Anda di halaman 1dari 11

USULAN RANCANGAN PENELITIAN

A. Judul: Tinjauan Hukum Ekonomi Islam Terhadap Pengelolaan Dana Badan Usaha
Milik Gampong (BUMG)

B. Identitas Peneliti

1. Nama : Imam Al Aziz

2. Nim : 2017120141

3. Angkatan : 2017

4. Fakultas : Syariah

5. Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah

C.Latar Belakang

Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 mengamanatkan pemerintah untuk


menerapkan otonomi daerah dengan menganut atas desentralisasi. Otonomi yang
memberikan kewenangan sepenuhnya kepada daerah untuk menjalankan pemerintahan yang
mandiri dan kreatif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat didaerah. Konsep otonomi
daerah terkait penghargaan terhadap kekhasan daerah maka pemerintah memberikan hak
otonomi terhadap desa.

Hal ini merupakan sebuah konsekuensi logis bagi bangsa Indonesia yang memang
sebagian besar penduduknya hidup di daerah pedesaan yang mencapai 70% dari keseluruhan
penduduk di Indonesia. Sehingga titik sentral pembangunan adalah daerah pedesaan
menempatkan desa sebagai sasaran pembangunan, usaha untuk mengurangi berbagai
kesenjangan pendapatan, kesenjangan kaya dan miskin, kesenjangan desa dan kota akan
dapat lebih diwujudkan.

Program dan kegiatan pembangunan perdesaan secara menyeluruh menyangkut


bidang ekonomi, sektor-sektor pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, dan bidang sosial
budaya dan lainnya. Dalam Undang- Undang No 6 Tahun 2014 bahwa desa disarankan untuk
memiliki suatu badan usaha yang berguna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama
kebutuhan pokok dan tersedianya sumberdaya desa yang belum dimanfaatkan, dan
tersedianya sumberdaya manusia yang mampu mengelola badan usaha sebagai asset
penggerak perekonomian masyarakat. Dalam era otonomi juga perlu diberlakukan kebijakan
yang memberikan akses dan memberikan kesempatan kepada desa untuk dapat menggali
potensi baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia yang berada dalam wilayah desa
tersebut yang nantinya digunakan sebagai sumber pendapatan desa.

Walaupun desa telah memiliki Alokasi Dana Desa (ADD) yang berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten, namun diperlukan juga suatu badan
yang mengurus kekayaan asli desa demi terjadinya keseimbangan dana pembangunan. Untuk
itulah perlu suatu lembaga yang dapat mengelola potensi desa dengan maksimal maka
didirikanlah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang seluruh modalnya berasal dari
kekayaan desa seperti industri berbasis masyarakat, pertanian, pertambangan, perkebunan,
perdagangan, pariwisata, dan lain-lain.

Dalam Al-quran juga sudah dijelaskan bahwa kesejahteraan sudah ada pada jaman
Nabi Muhammad Saw, dan menjadi misi bagi kerasulan Nabi Muhammad Saw sebagaimana
dinyatakan dalam ayat yang berbunyi :

َ‫َو َما أَرْ َس ْلنَاكَ إِاَّل َرحْ َمةً لِ ْل َعالَ ِمين‬

Artinya:

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.
(AL-Anbiya’ (21) ayat 107).

Kegiatan ekonomi telah menjadi sarana pencapaian kesejahteraan atau kemakmuran.


Nabi Muhammad Saw memperkenalkan sistem ekonomi Islam, konsep kesejahteraan ini
yang akan di bahas dalam tatanan ekonomi Islam. Ekonomi Islam adalah ilmu yang
multidimensi/interdisiplin, komperhensif, dan saling terintegrasi, meliputi ilmu Islam yang
bersumber dari Al-qur’an dan As-sunah, dan juga ilmu rasional, dengan ilmu manusia dapat
mengatasi masalah-masalah keterbatasan sumber daya untuk mencapai falah (Kebahagiaan).

Pendirian BUMDES adalah merupakan perwujudan dari pengelolaan ekonomi


produktif desa yang dilakukan secara kooperatif, partisifatip, emansifatif, transparasi,
akuntabel, sustainable. Dinyatakan dalam Undang undang No. 6 Tahun 2014 bahwa
BUMDES dapat didirikan sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa setempat. Yang
dimaksud dengan kebutuhan dan potensi desa adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan masyarakat terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok;
2. Tersedianya sumber daya desa yang belum dimanfaatkan secara optimal;
3. Tersedianya sumber daya manusia yang mampu mengelola badan usaha sebagai asset
penggerak perekonomian masyarakat;
4. Adanya unit-unit yang merupakan kegiatan ekonomi warga masyarakat

BUMDES juga didirikan untuk menekan berkembangnya sistem usaha kapitalistis di


pedesaan yang dapat mengakibatkan terganggunya nilai-nilai kehidupan bermasyarakat.
BUMDES merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi sebagai lembaga sosial
(social institution) dan komersial (commercial institution). BUMDES sebagai lembaga sosial
berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan
sosial. Sedangkan sebagai lembaga komersial bertujuan mencari keuntungan melalui
penawaran sumberdaya lokal (barang dan jasa) ke pasar.

Di beberapa kabupaten telah banyak desa yang mempunyai BUMDES, ada yang secara
mandiri mengembangkan potensi ekonomi desa yang ada, ada juga yang didorong oleh
pemerintah kabupaten setempat dengan diberikan stimulan permodalan awal dari APBD
kabupaten melalui dana hibah dengan status dana milik masyarakat desa dan menjadi saham
dalam BUMDES.

Di Kabupaten Aceh Utara provinsi Aceh yakni tepatnya di Kecamatan Syamtalira Aron.
Syamtalira Aron merupakan sebuah Kecamatan yang memiliki 33 (tiga puluh tiga)
desa/kelurahan yang sebagian masih berada diwilayah yang memiliki beragam macam
potensi pertanian, dan perdagangan, yang masih belum dikelola dengan optimal di
Kecamatan Syamtalira Aron kabupaten Aceh Utara. Desa Cibrek Tunong merupakan desa
yang memiliki sumberdaya alam dengan hasil pertaniaan yang baik.

Desa Cibrek Tunong ini memiliki 3 dusun, 178 KK, dan 692 penduduk jiwa yang terdiri
dari laki-laki dan perempuan dan mempunyai luas wilayah 419,5 Ha. Badan usaha desa
Cibrek Tunong didirikan pada 17 Juli 2017 badan usaha desa Cibrek Tunong kemudian diberi
nama Badan Usaha Milik Gampong Cibrek Tunong Membangun atau biasanya disingkat
dengan nama “BUMG Cibrek Tunong Membangun” telah disahkan dan ditetapkan melalui
peraturan desa/kampung. Dari hasil survei pengamatan penelitian tentang usaha di Desa
Cibrek Tunong.
Untuk mendanai setiap kegiatan desa, diperlukan biaya yang tidak sedikit. Di setiap desa
diberikan Alokasi Dana Desa (ADD) setiap tahun dengan jumlah tertentu dengan tujuan
untuk pembangunan desa tersebut. Berdasarkan dari data APBDes jumlah Dana ADD yang
ada di Desa Cibrek Tunong Kecamatan Syamtalira Aron yaitu sebesar Rp. 803,525,500. Dana
yang disisihkan untuk BUMG sebesar Rp. 84,087,200 digunakan untuk membeli tanah sawah
yang dikelola oleh BUMG dengan cara disewakan kepada masyarakat, guna untuk
menambah uang kas desa. Penyewaan tanah sawah kepada masyarakat setempat dilakukan
dengan cara bayar uang sewa setelah panen dengan jumlah yang sudah ditetapkan yang
disesuaikan dengan luas tanah persawahan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merasa untuk menelitinya secara lebih
mendalam dengan judul “Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Pengelolaan Dana
BUMG (Studi Kasus Di Desa Cibrek Tunong Kecamatan Syamtalira Aron Kabupaten Aceh
Utara)”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Bagaimana peran Badan Usaha Milik Desa/Kampung (BUMDES) terhadap


kesejahteraan masyarakat di desa Cibrek Tunong Kec. Syamtalira Aron Kab. Aceh
Utara?

2.Bagaimana pandangan ekonomi islam terhadap BUMDES dalam mensejahterakan


masyarakat di desa Cibrek Tunong Kec. Syamtalira Aron Kab. Aceh Utara?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan maslah diatas, maka tujuan penelitian dalam permasalahan yang
akan diteliti adalah sebagai berikut:

a. Untuk melihat bagaimana peran BUMDES dalam meningkatkan kesejahteraan


masyarakat di desa Cibrek Tunong Kec. Syamtalira Aron Kab. Aceh Utara.

b. Untuk melihat bagaimana BUMDES dapat mensejahterakan masyarakat Cibrek


tunong di pandang dari ekonomi islam.
2. Manfaat Penelitian

Sebagai tambahan informasi untuk memberikan wawasan pemikiran khususnya bagi


pengembangan ilmu ekonomi tentang konsep Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dalam
pembangunan ekonomi desa dan mensejahterakan masyarakat khususnya di desa Cibrek
Tunong serta tinjauannya dari konsep ekonomi islam.

F. Kajian Pustaka

1. BUMDES

BUMDesa adalah badan usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan desa yang
dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa.

2. Pemberdayaan Ekonomi

Menurut Ife (1995), pemberdayaan memuat dua pengertian kunci, yakni kekuasaan
dan kelompok lemah. Kekuasaan ini diartikan bukan hanya menyangkut kekuasaan politik
dalam arti sempit, melainkan kekuasaan atau penguasaan klien atas; pilihan-pilihan personal
dan kesempatan-kesempatan hidup, kemampuan dalam membuat keputusan mengenai gaya
hidup tempat tinggal, pekerjaan; pendefinisian kebutuhan kebutuhan kemampuan
menentukan kebutuhan selaras dengan aspirasi keinginannya; ide atau gagasan kemampuan
mengekspresikan dan menyumbangkan gagasan dalam suatu forum atau diskusi secara bebas
tanpa tekanan; lembaga-lembaga kemampuan menjangkau, menggunakan dan mempengaruhi
pranata-pranata masyarakat seperti lembaga kesejahteraan sosial, pendidikan, dan kesehatan;
sumbersumberkemampuan memobilisasi sumber-sumber formal, informal,
dankemasyarakatan; aktivitas ekonomi kemampuan memanfaatkan dan mengelola
mekanisme produksi, distribusi, dan pertukaran barang serta jasa.

Chambers (1993) menyatakan bahwa pemberdayaan ekonomi merupakan sebuah


konsep pembangunan ekonomi dan politik yang merangkum berbagai nilai sosial.Konsep ini
mencerminkan paradigm pembangunan, yakni bersifat “people centered participatory,
empowering, and sustainable” (berpusat pada rakyat, partisipatoris, memberdayakan dan
berkelanjutan). Konsep ini lebih luas dari hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar
(basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut.
Dinyatakan pula bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dicirikan dengan berbagai
indikator-indikator seperti self-reliant, self confident, dan self respecting, dituntut mampu
menginternalisasikan nilai-nilai tadi ke dalam kelompok.

3. Masyarakat Desa

Masyarakat adalah totalitas dari orang-orang yang saling tergantungan dan saling
mengembangkan suatu kebudayaan sendiri. Dapat dikatakan pula sebagai indikasi dari
hakikat manusia yang senantiasa ingin hidup bersama dengan orang lain dan tak akan
mungkin dilepaskan dari nilai-nilai, norma norma, tradisi, kepentingan-kepentingan,
memenuhi kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.

4. Hukum Islam

Hukum islam adalah seperangkat aturan yang ditetapkan secara langsung dan tegas
oleh allah SWT atau ditetapkan pokok-pokoknya untuk mrngatur hubungan antara manusia
dan tuhannya, manusia dengan sesamanya dan manusia dengan alam semesta . Hukum islam
merupakan segala hukum yang mengatur urusan kemasyarakatan agar manusia teratur
sempurna dan menjadi makhluk madani (yang berbudaya sesuai dengan kemaslahatan
masyarakat), perkembangan zaman, perbedaan tempat serta sesuai dengan al-quran dan al-
hadits.

Kajian pustaka digunakan untuk mengemukakan teori-teori yang relevan dengan


masalah yang akan diteliti ataupun bersumber dari penelti terdahulu. Kajian pustaka
merupakan kajian tentang teori-teori yang diperoleh dari pustaka-pustaka yang berkaitan dan
yang mendukung penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu, pada bagian ini akan
penulis kemukakan beberapa teori dan hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
Menyimak jurnal yang ditulis oleh Chairuman Armia yang berjudul Pengaruh Budaya
Terhadap Efektivitas Organisasi : Dimensi Budaya Hofstade. Dalam jurnal tersebut
menyebutkan keefektivitasan organisasi menurut Robbins ( 1990:49) mendefinisikan
keefektivitasan organisasi adalah suatu tingkat dimana suatu organisasi dapat merealisasikan
tujuannya. Dalam jurnal tersebut juga menyebutkan Robbins (1990:53) mengklasifikasikan
empat pendekatan dalam mempelajari efektivitas organisasi, yaitu:

1) Pendekatan Pencapaian Tujuan (The Goal Attainment Approach).


2) Pendekatan Sistem (The System Approach).
3) Pendekatan Konstituen Strategis (The Strategic-Constituencies).
4) Pendekatan nilai-nilai persaingan (The Competing-Value Approach).

Inti dari jurnal ini adalah menjelaskan tentang pengujian efektivitas organisasi yang
dikaitkan dengan dimensi budaya yang dikembangkan oleh Hofstede (1980). Variabel-
variabel budaya diturunkan dari norma-norma sosial setiap dimensi budaya, yaitu power
distance,uncertainty avoidance, individualism/collectivism, dan masculinity/femininity.
Sedangkan indikator-indikator untuk mengukur efektivitas organisasi diambil dari model
efektivitas organisasi yang dikembangkan oleh Robbins (1990).Pengukuran ini dipilih karena
menggunakan indikator yang lebih komprehensif yaitu menggunakan indicator non
keuangan.Pengukuran ini sesuai dengan kasus yang dibahas yaitu pengujian efektivitas
organisasi nirlaba yang bertujuan tidak untuk mencari keuntungan finansial tetapi lebih
menenkankan pada peningkatkan kualitas pendidikan.

Adapun jurnal yang ditulis oleh Fathul Himam yang berjudul Talent Management
dalam Perspektif Organizational Change and Development memaparkan Dalam perspektif
organizational change and development (OCD), dapat diidentifikasi adanya dua parameter
pokok yang menjelaskan ke arah mana organisasi seharusnya berubah dan berkembang,
yaitu: parameter efektivitas dan parameter kualitas hidup anggota organisasi (Porras, 1987;
Himam, 2009). Dapat dikatakan bahwa aktivitas-aktivitas yang dikembangkan organisasi
dipusatkan pada pencapaian dua parameter ini, yang secara esensime representasikan proses
adaptasi yang dilakukan secara terus menerus oleh organisasi. Efektivitas lebih
mencerminkan kualitas kinerja organisasi yang berkaitan dengan kemampuannya untuk
beradaptasi dengan tuntutan lingkungan luar organisasi, sedangkan kualitas hidup anggota
organisasi lebih berkonotasi pada bagaimana organisasi mampu mengakomodasi
perkembangan kepentingan dan kesejahteraan manusiawi yang menjadi alasan dasar
mengapa seseorang mau terlibat dalam kerja dan kinerja organisasi (Smithers, Houston, &
McIntire, 1996;Cummings& Worley, 2005).

Baderel Munir dalam bukunya yang berjudul Six Dimension Organization dengan
Pendekatan Organizational Development memaparkan dalam konsep organization
development (OD) yang dikembangkan oleh Weisbord (1978) yang disebut “Six Box
Mechanism” terdapat enam dimensi organisasi yang berpengaruh terhadap efektivitas sebuah
organisasi. Keadaan keenam dimensi tersebut adalah: 1) Purpose; 2) Structure; 3); 4) Reward
System; 5)Relationship; 6) Leadership, serta tuntutan eksternal Helpful Mechanism
organisasi saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sebuah
organisasi dikatakan sehat apabila keenam dimensi tersebut yang menggambarkan kondisi
manajerial organisasi dapat dikelola dengan sebaik-baiknya sehingga berada dalam
keseimbangan.Untuk mengetahui kondisi internal organisasi, Weisbord melakukan diagnosa
terhadap keenam dimensi ini, sampai dia menemukan permasalahan yang ada pada
organisasi, dan apabila terhadap keenam dimensi tersebut dilakukan intervensi yang tepat
sesuai dengan permasalahan yang ditemukan. Berdasarkan prinsip OD, dengan pendekatan
ilmu perilaku (behaviour science), diharapkan organisasi tersebut akan menjadi sehat, efektif,
dan efesien.

Edi Suharto dalam bukunya yang berjudul Membangun Masyarakat Memberdayakan


Rakyat menjelaskan tentang pemberdayaan masyarakat secara konseptual, pemberdayaan
(empowerment), ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan.
Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasarnya
sehingga mereka memiliki kebebasan, dan menjangkau sumber-sumber produktif yang
memunginakn mereka untuk dapat meningkatkan pendapatannya dan berpartisipasi dalam
proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka. Tujuan utama
pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan Masyarakat khususnya kelompok lemah yang
memiliki ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal, maupun kondisi eksternal.Untuk
mengetahui fokus dan tujuan utama pemberdayaan secara operasional, maka perlu diketahui
berbagai indikator keberdayaan yang dapat menunjukan berdaya atau tidak. Sehingga ketika
sebuah program pemberdayaan sosial diberikan, segenap upaya dapat dikonsentrasikan pada
aspek-aspek apa saja dari sasaran perubahan yang perlu dioptimalkan.

Selain itu, Dr Sunyoto Usman dalam bukunya yang berjudul Pembangunan Dan
Pemberdayaan Masyarakat, memaparkan bahwa kegiatan membangun Masyarakat kemudian
terkait erat dengan memberdayakan masyarakat masyarakat karena di samping memerangi
kemiskinan dan kesenjangan, juga mendorong masyarakat menjadi lebih aktif dan penuh
inisiatif. Sudah banyak bukti yang memperlihatkan bahwa ketika inisiatif itu hanya dilakukan
oleh pemerintah dan tidak diletakan pada masyarakat, perjalan pembangunan diwarnai oleh
pelbagai bentuk monopoli dan manipulasi. Tulisan yang terhimpun pada buku ini
memaparkan sebagian refleksi kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang
pernah berjalan dan berusaha kritis menelaah dampaknya bagi kehidupan sosial.

Abdul Basith dalam bukunya yang berjudul Ekonomi Kemasyarakatan menyebutkan


keberhasilan ekonomi kemasyarakatan: pengalaman dan penelitian terdapat terdahulu oleh
Philip Mahwod (1993). Penelitian tentang efektivitas pengelolaan pemerintahan yang
dilakukannya yang berjudul “Local Government Effectivity in The Third World: The of
Tropical Efrica”. Mahwood mensinyalir bahwa kemiskinan dan ketertinggalan pembanguna
di negara-negara dunia ketiga, pada umumnya terkait dengan sumber daya manusia yang
kurang memadai.Dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif kombinasi, dia
mengambil kasus pengalaman yang terjadi pada salah satu negara-negara dunia ketiga yaitu
Afrika. Beberapa variabel yang diidentifikasi memberikan kontribusi pada rendahnya tingkat
taraf kehidupan pada negara-negara dunia ketiga tersebut sehingga menyebabkan selalu
tertinggal jauh dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya, diantaranya adalah: (1).
Kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, (2). Kompetensi tenaga administrasi
pemerintahan, (3). Kondisi kerja, (4). Kinerja aparatur pelaksana pemerintahan secara
keseluruhan.

Dari hasil penelitiannya bisa ditelaah dari segi taraf kehidupan ekonomi
masyarakatnya dan pembangunan yang dilakukan di negaranya.Rendahnya kinerja aparatur
pelaksana yang menangani pengelolaan pemerintahan menjadi sektor yang paling
berpengaruh menghambat ekonomi kemasyarakatan.Pada bagian lain juga disebabkan oleh
kompetensi para administrator pemerintahan yang kurang memadahi.Hasil penelitian ini
menyarankan agar pemerintah senantiasa memberikan pembinaan dan pengarahan kepada
pelaksana pemerintahan untuk dapat bekerja secara optimal dan memberikan pelayan sebaik
mungkin kepada masyarakat. Dengan demikian, pengelolaan pemerintahan menjadi efektif
sehingga ketertinggalan negara-negara dunia ketiga dapat dihilangkan dan bisa sejajar dengan
negara-negara maju yang lain.

G.Metode Penelitian

1.Jenis dan SifatPenelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian
yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang
dan interaksi lingkungan suatu unit sosial baik individu, kelompok, lembaga, atau
masyarakat.Sedangkan menurut Iqbal Hasan penelitian lapangan (Field Research) yaitu
penelitian yang langsung dilakukan dilapangan atau responden . Penelitian ini menggali data
yang bersumber dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Karya Mulya Sari Kec.
Candipuro Kab. Lampung Selatan. Selain itu, peneliti juga menggunakan penelitian
kepustakaan (library research).Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilaksanakan
dengan menggunakan literatur (kepustakaan), baik berupa buku, catatan, maupun laporan
hasil penelitian terdahulu mengenai Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dan kesejahteraan
masyarakat.

b.Sifat Penelitian

Dilihat dari sifatnya penelitian ini bersifat deskriptif analisis yaitu penelitian untuk
menggambarkan dengan lebih teliti ciri-ciri usaha untuk menentukan frekuensi terjadinya
sesuatu atau hubungan sesuatau yang lain. Dalam kaitan dengan penelitian ini adalah
menggambarkan tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang berhubungan dengan
kesejahteraan masyarakat Karya Mulya Sari Kec. Candipuro Kab. Lampung Selatan.

2.Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang diperlukan terdiri dari:

a.Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau objek yang
diteliti.Dalam hal ini data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pemerintah
desa, pengurus BUMDES dan dari Masyarakat Karya Mulya Sari.

b.Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku, peraturan-peraturan yang
tertulis atau dokmen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.Analisis Bahan Hukum

Analisis bahan hukum penelitian ini dilakukan secara kualitatif artinya menguraikan
bahan hukum secara bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, runtun, logis, tidak tumpang
tindih, dan efektif sehingga memudahkan interpretasi bahan hukum dan pemahaman hasil
analisis. Analisis bahan hukum dan interpretasi seperti ini akan menghasilkan produk
penelitian hukum normative yang bermutu dan sempurna.
4.Analisa Data

Analisa data dilakukan secara kualitatif yang berupa data dalam bentuk kata-kata atau
kalimat.Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan logika deduktif, untuk menarik
kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat khusus atau individual .
Proses analisis data yang diperoleh dari penelitian lapangan dan studi kepustakaan
selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Hasil analisis kemudian disajikan secara deskriptif,
untuk disusun sebagai kesimpulan dalam menjawab permasalahan terkaitperan BUMDES
dalam meningkatkan kesejahteraan Masyarakat berdasarkan UU No. 6 tahun 2014 tentang
Desa.

5.Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan pemahaman terhadap penelitian ini, maka pembahasan dan


penelitiannya di bagi dalam 4 (empat) BAB, yaitu:

BAB I Pendahuluan, berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, kajian kepustakaan, metode penelitian serta kerangka penulis.

BAB II membahas tinjauan teoritis tentang lembaga keuangan

BAB III membahas tentang tinjauan ekonomi islam terhadap kontribusi BUMDES

BAB IV merpakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran berdasarkan bab-bab
terdahulu

Anda mungkin juga menyukai