Anda di halaman 1dari 33

USULAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI SUHU


PADA PEMANGGANG KOPI BERBASIS INTERNET of THINGS

Diusulkan oleh :
Nama Mahasiswa : Acep Abdurrahman
NIM : 1590343063
Program Studi : Teknologi Rekayasa Komputer Jaringan

JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER


POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2018
PENGESAHAN USULAN

Judul : Rancang Bangun Alat pendeteksi suhu


Pada pemanggang kopi berbasis iot
Nama Lengkap : Acep Abdurrahman
Nim : 1590343063
Jurusan : Teknologi Informasi dan Komputer
Universitas : Politeknik Negeri Lhokseumawe
Alamat Rumah dan No Tel/HP : Desa cibrek baroh kec.syam.A kab.Aceh
Utara / 0822-7469-0934
Alamat Email : acepabdurrahman87@gmail.com
Dosen Pembimbing (1)
a. Nama Lengkap dan Gelar : Amri ST.MT
b. NIP : 197202022000121001
Dosen Pembimbing (2)
a. Nama Lengkap dan Gelar : Husaini, S.Si, M.IT
b. NIP : 197310312001121001

Buketrata, 08 November 2018


Pembimbing I, Pembimbing II,

Amri ST.MT Husaini, S.Si, M.IT


NIP 197202022000121001 NIP 197310312001121001

Mengetahui

Ketua Koordinator Tugas Akhir Ketua Program Studi


Teknologi Rekayasa Komputer Jaringan

Dra. Jamilah, M.Pd Mursyidah, S.T., M.T


NIP 19631231 199303 2 004 NIP 19730105 199903 2 003

i
DAFTAR ISI

PENGESAHAN USULAN..................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................. v

RINGKASAN ....................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

Latar Belakang ......................................................................................... 1

Rumusan Masalah .................................................................................... 2

Batasan Masalah ....................................................................................... 2

Maksud dan Tujuan .................................................................................. 3

Mamfaat penelitian ................................................................................... 3

Sistematika penulisan ............................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 5

State of the art ........................................................................................... 5

Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 6

Proses pengolahan biji kopi ...................................................................... 8

Adruino ................................................................................................... 12

Pemanas(Heater) .................................................................................... 13

Motor AC ............................................................................................... 14

Motor Servo ............................................................................................ 16

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 18

Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 23

ii
Teknik Analisis Data .............................................................................. 23

Jadwal Kegiatan ..................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 25

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 buah kopi ............................................................................................ 7


Gambar 2. 2 Biji Kopi Robusta ............................................................................... 8
Gambar 2. 3 Sensor Termocople ........................................................................... 10
Gambar 2. 4 Prinsip Kerja Termocouple .............................................................. 11
Gambar 2.5 Arduino UNO R3 ATmega328 ......................................................... 13
Gambar 2. 6 Elemen Pemanas .............................................................................. 14
Gambar 2. 7 Konstruksi Motor Satu fasa .............................................................. 15
Gambar 2. 8 Arus Medan magnet ......................................................................... 15
Gambar 2. 9 Bagian Motor Servo ......................................................................... 17

Gambar 3. 1 flowchat tahapan-tahapan penelitianRancangan Penelitian ............. 18


Gambar 3. 2 Rancangan hardware ........................................................................ 20
Gambar 3. 3 Rancangan Website .......................................................................... 21
Gambar 3. 4 Rancangan Login.............................................................................. 21
Gambar 3. 5 Blok diagram kerja sistem ................................................................ 22

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan ................................................................................... 24

v
RINGKASAN

Salah satu proses pegolahan biji kopi pasca panen yaitu dengan melakukan
pemanggangan. Pemanggangan kopi ini sendiri di lakukan dengan cara
pemanasan kembali pada biji kopi. Pemanasan ini dapat di lakukan dengan tiga
tingkatan suhu yang berbeda. Sehingga proses sangrai membutuhkan sistem
pengontrol dan sistem monitor suhu agar mendapatkan biji kopi sesuai dengan
standar yang ada. Maka dari itu, telah di buat sebuah alat pengontrolan suhu pada
pemanggang biji kopi. Pada alat ini terdapat sebuah sensor suhu thermocouple K
yang dapat mengukur suhu dari -2000C hingga suhu 20000C. Sensor suhu ini akan
mengontrol sumber pemanas berupa tubular heater dan juga sebuah motor AC
sebagai pengaduk biji kopi. Sumber pemanas akan selalu di aktifkan jika
terdeteksi suhu pada sensor termokopel terdeteksi dibawah atau sama dengan suhu
930C dan akan di nonaktifkan ketika terbaca suhu berada diatas atau sama dengan
1000C. Motor AC akan di kontrol bergerak searah jarum jam agar dapat
mengaduk biji kopi. Pada alat ini, di rancang sistem kontrol untuk pintu keluaran
biji kopi dengan memanfaatkan kendali pada motor servo. Motor servo akan di
kendalikan ke sudut 900 untuk mengeluarkan biji kopi dan motor servo akan di
kendalikan kesudut 00 untuk menutup pintu keluaran biji kopi. Sistem kontrol
yang di gunakan pada alat ini berupa mikrokontroler arduino dan juga labVIEW.
Dimana kedua software ini akan saling berkomunikasi melalui komunikasi serial
untuk dapat memonitoring besaran suhu dan mengontrol pintu keluaran pada biji
kopi. Memonitoring suhu di tampilkan dalam bentuk angka, diagram, dan grafik
pada labVIEW.

Kata kunci: sensor thermocouple, tubular heater, motor AC, motor servo,
arduino,labVIEW

vi
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan areal tanaman kopi rakyat yang cukup pesat di Indonesia,
perlu didukung dengan adanya kesiapan sarana dan metode pengolahan yang
cocok untuk kondisi petani sehingga mereka mampu menghasilkan biji kopi
dengan mutu seperti yang telah dipersyaratkan oleh Standar Nasional Indonesia.
Adanya jaminan mutu yang pasti dan diikuti dengan ketersediaannya dalam
jumlah yang cukup dan pasokan yang tepat waktu sesuai dengan permintaan pasar
dan berkelanjutan merupakan beberapa prasyarat yang dibutuhkan agar biji kopi
rakyat dapat dipasarkan pada tingkat harga yang menguntungkan. Dari produksi
biji kopi nasional hanya 20% yang diolah dan dipasarkan dalam bentuk produk
kopi skunder antara lain seperti kopi sangrai, kopi bubuk dan kopi cepat saji
(Varnam and Sutherland, 1994).
Proses pengolahan biji kopi salah satunya adalah pengolahan sekunder atau
pembuatan bubuk kopi. Penyangraian merupakan salah satu proses olahan
pebuatan bubuk kopi. Proses sangrai ini akan bertujuan mensintesakan senyawa-
senyawa pembentuk aroma dan citarasa khas kopi yang berada di dalam biji kopi.
Proses penyangraian ini salah satunya adalah dengan mengurangi kandungan
kadar air pada biji mentah. Sesuai dengan standar mutu kopi kering itu sendiri
adalah sekitar 12,5%, kondisi kadar air seperti ini kopi masih tergolong keras
untuk proses penghancuran biji kopi dan juga tidak sesuai dengan standar kopi
bubuk itu sendiri. Sehingga di butuhkan penurunan kadar air lanjutan untuk
pengolahan kopi yang dilakukan dengan pemanas kembali pada kopi. Proses
penurunan kadar air ini, biasanya di hentikan dengan cara memprediksi dari warna
pada biji kopi yang telah terlihat hitam pekat.
Sebelumnya telah terdapat sebuah penilitian yang di lakukan Wawan
Ginting dkk(2013) Fakultas Pertanian USU yang berjudul ”Rancang Bangun Alat
Penyangrai Kopi Mekanis Tipe Rotary” pada penelitian ini proses penyangraian di
lakukan berdasarkan timer untuk mengakhiri proses sangrai biji kopi, sehingga
kurang efektif untuk memantau biji kopi saat proses berlangsung dan dapat
1
mengakibatkan kopi akan menjadi hangus. Sehingga di butuhkan sebuah sistem
kontrol untuk dapat melihat selalu keadaan warna pada biji kopi tersebut dan juga
sistem monitoring waktu. Terdapat juga penelitian tentang “Optimasi
Penyangraian Terhadap Kadar Kafein dan Profil Organoleptik pada Jenis Kopi
Arabika yang di lakukan oleh Fransiska Yulia(2018) di Universitas Sanata Darma
Yogyakarta. Pada penelitian ini di sebutkan suhu dan waktu penyangraian
berpengaruh sangat nyata terhadap nilai kadar air kopi robusta. Oleh karena itu di
butuhkan sistem monitoring suhu dan waktu pada saat proses sangrai berlangsung.
Dengan alasan ini lah penulis mengangkatkan sebuah alat untuk tugas akhir
yang berjudul”Rancang Bangun Alat pendeteksi suhu pada pemanggang kopi
Berbasis iot”. Alat ini akan melakukan penmanggangan kopi menggunakan sensor
thermocouple untuk mengukur suhu tabung yang berasal dari heater. Dimana saat
proses penyangraian berlangsung, suhu dan sistem kontrol outputan kopi akan
selalu termonitroing oleh software labVIEW. Alat ini akan berhenti beroperasi
ketika terlihat warna biji kopi telah berwarna hitam dan muda hancur. Cara
pemantauan warna biji kopi ini akan dilakukan dengan cara mengambil beberapa
contoh biji kopi yang sedang di sangrai melalui pengontrolan outputan atau pintu
keluar pada biji kopi.

Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada pembuatan alat pemanggang biji kopi ini adalah:
1. Bagaimana cara mengontrol suhu pada mesin pemanggang biji kopi?
2. Bagaimana cara memonitoring suhu dan kendali pintu melalui labview?
3. Bagaimana cara melakukan proses pemanggangan pada biji kopi?

Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada perancangan pemanggang biji kopi ini adalah:

1. Mengatur suhu di mesin pemanggang biji kopi agar berada pada range
suhu 930C hingga 1000C
2. Kapasitas biji kopi pada mesin pemanggang biji kopi sebanyak 1 Kg
3. Menggunakan labview untuk proses monitoring suhu

2
4. Menggunakan heater dengan daya 400 W sebanyak dua buah

Maksud dan Tujuan


Tujuan umum yang ingin di capai di dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui Sistem pemanggangan kopi yang baik dan benar .

Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengedentifikasi cara mengontrol suhu pada mesin pemanggang biji kopi.


2. Untuk mengetahui cara monitoring suhu dan kendali pintu melalui labview
3. Untuk mengetahui cara pemanggangan biji kopi yang baik dan benar.

Mamfaat penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan di peroleh mamfaat sebagai berikut.

1. Mamfaat teoritis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi mamfaat kepada semua
pembuat kopi agar mendapatkan kopi yang terbaik dengan takaran suhu
yang pas sehingga tercipta kopi yang nikmat dan sesuai standar.
2. Mamfaat praktis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi mamfaat bagi semua pihak
yang terkait dalam penelitian ini, diantaranya:
a) Sebagai masukan kepada semua pecipta kopi khusus nya barista agar
dengan mudah mendapatkan kopi yang baik.
b) Sebagai masukan kepada pecinta kopi agar dapat membuat alat
pemanggang sendiri dan mengontrol suhu yang tepat.

3
Sistematika penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami tulisan ini, maka
dilakukan pembagian bab berdasarkan isinya. Tulisan ini disusun dalam lima bab
yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah,


batasan masalah dalam melakukan penelitian, maksud dan tujuan mamfaat
penelitian dan sistematika penulisan yang digunakan untuk mencapai tujuan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang teori dasar atau landasan – landasan teori yang
didapat dari literature untuk mendukung pengujian .

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisikan tentang metode perancangan, peralatan dan


perlengkapan yang digunakan serta prosedur kerja dari pengujian yang dilakukan
dan berisikan tentang jadwal kegiatan dan juga daftar pustaka.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

State of the art


Penelitian yang telah di lakukan pada tahun 2017 oleh Kristianto Pradipta
dan Kiki fibrianto dengan judul “Perbedaan Air Seduh Terhadap Presepsi
Multisensori Kopi” menggunakan sensoris untuk melihat perbedaan intensitas
atribut sensoris antara kopi yang di seduh dengan air yang berbeda. Hasil
penelitian ini yaitu melakukan perbandingan kualitas kopi dengan air seduh yang
berbeda dengan menggunakan sensoris. (Fibrianto, 2017)
Penelitian yang telah di lakukan pada tahun 2017 oleh Irfan Nur Rosi
dengan judul ”Rancang Bangun Alat Pembuat Minuman Kopi Otomatis
Menggunakan Konveyor” Hasil penelitian dari Rancang bangun alat pembuat kopi
otomatis ini menggunakan 4 sensor LDR dan 4 laser sebagai pendeteksi gelas.
Pada alat ini terdapat pemilihan menu kopi yaitu Black coffe dan coffe creamer.
Proses pertama ketika mendeteksi keberadaan gelas maka konveyor akan mati,
servo wadah akan terbuka selama waktu yang di tentukan, setelah proses
penuangan kopi selesai konveyor akan nyala kembali menuju proses selanjutnya.
(Rossi, 2017)
Penelitian yang telah dilakukan pada tahun 2018 oleh Fransiska Yulia
dengan judul “Optimasi Penyangraian Terhadap Kadar Kafein dan Profil
Organoleptik pada Jenis Kopi Arabika” Hasil penelitian ini menggunakan empat
perlakuan yaitu A suhu 2500C dengan waktu 12 menit, B suhu 2500C dengan
waktu 7 menit, C suhu 1950C waktu 12 menit, dan suhu 1950C waktu 7 menit.
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan desain faktorial dua faktor dua level.
Faktorial dua faktor yaitu suhu dan waktu, sedangkan untuk dua level yang
digunakan suhu tinggi dan suhu rendah. Faktor yang sudah ditentukan digunakan
untuk menentukan suhu dan waku optimasi yang dapat menghasilkan cita rasa
kopi yang dapat diterima oleh masyarakat (Yulia, 2018)
Pada penelitian kali ini akan di buat sebuah rancangan alat pendeteksi suhu
pada pemanggang kopi berbasis Internet of Things.dimana alat tersebut akan
5
memonitoring suhu pada pemanggang kopi dan terintegrasi dengan internet
sehingga dapat dilakukan monitoring suhu menggunakan Smartphone, Laptop,
serta PC . Kemudian sistem akan berjalan secara otomatis sampai tercapai suhu
yang diinginkan , dan akan mati ketika warna kopi sudah berwarna kematangan.

Tinjauan Pustaka
2.2.1 Tanaman Kopi
Kopi merupakan tanaman perkebunan strategis yang biasa dikonsumsi
dalam bentuk minuman yang bersifat menyegarkan. Pada awal perkembangannya
kopi hanya terbatas diproduksi dan dikonsumsi di negara-negara Timur Tengah
seperti Arab Saudi, tetapi sekarang meluas ke seluruh dunia dan banyak
dikonsumsi di Eropa dan Amerika (Grigg, 2002). Perkembangan kopi yang pesat
membuat minuman ini sudah menjadi bagian dari kebiasaan dan budaya
masyarakat pedesaan maupun perkotaan. Konsumsi kopi berbeda dengan
konsumsi minuman lainnya, karena faktor ketenangan dan kefokusan yang
diperoleh tanpa efek samping seperti minuman beralkohol.

Ada banyak jenis kopi yang beredar di pasaran, tetapi secara umum yang
terbesar adalah jenis arabika dan robusta. Kopi arabika dan robusta berbeda dari
segi penampilan fisik, kesesuaian agroekologi (iklim dan ketinggian tempat), sifat
kimia, dan penyajiannya yang berpengaruh terhadap citarasanya. Intensitas cahaya
mempengaruhi citarasa dan kadar kafein kopi robusta. Intensitas cahaya sedang
akan menghasilkan citarasa yang optimal, sedangkan intensitas cahaya yang
semakin tinggi akan mengakibatkan kadar kafein menjadi semakin tinggi
(Erdiansyah dan Yusianto, 2012). Ketinggian tempat juga berpengaruh terhadap
optimalisasi fermentasi yang pada akhirnya mempengaruhi citarasa (Balaya et al.,
2013). Semakin tinggi tempat pertanaman maka citarasa kopinya semakin baik.
(Elsera Br Tarigan,2015)

6
Gambar 2. 1 buah kopi
(Sumber:Elsera Br Tarigan,2015)

2.2.2 Kopi Robusta


Robusta adalah salah satu jenis tanaman kopi dengan nama ilmiah Coffea
canephora. Nama robusta diambil dari kata “robust“, istilah dalam bahasa Inggris
yang artinya kuat. Sesuai dengan namanya, minuman yang diekstrak dari biji kopi
robusta memiliki cita rasa yang kuat dan cenderung lebih pahit dibanding arabika.

Biji kopi robusta banyak digunakan sebagai bahan baku kopi siap saji
(instant) dan pencampur kopi racikan (blend) untuk menambah kekuatan cita rasa
kopi. Selain itu, biasa juga digunakan untuk membuat minuman kopi berbasis
susu seperti capucino, cafe latte dan macchiato.

Biji kopi robusta dianggap inferior dan dihargai lebih rendah dibanding
arabika. Secara global produksi robusta menempati urutan kedua setelah arabika.
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi robusta terbesar di dunia.
Sebagian besar perkebunan kopi di negeri ini ditanami jenis robusta, sisanya
arabika, liberika, dan excelsa.(Cecep Risnandar & Ali Fahmi, 2018)

7
Gambar 2. 2 Biji Kopi Robusta
(Sumber:Cecep Risnandar & Ali Fahmi, 2018)

Proses pengolahan biji kopi


Proses pengolahan bubuk kopi terdiri dari beberapa tahapan proses salah
satunya yaitu:

2.3.1 Penyangraian/ pemanggangan

Kunc dari proses produksi kopi bubuk adalah penyangraian.Proses ini merupakan
tahapan pembentukan aroma dan citarasa khas kopi dari dalam biji kopi dengan
perlakuan panas. Biji kopi secara alami mengandung cukup banyak senyawa
organik calon pembentuk citarasa dan aroma khas kopi. Waktu sangrai ditentukan
atas dasar warna biji kopi sangrai atau sering disebut derajat sangrai. Makin lama
waktu sangrai, warna biji kopi sangrai mendekati cokelat tua kehitaman (Mulato,
2002).

Roasting merupakan proses penyangraian biji kopi yang tergantung pada


waktu dan suhu yang ditandai dengan perubahan kimiawi yang signifikan. Terjadi
kehilangan berat kering terutama gas CO2 dan produk pirolisis volatil lainnya.
Kebanyakan produk pirolisis ini sangat menentukan citarasa kopi. Kehilangan
berat kering terkait erat dengan suhu penyangraian. Berdasarkan suhu
penyangraian yang digunakan kopi sangrai dibedakan atas 3 golongan yaitu ligh
8
roast suhu yang digunakan 193 °C sampai 199 °C, medium roast suhu yang
digunakan 204 °C dan dark roast suhu yang digunakan 213 °C sampai 221 °C.
Light roast menghilangkan 3-5% kadar air, medium roast menghilangkan 5-8%
dan 10 dark roast menghilangkan 8-14% kadar air (Varnam and Sutherland,1994).

2.3.2 Sensor

D Sharon, dkk (1982), mengatakan sensor adalah suatu peralatan yang


berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari
perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi
biologi, energi mekanik dan sebagainya. Dalam memilih peralatan sensor dan
transduser yang tepat dan sesuai dengan sistem yang akan disensor maka perlu
diperhatikan persyaratan umum sensor berikut ini :

A. linieritas
Ada banyak sensor yang menghasilkan sinyal keluaran yang berubah
secara kontinyu sebagai tanggapan terhadap masukan yang berubah secara
kontinyu. Sebagai contoh, sebuah sensor panas dapat menghasilkan tegangan
sesuai dengan panas yang dirasakannya. Salah satu metoda linieritas yaitu
linierisasi regresi. Linierisasi regresi atau dikenal dengan least-squares linierity,
secara umum dapat ditulis

Y=mx + b…………………………………………...1

B. Sensitivitas

Sensitivitas akan menunjukan seberapa jauh kepekaan sensor terhadap


kuantitas yang diukur. Sensitivitas sering juga dinyatakan dengan bilangan yang
menunjukan “perubahan keluaran dibandingkan unit perubahan masukan”untuk
elemen ideal(DO/DI=K) . Beberepa sensor panas dapat memiliki kepekaan yang
dinyatakan dengan “satu volt per derajat”, yang berarti perubahan satu derajat
pada masukan akan menghasilkan perubahan satu volt pada keluarannya. Sensor
panas lainnya dapat saja memiliki kepekaan “dua volt per derajat”, yang berarti
memiliki kepakaan dua kali dari sensor yang pertama. Linieritas sensor juga
9
mempengaruhi sensitivitas dari sensor. Apabila tanggapannya linier, maka
sensitivitasnya juga akan sama untuk jangkauan pengukuran keseluruhan.

C. Tanggapan Waktu

Tanggapan waktu pada sensor menunjukan seberapa cepat tanggapannya


terhadap perubahan masukan Ada bermacam cara untuk menyatakan tanggapan
frekuensi sebuah sensor. Misalnya “satu milivolt pada 500 hertz”. Tanggapan
frekuensi dapat pula dinyatakan dengan “decibel (db)”, yaitu untuk
membandingkan daya keluaran pada frekuensi tertentu dengan daya keluaran pada
frekuensi referensi.

2.3.3 Sensor Termocople

Gambar 2. 3 Sensor Termocople


(Sumber: Satrio, F. T.2016)

Pembuatan termocopel didasarkan atas sifat thermal bahan logam. Jika


sebuah batang logam dipanaskan pada salah satu ujungnya maka pada ujung
tersebut elektron-elektron dalam logam akan bergerak semakin aktif dan akan
menempati ruang yang semakin luas, elektron-elektron saling desak dan bergerak
ke arah ujung batang yang tidak dipanaskan. Dengan demikian pada ujung batang
yang dipanaskan akan terjadi muatan positif. Kerapatan electron untuk setiap
bahan logam berbeda tergantung dari jenis logam. Jika dua batang logam
10
disatukan salah satu ujungnya, dan kemudian dipanaskan, maka elektron dari
batang logam yang memiliki kepadatan tinggi akan bergerak ke batang yang
kepadatan elektronnya rendah, dengan demikian terjadilah perbedaan tegangan
diantara ujung kedua batang logam yang tidak disatukan atau dipanaskan.
Besarnya termolistrik atau gem ( gaya electromagnet ) yang dihasilkan menurut
T.J Seeback (1821) yang menemukan hubungan perbedaan panas (T1 dan T2)
dengan gaya gerak listrik yang dihasilkan E, Peltir (1834), menemukan gejala
panas yang mengalir dan panas yang diserap pada titik hot-juction dan cold-
junction, dan Sir William Thomson, menemukan arah arus mengalir dari titik
panas ke titik dingin dan sebaliknya.

Prinsip kerja Termocopel cukup mudah dan sederhana. Pada dasarnya


Termocopel hanya terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis dan
digabungkan ujungnya. Satu jenis logam konduktor yang terdapat pada
Termokopel akan berfungsi sebagai referensi dengan suhu konstan (tetap)
sedangkan yang satunya lagi sebagai logam konduktor yang mendeteksi suhu
panas. (Satrio, 2016)

Gambar 2. 4 Prinsip Kerja Termocouple


(Sumber: Satrio, F. T. 2016)

Berdasarkan Gambar prinsip kerjan termocouple, ketika kedua


persimpangan atau Junction memiliki suhu yang sama, maka beda potensial atau
tegangan listrik yang melalui dua persimpangan tersebut adalah “NOL” atau V1 =
V2. Akan tetapi, ketika persimpangan yang terhubung dalam rangkaian diberikan

11
suhu panas atau dihubungkan ke obyek pengukuran, maka akan terjadi perbedaan
suhu diantara dua persimpangan tersebut yang kemudian menghasilkan tegangan
listrik yang nilainya sebanding dengan suhu panas yang diterimanya atau V1 –
V2. Tegangan Listrik yang ditimbulkan ini pada umumnya sekitar 1 µV – 70µV
pada tiap derajat Celcius. Tegangan tersebut kemudian dikonversikan sesuai
dengan Tabel referensi yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan pengukuran.

Tabel 2.1 Tipe Termocople

Code type Conductors (+/-) Sensitivity

E Nikel chromium / ostanta -200 to 900 °C

J Iron costanta 0 to 750 °C

K Nickel chromium / Nikel aluminum -200 to 1250 °C

N Nicrosil / Nisil 0 to 1250 °C

T Cooper / costanta -200 to 350 °C

U Cooper /Cooprer nikel Compensating 0 to 1450 °C


for “S” and “R”

Adruino
Arduino Uno adalah papan sirkuit berbasis mikrokontroler ATmega328.
IC (integrated circuit) ini memiliki 14 input/output digital (6 output untuk PWM),
6 analog input, resonator kristal keramik 16 MHz, Koneksi USB, soket adaptor,

12
pin header ICSP, dan tombol reset. Hal inilah yang dibutuhkan untuk mendukung
mikrokontrol secara mudah terhubung dengan kabel power USB atau kabel power
supply adaptor AC ke DC atau juga battery.
Uno berbeda dari semua board mikrokontroler diawal-awal yang tidak
menggunakan chip khusus driver FTDI USB-to-serial. Sebagai penggantinya
penerapan USB-to-serial adalah ATmega16U2 versi R2 (versi sebelumnya
ATmega8U2). Versi Arduino Uno Rev.2 dilengkapi resistor ke 8U2 ke garis
ground yang lebih mudah diberikan ke mode DFU (Dedi Satria,2017)

Gambar 2.5 Arduino UNO R3 ATmega328


(Sumber: Satrio, F. T. 2016)

Pemanas(Heater)
Elemen pemanas merupakan piranti yang mengubah energi listrik menjadi
energi panas melalui proses Joule Heating. Prinsip kerja elemen panas adalah arus
listrik yang mengalir pada elemen menjumpai resistansinya, sehingga
menghasilkan panas pada elemen.

13
Gambar 2. 6 Elemen Pemanas
(Sumber: Satrio, F. T. 2016)

Persyaratan elemen pemanas antara lain :

1. Harus tahan lama pada suhu yang dikehendaki.


2. Sifat mekanisnya harus kuat pada suhu yang dikehendaki.
3. Koefisien muai harus kecil, sehingga perubahan bentuknya pada
suhu yang dikehendaki tidak terlalu besar.
4. Tahanan jenisnya harus tinggi.
5. Koefisien suhunya harus kecil, sehingga arus kerjanya sedapat
mungkin konstan.
Motor AC
Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran
rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor
dengan putaran medan stator terdapat selisih putaran yang disebut slip. Pada
umumnya motor induksi dikenal ada dua macam berdasarkan jumlah fasa yang
digunakan, yaitu: motor induksi satu fasa dan motor induksi tiga fasa. Sesuai
dengan namanya motor induksi satu fasa dirancang untuk beroperasi
menggunakan suplai tegangan satu fasa.

Motor induksi satu fasa sering digunakan sebagai penggerak pada peralatan
yang memerlukan daya rendah dan kecepatan yang relatif konstan. Hal ini
disebabkan karena motor induksi satu fasa memiliki beberapa kelebihan yaitu
konstruksi yang cukup sederhana, kecepatan putar yang hampir konstan terhadap
14
perubahan beban, dan umumnya digunakan pada sumber jala-jala satu fasa yang
banyak terdapat pada peralatan domestik.

Konstruksi motor induksi satu fasa hampir sama dengan konstruksi motor
induksi tiga fasa, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu stator dan rotor.
Keduanya merupakan rangkaian magnetik yang berbentuk silinder dan simetris.
Di antara rotor dan stator ini terdapat celah udara yang sempit.

Gambar 2. 7 Konstruksi Motor Satu fasa


(Sumber: Satrio, F. T. 2016)

Prinsip kerja motor induksi satu fasa dapat dijelaskan dengan


menggunakan teori medan putar silang (cross-field theory). Jika motor induksi
satu fasa diberikan tegangan bolak-balik satu fasa maka arus bolak-balik akan
mengalir pada kumparan stator. Arus pada kumparan stator ini menghasilkan
medan magnet.

Gambar 2. 8 Arus Medan magnet


(Sumber; Satrio, F. T. 2016)

15
Arus stator yang mengalir setengah periode pertama akan membentuk kutub
utara di A dan kutub selatan di C pada permukaan stator. Pada setengah periode
berikutnya, arah kutub-kutub stator menjadi terbalik. Meskipun kuat medan
magnet stator berubah-ubah yaitu maksimum pada saat arus maksimum dan nol
pada saat arus nol serta polaritasnya terbalik secara periodik, aksi ini akan terjadi
hanya sepanjang sumbu AC. Dengan demikian, medan magnet ini tidak berputar
tetapi hanya merupakan sebuah medan magnet yang berpulsa pada posisi yang
tetap (stationary). Karena rotor dari motor induksi satu fasa pada umumnya
adalah rotor sangkar dimana belitannya terhubung singkat, maka arus akan
mengalir pada kumparan rotor tersebut. Sesuai dengan hukum Lenz, arah dari
arus ini adalah sedemikian rupa sehingga medan magnet yang dihasilkan melawan
medan magnet yang menghasilkannya. Arus rotor ini akan menghasilkan medan
magnet rotor dan membentuk kutub-kutub pada permukaan rotor. Karena kutub-
kutub ini juga berada pada sumbu AC dengan arah yang berlawanan terhadap
kutub-kutub stator, maka tidak ada momen putar yang dihasilkan pada kedua arah
sehingga rotor tetap diam. Dengan demikian, motor induksi satu fasa tidak dapat
diasut sendiri.

Motor Servo
Motor servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor) yang
dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop tertutup (servo), sehingga
dapat di set-up atau di atur untuk menentukan dan memastikan posisi sudut dari
poros output motor. motor servo merupakan perangkat yang terdiri dari motor
DC, serangkaian gear, rangkaian kontrol dan potensiometer. Serangkaian gear
yang melekat pada poros motor DC akan memperlambat putaran poros dan
meningkatkan torsi motor servo, sedangkan.potensiometer dengan perubahan
resistansinya saat motor berputar berfungsi sebagai penentu batas posisi putaran
poros motor servo.

Penggunaan sistem kontrol loop tertutup pada motor servo berguna untuk
mengontrol gerakan dan posisi akhir dari poros motor servo. Posisi poros output
akan di sensor untuk mengetahui posisi poros sudah tepat seperti yang di inginkan
16
atau belum, jika belum maka kontrol input akan mengirim sinyal kendali untuk
membuat posisi poros tersebut tepat pada posisi yang diinginkan.

Gambar 2. 9 Bagian Motor Servo


(Sumber: Satrio, F. T. 2016)

17
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, yang menjadi data – data
penelitian ini berupa kecepatan atau delay dari alat yang dikontrol dan data
berasal pula dari sensor Termocopel yang dipasang pada pipa pada pemanggang
kopi untuk melihat suhu berapa yang di dapatkan tahap Penelitian

Tahapan-tahapan dalam proses penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3. 1 flowchat tahapan-tahapan penelitianRancangan Penelitian

18
Pada gambar 3.1 diatas, tahapan dari penelitian yang pertama kali adalah
studi pustaka, selanjudnya pada tahap kedua adalah mempesiapkan hardware dan
software untuk pembuatan alat, kemudian tahap perancangan, setelah selesai
perancangan tahap selanjudnya adalah tahapan pengujian dari sistem yang dibuat.
Apabila sistem yang dibuat dapat diuji dan berhasil maka lanjut ke tahap analisis,
apabila sistem yang dibuat gagal, maka kembali ke tahap perancangan.

a. Studi Pustaka
Pada tahap ini dilakukan penelusuran terhadap berbagai macam literatur
seperti buku, referensi – referensi baik melalui perpustakaan maupun internet dan
lain sebagainya yang terkait dengan judul penelitian ini.

a. Persiapan Hardware dan Software


Hardware dan software yang dipersiapkan dalam penelitian sebagai berikut :

1) Kebutuhan Hardware
Kebutuhan perangkat keras dalam penyusunan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut :
1. Satu unit alat pemanggang kopi
2. Adruino uno R3
3. Sensor Termocouple
4. Motor AC
5. Motor Servo
6. Heater (pemanas)

2) Kebutuhan software
Kebutuhan perangkat lunak dalam penyusunan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Arduino IDE sebagai editor pemrograman arduino
2. MySQL Database sebagai penyimpanan data pada server
3. PHP dan HTML sebagai bahasa pemrograman web.
4. Sublime Text sebagai teks editor program

19
b. Tahap Perancangan
Perancangan yang dibuat berupa rancangan dari software dan hardware,
rancangan software dan hardware sebagai berikut :

1) Perancangan Hadware
Rancangan hardware dapat dilihat pada gambar berikut :

Basis data penghubung arduino

Androin/admin sensor termocople

pemanggang kopi

Gambar 3. 2 Rancangan hardware


20
Gambar 3.2 merupakan gambar dari rancangan hardware. Sistem bekerja
dengan memanfaatkan sensor Termocople yang akan membaca data kepanasan
suhu pada kopi kemudian data tersebut diproses oleh Arduino. Arduino
mengirimkan data ke basis data sehingga website akan membaca data tersebut dan
memberikan informasi kepada admin dari website tersebut.

2) Perancangan Software
Rancangan software dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3. 3 Rancangan Website

Gambar 3. 4 Rancangan Login

21
Pada gambar 3.3 dan gambar 3.4 merupakan gambar dari rancangan
software berupa website. Admin harus melakukan login terlebih dahulu agar dapat
masuk ke dalam sistem. Sistem akan bekerja dengan menampilkan data suhu
secara real time melalui interface website. Admin juga dapat mengontrol alat
penyangrai on/off. Proses kerja dari sistem dapat dilihat pada gambar 3.5.

Gambar 3. 5 Blok diagram kerja sistem

Gambar 3.5 merupakan blok diagram kerja sistem. Sistem akan bekerja
setelah login terhadap sistem melalui user interface login form. Setelah masuk ke
sistem maka sistem akan menampilkan monitoring ketinggian suhu dan admin
juga dapat mengontrol dengan peringatan melalui interface website. Sistem juga
akan hidup secara otomatis sampai suhu mencapai 930C sampai 1000C dan akan
mati ketika kopi sudah berwarna kehitaman / sudah matang.

3) Tahap Pengujian
Tahap ini pengujian sistem yang telah di buat. Proses pengujian dilakukan
untuk mengetahui apakah rancangan yang dibuat berjalan atau tidak.

22
4) Tahap Analisis
Tahapan analisa dilakukan untuk menganalisa apakah rancangan yang
dibuat sesuai dengan kebutuhan atau tidak.
5) Tahap Simpulan
Tahapan ini dilakukan pembuatan laporan mulai dari studi liratur sampai
dengan implementasi kemudian menyimpulkan dari semua proses yang telah
dilakukan serta saran pengembangan sistem ini kedepannya.

Teknik Pengumpulan Data


Setelah sistem dibuat, dilakukan pengujian untuk memperoleh data yang
dibutuhkan. Adapun tahapan yang dilakukan sebagai berikut :
1. Membuat sebuah sistem untuk mendeteksi suhu pada pemanggang kopi.
2. Melakukan pengujian terhadap alat yang telah dibuat untuk
mendapatkan data yang berupa jeda waktu, serta keberhasilan dari alat
yang dikontrol, dan konfigurasi dari alat yang dibuat.
3. Mencatat semua hasil percobaan dari sistem untuk dibandingkan
dengan hasil berdasarkan komputer dan manual.

Teknik Analisis Data


Tahapan analisis data akan di dapatkan setelah melakukan pengujian terhadap
sistem, adapun tahapan – tahapan analisis data adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis kecepatan sistem dalam memproses data kemudian
menampilkan data ke pengguna.
2. Menganalisis perbandingan data sesungguhnya dan data yang diproses
oleh sistem.
3. Menganalisis semua data yang didapat pada saat melakukan pengujian.

Jadwal Kegiatan
Pembuatan dan perancangan dari Rancang bangun alat pendeteksi suhu
berbasis internet of things ini dilakukan selama 6 bulan dimulai bulan November
2018 sampai dengan Mei 2019 dan bertempat di Politeknik Negeri

23
Lhokseumawe. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian selengkapnya
dapat dilihat pada tabel 3.1, sebagai berikut :

Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan

Bulan
Jenis
No Nov Des Jan Feb Mar Apr
Kegiatan
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Identifikasi
1
Masalah
Studi
2
Literatur
Pembuatan
3
Sistem
Pengujian
4
Sistem
Analisa
5
Sistem
Penyusunan
6
Buku

7 Sidang

8 Revisi

24
DAFTAR PUSTAKA

A, G. (2010). Aplikasi Pengaruh Quality of Service (QoS) Video Conference


Pada Trafik H.323 Dengan Menggunakan Metode Differentiated Service
(Diffserv). Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.
Cisco. (2016, Juni 30). Internetworking Technology Handbook. Retrieved
fromwww.docwiki.cisco.com:
http://docwiki.cisco.com/wiki/Internetworking_Technology_Handbook
Dedi Satria, S. Y. (2017 ). Sistem Peringatan Dini Banjir Secara Real-Time
Berbasis Web Menggunakan Arduino dan Ethernet . Jurnal JTIK, 1-6.
Fibrianto, K. P. (2017). Perbedaan Air Seduh Terhadap Presepsi Multisensori
Kopi. Jurnal Pangan dan Agroindustri, 1-7.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 52/permentan/OT.140/9/2012 Tentang
Pedoman Penanganan Paca Panen Kopi,2012. Jakarta:Mentri Pertanian
Risnandar Cecep & Ali Fahmi(13 April 2018) “Kopi Robusta” Diakses dari:
https://jurnalbumi.com/knol/kopi-robusta/ (06 November 2018)
Risnandar Cecep & Ali Fahmi(13 April 2018) “Kopi Robusta” Diakses dari:
https://jurnalbumi.com/knol/kopi-robusta/ (06 November 2018)
Rossi, I. N. (2017). Rancang Bangun Alat Pembuat Minuman Kopi Otomatis
Menggunakan Konveyor. Jurnal Ilmiah Mikrotek, 35-45.
Satrio, F. T. (2016). Pengontrol Suhu pada Mesin Penyangrai Biji Kopi. padang:
Politeknik Negeri Padang.
Tariga E sera Br, Dibyo pranowo dan Tajul ilfal.(2015). Tingkat Kesukaan
Terhadap Kopi Campuran Robusta Dengan Arabika.JTIP Indonesia, 12-17
Varnam, H. A. and J. P. Sutherland., 1994. Beverages (Technology, Chemestry
and Microbiology). Chapman and Hall, London.
Wahyu Yusdiali,Mursalim, dan I.S Tulliza.2012,”Pengaruh Suhu dan Lama
Penyangraian Terhadap Tingkat Kadar Air dan Keasaman Kopi
Robusta”.

Wawan Ginting ,Achwil Putra Munir,Adian Rindang, dan Edi


Susanto.2013,”Rancang Bangun Alat Penyangrai Kopi Mekanis Tipe
Rotari”.Departement Teknologi Pertanian,Fakultas Pertanian USU
Wulandari Rika .2016. “Analisis Qos (Quality Of Service) Pada Jaringan Internet
(Studi Kasus : Upt Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon –Lipi).
Jurnal TI, 162-172.
25
Yulia, F. (2018). Optimasi Penyangraian Terhadap Kadar Kafein dan Propil
Organoleptik pada Jenis Kopi Arabika. Yogyakarta: Universitas Sanata
Darma

26

Anda mungkin juga menyukai