Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PENJELASAN

MOW
Kontap wanita atau MOW adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilisasi
atau kesuburan wanita. (Saifuddin dkk., 2006). Alat ini sangat efektif (0,5 kehamilan per 100
perempuan selama tahun pertama penggunaan) jika dipasang, dan bekerja efektif 6-10
minggu setelah operasi (Hanafi, 2004).

Ada dua jenis MOW, antara lain minilaparotomi dan laparoskopi. Mekanisme kerjanya
adalah mengoklusi tuba fallopi dengan cara mengikat dan memotong atau memasang cincin,
sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum. Manfaatnya adalah tidak memengaruhi
proses menyusui (breastfeeding), tidak bergantung pada faktor sanggama, baik bagi klien
hamil berisiko serius, pembedahan sederhana dengan anestesi lokal, tidak memiliki efek
samping jangka panjang, dan tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada
produksi hormon ovarium).

 Pembinaan akseptor tubektomi MOW :

a. Beri salam kepada klien secara terbuka dan sopan. Tanyakan kepada kilen apa yang perlu
di bantu serta jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya.
b. Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya, kontrasepsi yang di inginkan oleh klien
c. Dengan mengambil sikap yang simpatik dan meyakinkan, Biarkan dia berbicara bebas
mengenai setiap hal yang mungkin di milikinya.
d. Setelah kilen memberi keputusan mengenai KB yang akan digunakan terangkan mengenai
mekanisme kerja tubektomi yaitu mengikat dan memotong atau memasang cincin pada
tuba falopii.
e. Bimbing/ berikan kesempatan pada kilen untuk bertanya tentang keterangan yang telah di
berikan dan tentang apa yang akan dilakukan pada dirinya
f. Jelaskan mengenai manfaat dan keterbatasan mengenai KB ini.
g. Jelaskan bahwa klien akan mengalami sedikit rasa sakit saat penyuntikan zat anastesi local
h. Jelaskan mengenai komplikasi yang mungkin terjadi setelah pemmbedahan
i. Beri petunjuk pada kilen untuk perawatan luka insisi atau efek lain sebelum klien pulang.
j. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah pemasangan.
k. Jadwalkanlah kunjungan pemeriksaan rutin antara 7 dan 14 hari setelah pembedahan atau
jika ada keluhan.

 cara kerjanya :
Menghambat perjalanan sel telur wanita, sehingga tidak dapat dibuahi sel sperma.

 Gambaran dari kontrasepsi MOW :

 Tingkat keberhasilannya :

>99% sangat efektif

 Keuntungannya

1. Efektifitas langsung setelah sterilisasi


2. Permanen
3. Tidak ada efek samping jangka panjang
4. Tidak menggangu hubungan Seksual

 Kerugiannya :

Resiko & efek samping bedah tetap ada

 Kontra Indikasi :

1. Penyakit jantung
2. Penyakit paru-paru
3. Turunnya rongga dada (Hernia diagfragmatika)
4. Turunnya tali pusat (Hernia Umbilikalis)
5. Radang akut selaput perut (Peritonitis Akut)

 Tempat pelayanannya :

Rumah sakit

o
 Kunjungan ulang :

Jika ada keluhan/ masalah, kembali ke Klinik

Sementara itu, keterbatasan metode ini meliputi:

1. Harus mempertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat


dipulihkan kembali), kecuali dengan operasi rekanalisasi.

2. Klien dapat menyesal kemudian hari.

3. Risiko komplikasi kecil (meningkat, jika digunakan anestesi umum).

4. Rasa sakit atau ketidak nyamanan jangka pendek setelah tindakan.

5. Dilakukan oleh dokter terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau dokter
spesialis bedah untuk proses laparoskopi).

6. Tidak melindungi dari IMS, termasuk HIVIAIDS

Indikasi MOW mencakup:

1. Usia >26 tahun.


2. Paritas >2.

3. Yakin telah mempunyai ukuran keluarga yang sesuai dengan kehendaknya.

4. Menimbulkan risiko kesehatan yang serius pada kehamilannya.

5. Pascapersalinan.

6. Pascakeguguran.

7. Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini.

Kontraindikasi MOW terdiri atas:

1. Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)

2. Perdarahan pervaginal yang belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi).

3. Infeksi sistemik atau atau pelvik yang akut (hingga masalah itu disembuhkan atau
dikontrol).

4. Tidak boleh menjalani proses pembedahan.

5. Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan.

6. Belum memberikan persetujuan tertulis.

Kontap wanita dilakukan:

1. Setiap waktu selama siklus haid, jika diyakini secara rasional klien tersebut tidak
hamil.

2. Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi).

3. Pascapersalinan (untuk minilaparotomi, 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12minggu,


sedangkan laparoskopi tidak tepat untuk klien pascapersalinan).

4. Pascakeguguran. Triwulan pertama: Tujuh hari sepanjang tidak ada bukti infeksi
pelvik (minilaparotomi atau laparoskopi). Triwulan kedua: 7 hari sepanjang tidak ada
bukti infeksi pelvik (minilaparotomi saja).

Komplikasi Kontap Wanita dan Penanganan


Komplikasi Penanganan
Infeksi luka Apabila terlihat luka, obati dengan antibiotik.
Apabila terdapat abses, lakukan drainase dan obat
seperti yang terindikasi.
Demam pascaoperasi Obati infeksi berdasarkan apa yang ditemukan.
Luka pada kandung kemih, Intestinal Mengacu pada tingkat asuhan yang tepat. Apabila
(jarang terjadi) kandung kemih atau usus luka dan diketahui
sewaktu operasi, lakukan reparasi primer. Apabila
terjadi pacaoperasi, rujuk ke RS yang tepat, jika
perlu.
Hematoma (subkutan) Gunakan pak yang hangat dan lembab. Amati hal
yang biasanya akan berhenti seiring waktu, dan
drainase dapat dibutuhkan, jika ekstensif.
Emboli gas yang disebabkan oleh Ajukan ke tingkat asuhan yang tepat dan mulai
laparoskopi (sangat jarang terjadi) lakukan resusitasi intensif, termasuk cairan
intravena, resusitasi kardiopulmunal dan tindakan
penunjang kehidupan lainnya.
Rasa sakit pada lokasi pembedah Pastikan adanya infeksi atau abses dan obati
berdasarkan apa yang ditemukan.
Perdarahan superfisial (tepi-tepi kulit Mengontrol pendarahan dan obati berdasarkan apa
atau subkutan) yang ditemukan.

MOP (MEDIS OPERATIF PRIA)


MOP adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan
melakukan oklusi vas deferens sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses
fertilisasi atau penyatuan dengan ovum tidak terjadi (saifuddin, 2006). Prosedur ini
merupakan salah satu cara kontrasepsi sterilisasi pada pria yang bersifat irreversible atau
kesuburan pria tidak dapat dikembalikan.(BKKBN, 2002).
Vasektomi
Vasektomi merupakan metoda kontrasepsi populer yang digunakan oleh 13% pasangan
usia subur (PUS) dengan angka penggunanya yang bertambah tiga kali lipat lebih cepat
dibandingkan pengguna pil KB.
 Pembinaan akseptor MOP
a. Beri salam kepada klien secara terbuka dan sopan. Tanyakan kepada kilen apa
yang perlu di bantu serta jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya.
b. Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya, kontrasepsi yang di inginkan oleh
klien
c. Dengan mengambil sikap yang simpatik dan meyakinkan, Biarkan dia berbicara
bebas mengenai setiap hal yang mungkin di milikinya.

d. Setelah kilen memberi keputusan mengenai KB yang akan digunakan terangkan


mengenai mekanisme kerja tubektomi yaitu memotong saluran sperma [ vas
deferens ]

e. Bimbing/ berikan kesempatan pada kilen untuk bertanya tentang keterangan yang
telah di berikan dan tentang apa yang akan dilakukan pada dirinya
f. Jelaskan mengenai manfaat dan keterbatasan mengenai KB ini.
g. Jelaskan bahwa klien akan mengalami sedikit rasa sakit saat penyuntikan zat
anastesi local
h. Jadwalkanlah kunjungan pemeriksaan rutin antara 7 dan 14 hari atau jika ada
keluhan.

 Gambaran kontrasepsi MOP

 Tingkat keberhasilan (Efektifitas) :

>99 % sangat efektif

 Keuntungannya :

 Tidak ada kematian (mortalitas)

 Komplikasi lain (morbiditas) kecil sekali

 Pasien tidak perlu dirawat di RS

 Tidak menggangu hubungan seksual

 Sifatnya permanen & tdk ada resiko kes.


 Tidak harus diingat-ingat, tidak harus selalu ada persediaan

 Kerugiannya :
1. Harus dengan tindakan pembedahan
2. Harus memakai kontrasepsi lain (kondom) selama beberapa hari sampai sel mani
menjadi negatif

3. Tidak dapat dilakukan pada orang yang ingin punya anak lagi

 Kontra Indikasi :

 Peradangan kulit atau jamur di daerah kemaluan

 Peradangan pd alat kelamin pria

 Penyakit kencing manis

 Kelainan mekanisme pembekuan darah

 Efek/ akibat sampingnya :

 Timbul rasa nyeri

 Abses pd bekas luka

 Pembengkakan kantung biji zakar karena pendarahan (Hematoma)

 Tempat pelayanannya :

 Rumah sakit

 Kunjungan ulang :

 Jika ada keluhan/ masalah, kembali ke klinik

Ada dua jenis vasektomi, yaitu:


1. Vasektomi tanpa pisau ( No scalpel vasectomy/VTP) yang lebih disukai
2. Vasektomi dengan insisi skrotum (tradisional).
Vasektomi tanpa pisau dikembangkan di Cina oleh Profesor Lee dan mulai
diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1988, Setelah memberikan anestesi
lokal, petugas memfiksasi vas deferens di bawah skrotum dan rafe mediana,
kemudian vas diambil dengan klem diseksi, lalu dioklusi, baik sebelah kiri maupun
kanan hanya melalui satu lubang. Luka diseksi tidak perlu dijahit,cukup ditutup
plester.
Jumlah pengguna vasektomi di Indonesia masih berkisar 1% dari total pengguna
kontrasepsi dengan perbandingan pengguna tubektomi dan vasektomi di Indonesia
adalah 8: 1. Vasektomi ini bukan tanpa komplikasi. Komplikasi yang sering kali
terjadi meliputi hematoma, infeksi, dan epididimitis.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan sebelum vasektomi adalah:
1. Keputusan penggunaan harus memenuhi asas sukarela
2. Klien berhak membatalkan putusan setiap saat sebelum prosedur dilaksanakan
3. Klien harus memahami bahwa Kontap bersifat permanen (irreversible)
4. Tidak diperkenankan memasukkan unsur insentif dalam menerima kontap
5. Persetujuan tindakan medik (PTM) dari klien merupakan syarat mutlak untuk
melakukan tubektomi
6. Persetujuan dari pasangan klien menjadi bukti bahwa pasangannya mengetahui klien
telah memberi PTM dan bersedia menanggung berbagai konsekuensi yang mungkin
timbul, seperti biaya, efek samping, dan pengobatan atau perawatan
Vasektomi dilakukan dengan membuat oklusi vas deferens sehingga sperma tidak
dapat mencapai vesikula seminalis yang akhirnya tidak mengisi cairan ejakulat saat
terjadi emisi ke dalam vagina.
Manfaat kontraseptif vasektomi antara lain:
1. Sangat efektif (0,1-0,15 kehamilan per 100 wanita) dalam tahun pertama penggunaan
2. Bersifat permanen dan segera efektif
3. Tidak mengganggu proses sanggama
4. Sesuai untuk pengguna yang pasangannya tidak boleh hamil atau kehamilan dapat
membahayakan keselamatan jiwa wanita tersebut.
5. Teknik bedah sederhana dengan anestesi local
6. Tidak ada efek samping jangka panjang
7. Tidak mengganggu produksi hormon pria atau mengganggu fungsi seksual
Adapun Manfaat nonkontraseptif vasektomi adalah tidak mengganggu produksi ASI,
hanya sekali aplikasi dan efektif dalam jangka panjang, dan tingkat rasio efisiensi
biaya dan kontrasepsi tinggi.

Vasektomi memiliki keterbatasan, antara lain:


1. Permanen (irreversible) dan timbul masalah jika klien menikah lagi
2. Jika tidak siap,nantinya kemungkinan menyesal
3. Perlu pengosongan depot sperma di vesikula seminalis sehingga perlu 20 kali
ejakulasi
4. Risiko dan efek samping pembedahan kecil
5. Ada nyeri atau rasa tidak nyaman pascabedah
6. Perlu tenaga pelaksana terlatih
7. Tidak melindungi klien terhadap penyakit menular seksual / PMS, seperti HBV, HIV /
AIDS
Vasektomi dapat juga menimbulkan efek jangka panjang, seperti:
1. Kanker prostat: Semula dilaporkan ada peningkatan insidensi, tetapi studi terakhir
tidak mendukung informasi tersebut
2. Kanker testikular: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanke ini tidak
berhubungan vasektomi
3. Penyakit kardiovaskular: Tidak berhubungan dengan vasektomi.
4. Penularan HIV: Tidak ada data yang mendukung angka penularan HIV menurun
terkait dengan vasektomi

Komplikasi Kontap Pria dan Penanganannya


Komplikasi Penanganan
Perdarahan Apabila jumlahnya sedikit cukup lakukan pengamatan tetapi jika
banyak, hendaknya dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap
dan klien akan menjalani operasi kendali di bawah anestesi umum

infeksi Apabila infeksi terjadi pad skrotum, cukup obati infeksi tersebut
menurut prinsip pengobatan luka kulit, yaitu jika basah dengan
kompres (zat yang tidak merangsang), dan jika kering, gunakan
salep antibiotik.

Granuloma sperma  Terjadi pada ujung proksimal vas deferens atau epididimis
 dilakukan eksisi granuloma dan mengikat kembali vas
deferens

Vasektomi sesuai untuk pria yang:


1. Semua usia reproduksi (biasanya <50 tahun)
2. tidak ingin anak lagi menghentikan fertilitas,ingin metode kontrasepsi yang sangat
efektif dan permanen
3. Istrinya mempunyai masalah usia, paritas, atau kesehatan dengan kehamilan yang
dapat menimbulkan risiko kesehatan atau mengancam keselamatan jiwanya.
4. Memahami asas sukarela dan memberi persetujuan tindakan medik untuk prosedur
tersebut
5. Merasa yakin bahwa mereka telah mendapatkan jumlah keluarga yang diinginkan.
Informasi penting yang termasuk ke dalam konseling vasektomi mencakup kepastian
tentang tujuan reproduksi dan fertilitas serta kemungkinan untuk memulihkan kesuburan di
kemudian hari dan merasa tidak perlu memberi persetujuan tindakan medik untuk prosedur
vasektomi.
Informasi Umum Vasektomi:
 Vasektomi hanya memberi efek kontraseptif, jika air mani tidak lagi mengandung
spermatozoa (oklusi vas deferens dan pengosongan sperma dari vesikula seminalis
yang telah berhasil)
 Vasektomi tidak memengaruhi produksi hormon pria dan kinerja seksual karena testis
masih tetap berfungsi secara normal.
 Vasektomi tidak melindungi klien terhadap PMS, termasuk AIDS. Jika pengguna
atau pasangannya mempunyai risiko tinggi PMS, gunakan pelindung
(kondom),walaupun telah dilakukan vasektomi.
Kondisi (WHO Kelas 3) yang perlu dipertimbangkan bagi calon pengguna adalah sebagai
berikut.
1. Infeksi kulit di tempat insisi atau area pembedahan.
2. Infeksi akut saluran kemih atau genitalia.
3. Infeksi sistemik akut (seperti influenza, gastroenteritis, virus hepatitis).
4. Penyakit jantung simtomatik, kelainan pembekuan darah, diabetes.
Kondisi yang Memerlukan Operator Andal dan Fasilitas Pendukung
 Varikokel besar  Kriptordismus (termasuk yang bilateral,
 Hernia Inguinalis tetapi tidak ada riwayat infertilitas
 Filariasis sebelumnya).

 Parut Skrotum
 Riwayat bedah skrotum atau  Penyakit yang berkaitan dengan PMS atau

testis sebelumnya transmisi penularan penyakit menular

 Masa intraskrotal (perlu melalui hubungan seksual (seperti AIDS,

konfirmasi atau ejakulasi lebih HBV, dan lain-lain.)


lanjut)
 Testis tidak turun, tetapi tidak  Anemia berat atau sedang menggunakan
ada riwayat infertilitas antikoagulansia

Riwayat sosiomedik klien yang perlu diketahui adalah sebagai berikut:


1. Riwayat operasi atau trauma regio genitalis
2. Riwayat disfungsi seksual, termasuk impotensia
3. Riwayat kehidupan seksual atau keharmonisan keluarga atau pasangan
4. Riwayat alergi obat atau bahan tertentu
5. Riwayat gagal ginjal
6. Riwayat diabetes yang tidak terkontrol
Adapun masalah pascabedah yang dapat muncul di antara yang lain:
1. Infeksi pada luka insisi atau di daerah yang mengalami manipulasi saat pembedahan
2. Hematoma
3. Granuloma
4. Edema atau pengumpulan cairan yang berlebihan
5. Nyeri pada luka insisi atau area pembedahan
Petunjuk untuk Klien Vasektomi:
 Pastikan area luka diseksi atau insisi tetap bersih, kering dan terbalut selama 3 hari.
 Hindari mengorek atau menggaruk luka insisi atau diseksi sebelum sembuh.
 Klien boleh mandi setelah 24 jam tetapi luka harus tetap kering. Setelah 3 hari, klien
boleh membersihkan luka dengan sabun dan air bersih
 Gunakan penyangga skrotum, jaga agar area operasi tetap kering dan istirahatlah
selama 2 hari.
 Untuk mengatasi nyeri, minum 2-3 tablet analgesik setiap 4-6 jam dan pakai kompres
es (jangan basah).
 Hindari mengangkat benda berat atau bekerja keras selama 3 hari
 Hindari sanggama selama 2-3 hari atau hingga klien terasa nyaman atau siap untuk
itu.
 Untuk mengosongkan depot sperma dalam vesikula seminalis, gunakan kondom atau
kontrasepsi lain hingga 20 kali ejakulasi.
 Apabila menggunakan benang jahit yang tidak diserap, klien di minta kembali setelah
satu minggu vasektomi
 Untuk memastikan tidak ada sperma dalam cairan mani, lakukan uji air mani setelah 3
bulan operasi.
Hubungi Petugas dan Kembali ke Klinik, Jika Terjadi Hal-Hal Berikut:
 Demam tinggi (> 38 C atau 100,4 F)
 Perdarahan, sekret atau cairan yang keluar dari bekas insisi atau diseksi Skrotum atau
testis mengalami pembengkakan dan terasa sangat nyeri
Persyaratan Program Vasektomi:
 Pelatihan yang memadai untuk konseling dan evaluasi klien (riwayat dan pemeriksaan
fisik)
 Tim Medis yang kompeten dan patuh terhadap standar pelayanan untuk klien yang
sadar atau sedikit terbius
 Pasokan memadai (instrumen, sarana penunjang, bahan habis pakai yang sudah DTT
atau steril)
 Penerapan budaya aman dan praktik pencegahan infeksi standar (adaptasi
internasional)
 Tersedianya peralatan dan obat gawat darurat
 Adanya jaringan rujukan untuk penyulit atau masalah rumit atau tidak terselesaikan
Barier Medik dalam Pelayanan Vasektomi:
 Menerapkan batasan usia (muda dan tua) dan paritas (kurang dari dua anak yang lahir
hidup, tidak ada anak laki-laki)
 Status perkawinan atau persetujuan dari pasangan
 Kurangnya tingkat pemahaman klinik dan progam dari pemberi layanan
 Penerapan kriteria atau aturan ketat
 Ketentuan ketat tentang pemberi pelayanan, seperti dokter spesialis dan dokter terlatih

Anda mungkin juga menyukai