TUGAS KELOMPOK
Oleh :
Farah Azzahra Reynaldi (110110180317)
Vidya Khairina Utami (110110180320)
Dosen Pengajar :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2020
1
BAB I
UPAYA HUKUM
1.1. Pengertian
Hakim sebagai manusia dalam memberikan putusan pasti tidak luput dari
kekeliruan atau kekhilafan. Sehingga setiap putusan hakim dimungkinkan untuk
diperiksa ulang, supaya kekeliruan tersebut dapat diperbaiki demi adanya keadilan
dan kebenaran. Kekeliruan yang diperbaiki ini dinamakan sebagai upaya hukum, yaitu
upaya atau alat untuk mencegah atau memperbaiki kekeliruan dalam suatu putusan.1
Menurut Retnowulan Sutantio, upaya hukum merupakan upaya yang diberikan oleh
undang-undang kepada seseorang atau badan hukum untuk dalam hal tertentu
melawan putusan hakim.2 Sedangkan menurut Anita Afriana dan Rai Mantili, upaya
hukum adalah upaya yang diberikan oleh undang-undang kepada seseorang atau
badan hukum dalam hal tertentu untuk melawan putusan hakim sebagai tempat bagi
pihak-pihak yang tidak puas dengan putusan hakim yang dianggap tidak sesuai, tidak
memenuhi rasa keadilan, karena hakim juga seorang manusia yang dapat melakukan
kesalahan sehingga salah memutuskan atau memihak pada salah satu pihak3
Upaya hukum perlu dibedakan dari daar hukum, jika dasar hukum itu hakim
secara ex officio wajib menambahkannya ( Pasal 178 ayat 1 HIR, 189 ayat 1 Rbg),
sedangkan dalam hal upaya hukum pihak yang bersangkutanlah yang tegas harus
mengajukannya.4 Pada hukum acara perdata, terdapat dua macam upaya hukum, yang
berdasarkan dari sifat dan berlakunya, yaitu upaya hukum biasa dan upaya hukum
luar biasa.
Upaya hukum biasa pada dasarnya terbuka untuk setiap putusan selama
tenggang waktu tertentu yang telah ditentukan oleh undang-undang dan bersifat
menghentikan pelaksanan putusan untuk sementara.5 Menerima putusan tersebut
maka menghapuskan penggunaan upaya hukum biasa. Upaya hukum biasa
1
Bambang Sugeng,Pengantar Hukum Acara Perdata dan Contoh Dokumen Litigasi,(Jakarta : Prenadamedia
Group,2012), hlm.86.
2
Retnowulan Sutantio & Iskandar Oeripkartawinata,Hukum Acara Perdata Dalam Teori Dan Praktek,(Bandung
: Mandar Maju,2009),hlm.142.
3
Anita Afriani & Rai Mantili,Buku Ajar Hukum Acara Perdata,(Bandung : Kalam Media,2015),hlm.85.
4
Sudikno Mertokusumo,Hukum Acara Perdata Indonesia,Cet.V.,(Yogyakarta : Cahaya Atma
Pusaka,2017),hlm.243.
5
Bambang Sugeng,loc.cit.
2
Upaya hukum luar biasa berbeda dengan upaya hukum biasa, terdapat dari
tidak menangguhkan eksekusi dan telah memperoleh kekuatan hukum yang pasti.6
Upaya hukum luar biasa juga hanya boleh untuk hal-hal tertentu yang disebutkan
didalam undang-undang. Upaya hukum luar biasa berbentuk peninjauan kembali dan
perlawanan dari pihak ketiga.
6
Retnowulan Sutantio,loc.cit.
7
Anita Afriana & Rai Mantili,Op.Cit.,hlm.31.
8
Retnowulan Sutantio & Iskandar Oeripkartawinata,Op.Cit.,hlm.31.
3
1.1.1.2 Banding
9
Sudikno Mertokusumo,Op.Cit.,hlm.116.
10
Ibid
11
Bambang Sugeng,Op.Cit.,hlm.87.
4
12
Sudikno Mertokusumo,Op.Cit.,hlm. 244.
13
Retnowulan Sutantio & Iskanar Oeripkartawinata,Op.Cit.,hlm.147.
14
Ibid,hlm.151.
5
1.1.1.3 Kasasi
15
Anita Afriani & Rai Mantili,Op.Cit.,hlm.87.
16
Sudikno Mertokusumo,Op.Cit.,hlm.246.
6
21
Sudikno Mertokusumo,Op.Cit.,hlm.253.
22
Ibid
23
Anita Afriani & Rai Mantili,Op.Cit.,hlm.89-90.
8
24
Retnowulan Sutantio & Iskandar Oeripkartawinata,Op.Cit.,hlm.173.
9
33
Putusan Mahkamah Agung No.1281 K/Sip/1980.
14
Anita Afriana & Rai Mantili. 2015. Buku Ajar Hukum Acara Perdata. Bandung: Kalam
Media.
Bambang Sugeng & Sujayadi. 2015. ,Pengantar Hukum Acara Perdata dan Contoh
Dokumen Litigasi,Cet.III. Jakarta: Kencana.
Sudikno Mertokusumo. 2013. Hukum Acara Perdata Indonesia. Yogyakarta: Cahaya Atma
Pusaka.
Supomo. 1958. Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri. Jakarta: Penerbit Fasco.
Retnowulan Sutanto & Iskandar Oeripkartawinata. 2009. Hukum Acara Perdata Dalam Teori
Dan Praktik,Cet.II. Bandung: Mandar Maju.
Wirjono Prodjodikoro. 1970. Hukum Acara Perdata di Indonesia. Bandung: Sumur Bandung.
B. Peraturan Perundang-Undangan