Dosen pengampu:
Kelas: KP.3A
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan Rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “ ASUHAN KEPERAWATAN MYELOMA MULTIPLE”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
penulisan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna
bagi kami khususnya dan bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah............................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Pengertian.....................................................................................................3
2.2 Etiologi...........................................................................................................3
2.3 Klasifikasi......................................................................................................4
2.4 Manifestasi Klinis.........................................................................................7
2.5 Patofisiologi...................................................................................................7
2.6 Pemeriksaan Diagnostik..............................................................................9
2.7 Penatalaksanaan.........................................................................................11
BAB III..................................................................................................................13
ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................................13
3.1 PENGKAJIAN............................................................................................13
3.1.1 Riwayat Penyakit.................................................................................13
3.1.2 Riwayat Psikososial.............................................................................15
3.2 DIAGNOSA KEPERAWAATAN.............................................................15
3.2.1 NURSING CARE PLAN (NCP).........................................................15
3.3 EVALUASI.................................................................................................19
Daftar Pustaka......................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian Multiple myeloma adalah suatu kanker sel plasma dimana
sebuah clone dari sel plasma yang abnormal berkembang biak, membentuk tumor
di sumsum tulang dan menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal, yang
terkumpul di dalam darah atau air kemih.Multiple myeloma (myelomatosis,
plasma cell myeloma, Kahler's disease) merupakan keganasan sel plasma yang
ditandai dengan penggantian sumsum tulang, kerusakantulang, dan formasi
paraprotein.Multiple myeloma adalah kelainan darah yang berhubungan dengan
limfoma dan leukimia karena biasanya timbul dalam sumsum tulang.Multiple
myeloma adalah penyakit sel plsma maligna yang menginfiltrasi tulang
danjaringan-jaringan yang lemah yang terjadi pada pria dan wanita dan biasanya
menyerangpada usia pertengahan dan lanjut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa multiple myeloma adalah suatu kanker sel
plasma dimanasebuah clone dari sel plasma yang abnormal berkembang biak,
membentuk tumor disumsum tulang dan menghasilkan sejumlah besar antibodi
yang abnormal, yang menginfiltrasi tulang dan jaringan-jaringan yang lemah yang
terjadi pada pria dan wanita dan biasanya menyerang pada usia pertengahan dan
lanjut.
1
1.3 Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Multiple myeloma adalah suatu kanker sel plasma dimana sel plasma
imatur dan matur yang abnormal berkembangbiak, membentuk tumor di sumsum
tulang dan menghasilkan sejumlah besar antibody yang abnormal, yang terkumpul
didalam darah atau air kemih.
2.2 Etiologi
Belum diketahui penyebab pasti dari multiple myeloma. Ada beberapa
penelitian yangmenunjukan bahwa faktor-faktor risiko tertentu meningkatkan
kesempatan seseorangakan mengembangkan penyakit multiple myeloma,
diantaranya
3
dengan MGUS mengembangkan kanker-kanker tertentu, seperti multiple
myeloma. Tidak ada perawatan, namun orang-orangdengan MGUS
memperoleh tes-tes laborat regular (setiap 1 atau 2 tahun) untukmemeriksa
peningkatan lebih lanjut pada tingkat protein M.
Sejarah multiple myeloma keluarga : studi-studi telah menemukan bahwa
risiko multiple myeloma seseorang mungkin lebih tinggi jika saudara
dekatnya mempunyai penyakit ini.
Banyak faktor-faktor risiko lain yang dicurigai sedang dipelajari. Para peneliti
telah mempelajari apakah terpapar pada kimia-kimia atau kuman-kuman tertentu
(terutama virus-virus), yang mempunyai perubahan-perubahan pada gen tertentu,
memakan makanan tertentu, atau menjadi kegemukan (obesitas) meningkatkan
risiko mengembangkan multiple myeloma.
2.3 Klasifikasi
Secara perkembangan penyakit, multiple myeloma dibagi menjadi 3
kategori:
1. Monoclonal gammopathy of undetermined significance (MGUS)
2. Asymptomatic/smoldering myeloma
3. Symptomatic myeloma/myeloma aktif
4
MGUS
Asymptomatic/smoldering myeloma
MGUS tidak menimbulkan gejala. Pada tahap ini, tumor atau lesi
osteolitik juga belum terbentuk. MGUS bisa berkembang menjadi
multiple myeloma, tapi bisa juga tidak.
Karakteristik:
• Nilai serum protein M < 3 g/dL
• Persentase sel-sel plasma di sumsum tulang < 10%
• Tidak ada fitur CRAB yang menandakan MM aktif (penjelasan di
bagian bawah)
b. Asymptomatic myeloma
5
Karakteristik:
• Jumlah serum protein M ≥ 3 g/dL dan tetap stabil
• Persentase sel plasma di sumsum tulang 10-60%
• Tidak ada fitur CRAB yang menandakan MM aktif
c. Symptomatic myeloma
Karakteristik:
• Naiknya jumlah protein M dan sel plasma pada serum dan/atau urin
• Persentase sel plasma di sumsum tulang > 10% (lebih dari
sepuluh persen)
• Ada gejala CRAB:
C – calcium elevation, atau naiknya kalsium darah (>10 mg/dL)
R – renal dysfunction, atau gangguan ginjal (kreatinin >2 mg/dL atau
creatinine clearance <40 ml/menit)
A – anemia (hemoglobin <10 g/dL atau turun lebih dari 2 g/dL dari
kisaran normal)
B – bone disease, atau gangguan tulang berupa lesi atau litik, patah,
atau tertekan yang terlihat saat rontgen, bone survey, CT-Scan, MRI
atau PET.
6
Symptomatic myeloma ditangani dengan obat-obatan maupun terapi ,
misalnya kemoterapi, terapi target, atau stem cell transplant.
1. Anemia karena sel plasma menggeser sel-sel normal yang menghasilkan sel
darah merah di sumsum tulang.
2. Infeksi bakteri berulang,
3. Gagal ginjal, karena pecahan anti bodi yang abnormal (protein Bence-Jones)
merusak ginjal.
2.5 Patofisiologi
7
System kekebalan menjaga poliferasi sel B dan sekresi antibody di bawah
control ketat. Ketika kromosom dan gen yang rusak, seringkali melalui penataan
ulang, control ini hilang. Seringkali, bergerak gen promotor (atau translocates)
untuk kromosom yang merangsang gen antibody terhadap overproduksi.
8
2.6 Pemeriksaan Diagnostik
1. Labolatorium
2. Radiologi
Gambaran atau foto x-ray dari multiple myeloma berupa lesi multiple, berbatas
tegas,litik punch out,dan bulat pada tengkorak, tulang belakang, dan pelvis. Lesi
terdapat dalam ukuran yang hamper sama. Lesi local ini umumnya berawal
dirongga medulla, mengikis tulang cancellous, dan secara progresif
menghancurkan tulang kortikal. Sebagai tambahan, tulang pada pasien myeloma,
dengan sedikit pengecualian, mengalami demineralisasi difus. Pada beberapa
pasien, ditemukan gambaran osteopenia difus pada pemeriksaan radiologi. Saat
timbul gejala sekitar 80-90% di antaranya telah mengalami kelainan tulang. Film
polos memperhatikan :
9
2) Fraktur kmpresi pada badan vertebra, tidak dapat dibedakan dengan
osteoporosis senilis.
3) Lesi-lesi litik “punh out” yang menyebar dengan batas yang jelas, lesi
yang berada di dekat korteks menghasilkan internal scalloping.
4) Ekspansi tulang dengan perluasan melewati korteks, menghasilkan masa
jaringan lunak.
b. CT-Scan
c. MRI
MRI potensial digunakan pada multiple myeloma karena modalitas ini baik
untuk resolusi jaringan lunak. Secara khusus, gambaran MRI pada deposit
myeloma berupa suatu intensitas bulat, sinyal rendah yang focus digambaran TI,
yang menjadi intensitas tinggi pada sekuensi T2.
3. Radiologi Nuklir
10
itulang) pada penyakit dan belum digunakan rutin. Tingkat false negative
skintigrafi tulang untuk mendiagnosis multiple myeloma tinggi. Scan dapat fositif
pada radiograf normal, membutuhkan pemeriksaan lain untuk konfirmasi.
4. Angiografi
Gambaran angiografi tidak spesifik. Tumor dapat memiliki zona perifer dari
peningkatan vaskularisasi. Secara umum, Teknik ini tidak digunakan untuk
mendiagnosis multiple myeloma.
2.7 Penatalaksanaan
1. Obat peredanyeri (analgetik)yangkuat dan terapipenyinaran padatulang
yangterkena, bisa menguranginyeri tulang
2. Penderitayangmemilikiprotein Bence-Jones di dalam air
kemihnyaharusbayakminum untuk mengencerkan air kemih dan membantu
mencegah dehidrasi,yangbisamenyebabkan terjadinyagagalginjal.
3. Penderita harus tetap aktif karenatirah baringyangberkepanjangan bisa
mempercepatterjadinyaosteoporosisdan menyebabkan tulang mudah patah.
Tetapi tidak boleh lariatau mengangkat beban berat karenatulang-
tulangnyarapuh.
4. Padapenderitayangmemiliki tanda-tandainfeksi (demam, menggigil,
daerahkemerahan di kulit) diberikan antibiotik.
5. Penderita dengananemiaberat bisamenjalani transfusi darah atau
mendapatkaneritropoetin (obat untukmerangsangpembentukan sel darah
merah).Kadar kalsiumdarahyangtinggi bisadiobatidengan prednison dan
cairan intravena, dankadangdengan difosfonat (obatuntuk menurunkan
kadarkalsium). Allopurinoldiberikankepadapenderitayangmemilikikadar asam
urat tinggi.
6. Kemoterapi memperlambat perkembangan penyakitdengan membunuh sel
plasmayang abnormal. Yangpalingseringdigunakan adalah melfalan dan
siklofosfamid.Kemoterapi jugamembunuh selyangnormal, karenaitu sel darah
dipantaudandosisnyadisesuaikan jikajumlah sel darah putih dan trombosit
11
terlalu banyakberkurang.Kortikosteroid (misalnyaprednison atau
deksametason) jugadiberikansebagai bagian dari kemoterapi.
7. Kemoterapi dosis tinggidikombinasikandengan terapi penyinaran masih
dalampenelitian. Pengobatan kombinasi ini sangat beracun, sehingga
sebelumpengobatansel stem harus diangkat dari darah atau
sumsumtulangpenderita dan dikembalikanlagi setelah pengobatan selesai.
Biasanyaprosedurinidilakukan padapenderitayangberusiadibawah 50 tahun.
Pada60%penderita, pengobatan dapat memperlambatperkembangan
penyakit.Penderitayangmemberikan respon terhadap kemoterapi bisabertahan
sampai 2-3 tahun setelah penyakitnyaterdiagnosis.
Kadangpenderitayangbertahan setelah menjalani pengobatan, bisamenderita
leukemiaatau jaringan fibrosa(jaringan parut)di sumsumtulang.
12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 Riwayat Penyakit
Perlu dikaji perasaan nyeri atau sakit yang dikeluhkan pasien, kapan terjadinya,
biasanya
terjadi pada malam hari. Tanyakan umur pasien, riwayat dalam keluarga apakah
ada yang
menderita kanker, prnah tidaknya terpapar dalam waktu lama terhadap zat-zat
karsinogen dan
sesuai dianjurkan
a. Pemeriksaan Fisik
Lakukan pemeriksaan untuk mengidentifikasi adanya nyeri, bengkak, pergerakan
terbatas,
kelemahan.
b. Aktivitas / istirahat
Gejala : Malaise, merasa lelah, letih
Tanda : gelisah siang dan malam, gangguan pola istrahat dan pola tidur, malaise
(kelemahan
dan keletihan) dan gangguan alat gerak.
c. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi , adanya pembengkakan mempengaruhi sirkulasi dan adanya
nyeri pada
dada karena sumbatan pada vena
Tanda : Peningkatan tekanan darah.
d. Integritas Ego
Gejala : Menarik diri dari lingkungan, karena faktor stress (adanya gangguan pada
keuangan
13
pekerjaan, dan perubahan peran), selain itu biasanya menolak diagnosis, perasaan
tidak
berdaya, tidak mampu, rasa bersalah, kehilangan control dan depresi.
Tanda : Menyangkal, marah, kasar,. dan suka menyendir
e. Eliminasi
Gejala : Perubahan pada eliminasi urinarius misalnya nyeri, pada saat berkemih
dan poliurin,
perubahan pada pola defekasi ditandai dengan adanya darah yang bercampur pada
feses, dan
nyeri pada saat defekasi.
Tanda : adanya perubahan pada warna urin, perubahan pada peristaltik usus, serta
adanya
distensi abdomen
f. Makanan / Cairan
Gejala : kurang nafsu makan, pola makan buruk, (misalnya rendah tinggi lemak,
adanya zat
aditif, bahan pengawet), anoreksia, mual / muntah
Tanda : Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot, dan perubahan pada
turgor kulit.
g. Hiegine
Gejala : Melakukan higene diri sendiri harus dibantu orang lain, karena gangguan
ekstremitas
maka menjaga hygiene tidak dapat dilakuakan, malas mandi
Tanda : Adanya perubahan pada kebersihan kulit, kuku dan sebagainya.
h. Neurosensori
sering mengeluh tentang nyeri yang dirasakan, dan keterbatasan gerak karena
nyeri tersebut.
1) Pernapasan
Gejala : Pasien kadang asma, karena kebiasaan merokok, atau pemajanan asbes.
2) Keamanan
Gejala : Karena adanya pemajanan pada kimia toksik, karsinogen pemajanan
14
matahari lama / berlebihan.
Tanda : Demam, ruam kulit dan ulserasi.
3) Seksualitas
Gejala : adanya perubahan pada tingkat kepuasan seksualitas karena adanya
keterbatasan gerak.
3.1.2 Riwayat Psikososial
Kaji adanya kecemasan, takut ataupun depresi
a) Pemeriksaan diagnostik
Periksa adanya anemi, hiperkalsemia, hiperkalsiuria dan hiperurisemia
b) Pembelajaran / Health education
Memberi pengetahuan tentang penyakit kanker mengenai gejala – gejala, riwayat
penyakit
kanker keluarga, dan memberi pengertian kepada keluarga tentang upaya
pengobatan.
3.2 DIAGNOSA KEPERAWAATAN
1. Nyeri b/d proses patologik penyakit
2. Resiko terhadap cidera: fraktur patologik b/d tumor
3. Kurang pengetahuan b/d proses penyakit dan program terapeutik
4. Ketidakefektifan koping individu b/d rasa takut tentang ketidaktahuan, persepsi
tentang proses penyakit dan system pendukung tidak adekuat
5. Gangguan harga diri b/d hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja peran.
3.2.1 NURSING CARE PLAN (NCP)
a. Dx 1 : Nyeri b/d proses patologis penyakit
- Kriteria hasil : nyeri berkurang atau terkontrol
- Intervensi :
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
o R/ mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat
memudahkan intervensi selanjutnya
- Berikan posisi yang nyaman
o R/ Dengan posisi yang nyaman diharapkan rasa nyeri dapat berkurang
- Monitor tanda-tanda vital
15
o R/ mengetahui perubahan tanda vital akibat nyeri
- Berikan analgesik sesuai kebutuhan untuk nyeri
o R/ Meningkatkan rasa nyaman dan menghilangkan nyeri sedang sampai
berat
b. Dx 2 : Resiko terhadap cidera: fraktur patologik b/d tumor
- Kriteria Hasil : tidak adanya cidera akibat tumor yang dialami pasien
- Intervensi :
Sangga tulang yang sakit dan tangani dengan lembut selama pemberian
asuhan keperawatan
o R/ Tumor tulang akan melemahkan tulang sampai ke titik dimana aktivitas
normal atau
- perubahan posisi dapat mengakibatkan fraktur
- Gunakan sanggahan eksternal (mis. Splint) untuk perlindungan tambahan
o R/ Penyangga luar (mis. bidai) dapat dipakai untuk perlindungan tambahan
- Ikuti pembatasan penahanan berat badan yang dianjurkan
o R/ Adanya pembatasan akan membantu klien dalam penahanan berat
badan yang tidak
- mampu ditahan oleh tulang yang sakit
- Ajarkan bagaimana cara untuk menggunakan alat ambulatory dengan
aman dan
- bagaimana untuk menguatkan ekstremitas yang tidak sakit
o R/ Penggunaan alat ambulatory dengan aman mampu menguatkan
ekstremitas yang sehat
c. Dx 3 : Kurang pengetahuan b/d proses penyakit dan program
terapeutik
- Tujuan : pasien memahami proses penyakit dan program terapi
- Kriteria Hasil : Pengetahuan yang tepat mengenai proses penyakit dan
menggambarkan
- program pengobatannya.
- Intervensi :
- Kenali tingkat pengetahuan pasien saat ini tentang kanker atau tumor
16
o R/ Data akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari
adanya duplikasi
- Gambarkan proses penyakit tumor sesuai dengan kebutuhan
o R/ Membantu pasien dalam memahami proses penyakit
- Berikan informasi mengenai terapi dan atau pilihan pengobatan yang
potensial terjadi dan atau keuntungan dari setiap terapi tersebut
o R/ Membantu pasien dalam membuat keputusan pengobatan
- Gunakan brosur, gambar, video tape dalam penyuluhan pasien atau
keluarga
o R/ Alat visual memberikan penguatan pada instruksi yang diberikan
- Anjurkan pasien untuk menyampaikan pilihannya atau mendapatkan
pilihan kedua sesuai kebutuhan
o R/ Meningkatkan advokasi pasien dalam pelayanan medis
- Instruksikan pasien untuk melaporkan tanda dan gejala pada pemberi
pelayanan kesehatan; memberi nomor telepon yang penting
o R/ Meningkatkan keamanan dalam upaya penyembuhan
d. Dx 4 : Ketidakefektifan koping individu b/d rasa takut tentang
- ketidaktahuan, persepsi tentang proses penyakit dan system pendukung
tidak adekuat
- Kriteria Hasil : Ansietas, kekhawatiran, dan kelemahan menurun pada
tingkat yang dapat diatasi, mendemonstrasikan kemandirian yang
meningkat dalam aktivitas dan proses pengambilan keputusan
- Kebutuhan pasien
- Kenalkan pasien pada seseorang atau kelompok yang telah memiliki
pengalaman penyakit yang sama
o R/ Memberikan informasi dan dukungan dari orang lain dengan
pengalaman yang sama
- Berikan sumber-sumber spiritual jika diperlukan
o R/ Untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien
17
e. Dx 5 : Gangguan harga diri b/d hilangnya bagian tubuh atau
perubahan kinerja peran
- Kriteria Hasil : harga diri klien meningkat
- Intervensi :
- Dukung keluarga dalam mengupayakan melewati penyesuaian yang harus
dilakukan; kenali perubahan dalam citra diri akibat pembedahan dan
kemungkinan amputasi
o R/ Kemandirian versus ketergantungan merupakan isu pada pasien yang
menderita keganasan. Gaya hidup akan berubah secara dramatis, paling
tidak sementara
- Berikan kepastian yang realistis tentang masa depan dan perjalanan
kembali aktivitas yang berhubungan dengan peran; beri dorongan untuk
perawatan mandiri dan sosialisasi
o R/ Peyakinan yang masuk akal mengenai masa depan dan penyesuaian
aktivitas yang berhubungan dengan peran harus dilakukan untuk
memandirikan pasien
- Libatkan pasien dan keluarga sepanjang pengobatan untuk meningkatkan
rasa tetap memiliki kontrol dalam kehidupan seseorang
o R/ Keterlibatan pasien dan keluarganya sepanjang terapi dapat mendorong
kepercayaan diri,
- pengembalian konsep diri, dan perasaan dapat mengontrol hidupnya
sendiri.
18
3.3 EVALUASI
1. Klien mampu menerangkan proses penyakit dan program terapi
a. Menerangkan proses patologik
b. Menentukan program sasaran terapeutik
c. Mencari penjelasan informasi
2. Mampu mengontrol nyeri
a. Memanfaatkan teknik pengontrolan nyeri termasuk obat yang diberikan
b. Tidak mengalami nyeri atau mengalami pengurangan nyeri saat istirahat,
selama menjalankan aktifitas hidup sehari-hari atau tempat operasi
3. Tidak mengalami patah tulang patologik
a. Menghindari stress pada tulang yang lemah
b. Mempergunakan alat bantu dengan aman
c. Memperkuat ekstremitas yang sehat
4. Memperlihatkan pola penyelesain masalah yang efektif
a. Mengemukakan perasaannya dengan kata-kata
b. Mengidentifikasi ketakutan dan kemampuannya
c. Membuat keputusan
d. Meminta bantuan bila perlu
5. Memperlihatkan konsep diri positif
a. Mengidentifikasi tanggung jawab rumah tangga dan keluarga yang mampu
b. ditanggungnya
c. Memperlihatkan kepercayaan diri pada kemampuannya
d. Memperlihatkan penerimaan citra diri
e. Memperlihatkan kemandirian dalam aktivitas hidup
6. Memperlihatkan tiadanya komplikasi
a. Memperlihatkan penyembuhan luka
b. Tidak mengalami kerusakan kulit
c. Mempertahankan atau meningkatkan berat badan
d. Tidak mengalami infeksi
e. Mengatasi efek samping terapi
f. Melaporkan gejala toksisitas obat atau komlikasi pembedahan
19
7. Berpartisipasi dalam perawatan kesehatan berkelanjutan di rumah
a. Mematuhi regimen yang ditentukan (misalnya; menelan setiap obat yang
diresepkan,
b. tetap mejalankan terapi fisik dan okupasi)
c. Menyetujui perlunya supervisi kesehatan jangka panjang
d. Rajin memenuhi janji perawatan kesehatan tindak lanjut
e. Melaporkan bila ada gejala atau komplikasi
20
Daftar Pustaka
21