Disusun oleh :
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
karena rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini berisikan tentang berpikir kritis yang ditunjang dengan proses keperawatan.
Kami ucapkan terima kasih untuk rekan-rekan dan dosen yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami hanya manusia yang tak luput
dari kesalahan, maka kami mohon maaf apabila telah melakukan kesalahan di
dalam penyusunan makalah ini serta isi dalam makalah. Semoga dengan selesai-
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
selalu berpikir kritis dan menemukan jalan keluar yang terbaik untuk memenuhi
kebutuhan klien. Berpikir kritis adalah suatu proses yang dikaji setelah mendapat
informasi.
dalam melakukan intervensi pada klien karena kondisi kesehatan klien merupakan
tanggung jawabnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Berpikir Kritis
2. Pengalaman
3. Kompetensi
c. Berpikir mandiri
Berpikir mandiri adalah inti dari riset ,untuk dapat berfikir mandiri
seseorang profesional akan berfikir dan mencari rasional serta
jawaban yang logis.
d. Mengambil Resiko
Seorang profesional harus rela ide-idenya ditelaah dan harus dapat
menerima pemikiran baru dan maju, Perlu dibutuhkan keyakinan dan
niat serta kemauan untuk mengambil resiko apa yang salah dan untuk
kemudian melakukan tindakan didasarkan pada keyakinan yang
didukung fakta dan bukti yang kuat.
e. Kerendahan Hati
Penting untuk mengakui keterbatasan diri, pemikir kritis mengetahui
ersiko yang timbul dari sebuah keputusan maupun situasi jika
profesional tidak mampu mengenali ketidakmampuannya untuk
mengatasi masalah yang muncul maka bias dipastikan strateginya akan
mengalami kegagalan. Seorang profesional harus memikirkan kembali
untuk mencari pengetahuan baru, mencari sumber informasi yang lain.
f. Integritas
Integritas pribadi membangun ras percaya diri , seorang profesional
yang mempunyai integritas dengan cepat akan berkeinginan mengakui
dan mengevaluasi segala ketidak konsistenan dalam ide dan
keyakinanya.
g. Ketekunan
Profesional yang berfikir kritis bertekad menemukan solusi yang
efektif untuk mengatasi konflik terkait dengan profesionalisme .
Profesional belajar sebanyak mungkin mengenali masalah yang .
mungkin timbul dari profesinya .
h. Kreatif
Kreativitas mencakup berpikir original, hal ini berarti menemukan
solusi di luar apa yang dilakukan secara tradisonal. Komponen standar
dalam berfikir kritis mencakup standar intelektual dan profesional.
(Paul, 1993).
D. Proses Keperawatan
Proses keperawatan adalah satu pendekatan untuk pemecahan masalah
yang memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan kepera-
watan.proses keperawatan mengandung elemen berpikir kritis yang memungkin-
kan perawat membuat penilaian dan melakukan tindakan berdasarkan naluri.
Proses adalah serangkaian tahapan atau komponen yang mengarah pada penca-
paian tujuan. Tiga karakteristik dari proses adalah tujuab,organisasi dan krea-
tivitas (Bevis,1978).Tujuan adalah maksud spesifikasi atau tujuan dari proses.
Proses keperawatan digunakan untuk mendiagnosa dan mengatasi respons
manusia terhadap sehat dan sakit(American Nurses Association,1980). Organisasi
adalah satu rangkaian tahap atau komponen yang diperlukan untuk mencapai
tujuan. Proses keperawatan mencakup lima tahap, yaitu pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
PENGKAJIAN
EVALUASI DIAGNOSA
KEPERAWATAN
ANALISIS
IMPLEMENTASI PERENCANAAN
E. Pengkajian
a) Melakukan interview/wawancara.
b) Riwayat kesehatan/keperawatan
c) Pemeriksaan fisik
d) Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain
serta catatan kesehatan (rekam medik).
1. Aktivitas / istirahat
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
4. Eliminasi
5. Makanan dan cairan
6. Hygiene
7. Neurosensori
8. Nyeri / ketidaknyamanan
9. Pernafasan
10. Keamanan
11. Seksualitas
12. Interaksi sosial
13. Penyuluhan / pembelajaran
F. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan
objektif untuk membuat diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan
melibatkan proses berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan
dari klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan
yang lain.
The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA,
1992) mendefinisikan diagnosa keperawatan semacam keputusan klinik
yang mencakup klien, keluarga, dan respon komunitas terhadap sesuatu
yan berpotensi sebagai masalah kesehatan dalam proses kehidupan.
Dalam membuat diagnosa keperawatan dibutuhkan ketrampilan klinik
yang baik, mencakup proses diagnosa kepe-rawatan dan perumusan
dalam pembuatan pernyataan keperawatan. Proses diagnosa
keperawatan dibagi menjadi kelompok interpretasi dan menjamin
keakuratan diagnosa dari proses keperawatan itu sendiri. Perumusan
pernyataan diagnosa keperawatan memiliki beberapa syarat yaitu
mempunyai pengetahuan yang dapat membedakan antara sesuatu yang
aktual, risiko, dan potensial dalam diagnosa keperawatan.
G. Perencanaan
Rencana keperawatan adalah kerangka (daftar) atau rancangan
intervensi yang komprehensif untuk mencapai kriteria hasil dengan
kerangka waktu yang ditentukan. Komponen rencana keperawatan yaitu :
a) Diagnosa Keperawatan
b) Kriteria hasil (tujuan )
c) Intervensi Keperawatan
d) Mengurangi atau meminimalkan masalah kesehatan, meningkatkan
kekuatan dan perilaku sehat dan membantu pasien mencapai kriteria
hasil yang telah ditetapkan
Adanya perencanaan keperawatan ditujukan untuk :
1. Tujuan langsung perawatan dan koordinasi perawatan pasien
2. Kesinambungan perawatan
3. Komunikasi antar peraawat
4. Gambaran standar perawatan yang diberikan pada pasien
5. Ketetapan perawatan dan pembiayaan ( pembayaran ) perawatan
6. Dasar pembiayaan perawatan yang akan dating
7. Perencanaan komponen fungsi managemen misalnya staffing, yang akan
datang.
Adapun peran klien dalam penetapan tujuan :
1. Tujuan yang berpusat pada klien sasaran spesifik yang dapat di ukur
dan di rancang unttuk menunjukan tingkat kesejahteraanklien yang
tertinggi dean kemandirian dalam berfungsi. Dalam hal ini klien harus
bertindak secara aktif.
2. Tujuan jangka pendek sasaran yang diharapkan dapat tercapat dalam
kurun waktu kurang dari satu munggu.
3. Tujuan jangka panjang sasaran yang diperrkirakan dicapai sepanjang
periode waktu lebih lama. Biasanya akan disususn rancangan kerja.
H. Implementasi
Implementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan,
ada-lah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
keperawatan dilakukan dan diselesaikan .Sebagai contoh, implementasi
segera diperlukan ketika perawat mengidentifikasi kebutuhan klien yang
mendesak dalam situasi seperti henti jantung, kematian mendadak dari
orang yang dicintai atau kehilangan rumah akibat kebakaran .
Implementasi mencakup melakukan, membantu, atau mengarahkan
kinerja aktivitas kehidupan sehari – hari memberikan arahan peerawatan
untuk mencapai tujuan yang berpusat pada klien. Dalam situasi yang
tidak genting, implementasi dimulai setelah rencana asuhan
dikembangkan dan difokuskan pada melakukan intervensi keperawatan
untuk mencapai tujuan dan hasil yang di perkirakan dari asuhan .
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien beralih dari status kesehatan yang di uraikan dalam
hasil yang di harapkan ( Gordon, 1994 ) .
I. Evaluasi
Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur proses klien
terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien ke arah pencapaian
tujuan. Data dikum-pulkan dengan dasar berkelanjutan untuk mengukur
perubahan dalam fungsi, da-lam kehidupan sehari-hari dan dalam
ketersediaan sumber eksternal. Evaluasi ter-jadi kapan saja perawat
berhubungan dengan klien. Penekananya adalah pada ha-sil klien.
Perawat mengevaluasi apakah perilaku mencerminkan suatu
kemunduran atau kemajuan dalam diagnosa keperawatan atau
pemeliharaan status yang se-hat. Selama evaluasi perawat memutuskan
apakah langkah proses keperawatan se-belumnya telah efektif dalam
menelaah respons klien dan membandingkannya de-ngan perilaku yang
disebutkan dalam hasil yang diharapkan.
Aspek evaluasi mencangkup pengukuran kualitas asuhan
keperawatan yang diberikan dalam lingkungan perawatan kesehatan.
Perawat mengevaluasi se-tiap kemajuan dan pemulihan klien.
Keperawatan memainkan perasaan penting dalam membantu organisasi
menemukan cara untuk memperbaiki kualitas asuhan klien. Penekanannya
adalah pada hasil klien, produk klien dan sistem tempat pro-fesional
berpraktik.
Tujuan adalah pernyataan ringkas tentang apa yang harus
diselesaikan ke-tika hasil yang diharapkan telah terpenuhi. Setiap
diagnosa keperawatan pada ren-cana klien mempunyai tujuan dan
mempunyai batasan waktu untuk evaluasi. Pe-rawat mengevaluasi tujuan
setelah membandingkan temuan evaluatif dengan se-mua hasil yang
diharapkan. Ketika tujuan telah terpenuhi perawat telah mengeta-hui
bahwa intervensi telah berhasil dan bahwa klien mengalami kemajuan.
Hasil yang diharapkan adalah akibat dari yang diharapkan dari
proses yang berorientasi pada tujuan. Hasil yang diharapkan adalah
pernyataan tentang perila-ku atau respon progresif tahap demi tahap yang
harus diselesaikan klien untuk mencapai tujuan perawatan yang diberikan.
Jika klien mencapai hasil yang diha-rapkan perawat dapat melanjutkan
rencana asuhan atau menghentikan intervensi karena tujuan dalam asuhan
telah terpenuhi jika evaluasi menunjukan bahwa hasil yang diharapkan
tidak terpenuhi atau hanya terpenuhi sebagian maka perawat mengkaji
kembali dan merevisi rencana asuhan.
Evaluasi dari pelayanan kesehatan adalah proses yang digunakan
untuk menentukan kualitas keperawatan dan pelayanan yang diberikan
pada klien. Setiap perawat professional diharapkan untuk mengevaluasi
keberhasilan dirinya dalam memberikan asuhan keperawatan yang efektif.
Namun demikian hasil klien yang baik adalah produk dari semua kerja
individual dan intervensi yang berhubungan langsung maupun tidak
langsung terhadap asuhan yang diterima klien. Hasil akhir asuhan yang
diberikan adalah ukuran kinerja keseluruhan tim pelayanan kesehatan
mendefinisikan perbaikan kualitas sebagai suatu pendekatan terhadap
studi dan perbaikan berkelanjutan dari proses pemberian pelayanan
kesehatan untuk memenuhi kebutuhan klien dan orang terdekat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berpikir kritis tak hanya selesai setelah mendapatkan jalan
keluar, ada proses yang menuntun perawat , yaitu proses
keperawatan. Tahapan-tahapan da-lam proses keperawatan
merupakan tangga keberhasilan dalam melakukan asuhan
keperawatan. Apabila tahapan-tahapan tersebut dilakukan dengan
benar maka klien pun akan merasakan dampak positif dari apa
yang telah dilakukan perawat padanya.
Kolaborasi antara berpikir kritis dan proses keperawatan
merupakan hal penting untuk terus memperkuat pola pikir dan pola
sikap para perawat dalam memperbaiki atau meningkatkan kondisi
kesehatan klien. Semakin sering perawat melaksanakan kolaborasi
tersebut maka semakin berpengalaman pula sang pera-wat, maka
perawat pun akan dapat berpikir cepat untuk mendapatkan jalan
keluar terbaik bagi kliennya.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
http://nursing-care-indonesia.com