Diusulkan oleh :
Nama Mahasiswa : Acep Abdurrahman
NIM : 1590343063
Program Studi : Teknologi Rekayasa Komputer Jaringan
Mengetahui
i
DAFTAR ISI
PENGESAHAN USULAN..................................................................................... i
RINGKASAN ....................................................................................................... vi
Adruino ................................................................................................... 12
Pemanas(Heater) .................................................................................... 13
Motor AC ............................................................................................... 14
ii
Teknik Analisis Data .............................................................................. 23
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan ................................................................................... 24
v
RINGKASAN
Salah satu proses pegolahan biji kopi pasca panen yaitu dengan melakukan
pemanggangan. Pemanggangan kopi ini sendiri di lakukan dengan cara
pemanasan kembali pada biji kopi. Pemanasan ini dapat di lakukan dengan tiga
tingkatan suhu yang berbeda. Sehingga proses sangrai membutuhkan sistem
pengontrol dan sistem monitor suhu agar mendapatkan biji kopi sesuai dengan
standar yang ada. Maka dari itu, telah di buat sebuah alat pengontrolan suhu pada
pemanggang biji kopi. Pada alat ini terdapat sebuah sensor suhu thermocouple K
yang dapat mengukur suhu dari -2000C hingga suhu 20000C. Sensor suhu ini akan
mengontrol sumber pemanas berupa tubular heater dan juga sebuah motor AC
sebagai pengaduk biji kopi. Sumber pemanas akan selalu di aktifkan jika
terdeteksi suhu pada sensor termokopel terdeteksi dibawah atau sama dengan suhu
930C dan akan di nonaktifkan ketika terbaca suhu berada diatas atau sama dengan
1000C. Motor AC akan di kontrol bergerak searah jarum jam agar dapat
mengaduk biji kopi. Pada alat ini, di rancang sistem kontrol untuk pintu keluaran
biji kopi dengan memanfaatkan kendali pada motor servo. Motor servo akan di
kendalikan ke sudut 900 untuk mengeluarkan biji kopi dan motor servo akan di
kendalikan kesudut 00 untuk menutup pintu keluaran biji kopi. Sistem kontrol
yang di gunakan pada alat ini berupa mikrokontroler arduino dan juga labVIEW.
Dimana kedua software ini akan saling berkomunikasi melalui komunikasi serial
untuk dapat memonitoring besaran suhu dan mengontrol pintu keluaran pada biji
kopi. Memonitoring suhu di tampilkan dalam bentuk angka, diagram, dan grafik
pada labVIEW.
Kata kunci: sensor thermocouple, tubular heater, motor AC, motor servo,
arduino,labVIEW
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan areal tanaman kopi rakyat yang cukup pesat di Indonesia,
perlu didukung dengan adanya kesiapan sarana dan metode pengolahan yang
cocok untuk kondisi petani sehingga mereka mampu menghasilkan biji kopi
dengan mutu seperti yang telah dipersyaratkan oleh Standar Nasional Indonesia.
Adanya jaminan mutu yang pasti dan diikuti dengan ketersediaannya dalam
jumlah yang cukup dan pasokan yang tepat waktu sesuai dengan permintaan pasar
dan berkelanjutan merupakan beberapa prasyarat yang dibutuhkan agar biji kopi
rakyat dapat dipasarkan pada tingkat harga yang menguntungkan. Dari produksi
biji kopi nasional hanya 20% yang diolah dan dipasarkan dalam bentuk produk
kopi skunder antara lain seperti kopi sangrai, kopi bubuk dan kopi cepat saji
(Varnam and Sutherland, 1994).
Proses pengolahan biji kopi salah satunya adalah pengolahan sekunder atau
pembuatan bubuk kopi. Penyangraian merupakan salah satu proses olahan
pebuatan bubuk kopi. Proses sangrai ini akan bertujuan mensintesakan senyawa-
senyawa pembentuk aroma dan citarasa khas kopi yang berada di dalam biji kopi.
Proses penyangraian ini salah satunya adalah dengan mengurangi kandungan
kadar air pada biji mentah. Sesuai dengan standar mutu kopi kering itu sendiri
adalah sekitar 12,5%, kondisi kadar air seperti ini kopi masih tergolong keras
untuk proses penghancuran biji kopi dan juga tidak sesuai dengan standar kopi
bubuk itu sendiri. Sehingga di butuhkan penurunan kadar air lanjutan untuk
pengolahan kopi yang dilakukan dengan pemanas kembali pada kopi. Proses
penurunan kadar air ini, biasanya di hentikan dengan cara memprediksi dari warna
pada biji kopi yang telah terlihat hitam pekat.
Sebelumnya telah terdapat sebuah penilitian yang di lakukan Wawan
Ginting dkk(2013) Fakultas Pertanian USU yang berjudul ”Rancang Bangun Alat
Penyangrai Kopi Mekanis Tipe Rotary” pada penelitian ini proses penyangraian di
lakukan berdasarkan timer untuk mengakhiri proses sangrai biji kopi, sehingga
kurang efektif untuk memantau biji kopi saat proses berlangsung dan dapat
1
mengakibatkan kopi akan menjadi hangus. Sehingga di butuhkan sebuah sistem
kontrol untuk dapat melihat selalu keadaan warna pada biji kopi tersebut dan juga
sistem monitoring waktu. Terdapat juga penelitian tentang “Optimasi
Penyangraian Terhadap Kadar Kafein dan Profil Organoleptik pada Jenis Kopi
Arabika yang di lakukan oleh Fransiska Yulia(2018) di Universitas Sanata Darma
Yogyakarta. Pada penelitian ini di sebutkan suhu dan waktu penyangraian
berpengaruh sangat nyata terhadap nilai kadar air kopi robusta. Oleh karena itu di
butuhkan sistem monitoring suhu dan waktu pada saat proses sangrai berlangsung.
Dengan alasan ini lah penulis mengangkatkan sebuah alat untuk tugas akhir
yang berjudul”Rancang Bangun Alat pendeteksi suhu pada pemanggang kopi
Berbasis iot”. Alat ini akan melakukan penmanggangan kopi menggunakan sensor
thermocouple untuk mengukur suhu tabung yang berasal dari heater. Dimana saat
proses penyangraian berlangsung, suhu dan sistem kontrol outputan kopi akan
selalu termonitroing oleh software labVIEW. Alat ini akan berhenti beroperasi
ketika terlihat warna biji kopi telah berwarna hitam dan muda hancur. Cara
pemantauan warna biji kopi ini akan dilakukan dengan cara mengambil beberapa
contoh biji kopi yang sedang di sangrai melalui pengontrolan outputan atau pintu
keluar pada biji kopi.
Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada pembuatan alat pemanggang biji kopi ini adalah:
1. Bagaimana cara mengontrol suhu pada mesin pemanggang biji kopi?
2. Bagaimana cara memonitoring suhu dan kendali pintu melalui labview?
3. Bagaimana cara melakukan proses pemanggangan pada biji kopi?
Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada perancangan pemanggang biji kopi ini adalah:
1. Mengatur suhu di mesin pemanggang biji kopi agar berada pada range
suhu 930C hingga 1000C
2. Kapasitas biji kopi pada mesin pemanggang biji kopi sebanyak 1 Kg
3. Menggunakan labview untuk proses monitoring suhu
2
4. Menggunakan heater dengan daya 400 W sebanyak dua buah
Mamfaat penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan di peroleh mamfaat sebagai berikut.
1. Mamfaat teoritis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi mamfaat kepada semua
pembuat kopi agar mendapatkan kopi yang terbaik dengan takaran suhu
yang pas sehingga tercipta kopi yang nikmat dan sesuai standar.
2. Mamfaat praktis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi mamfaat bagi semua pihak
yang terkait dalam penelitian ini, diantaranya:
a) Sebagai masukan kepada semua pecipta kopi khusus nya barista agar
dengan mudah mendapatkan kopi yang baik.
b) Sebagai masukan kepada pecinta kopi agar dapat membuat alat
pemanggang sendiri dan mengontrol suhu yang tepat.
3
Sistematika penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami tulisan ini, maka
dilakukan pembagian bab berdasarkan isinya. Tulisan ini disusun dalam lima bab
yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang teori dasar atau landasan – landasan teori yang
didapat dari literature untuk mendukung pengujian .
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka
2.2.1 Tanaman Kopi
Kopi merupakan tanaman perkebunan strategis yang biasa dikonsumsi
dalam bentuk minuman yang bersifat menyegarkan. Pada awal perkembangannya
kopi hanya terbatas diproduksi dan dikonsumsi di negara-negara Timur Tengah
seperti Arab Saudi, tetapi sekarang meluas ke seluruh dunia dan banyak
dikonsumsi di Eropa dan Amerika (Grigg, 2002). Perkembangan kopi yang pesat
membuat minuman ini sudah menjadi bagian dari kebiasaan dan budaya
masyarakat pedesaan maupun perkotaan. Konsumsi kopi berbeda dengan
konsumsi minuman lainnya, karena faktor ketenangan dan kefokusan yang
diperoleh tanpa efek samping seperti minuman beralkohol.
Ada banyak jenis kopi yang beredar di pasaran, tetapi secara umum yang
terbesar adalah jenis arabika dan robusta. Kopi arabika dan robusta berbeda dari
segi penampilan fisik, kesesuaian agroekologi (iklim dan ketinggian tempat), sifat
kimia, dan penyajiannya yang berpengaruh terhadap citarasanya. Intensitas cahaya
mempengaruhi citarasa dan kadar kafein kopi robusta. Intensitas cahaya sedang
akan menghasilkan citarasa yang optimal, sedangkan intensitas cahaya yang
semakin tinggi akan mengakibatkan kadar kafein menjadi semakin tinggi
(Erdiansyah dan Yusianto, 2012). Ketinggian tempat juga berpengaruh terhadap
optimalisasi fermentasi yang pada akhirnya mempengaruhi citarasa (Balaya et al.,
2013). Semakin tinggi tempat pertanaman maka citarasa kopinya semakin baik.
(Elsera Br Tarigan,2015)
6
Gambar 2. 1 buah kopi
(Sumber:Elsera Br Tarigan,2015)
Biji kopi robusta banyak digunakan sebagai bahan baku kopi siap saji
(instant) dan pencampur kopi racikan (blend) untuk menambah kekuatan cita rasa
kopi. Selain itu, biasa juga digunakan untuk membuat minuman kopi berbasis
susu seperti capucino, cafe latte dan macchiato.
Biji kopi robusta dianggap inferior dan dihargai lebih rendah dibanding
arabika. Secara global produksi robusta menempati urutan kedua setelah arabika.
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi robusta terbesar di dunia.
Sebagian besar perkebunan kopi di negeri ini ditanami jenis robusta, sisanya
arabika, liberika, dan excelsa.(Cecep Risnandar & Ali Fahmi, 2018)
7
Gambar 2. 2 Biji Kopi Robusta
(Sumber:Cecep Risnandar & Ali Fahmi, 2018)
Kunc dari proses produksi kopi bubuk adalah penyangraian.Proses ini merupakan
tahapan pembentukan aroma dan citarasa khas kopi dari dalam biji kopi dengan
perlakuan panas. Biji kopi secara alami mengandung cukup banyak senyawa
organik calon pembentuk citarasa dan aroma khas kopi. Waktu sangrai ditentukan
atas dasar warna biji kopi sangrai atau sering disebut derajat sangrai. Makin lama
waktu sangrai, warna biji kopi sangrai mendekati cokelat tua kehitaman (Mulato,
2002).
2.3.2 Sensor
A. linieritas
Ada banyak sensor yang menghasilkan sinyal keluaran yang berubah
secara kontinyu sebagai tanggapan terhadap masukan yang berubah secara
kontinyu. Sebagai contoh, sebuah sensor panas dapat menghasilkan tegangan
sesuai dengan panas yang dirasakannya. Salah satu metoda linieritas yaitu
linierisasi regresi. Linierisasi regresi atau dikenal dengan least-squares linierity,
secara umum dapat ditulis
Y=mx + b…………………………………………...1
B. Sensitivitas
C. Tanggapan Waktu
11
suhu panas atau dihubungkan ke obyek pengukuran, maka akan terjadi perbedaan
suhu diantara dua persimpangan tersebut yang kemudian menghasilkan tegangan
listrik yang nilainya sebanding dengan suhu panas yang diterimanya atau V1 –
V2. Tegangan Listrik yang ditimbulkan ini pada umumnya sekitar 1 µV – 70µV
pada tiap derajat Celcius. Tegangan tersebut kemudian dikonversikan sesuai
dengan Tabel referensi yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan pengukuran.
Adruino
Arduino Uno adalah papan sirkuit berbasis mikrokontroler ATmega328.
IC (integrated circuit) ini memiliki 14 input/output digital (6 output untuk PWM),
6 analog input, resonator kristal keramik 16 MHz, Koneksi USB, soket adaptor,
12
pin header ICSP, dan tombol reset. Hal inilah yang dibutuhkan untuk mendukung
mikrokontrol secara mudah terhubung dengan kabel power USB atau kabel power
supply adaptor AC ke DC atau juga battery.
Uno berbeda dari semua board mikrokontroler diawal-awal yang tidak
menggunakan chip khusus driver FTDI USB-to-serial. Sebagai penggantinya
penerapan USB-to-serial adalah ATmega16U2 versi R2 (versi sebelumnya
ATmega8U2). Versi Arduino Uno Rev.2 dilengkapi resistor ke 8U2 ke garis
ground yang lebih mudah diberikan ke mode DFU (Dedi Satria,2017)
Pemanas(Heater)
Elemen pemanas merupakan piranti yang mengubah energi listrik menjadi
energi panas melalui proses Joule Heating. Prinsip kerja elemen panas adalah arus
listrik yang mengalir pada elemen menjumpai resistansinya, sehingga
menghasilkan panas pada elemen.
13
Gambar 2. 6 Elemen Pemanas
(Sumber: Satrio, F. T. 2016)
Motor induksi satu fasa sering digunakan sebagai penggerak pada peralatan
yang memerlukan daya rendah dan kecepatan yang relatif konstan. Hal ini
disebabkan karena motor induksi satu fasa memiliki beberapa kelebihan yaitu
konstruksi yang cukup sederhana, kecepatan putar yang hampir konstan terhadap
14
perubahan beban, dan umumnya digunakan pada sumber jala-jala satu fasa yang
banyak terdapat pada peralatan domestik.
Konstruksi motor induksi satu fasa hampir sama dengan konstruksi motor
induksi tiga fasa, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu stator dan rotor.
Keduanya merupakan rangkaian magnetik yang berbentuk silinder dan simetris.
Di antara rotor dan stator ini terdapat celah udara yang sempit.
15
Arus stator yang mengalir setengah periode pertama akan membentuk kutub
utara di A dan kutub selatan di C pada permukaan stator. Pada setengah periode
berikutnya, arah kutub-kutub stator menjadi terbalik. Meskipun kuat medan
magnet stator berubah-ubah yaitu maksimum pada saat arus maksimum dan nol
pada saat arus nol serta polaritasnya terbalik secara periodik, aksi ini akan terjadi
hanya sepanjang sumbu AC. Dengan demikian, medan magnet ini tidak berputar
tetapi hanya merupakan sebuah medan magnet yang berpulsa pada posisi yang
tetap (stationary). Karena rotor dari motor induksi satu fasa pada umumnya
adalah rotor sangkar dimana belitannya terhubung singkat, maka arus akan
mengalir pada kumparan rotor tersebut. Sesuai dengan hukum Lenz, arah dari
arus ini adalah sedemikian rupa sehingga medan magnet yang dihasilkan melawan
medan magnet yang menghasilkannya. Arus rotor ini akan menghasilkan medan
magnet rotor dan membentuk kutub-kutub pada permukaan rotor. Karena kutub-
kutub ini juga berada pada sumbu AC dengan arah yang berlawanan terhadap
kutub-kutub stator, maka tidak ada momen putar yang dihasilkan pada kedua arah
sehingga rotor tetap diam. Dengan demikian, motor induksi satu fasa tidak dapat
diasut sendiri.
Motor Servo
Motor servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor) yang
dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop tertutup (servo), sehingga
dapat di set-up atau di atur untuk menentukan dan memastikan posisi sudut dari
poros output motor. motor servo merupakan perangkat yang terdiri dari motor
DC, serangkaian gear, rangkaian kontrol dan potensiometer. Serangkaian gear
yang melekat pada poros motor DC akan memperlambat putaran poros dan
meningkatkan torsi motor servo, sedangkan.potensiometer dengan perubahan
resistansinya saat motor berputar berfungsi sebagai penentu batas posisi putaran
poros motor servo.
Penggunaan sistem kontrol loop tertutup pada motor servo berguna untuk
mengontrol gerakan dan posisi akhir dari poros motor servo. Posisi poros output
akan di sensor untuk mengetahui posisi poros sudah tepat seperti yang di inginkan
16
atau belum, jika belum maka kontrol input akan mengirim sinyal kendali untuk
membuat posisi poros tersebut tepat pada posisi yang diinginkan.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, yang menjadi data – data
penelitian ini berupa kecepatan atau delay dari alat yang dikontrol dan data
berasal pula dari sensor Termocopel yang dipasang pada pipa pada pemanggang
kopi untuk melihat suhu berapa yang di dapatkan tahap Penelitian
18
Pada gambar 3.1 diatas, tahapan dari penelitian yang pertama kali adalah
studi pustaka, selanjudnya pada tahap kedua adalah mempesiapkan hardware dan
software untuk pembuatan alat, kemudian tahap perancangan, setelah selesai
perancangan tahap selanjudnya adalah tahapan pengujian dari sistem yang dibuat.
Apabila sistem yang dibuat dapat diuji dan berhasil maka lanjut ke tahap analisis,
apabila sistem yang dibuat gagal, maka kembali ke tahap perancangan.
a. Studi Pustaka
Pada tahap ini dilakukan penelusuran terhadap berbagai macam literatur
seperti buku, referensi – referensi baik melalui perpustakaan maupun internet dan
lain sebagainya yang terkait dengan judul penelitian ini.
1) Kebutuhan Hardware
Kebutuhan perangkat keras dalam penyusunan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut :
1. Satu unit alat pemanggang kopi
2. Adruino uno R3
3. Sensor Termocouple
4. Motor AC
5. Motor Servo
6. Heater (pemanas)
2) Kebutuhan software
Kebutuhan perangkat lunak dalam penyusunan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Arduino IDE sebagai editor pemrograman arduino
2. MySQL Database sebagai penyimpanan data pada server
3. PHP dan HTML sebagai bahasa pemrograman web.
4. Sublime Text sebagai teks editor program
19
b. Tahap Perancangan
Perancangan yang dibuat berupa rancangan dari software dan hardware,
rancangan software dan hardware sebagai berikut :
1) Perancangan Hadware
Rancangan hardware dapat dilihat pada gambar berikut :
pemanggang kopi
2) Perancangan Software
Rancangan software dapat dilihat pada gambar berikut :
21
Pada gambar 3.3 dan gambar 3.4 merupakan gambar dari rancangan
software berupa website. Admin harus melakukan login terlebih dahulu agar dapat
masuk ke dalam sistem. Sistem akan bekerja dengan menampilkan data suhu
secara real time melalui interface website. Admin juga dapat mengontrol alat
penyangrai on/off. Proses kerja dari sistem dapat dilihat pada gambar 3.5.
Gambar 3.5 merupakan blok diagram kerja sistem. Sistem akan bekerja
setelah login terhadap sistem melalui user interface login form. Setelah masuk ke
sistem maka sistem akan menampilkan monitoring ketinggian suhu dan admin
juga dapat mengontrol dengan peringatan melalui interface website. Sistem juga
akan hidup secara otomatis sampai suhu mencapai 930C sampai 1000C dan akan
mati ketika kopi sudah berwarna kehitaman / sudah matang.
3) Tahap Pengujian
Tahap ini pengujian sistem yang telah di buat. Proses pengujian dilakukan
untuk mengetahui apakah rancangan yang dibuat berjalan atau tidak.
22
4) Tahap Analisis
Tahapan analisa dilakukan untuk menganalisa apakah rancangan yang
dibuat sesuai dengan kebutuhan atau tidak.
5) Tahap Simpulan
Tahapan ini dilakukan pembuatan laporan mulai dari studi liratur sampai
dengan implementasi kemudian menyimpulkan dari semua proses yang telah
dilakukan serta saran pengembangan sistem ini kedepannya.
Jadwal Kegiatan
Pembuatan dan perancangan dari Rancang bangun alat pendeteksi suhu
berbasis internet of things ini dilakukan selama 6 bulan dimulai bulan November
2018 sampai dengan Mei 2019 dan bertempat di Politeknik Negeri
23
Lhokseumawe. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian selengkapnya
dapat dilihat pada tabel 3.1, sebagai berikut :
Bulan
Jenis
No Nov Des Jan Feb Mar Apr
Kegiatan
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Identifikasi
1
Masalah
Studi
2
Literatur
Pembuatan
3
Sistem
Pengujian
4
Sistem
Analisa
5
Sistem
Penyusunan
6
Buku
7 Sidang
8 Revisi
24
DAFTAR PUSTAKA
26