaan


 Kebersihan Kotor Belum bekerja
 Bahaya kecelakaan Tidak ada bahaya Belum bekerja
 Polusi Ada Belum bekerja
 Ventilasi Cukup Belum bekerja
 Pencahayaan Cukup Belum bekerja

F. Pola Aktivitas – Latihan

Aktivitas Rumah Rumah Sakit


 Makan / minum 2 x sehari 3 x sehari
 Mandi 2 x sehari 1 x sehari
 Berpakaian / berdandan 3 x sehari 1 x sehari
 Toileting x sehari x sehari
 Mobilitas di tempat tidur Bisa melakukan sendiri Dibantu perawat
 Berpindah Bisa melakukan sendiri Dibantu perawat
 Berjalan Bisa melakukan sendiri Dibantu perawat
 Naik tangga Bisa melakukan sendiri Dibantu perawat

G. Pola Nutrisi Metabolik

Rumah Rumah Sakit


 Jenis diit / makan Lunak Lumat
 Frekuensi / pola 3x sehari / teratur 3x sehari / teratur
 Porsi yg dihabiskan 1 piring Tidak dihabiskan 2-5
sendok (¼ porsi)
 Komposisi menu Nasi + lauk pauk Bubur + lauk pauk
 Pantangan Tidak ada pantangan Tidak boleh mengkonsumsi
makanan pedas
 Nafsu makan Baik Menurun
 Fluktuasi BB 6 bulan 25 kg 15 kg
terakhir
 Jenis minuman Air putih, susu Air putih, susu
 Frekuensi / pola minum Sering Sering
 Gelas yg dihabiskan 4 – 6 gelas 2 – 4 gelas
 Sukar menelan (padat / Padat Cair
cair)
 Pemakaian gigi palsu Tidak memakai gigi palsu Tidak memakai gigi palsu
(area)
 Riwayat masalah Tidak ada Diberikan
penyembuhan penyakit

H. Pola Eliminasi
 BAB

BAB Rumah Rumah Sakit


- Frekuensi / pola 1-2 x / sehari 2-3 x / sehari
- Konsistensi Lunak Encer, berlendir, berampas
- Warna & bau Kuning Kuning Kecoklatan
- Kesulitan Tidak ada kesulitan BAB Tidak ada kesulitan BAB
- Upaya mengatasi Tidak ada Diberi obat dokter, dan
cairan infus

 BAK

BAK Rumah Rumah Sakit


- Frekuensi / pola 5 x / sehari 3 x / sehari
- Konsistensi Cair Cair
- Warna & bau Kuning jernih, amoniak Kuning pekat, amoniak
- Kesulitan Air kencing keluar tidak Pemasangan kateter
terkontrol disertai nyeri
- Upaya mengatasi Tidak ada Diberikan obat

I. Pola Tidur – Istirahat


 Tidur siang

Rumah Rumah Sakit


- Jam ..... s/d ..... 12:00 s/d 14:00 13:00 s/d 15:00
- Kenyamanan setelah Rileks dan segar tidak nyaman
tidur

 Tidur malam

Rumah Rumah Sakit


- Jam ..... s/d ..... 21:00 s/d 05:00 20:00 s/d 06:00
- Kenyamanan setelah Segar bugar Rileks
tidur
- Kebiasaan sebelum tidur Bercengkrama dengan Bermain
orang tua
- Kesulitan Tidak ada Sering terbangun
- Upaya mengatasi Tidak ada Mengubah pola tidur

J. Pola Kebersihan Diri

Rumah Rumah Sakit


 Mandi
- Frekuensi 2 x / sehari 1 x / sehari
- Penggunaan sabun Sabun batang Sabun cair antiseptic
 Keramas
- Frekuensi 2 hari / sekali Belum pernah
- Penggunaan shampo
 Gosok gigi
- Frekuensi 3 x/ sehari 2 x / sehari
- Penggunaan odol Pasta gigi Pasta gigi
 Memotong kuku
- Frekuensi 1 minggu / sekali Belum pernah
 Kesulitan Tidak ada Tidak bisa melakukan
sendiri
 Upaya mengatasi Tidak ada Di bantu perawat

K. Pola Peran & Hubungan


1. Peran dalam keluarga : Sebagai anak
2. Sistem pendukung : Orang Tua
3. Kesulitan dalam keluarga :
( ) hub dengan orang tua
( ) hub dengan pasangan
( ) hub dengan sanak saudara
( ) hub dengan anak
( √ ) tidak ada

L. 1. Bicara :
( √ ) normal
( ) bahasa utama
( ) tidak jelas
( ) bahasa daerah
( ) bicara berputar – putar
( ) rentang perhatian
( ) mampu mengerti pembicaraan orang lain
( ) afek
2. Tempat tinggal :
( √ ) dengan orangtua
( ) kos / asrama
( ) bersama orang lain, yaitu....

M. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum :
 Kesadaran (GCS) : E4V5M6
 TTV :
o TD : 140/110 mmhg
o Nadi : 26 x/ menit
o Suhu : 38,3 *C
o RR : 127 x /menit
 TB / BB : 90 cm/ 15kg
2. Kepala & Leher :
a. Kepala
Inspeksi : Simetris, warna rambut hitam, penyebaran rambut merata
Palpasi : Tidak ada lesi
b. Mata
Inspeksi : Kelopak mata simetris, konjunctiva unanemis, pupil isokor, sclera ikterik
Palpasi : Tidak ada udema, tidak ada nyeri tekan
c. Hidung
Inspeksi : Simetris, tidak ada cuping hidung, tampak bersih, tidak ada lesi,
penciuman baik
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada udema
d. Mulut & tenggorokan
Inspeksi : Tidak ada stometitis, tidak ada tonsilitis, bibir simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
e. Telinga
Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi
Palpasi : Tidak ada nyeri, tidak ada udema
f. Leher
Inspeksi : Kulit tampak bersih, tidak ada lesi
Palpasi : Tidak ada pembesaran limfe, tidak ada bendungan vena jugularis

3. Thorax
 Cor
o Inspeksi :Tidak terlihat iktus cordis, tidak ada pembesaran jantung
o Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
o Perkusi :Redup di ICS 2,4,5
o Auskultasi :Lub Dub di ICS 2,4,5
 Paru – paru
o Inspeksi :Simetris
o Palpasi :Tidak ada retraksi dada di ICS 1-10 sampai vertebrata
o Perkusi :Sonor/resonan di ICS 1-6
o Auskultasi :Vesikuler di ICS 1-6

4. Abdomen
 Inspeksi :Tampak membesar
 Palpasi :Ada nyeri tekan
 Perkusi :Hipertympani
 Auskultasi : Terdengar suara bising
5. Genitalia & Anus
 Inspeksi :Simetris, tidak ada lesi, lendir tidak berlebih
 Palpasi :Tidak ada udema, tidak ada nyeri tekan
6. Ekstremitas
 Atas : Normal 5 5
 Bawah :Normal 5 5
7. Sistem Neurologi :

No Nama Nervus Hasil Pemeriksaan


I N.Olfaktorius Normal
II N.Optikus Normal
III N.Okulomotorius Normal
IV N.Troklearis Normal
V N.Trigeminus:
-N.Oftalmikus -Normal
-N.Maksilaris -Normal
-N.Mandibularis -Normal
VI N.Abdusen Normal
VII N.Fasialis Normal
VII N.Auditorius Normal
I
IX N.Glossofaringeus Normal
X N.Vagus Normal
XI N.Asesorius Normal
XII N.Hipoglosus Normal

8. Kulit & Kuku


 Kulit : Turgor kulit tidak elastis
 Kuku : CRT
N. Hasil Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium :
 Usg : ginjal menunjukkan adanya massa besar yang tidak homogen dan area-area
multipel dengan echogenisitas yang menurun yang menunjukkan adanya nekrosis
 CT Scan : Adanya invasi ke pembuluh-pembuluh darah besar (misalnya vena cava
inferior) Adanya metastasis ke organ-organ lain (misalnya hepar)

O. Terapi
1. Nefrektomi
2. Kemoterapi
3. Radioterapi
4.5 Analisa Data

ANALISA DATA

NAMA PASIEN        : An. S

NO.REKAM MEDIK : 321765


MASALAH
DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
DO : Tumor Wilms
1. Nyeri Kronis
-TD 140/110 mmhg Tumor belum menembus
2. Resiko kekurangan
kapsul ginjal
volume cairan
-Aniridia
3. Ketidakseimbangan
Berdiferensiasi
-Anomaly saluran kemih nutrisi kurang dari
Tumor menembus kapsul kebutuhan tubuh
DS :
ginjal parirenal, vena kapsul

-Ibu pasien mengatakan


Hematoma
bahwa perut pasien
membesar
Nyeri Kronis

-Ibu pasien mengatakan Tumor Wilms


pasien mengalami mual
Disfungsi ginjal
muntah

Gangguan glomelurus

Gangguan filtrasi

Hematuria
Cairan banyak keluar

Resiko
kekurangan
volume cairan

Tumor wilms

Disfungsi ginjal

Gangguan keseimbangan
asam basa

Asidosis metabolik

Peningkatan asam lambung

Mual muntah

Nafsu makan menurun

Ketidakseimbang
an nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
4.6 Diagnosa Keperawatan

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS MASALAH)

1. Nyeri Kronis berhubungan dengan Hematoma

2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan Disfungsi ginjal

3. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Mual

Muntah
4.7 INTERVENSI

No Tgl Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
1 02/ Nyeri kronis Setelah dilakukan tindakan 3x24 Jam 1.1 Lakukan 1.1 Untuk
05/ b.d pengkajian mengetahui
diharapkan masalah teratasi dengan
19 Hematoma nyeri lokasi,
kriteria hasil : komprehensif kualitas dan
yang meliputi beratnya
lokasi, nyeri
1 2 3 4 5
karakteristik, 1.2 Agar nyeri
Indikator I frekuensi, yang
1.Kontrol terhadap kualitas, dirasakan
gejala intensitas, berkurang
Indikator II 1 2 3 4 5 atau beratnya 1.3 Untuk
2.Tekanan darah nyeri. mengetahui
1.2 Pastikan perkembang
sistolik perawatan an nyeri
3.Tekanan darah analgesik bagi yang
diastolik pasien dirasakan
Ket. Indikator I : dilakukan pasien
dengan 2.1 untuk
pemantauan mengetahui
1. Sangat terganggu yang ketat perkembanga
2. Banyak terganggu 1.3 Gunakan n tekanan
metode darah, nadi,
3. Cukup terganggu penilaian yang suhu dan
4. Sedikit terganggu sesuai dengan pernafasan
tahapan pasien
5. Tidak terganggu perkembanga- 2.2 Untuk
n yang mengetahui
Ket. Indikator II : memungkinka peningkatan
-n untuk atau
memonitor perkembanga
1. Defiasi berat dari kisaran normal perubahan -n tekanan
2. Defiasi yang cukup besar dari nyeri dan darah sistolik
akan dapat 3.1 Untuk
kisaran normal membantu mengetahui
3. Defiasi sedang dari kisaran mengidentifik adakah
normal asi faktor perbaikan
pencetus pada tekanan
4. Defiasi ringan dari kisaran
aktual dan darah setelah
normal potensial meminum
(misalnya obat
5. Tidak ada defiasi dari kisaran
catatan
normal perkembanga-
n)
2.1 Monitor
tekanan darah,
nadi, suhu dan
status
pernafasan
dengan tepat
2.2 Monitor
terkait dengan
adanya 3 tanda
cushing
refleks
(misalnya
peningkatan
tekanan darah
sistolik)
3.1 Monitor
tekanan darah
setelah pasien
minum obat
jika
memungkinka
-n

2 02/ Resiko Setelah dilakukan tindakan 3x24 Jam 1.1 Berikan cairan 1.1 Agar
05/ kekurangan yang sesuai terpenuhi
diharapkan masalah teratasi dengan
19 volume 1.2 Tingkatkan cairan yang
cairan b.d kriteria hasil : intake atau sesuai yang
Disfungsi asupan cairan dibutuhkan
ginjal peroral 1.2 Untuk
1 2 3 4 5
(misalnya: memenuhi
Indikator I memberikan kebutuhan
1.Intake cairan cairan oral cairan pada
Ket. Indikator I: sesuai pasien
preferensi 1.3 Agar cairan
1. Sangat terganggu pasien, yang keluar
memberikan dan masuk
2. Banyak terganggu sedotan dan tetap
3. Cukup terganggu menyediakan terkontrol
4. Sedikit terganggu air segar yang dan terjaga
sesuai)
5. Tidak terganggu
1.3 Jaga
pencatatan
intake atau
asupan dan
output yang
akurat

3 02/ Ketidakseimb Setelah dilakukan tindakan 3x24 Jam 1.1 Tentukan 1.1 Agar gizi
05/ -angan nutrisi status gizi yang
diharapkan masalah teratasi dengan
19 kurang dari pasien dibutuhkan
kebutuhan kriteria hasil : 1.2 Tentukan apa sesuai
tubuh b.d yang menjadi 1.2 Agar dapat
Mual Muntah preferensi menimbulka
1 2 3 4 5
makanan bagi n nafsu
Indikator I pasien makan pasien
1.Asupan makanan 1.3 Tentukan 1.3 Agar nutrisi
secara oral jumlah kalori pasien dapat
2.Asupan cairan secara dan jenis terpenuhi
nutrisi yang 1.4 Agar nafsu
intravena dibutuhkan makan pasien
Indikator II 1 2 3 4 5 untuk meningkat
3.Kehilangan berat memenuhi 2.1 Agar
badan persyaratan kebutuhan
Ket. Indikator I : gizi cairan pada
1.4 Berikan pasien cepat
pilihan terpenuhi
1. Tidak adekuat makanan 3.1 Untuk
2. Sedikit adekuat sambil mengetahui
menawarkan perkembanga
3. Cukup adekuat bimbingan n mual
4. Sebagian besar adekuat terhadap muntah pada
pilihan pasien
5. Sepenuhnya adekuat makanan yang 3.2 Agar
lebih sehat penyebab
Ket. Indikator II : jika mual muntah
diperlukan pada pasien
2.1 Berikan terapi dapat cepat
1. Berat IV sesuai yang ditangani
2. Cukup berat ditentukan 3.3 Untuk
3.1 Monitor mual mengetahui
3. Sedang dan muntah peningkatan
4. Ringan 3.2 Kaji penyebab berat badan
mual muntah pada pasien
5. Tidak ada dan tangani 3.4 Untuk
dengan tepat mengetahui
3.3 Timbang asupan kalori
pasien pada yang masuk
jam yang sama pada tubuh
setiap hari pasien
3.4 Monitor
asupan kalori
setiap hari
4.8 IMPLEMENTASI
Tgl Diagnosa Keperawatan Jam Implementasi Respon Klien
02/05/1 Nyeri kronis b.d 08.00 1.1 Melakukan pengkajian O: Pasien tampak sudah
9 Hematoma nyeri komprehensif yang mulai sedikit rileks, dan
meliputi lokasi, mulai jarang menangis
karakteristik, frekuensi,
kualitas, intensitas, atau
beratnya nyeri. S: Ibu pasien mengatakan
1.2 Memastikan perawatan bahwa pasien sudah jarang
analgesik bagi pasien menangis akibat nyeri
dilakukan dengan
pemantauan yang ketat
1.3 Menggunakan metode
penilaian yang sesuai
dengan tahapan
perkembangan yang
memungkinkan untuk
memonitor perubahan
nyeri dan akan dapat
membantu
mengidentifikasi faktor
pencetus aktual dan
potensial (misalnya catatan
perkembangan)

08.30 2.1 Memonitor tekanan darah, O:


nadi, suhu dan status TD 125/90
pernafasan dengan tepat
2.2 Memonitor terkait dengan
adanya 3 tanda cushing S: Ibu pasien mengatakan
refleks (misalnya pasien masih mengeluh
peningkatan tekanan darah pusing sedikit kepada ibunya
sistolik)
3.1 Memonitor tekanan darah
setelah pasien minum obat
jika memungkinkan

Resiko kekurangan 09.00 1.1 Memberikan cairan yang O:


volume cairan b.d sesuai Turgor kulit tampak sudah
Disfungsi ginjal 1.2 Meningkatkan intake atau elastis
asupan cairan peroral
(misalnya: memberikan
cairan oral sesuai S: Ibu pasien mengatakan
preferensi pasien, bibir pasien sudah tidak
memberikan sedotan dan kering dan pasien sudah
menyediakan air segar mulai mau diajak
yang sesuai) berkomunikasi oleh ibunya
1.3 Menjaga pencatatan intake
atau asupan dan output
yang akurat

Ketidakseimbangan 10.00 1.1 Menentukan status gizi O: Nafsu makan pasien


nutrisi kurang dari pasien tampak mulai timbul
kebutuhan tubuh b.d 1.2 Menentukan apa yang
Mual Muntah menjadi preferensi S: Ibu pasien mengatakan
makanan bagi pasien pasien mulai mau diberikan
1.3 Menentukan jumlah kalori makanan
dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi

10.30 1.4 Memberikan pilihan O:


makanan sambil Nafsu makan pasien tampak
menawarkan bimbingan mulai meningkat
terhadap pilihan makanan
yang lebih sehat jika S: Ibu pasien mengatakan
diperlukan pasien tampak lahap dalam
2.1 Memberikan terapi IV memakan makanannya
sesuai yang ditentukan

11.00 3.1 Memonitor mual dan O: Mual dan Muntah pada


muntah pasien setiap dikaji sudah
3.2 Mengkaji penyebab mual mulai sedikit berkurang
muntah dan tangani dengan
tepat S: Ibu pasien mengatakan
pasien sudah jarang mual
maupun muntah
12.00 3.3 Timbang pasien pada jam O: BB pasien mulai
yang sama setiap hari mngalami perkembangan
3.4 Monitor asupan kalori BB : 25kg
setiap hari
S: Ibu pasien mengatakan
badan pasien sudah mulai
terlihat gemuk
4.9 EVALUASI
Diagnosa Keperawatan Tanggal/Waktu Evaluasi
Nyeri kronis b.d Hematoma 02/05/19 O:
Jam 13.00 TD : 125/90 mmhg
Pasien tampak mulai rileks dan
jarang mengangis

S: Ibu pasien mengatakan pasien


sudah jarang menangis karena
nyeri

Indikator I awl akr tgt


1.Kontrol 3 4 5
terhadap gejala
Indikator II awl akr tgt
2.Tekanan 2 3 5
darah sistolik
3.Tekanan 2 3 5
darah diastolik
A: Masalah nyeri kronis belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Resiko kekurangan volume 02/05/19 O:
cairan b.d Disfungsi ginjal Jam 13.00 Turgor kulit tampak sudah elastis

S: Ibu pasien mengatakan bibir


pasien sudah tidak kering dan
pasien sudah mulai mau diajak
berkomunikasi oleh ibunya

Indikator I awl akr tgt


Intake cairan 3 5 5
A: Masalah resiko kekurangan
volume cairan sudah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Ketidakseimbangan nutrisi 02/05/19 O:
kurang dari kebutuhan tubuh Jam 13.00 BB: 25kg
b.d Mual Muntah Nafsu makan pasien tampak
meningkat
Mual muntah pada pasien sudah
menurun

S: Ibu pasien mengatakan pasien


sudah mulai lahap menyantap
makanan, dan sudah mulai hilang
mual dan muntah pada pasien

Indikator I aw akhr tgt


l
1.Asupan 3 3 5
makanan
secara oral
2.Asupan 3 3 5
cairan secara
intravena
Indikator II aw akhr tgt
l
3.Kehilangan 3 3 5
berat badan
A: Masalah ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh teratasi
P: Intervensi dihentikan
BAB V
PENUTUP

Berdasarkan data-data pemeriksaan, anak ini di diagnosis menderita tumor wilms. Hal
tersebut di tunjukan dengan keluhan, adanya massa di daerah abdomen. Serta tanda gejala
lainnya yang mengarah pada tumor wilms. Tumor wilms disebut juga nefroblastoma.

Tumor wilm adalah semacam tumor ganas pada ginjal yang mnyerang anak – anak.
Penyebabnya adalah kelainan genetika artinya penyakit ini adalah penyakit awaan. Tumor wilms
spordik berkaitan dengan 10% kasus dengan hemihitertrofi yang terisolasi atau malformasi
genitourinarius seperti hipospadia, kriptorkismus, dan fungsi ginjal. Os jk

Dalam melakukan tindakn keperawatan seperti dalam pengkjian dan pemeriksaan perawt
harus lebih memperhatikan klien dengan keluarganya karena klien adalah anak – anak. Karen
selain sifat klien anak – anak berbeda dengan klien yang dewasa klien anak juga melibatkan
keluarganya karena kemandirian dari anak – anak masih rendah.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/11053987/ASUHAN_TUMOR_WILMS

Anda mungkin juga menyukai