KEPERAWATAN ANAK
ASUHAN KEPERAWATAN WILMS TUMOR
S1 Keperawatan/Tingkat II
KELOMPOK 3
1. Arif Heriawan Nim : 201713007
2. Fujika Yanti Nim : 201713021
3. Mega Audina Nim : 201713033
4. Namira Virnanda Nim : 201713042
5. Neni Sri M Nim : 201713044
6. Novitasari Nim : 201713047
7. Nurzahadiah Nim : 201713049
8. Raden Arya Nim : 201713051
9. Yoga Anjeka Nim : 201713077
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang sangat sederhana ini dari segi
susunan maupun bahasa guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak. Shalawat serta
salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
Adapun judul makalah ini adalah “Asuhan Keperawatan Wilms Tumor” yang disusun atas
bantuan berbagai sumber dan pihak. Untuk itu kami menghaturkan terimakasih yang sebanyak-
banyaknya kepada pihak yang telah membantu.
Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dari segi
penyususunan, pembahasan, maupun bahasanya. Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila terdapat kesalahan, kami pun menerima dengan senang hati saran dan kritik yang
membangun dari pembaca.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca tentang wilms tumor.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang...............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................................................4
BAB II
TIJAUAN TEORI
A. Definisi...........................................................................................................................................5
B. Etiologi...........................................................................................................................................5
C. Patofisiologi...................................................................................................................................5
D. Manifestasi Klinis.........................................................................................................................5
E. Komplikasi.....................................................................................................................................6
F. Stadium pada tumor wilms..........................................................................................................6
G. Pemeriksaan Diagnostik...............................................................................................................6
H. Penatalaksanaan............................................................................................................................6
BAB III
A. Pengkajian......................................................................................................................................7
B. Diagnosa Keperawatan.................................................................................................................7
C. Rencana Asuhan Keperawatan....................................................................................................7
D. Evaluasi........................................................................................................................................10
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kasus............................................................................................................................................12
B. Patofisiologi.................................................................................................................................12
C. Pathway........................................................................................................................................13
D. Pengkajian....................................................................................................................................14
E. Analisa Data................................................................................................................................21
F. Diagnosa Keperawatan...............................................................................................................22
G. Intervensi......................................................................................................................................24
H. Implementasi...............................................................................................................................28
I. Evaluasi........................................................................................................................................30
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya tumor wilms
2. Untuk mengetahu terapi atau tindakan apa yang dapat di lakukan pada pasien dengan
tumor wilms
3. Untuk mengetahui stadium pada pasien tumor wilms
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ginjal yang ditemukan pada anak-anak.
Tumor wilms mreupakan tumor ginjal yang tubuh dari sel embrional primitive di ginjal.
Makrokoskopis ginjal akan tampak membesar dan keras sedangkan gambaran histo
patologinya menunjukan gabungan dari pembentukan abortif glomerulus dan gambaran otot
polos, otot serat lingkang, tulang rawan dan tulang. Tumor dapat bermetastase terutama ke
paru, ginjal dan jarang sekali ke tulang.
2.2 Etiologi
a. Secara pasti belum diketahui
b. Perdisposisi genetic
c. Dapat dikaitkan dengan congenital anomali; yang sering adalah spradik aniridia,
genitourinary anomali, hemyhypertrophy,microcephaly dan cryptorchidism.
2.3 Patofisiolgi
Wilms tumor terjadi pada parenchyema renal. Tumor tersebut tumbuh dengan cepat
dengan lokasi dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuha tumor tersebut akan meluas atau
menyimpang luar renal. Mempunyai gambaran khas, berupa glomelurus dan tubulus yang
primitif atau abortif, dengan ruangan Bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif
dikelilingi stroma sel kumparan. Pertama tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi,
tetapi kemudian diinvasi oleh sel tumor. Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna
yang putih atau keabu-abuan homogen, lunak dan encepaloid ( mempunyai jaringan otak ).
Tumor tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan dikatan sebagai suatu
massa abdomen. Akan teraba pada abdominal saat dilakukan palpasi. Munculnya tumor
wilms sejak dalam perkembangan embrio dan akan tumbuh dengan cepat setelah lahir.
Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena renal dan menyebar ke organ
lain. Tumor yang biasanya baik terbatas dan sering terjadi nekrosis, cystik dan perdarahan.
Terjadinya hipertensi biasanya terkait dengan iskemik pada renal. Metastase tumor secara
hematogen dan limfogen; paru, hati, otak dan bone marrow.
2.5 Komplikasi
a. Metastase ke paru-paru, sum-sum tulang( anemia ), ginjal kontra lateral dan hati.
b. Komplikasi dari pembedahan
c. Efek samping dari kemoterapi dan terapi radiasi
2.8 Penatalaksanaan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
3.1 Pengkajian
a. Aktifitas / istrahat
Kelemahan/keletihan : Perubahan pola istirahat adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur misalnya,nyeri,ansietas. Keterbatasan partisipasi dalam hobi.
b. Eliminasi
Eliminasi urine : gangguan pada glomerulus menyebabkan sisa-sisa metabolisme tdak
dapat dieskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus ginjal yang
tidak mengalami gangguan yang menyebabkan oliguri, anuria, proteinuria, hematuria.
c. Makanan/ cairan
Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air,edema
pada sekitar mata dan seluruh tubuh.Klien mudah mengalami infeksi karena adanya
depresi sistem imun.Adanya mual,muntah,dan anoreksia menyebabkan intake nutrisi
yang tidak adekuat.BB meningkat karena adanya edema.Perlukaan pada kulit dapat
terjadi karena uremia.
d. Kognitif dan preseptual
Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar dan gatal-gatal karena adanya
uremia.gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi hipertensi.
e. Presesepsi diri
Klien dan orang tua cemas dan takut karena adanya pembedahan
b. Diagnosa II
Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan anak dipuasakan sebelum dan
sesudah operasi, anoreksia dan muntah
Tujuan : Klien akan menampakkan volume cairan adekuat/mempertahankan cairan
adekuat
Intervensi :
1. Pantau masukan dan haluaran dan berat jenis;masukansemua sumber haluaran
misalnya muntah.
Rasional : keseimbangan cairan negatif terus menerus, menurunkan haluaran renal
dan konsentrasi urine menunjukan terjadinya dehidrasi dan perlunya peningkatan
penggantian cairan.
2. Kaji turgor kulit dan kelembaban membrane mukosa, memperhatikan keluhan haus
Rasional : indikator tidak langsung dari status dehidrasi/derajat kekurangan.
3. Dorong peningkatan masukan cairan sesuai toleransi individu.
Rasional : membantu dalam memelihara kebutuhan cairan dan menurunkan resiko
efek samping yang membahayakan.
4. Berikan cairan IV sesuai indikasi
Rasional : diberikan untuk hidrasi umum serta mengencerkan obat anti neoplastik dan
menurunkan efek samping merugikan misalnya mual dan muntah.
c. Diagnosa III
Kuranganya pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan rencana
pengobatan
Tujuan :
a. Klien akan mengatakan pemahaman tentang proses penyakit dan pengobatan
b. Klien akan berpartisipasi dalam program pengobatan.
Intervensi
1. Tinjau ulang dengan pasien/orang terdekat pemahaman diagnosa khusus, alternative
pengobatan, dan sifat harapan.
Rasional : menvalidasi tingkat pemahaman saat ini, mengidentifikasi kebutuhan
belajar, dan memberikan dasar pengetahuan dimana pasien membuat keputusan
berdasarkan informasi.
2. Beri tahu kebutuhan perawatan khusus di rumah
Rasional : memberikan informasi mengenai perubahan yang di perlukan dalam
rencana memenuhi kebutuhan terapeutik.
3. Lakukan `evaluasi sebelum pulang ke rumah sesuai indikasi
Rasional : membantu dalam transisi ke lingkungan rumah dengan memberikan
informasi tentang kebutuhan perubahan pada situasi fisik.
4. Tinjau ulang pasien/orang terdekatnya pentingnya mempertahankan status nutrisi
yang optimal.
Rasional :meningkatkan kesejahteraan, memudahkan pemulihan dan memungkinkan
pasien mentolerir pengobatan.
d. Diagnosa IV
Kecemasan berhubungan dengan pembedahan
Tujuan
a. Berkurangnya kecemasan
b. Klien dapat memehami penyakitnya
Intervensi
1. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan
Rasional : memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistis serta
kesalahan konsep diagnosis.
2. Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan
perasaan atau menolak untuk berbicara.
Rasional : membantu pasien untuk merasa diterima pada adanya kondisi tanpa
perasaan dihakimi.
3. Bantu pasien/orang terdekat dalam mengenali dan mengklarifikasi rasa takut untuk
memulai mengembangkan strategi koping untuk menghadapi rasa takut ini.
Rasional : keterampilan koping sering rusak setelah didiagnosis dan selama fase
pengobatan yang berbeda. Dukungan dan konseling sering perlu untuk
memungkinkan individu mengenal dan menghadapi rasa takut untuk meyakini bahwa
strategi control/koping tersedia.
4. Dorong dan kembangkan interaksi pasien dengan system pendukung
Rasional : mengurangi perasaan isolasi. Bila system pendukung keluarga tidak
tersedia, sumber luar mungkin diperlukan dengan segera misalnya, kelompok
pendukung kanker local.
e. Diagnosa V
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
Tujuan : Klien akan menunjukan berat badan stabil atau peningkatan berat badan sesuai
sasaran dan tidak
Intervensi
1. Ukur tinggi, berat badan dan ketebalan lipatan kulit tisep(atau pengukuran
atropometrik lain sesuai indikasi). Pastiakan jumlah penurunan berat badan saat ini.
Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
Rasional : membantu dalam identifikasi malnutrisi protein-kalori, khususnya bila
berat badan dan pengukuran atropometrik kurang dari normal.
2. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient, dengan masukan cairan
adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering lebih sedikit yang dibagi-
bagi selama sehari.
Rasional : kebuuhan jaringan metabolic ditingkatkan begitu juga cairan. Suplemen
dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein
adekuat.
3. Dorong komunikassi terbuka mengenai anoreksia
Rasional : sering sebagai distress emosi, khususnya untuk orang terdekat yang
menginginkan untuk member makan pasien dengan sering. Bila pasien menolak,
orang terdekat dapat merasakan ditolak/frustasi
4. Rujuk pada ahli diet/tim pendukung nutrisi
Rasional : member rencana diet khusus untuk memenuhi kebutuhan individu dan
menurunkan masalah berkenaan dengan malnutrisi protein dan defisiensi
mikronutrien.
3.4 Evaluasi
a. Diagnosa I
Nyeri berhubungan dengan insisi bedah
1. Melaporkan penghilangan nyeri maksimal/control dengan pengaruh minimal pada
AKS
2. Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan.
3. Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan
sesuai indikasi untuk situasi individu
b. Diagnosa II
Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan anak di puasakan sebelum dan
sesudah operasi, anoreksia, mual dan muntah
1. Menunjukan keseimbangan cairan adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil,
membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler cepat, dan haluaran
urine adekuat secara individual
c. Diagnosa III
Kuranganya pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan pengobatan
1. Mengungkapkan informasi akurat tentang diagnose dan aturan pengobatan pada
tingkatan kesepian diri sendiri
2. Melakukan dengan benar prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan
tindakan
3. Melakukan perubahan gaya hidup yang perlu dan berpartisipasi dalam pengobatan
d. Diagnoa IV
Kecemasan berhubungan dengan pembedahan
1. Menunjukan rentang yang tepat dari perasaan dan brkurangnya rasa takut
2. Tampak rileks dan melaporkan ansietas pada tingkat dapat diatasi
e. Dianosa V
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
1. Mendemonstrasikan berat badan stabil, penambahan berat badan progresif kearah
tujuan dengan normalisasi nilai laboratorium dan bebas tanda malnutrisi
2. Pengungkapan pemahan pengaruh individual pada masukan adekuat
3. Berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk merangsang napsu
makan/peningkatan masukan diet.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 KASUS
Seorang An.S usia 3 tahun dibawa oleh ibunya Ny.M datang ke RS dengan keluhan perut
membesar dan mual muntah. Penderita juga menderita kelainan congenital yaitu aniridia,
anomaly saluran kemih. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/110 mmhg.
4.2 Patofisiologi
Tumor wilms, saat tumor belum menembus kapsul ginjal. Menyebabkan berderefiensi.
Kemudian tumor menembus kapsul ginjal parirenal, vena kapsul. Kemudian menyebabkan
hematoma sehingga terjadi nyeri kronis.
Tumor wilms juga menyebabkan disfungsi pada ginjal. Menimbulkan gangguan
keseimbangan asam basa. Kemudian menimbulkan asidosis metabolik. Sehingga terjadi
peningkatan asam lambung yang dapat mengakibatkan mual muntah dan mengakibatkan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Disfusi ginjal juga menyebabkan
gangguan glomerolus. Kemudian menimbulkan gangguan filtrasi sehingga hematuria yang
mengakibatkan cairan keluar banyak dan menyebabkan resiko kekurangan volume cairan
4.3 Pathway
Tumor Wilms
Tumor belum menembus kapsul ginjal Disfungsi ginjal
Nyeri Kronis
Resiko kekurangan
volume cairan
Asidosis metabolik
Mual muntah
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
4.4 Pengkajian
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Identitas Klien
Nama : An.S No. RM : 321765
Usia : 3 Tahun Tgl Masuk : 1 Mei 2019
Jenis Kelamin : Laki - Laki Tgl Pengkajian : 1 Mei 2019
Alamat : Jl. Mawar, Jakarta Sumber Informasi : Ibu pasien
No. Telepon :- Nama klg dekat yg bisa di hub : Ny.M
Status Pernikahan : Belum Menikah
Agama : Islam Status : Ibu pasien
Suku : Jawa Alamat : Jl. Mawar, Jakarta
Pendidikan :- No. Telp : 0816754890
Pekerjaan :- Pendidikan : SMA
Lama Bekerja :- Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
E. Riwayat Lingkungan
H. Pola Eliminasi
BAB
BAK
Tidur malam
L. 1. Bicara :
( √ ) normal
( ) bahasa utama
( ) tidak jelas
( ) bahasa daerah
( ) bicara berputar – putar
( ) rentang perhatian
( ) mampu mengerti pembicaraan orang lain
( ) afek
2. Tempat tinggal :
( √ ) dengan orangtua
( ) kos / asrama
( ) bersama orang lain, yaitu....
M. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum :
Kesadaran (GCS) : E4V5M6
TTV :
o TD : 140/110 mmhg
o Nadi : 26 x/ menit
o Suhu : 38,3 *C
o RR : 127 x /menit
TB / BB : 90 cm/ 15kg
2. Kepala & Leher :
a. Kepala
Inspeksi : Simetris, warna rambut hitam, penyebaran rambut merata
Palpasi : Tidak ada lesi
b. Mata
Inspeksi : Kelopak mata simetris, konjunctiva unanemis, pupil isokor, sclera ikterik
Palpasi : Tidak ada udema, tidak ada nyeri tekan
c. Hidung
Inspeksi : Simetris, tidak ada cuping hidung, tampak bersih, tidak ada lesi,
penciuman baik
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada udema
d. Mulut & tenggorokan
Inspeksi : Tidak ada stometitis, tidak ada tonsilitis, bibir simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
e. Telinga
Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi
Palpasi : Tidak ada nyeri, tidak ada udema
f. Leher
Inspeksi : Kulit tampak bersih, tidak ada lesi
Palpasi : Tidak ada pembesaran limfe, tidak ada bendungan vena jugularis
3. Thorax
Cor
o Inspeksi :Tidak terlihat iktus cordis, tidak ada pembesaran jantung
o Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
o Perkusi :Redup di ICS 2,4,5
o Auskultasi :Lub Dub di ICS 2,4,5
Paru – paru
o Inspeksi :Simetris
o Palpasi :Tidak ada retraksi dada di ICS 1-10 sampai vertebrata
o Perkusi :Sonor/resonan di ICS 1-6
o Auskultasi :Vesikuler di ICS 1-6
4. Abdomen
Inspeksi :Tampak membesar
Palpasi :Ada nyeri tekan
Perkusi :Hipertympani
Auskultasi : Terdengar suara bising
5. Genitalia & Anus
Inspeksi :Simetris, tidak ada lesi, lendir tidak berlebih
Palpasi :Tidak ada udema, tidak ada nyeri tekan
6. Ekstremitas
Atas : Normal 5 5
Bawah :Normal 5 5
7. Sistem Neurologi :
O. Terapi
1. Nefrektomi
2. Kemoterapi
3. Radioterapi
4.5 Analisa Data
ANALISA DATA
Gangguan glomelurus
Gangguan filtrasi
Hematuria
Cairan banyak keluar
Resiko
kekurangan
volume cairan
Tumor wilms
Disfungsi ginjal
Gangguan keseimbangan
asam basa
Asidosis metabolik
Mual muntah
Ketidakseimbang
an nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
4.6 Diagnosa Keperawatan
Muntah
4.7 INTERVENSI
2 02/ Resiko Setelah dilakukan tindakan 3x24 Jam 1.1 Berikan cairan 1.1 Agar
05/ kekurangan yang sesuai terpenuhi
diharapkan masalah teratasi dengan
19 volume 1.2 Tingkatkan cairan yang
cairan b.d kriteria hasil : intake atau sesuai yang
Disfungsi asupan cairan dibutuhkan
ginjal peroral 1.2 Untuk
1 2 3 4 5
(misalnya: memenuhi
Indikator I memberikan kebutuhan
1.Intake cairan cairan oral cairan pada
Ket. Indikator I: sesuai pasien
preferensi 1.3 Agar cairan
1. Sangat terganggu pasien, yang keluar
memberikan dan masuk
2. Banyak terganggu sedotan dan tetap
3. Cukup terganggu menyediakan terkontrol
4. Sedikit terganggu air segar yang dan terjaga
sesuai)
5. Tidak terganggu
1.3 Jaga
pencatatan
intake atau
asupan dan
output yang
akurat
3 02/ Ketidakseimb Setelah dilakukan tindakan 3x24 Jam 1.1 Tentukan 1.1 Agar gizi
05/ -angan nutrisi status gizi yang
diharapkan masalah teratasi dengan
19 kurang dari pasien dibutuhkan
kebutuhan kriteria hasil : 1.2 Tentukan apa sesuai
tubuh b.d yang menjadi 1.2 Agar dapat
Mual Muntah preferensi menimbulka
1 2 3 4 5
makanan bagi n nafsu
Indikator I pasien makan pasien
1.Asupan makanan 1.3 Tentukan 1.3 Agar nutrisi
secara oral jumlah kalori pasien dapat
2.Asupan cairan secara dan jenis terpenuhi
nutrisi yang 1.4 Agar nafsu
intravena dibutuhkan makan pasien
Indikator II 1 2 3 4 5 untuk meningkat
3.Kehilangan berat memenuhi 2.1 Agar
badan persyaratan kebutuhan
Ket. Indikator I : gizi cairan pada
1.4 Berikan pasien cepat
pilihan terpenuhi
1. Tidak adekuat makanan 3.1 Untuk
2. Sedikit adekuat sambil mengetahui
menawarkan perkembanga
3. Cukup adekuat bimbingan n mual
4. Sebagian besar adekuat terhadap muntah pada
pilihan pasien
5. Sepenuhnya adekuat makanan yang 3.2 Agar
lebih sehat penyebab
Ket. Indikator II : jika mual muntah
diperlukan pada pasien
2.1 Berikan terapi dapat cepat
1. Berat IV sesuai yang ditangani
2. Cukup berat ditentukan 3.3 Untuk
3.1 Monitor mual mengetahui
3. Sedang dan muntah peningkatan
4. Ringan 3.2 Kaji penyebab berat badan
mual muntah pada pasien
5. Tidak ada dan tangani 3.4 Untuk
dengan tepat mengetahui
3.3 Timbang asupan kalori
pasien pada yang masuk
jam yang sama pada tubuh
setiap hari pasien
3.4 Monitor
asupan kalori
setiap hari
4.8 IMPLEMENTASI
Tgl Diagnosa Keperawatan Jam Implementasi Respon Klien
02/05/1 Nyeri kronis b.d 08.00 1.1 Melakukan pengkajian O: Pasien tampak sudah
9 Hematoma nyeri komprehensif yang mulai sedikit rileks, dan
meliputi lokasi, mulai jarang menangis
karakteristik, frekuensi,
kualitas, intensitas, atau
beratnya nyeri. S: Ibu pasien mengatakan
1.2 Memastikan perawatan bahwa pasien sudah jarang
analgesik bagi pasien menangis akibat nyeri
dilakukan dengan
pemantauan yang ketat
1.3 Menggunakan metode
penilaian yang sesuai
dengan tahapan
perkembangan yang
memungkinkan untuk
memonitor perubahan
nyeri dan akan dapat
membantu
mengidentifikasi faktor
pencetus aktual dan
potensial (misalnya catatan
perkembangan)
Berdasarkan data-data pemeriksaan, anak ini di diagnosis menderita tumor wilms. Hal
tersebut di tunjukan dengan keluhan, adanya massa di daerah abdomen. Serta tanda gejala
lainnya yang mengarah pada tumor wilms. Tumor wilms disebut juga nefroblastoma.
Tumor wilm adalah semacam tumor ganas pada ginjal yang mnyerang anak – anak.
Penyebabnya adalah kelainan genetika artinya penyakit ini adalah penyakit awaan. Tumor wilms
spordik berkaitan dengan 10% kasus dengan hemihitertrofi yang terisolasi atau malformasi
genitourinarius seperti hipospadia, kriptorkismus, dan fungsi ginjal. Os jk
Dalam melakukan tindakn keperawatan seperti dalam pengkjian dan pemeriksaan perawt
harus lebih memperhatikan klien dengan keluarganya karena klien adalah anak – anak. Karen
selain sifat klien anak – anak berbeda dengan klien yang dewasa klien anak juga melibatkan
keluarganya karena kemandirian dari anak – anak masih rendah.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11053987/ASUHAN_TUMOR_WILMS