Anda di halaman 1dari 31

NERACA MASSA

A. Pendahuluan
Desain suatu proses dimulai dengan pengembangan dari diagram alir proses.
Untuk pengembangan diagram alir proses, perhitungan neraca massa sangat dibutuhkan.
Neraca massa ini mengikuti hukum kekekalan massa atau the law of conservation of
mass, bahwa massa sebenarnya tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan begitu saja.
Artinya total massa tidak akan berubah selama proses.
Dari hukum kekekalan massa dapat dituliskan persamaan neraca massa suatu proses:

Massa masuk Massa keluar dari Massa


dalam suatu proses = suatu proses + terakumulasi (1)
+
atau:
Input = Output + Accumulation (2)
Jika akumulasi nol, misalnya untuk proses yang steady state, persamaan neraca massa
menjadi:
Input = Output (3)

Neraca yang biasa dipakai adalah:


 Neraca massa total
 Neraca komponen
 Neraca atom

B. Metode Analisis Neraca Massa


Strategi analisis neraca massa yaitu, pertama, bagaimana persamaannya, dan
kedua, bagaimana cara menyelesaikannya. Untuk beberapa tipe problem metode
pendekatan relatif lebih mudah, tetapi untuk problem yang lainnya mungkin menjadi
lebih sulit. Pada dasarnya untuk menyelesaikan problem destilasi, kristalisasi, evaporasi,
pembakaran, pencampuran, absorpsi gas, atau pengeringan tidak berbeda satu sama

1
lainnya, tetapi harus dilihat sudut pandang bagaimana proses penyelesaian problem
tersebut.
Pada analisis neraca massa pertama-tama kita harus menentukan berapa banyak
persamaan neraca massa yang bisa ditulis, apakah melibatkan reaksi kimia atau tidak, dan
buat batasan sistem neraca massa tersebut. Jumlah persamaan tak bebas dengan jumlah
variabel yang tidak diketahui harus sama.

Komposisi:
EtOH ?
W=?
H2O ?
MeOH ?

Komposisi: Komposisi:
F =100 kg P = 60 kg
50% EtOH 80% EtOH
40% H2O 5% H2O
10% MeOH 15% MeOH
Batasan sistem

Gambar 1. Skema proses destilasi etanol, komposisi tidak lengkap


Sumber: Himmelblau 1992, hal.118

Dari ilustrasi pada gambar 1 bisa dibuat persamaan neraca massa dari ketiga
komponen yang terlibat dalam batasan sistem. Dengan asumsi prosesnya steady state,
maka persamaan (3) kita gunakan. Misal digunakan  sebagai simbol fraksi massa
komponen dalam aliran F, W, dan P, maka setiap persamaan mempunyai bentuk:
I,F F = I,P P + I,W W
Neraca massa komponen:
masuk keluar
EtOH: (0,50)(100) = (0,80)(60) + EtOH,W(W) (4a)

H2O: (0,40)(100) = (0,05)(60) + H2O,W(W) (4b)


MeOH: (0,10)(100) = (0,15)(60) + MeOH,W(W) (4c)

2
Neraca massa total:
masuk keluar

Total: (1,00)(100) = (1,00)(60) + EtOH,W(W) + H2O,W(W) + MeOH,W(W) (4d)


Jumlah fraksi untuk setiap aliran sama dengan satu:
EtOH,W + H2O,W + MeOH,W = 1 (5)

Ada empat persamaan tak bebas yaitu persamaan (4a), (4b), (4c), dan (5). Variabel yang
tidak diketahui ada empat yaitu W, EtOH,W , H2O,W, dan MeOH,W.
Problem ini secara spesifikasi bisa diselesaikan karena jumlah persamaan tak bebas sama
dengan jumlah variabel yang tidak diketahui. Caranya substitusi persamaan (5) ke
persamaan (4d), maka W bisa dihitung. Selanjutnya masukkan nilai W ke dalam
persamaan (4a), (4b), dan (4c), maka akan diperoleh nilai EtOH,W , H2O,W, dan MeOH,W

Ilustrasi pada gambar 2, ada berapa persamaan neraca massa komponen dapat
dibuat? Jawabannya adalah tiga, yaitu:

50 = 0,80P + 0,05W
40 = 0,05P + 0,925W
10 = 0,15P + 0,025W
Jumlah variabel yang tidak diketahui dua yaitu P dan W. Jelas problem ini overspecified
dan tidak mempunyai keunikan, sehingga perlu dikurangi satu persamaan.
Komposisi:
5.0% EtOH
W=? 92,5% H2O
2,50% MeOH
F = 100 kg P=?
Komposisi: Komposisi:
50% EtOH 80% EtOH
40% H2O 5% H2O
10% MeOH 15% MeOH

Batasan sistem

Gambar 2. Skema proses destilasi etanol, komposisi lengkap

3
Sumber: Himmelblau 1992, hal.119

F=16lb P=? CO2 = ?


CH4=100% N2 = ?
H2O = ?
O2 = ?
Batasan sistem %mol
O2 21% (64lb)
Udara = 300lb
N2 79% (210lb)

Gambar 3. Skema proses pembakaran metana


Sumber: Himmelblau 1992, hal.120

Dari gambar 7.3 terlihat jumlah variabel yang tidak diketahui nilainya ada empat
yaitu nCO2, nN2, nH2O, dan nO2, dengan n jumlah mol setiap komponen di P, sehingga:
P = nCO2 + nN2 + nH2O + nO2 (6a)
Neraca komponen dengan basis 16 lb CH4 = 1 lb mol :
300 lb udara 1 lb mol udara
 = 10,35 lb mol udara
29 lb udara
Neraca CH4 masuk udara masuk P keluar
C: 1 = nCO2 (6b)
H2 2 = nH2O (6c)
O2 10,35(0,21) = 2,17 = 0,5 nCO2 + nH2O + nO2 (6d)
N2 10,35(0,79) = 8,17 = nN2 (6e)
Persamaan reaksi kimia:
CH4 + 2O2  CO2 + 2H2O
Dengan mengasumsi reaksi pembakaran sempurna, maka nCO2 = 1 dan nH2O = 2, persamaan
neraca komponen menjadi:
C: 1(1,0) = P(xCO2) (7a)

4
H2: 1(2,0) = P(xH2O) (7b)

O2: 2,17 = P(0,5xCO2 + xH2O + xO2) (7c)


N2 8,17 = P(xN2) (7d)
xCO2 + xH2O + xO2 + xN2 =1 (7e)
Untuk menyelesaikan problem ini, anda bandingkan antara persamaan (6a) dan (7e) dan
apakah bila persamaan (7e) dikalikan dengan P menjadikan PxI =nI? Silahkan dicoba!.

C. Neraca Massa tanpa Reaksi Kimia


Ada tiga cara yang umum digunakan dalam penyelesaian problem neraca massa
tanpa reaksi kimia.
(i) Tie material, yaitu material yang selama proses tidak berubah jumlahnya. Contoh:
dalam proses pemekatan larutan dengan evaporasi, padatan terlarut jumlahnya
tidak berubah selama proses.
(ii) Inert, yaitu komponen atau bahan yang tidak ikut ambil bagian dalam operasi.
Contoh: proses leaching Cu dari bijih logam tidak dipengaruhi oleh zat pengotor,
zat pengotor ini sebagai zat inert. Dalam proses pembakaran N2 merupakan inert.
(iii) Persamaan simultan. Biasanya ada dua atau lebih komponen yang ada dalam
sistem dan jika semua komponen berpengaruh secara simultan maka persamaan
neraca massa dapat diselesaikan dengan persamaan simultan.

Contoh 1: Drying
Pulp basah dengan kandungan air 71%, setelah dilakukan proses pengeringan dengan
dryer diperoleh 60% air yang ada diuapkan. Hitunglah:
(a) komposisi pulp kering
(b) massa air yang diuapkan per kilogram pulp basah

Penyelesaian:
Asumsi proses steady state

W (H2O 100%)

pulp basah: F D pulp kering:


- pulp = 29% - pulp = ? xP,D
- H2O = 71% Dryer - H2O = ? xH2O,P

5
batasan sistem

Basis: 1 kg pulp basah


H2O yang teruapkan = W = (0,6)(0,71) kg = 0,426 kg
Perlu diingat bahwa: xP,D + xH2O,P = 1
mp,D + mH2O,D = D

Neraca massa komponen dan neraca massa total


Neraca F W D
Pulp 0,29 = 0 + mp,D
H2O 0,71 = 0,426 + mH2O,D
Total 1 = 0,426 + D

Dengan neraca komponen H2O, mH2O dapat dihitung,


0,71 = 0,426 + mH2O
mH2O = 0,71 – 0,426 = 0,284 kg
a) Komposisi pulp kering:

komponen Berat, kg Komposisi, %


Pulp 0,29 50,5
H2O 0,284 49,5
total 0,574 100,0
b) Massa air yang diuapkan per kg pulp basah = 0,426 kg

Contoh 2: Mixing
Suatu tangki berisi asam baterai (air aki) lemah mengandung 12,43% H2SO4. Jika 200 kg
larutan 77,77% H2SO4 ditambahkan ke dalam tangki tersebut akan dihasilkan
larutan 18,63% H2SO4. Berapa kg asam baterai yang dihasilkan?
Penyelesaian:
Asam yang ditambahkan 200 kg (A)

H2SO4 77,77%
H2O 22,3%

H2SO4 12,43% H2SO4 18,63%


H2O 87,57% H2O 81,37%

6
Larutan awal (F) larutan akhir (P)

Basis: 200 kg A
Neraca massa komponen dan neraca massa total dalam kg:
Neraca Akumulasi dalam tangki A
Akhir Awal
H2SO4 P(0,1863) - F(0,1243) = 200(0,7777)
H2O P(0,8137) - F(0,8757) = 200(0,2223)
Total P - F = 200
Dari persamaan neraca massa total diperoleh F = P – 200
Persamaan F ini disubstitusi ke persamaan neraca komponen, maka P bisa dihitung.
P(0,1863) – (P-200)(0,1243) = 200(0,7777)

P = 2107,74 kg
F = 1907,74 kg
Contoh 3: Kristalisasi
Suatu tangki berisi 10.000 kg larutanjenuh NaHCO3 pada 60oC. Jika diinginkan 500 kg
kristal NaHCO3 dari larutan tersebut, pada suhu berapa larutan harus didinginkan?
Data kelarutan:
Suhu (oC) Kelarutan (g NaHCO3/100 g H2O)
60 16,4
50 14,45
40 12,7
30 11,1
20 9,6
10 8,15
Penyelesaian:

Larutan jenuh pada 60oC Larutan jenuh pada T?

7
NaHCO3 NaHCO3
F P
H2O H2O

NaHCO3 500 kg kristal


(100% NaHCO3)

Komposisi larutan jenuh NaHCO3 pada suhu 60oC:

16,4
NaHCO3 =  = 0,141
16,4 + 100

H2O = 1 - 0,141 = 0,859

Basis: 10.000 kg larutan jenuh NaHCO3 pada suhu 60oC


Neraca massa komponen dan neraca massa total dalam kg:

Akumulasi dalam tangki

Neraca Akhir (P) Awal (F) C


NaHCO3 xNaHCO3P - (0,141)(10.000) = 500
H2O xH2OP - (0,859)(10.000) = 0
Total P - 10.000 = 500
Dari persamaan neraca total diperoleh P = 9500 kg
Substitusi nilai P ke dalam persamaan neraca komponen NaHCO3 akan diperoleh nilai
xNaHCO3 = 0,096
Misal NaHCO3 dalam P = y gram, maka:

yg
0,096 
 y  100  g
y  10,6 g

Dengan cara interpolasi data kelarutan antara suhu 20 dan 30oC akan diperoleh T

10,6 11,1
T  C    20  30   30  26,7C
9,6 11,1

8
D. Neraca Massa dengan Reaksi Kimia
Dalam reaktor-reaktor industri hampir tidak pernah menggunakan bahan yang
stoikhiometris. Untuk mencapai reaksi yang sesuai dengan yang diinginkan biasanya
menggunakan bahan atau pereaksi berlebih.

a. Pereaksi terbatas:
Pereaksi terbatas adalah pereaksi yang jumlahnya paling sedikit menurut stoikhiometri.
Contoh: reaksi antara 1 mol C7H16 dengan 12 mol O2
Reaksi yang terjadi:
C7H16 + 11 mol O2  7 CO2 + 8 H2O
Perbandingan
dalam umpan dalam persamaan kimia

O2 12 11
 =  = 12 >  = 11
C7H16 1 1
C2H16 merupakan perekasi terbatas

Contoh lain: 1,1 mol A, 3,2 mol B, dan 2,4 mol C direaksikan dalm suatu reaktor
A + 3 B + 2 C  produk
Perbandingan
dalam umpan dalam persamaan kimia
B 3,2 3
 =  = 2,91 <  = 3
A 1,1 1

C 2,4 2
 =  = 2,18 >  = 2
A 1, 1

B merupakan pereaksi terbatas relatif terhadap A dan A merupakan pereaksi terbatas


relatif terhadap C, sehingga B adalah pereaksi terbatas pada reaksi tersebut.
Jika ditulis dengan simbol: B < A, A < C, sehingga B < A < C.

b. Pereaksi berlebih:

9
Pereaksi berlebih adalah pereaksi yang jumlahnya lebih dari pereaksi terbatas menurut
stoikhiometri.
kelebihan mol
% kelebihan =  x 100
mol yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan pereaksi terbatas

c. Konversi reaksi:
Konversi reaksi adalah fraksi umpan atau komponen dalam umpan yang terkonversi
menjadi produk.

mol komponen yang bereaksi


% konversi =  x 100
mol komponen yang tersedia

Penyelesaian neraca massa yang melibatkan reaksi kimia menggunakan


penyelesaian persamaan simultan.

Problem yang melibatkan reaksi pembakaran, ada beberapa istilah yang umum:
a. Gas hasil pembakaran (flue gas atau stack gas) yaitu semua gas hasil dari pembakaran
termasuk uap air, dikenal dengan “basis basah” atau wet basis.
b. Analisis orsat yang dikenal dengan “basis kering” atau dry basis yaitu semua gas
hasil dari pembakaran tidak termasuk uap air.
CO2
CO Basis
kering
O2
bebas Basis kering
Basis basah N2 SO2
SO2
H2O

c. Udara teoritis (oksigen teoritis) yaitu jumlah udara (oksigen) yang dibutuhkan untuk
reaksi pembakaran sempurna.

10
d. Kelebihan udara (oksigen) yaitu kelebihan jumlah udara (oksigen) dari yang
dibutuhkan untuk pembakaran sempurna.

Perhitungan jumlah kelebihan udara tidak tergantung pada berapa banyak bahan yang
terbakar tetapi apa yang dibakar, misalnya C dibakar sempurna akan menjadi CO 2, tetapi
jika reaksi pembakarannya tidak sempurna akan menjadi CO2 dan CO.
Kelebihan udara (oksigen) bisa dihitung dengan rumus:

kelebihan udara kelebihaan O2 /0,21


% kelebihan udara =  x 100 =  x 100
kebutuhan udara kebutuhan O2 /0,21
Atau
O2 masuk proses – kebutuhan O2
% kelebihan udara =  x 100
kebutuhan O2

kelebihan O2
% kelebihan udara =  x 100
O2 masuk - kebutuhan O2
O2 masuk proses = kebutuhan O2 untuk pembakaran sempurna + kelebihan O2

Contoh 4: Kelebihaan udara


Propana (C3H8) sebanyak 20 lb dibakar dengan 400 lb udara untuk menghasilkan 44 lb
CO2 dan 12 lb CO. Berapa % kelebihan udara?
Penyelesaian:
Reaksi:

C3H8 + 5O2  3CO2 + 4H2O


Basis: 20 lb C3H8
Kebutuhan O2:
20 lb C3H8 1 lb mol C3H8 5 lb mol O2
 = 2,27 lb mol O2
44 lb C3H8 1 lb mol C3H8
O2 masuk:
400 lb udara 1 lb mol udara 21 lb mol O2
 = 2,90 lb mol O2

11
29 lb udara 100 lb mol udara

Persen kelebihan udara:

O2 masuk proses – kebutuhan O2


% kelebihan udara =  x 100
kebutuhan O2
2,90 lb mol O2 – 2,27 lb mol O2
=  x 100 = 28%
2,27 lb mol O2

Contoh 5:
Proses pembakaran gas alam (100% CH4) dalam furnace menggunakan udara berlebih
130%. Bagaimana komposisi gas hasil pembakaran pada basis basah dan basis kering?

Penyelesaian:
Udara berlebih 130%, berarti udara yang digunakan lebih 130% dari yang dibutuhkan
untuk pembakaran sempurna atau udara yang digunakan 230%.

Reaksi yang terjadi:


CH4 + 2O2  CO2 + 2H2O

Gas hasil pembakaran:


furnace
CH4 CO2
100% H2O
O2
N2

Udara (21% O2, 79% N2)


130% berlebih

Basis: 1 mol CH4


Asumsi: reaksi pembakaran berjalan sempurna.
Kebutuhan O2:
2 x 1mol = 2 mol
O2 dari udara = O2 masuk:
(1,00 + 1,30) x 2 mol = 4,6 mol

12
Neraca elemen disusun sebagai berikut:

Neraca Input Output


CH4 Udara Gas hasil pembakaran
C: 1 nCO2
H2: 2 nCO2
O2: 4,60 nO + nCO2+ nH2O
N2: 17,32 nN2

nCO2, nH2O, dan nN2 dapat dihitung secara langsung, nO dihitung dengan neraca O2.

1mol C in 1 mol CO2 out


Neraca C:  = 1 mol CO2 out
1 mol CH4 in 1 mol C out
2 mol H2 in 1 mol H2O out
Neraca H2:  = 1 mol H2O out
1 mol CH4 in 2 mol H2 out

4,6 mol O2 in 0,79 mol N2


Neraca N2:  = 17,32 mol N2 out
0,21 mol O2

Neraca O2: nO2 = 4,6 – 1 – 1 = 2,6 mol O2 out.

Komposisi gas hasil pembakaran basis basah:


Komponen mol %
CO2 1 4,4
H2O 2 8,7
O2 2,6 11,3
N2 17,32 75,6
total 22,92 100,0

Komposisi gas hasil pembakaran basis kering:

Komponen mol %
CO2 1 4,8
O2 2,6 12,4
N2 17,32 82,8

13
total 20,92 100,0

Contoh 6:
Etana awalnya dicampur dengan oksigen untuk menghasilkan gas dengan komposisi
80% C2H6 dan 20% O2 yang akan dibakar dalam mesin pembakaran dengan udara
berlebih 200%. Delapan puluh persen etana menjadi CO2, 10% CO, dan 10% tidak
terbakar. Hitunglah komposisi gas hasil pembakaran pada basis basah!.
Penyelesaian:

Bahan bakar gas: Gas hasil pembakaran:


Mesin
80% C2H6 CO2
Pembakaran
20% O2 CO
C2H6
O2
Udara N2
200% berlebih H2O

Basis: 100 lb mol bahan bakar gas


Reaksi:
C2H6 + 7/2O2  2CO2 + 3H2O
C + 5/2 O2  2CO + 3H2O

O2 untuk pembakaran sempurna:


80 lb mol C2H6 3,5 lb mol O2
 = 280 lb mol O2
1 lb mol C2H6

Kebutuhan O2:
(280 – 20) lb mol = 260 lb mol
O2 masuk dalam udara:
3(260 lb mol) = 780 lb mol
O2 total masuk proses:

14
(780 + 20) lb mol = 800 lb mol

N2 masuk dalam udara:


780 lb mol O2 79 lb mol N2
 = 2934 lb mol N2
21 lb mol O2

Komponen yang dihasilkan dalaam sistem:


80 lb mol C2H6 2 lb mol CO2 0,8
  = 128 lb mol CO2
1 lb mol C2H6
80 lb mol C2H6 3 lb mol H2O 0,8
  = 192 lb mol H2O
1 lb mol C2H6
80 lb mol C2H6 2 lb mol CO 0,1
  = 16 lb mol CO
1 lb mol C2H6
80 lb mol C2H6 3 lb mol H2O 0,1
  = 24 lb mol H2O
1 lb mol C2H6

untuk menghitung O2 sisa dalam gas hasil pembakaran, kita harus menghitung O 2 yang
bereaksi:
80 lb mol C2H6 3,5 lb mol O2 0,8
  = 224 lb mol O2 (CO2 dan H2O)
1 lb mol C2H6
80 lb mol C2H6 2,5 lb mol O2 0,1
  = 20 lb mol O2 (dalam CO)
1 lb mol C2H6

O2 yang bereaksi = (224 + 20) lb mol = 244 lb mol


Dengan neraca O2 kita akan mendapatkan:
O2 sisa = (800 – 244) lb mol = 556 lb mol O2

H2O yang terbentuk:


192 lb mol + 24 lb mol = 216 lb mol H2O

15
C2H6 sisa = C2H6 yang tidak terbakar:
0.1 x 80 lb mol = 8 lb mol

16
Neraca komponen:

lb mol
Komponen Bahan udara Gas hasil % dalam gas hasil
bakar pembakaran pembakaran

C2H6 80 - 8 0,21
O2 20 780 556 14,41
N2 - 2934 2934 76,05
CO2 - - 128 3,32
CO - - 16 0,41
H2O - - 216 5,60
total 100 3714 3858 100,00

Contoh 7:
Sulfur murni dibakar pada laju alir 1000 kg/jam. Udara disuplai pada 30 oC dan 755
mm Hg. Gas keluar burner pada 800oC dan 760 mm Hg mengandung 16,5% SO2, 3% O2,
dan sisanya N2 dalaam basis bebas SO3.
Hitunglah:
a. fraksi sulfur terbakar menjadi SO3
b. persen kelebihan udara
c. volume udara (m3/jam)
d. volume gas hasil pembakaran

Penyelesaian:

Sulfur: Gas hasil pembakaran:


Burner
1000 kg/jam (800oC, 760 mm Hg
16,5% SO2 basis
3,0% O2 bebas
80,5 % N2 SO3
Udara SO3
30oC, 755 mm Hg

Basis: 100 kg mol gas hasil pembakaran basis bebas SO3

17
Reaksi yang terjadi :
S + O2  SO2
S + 3/2 O2  SO3
O2 yang dibutuhkan untuk membentuk SO2:
16,5 kg mol SO2 1 kg mol O2
 = 16,5 kg mol O2
1 kg mol SO2
Total O2 masuk burner:
80,5 kg mol N2 21 kg mol O2
 = 21,4 kg mol O2
79 kg mol N2
O2 yang dibutuhkaan untuk membentuk SO3:
(21,4 – 16,5 – 3) = 1,9 kg mol
SO3 yang terbentuk:
1,9 kg mol O2 1 kg mol SO3
 = 1,27 kg mol SO3
1,5 kg mol O2
a). Menghitung fraksi S terbakar menjadi SO3:
Total S terbakar = (16,5 + 1,27) kg at = 17,77 kg at
1,27
Fraksi S menjadi SO3 =  = 0,07
17,77

b). Menghitung % kelebihan udara:

Kebutuhan O2 untuk pembakaran sempurna (semua S terbakar menjadi SO2):

17,77 kg at S 1 kg mol O2
 = 17,77 kg mol O2
1 kg at S

O2 masuk – kebutuhan O2
% kelebihan udara =  x 100
kebutuhan O2

21,4 – 17,77
= x 100 = 20,4%
17,77

18
c). Menghitung volume udara yang disuplai ke burner pada 30oC dan 755 mm Hg
1000 kg/jam
S yang dibakar =  = 31,25 kg at/jam
32 kg/kg at
Udara yang disuplai:
31,25 kg at/jam S 21,4 kg mol O2 100 kg mol udara

17,77 kg at S 21 kg mol O2
= 179,2 kg mol/jam udara
Volume udara yang disuplai:
179,2 kg mol/jam udara 22,4 m3 303 K 755 mm Hg

1 kg mol 273 K 760 mm Hg


= 4.425,9 m3 /jam udara
d) Menghitung volume gas hasil pembakaran pada 800oC dan 760 mm Hg:
Untuk 100 kg mol gas hasil pembakaran basis SO3:
Total gas = (100 + 1,27) = 101,27 kg mol
Untuk 31,25 kg at/jam S yang dibakar:
31,25 kg at/jam S 101,27 kg mol
Total gas =  = 178,1 kg mol/jam
17,77 kg at S
Volume gas hasil pembakaran:
178,1 kg mol/jam gas 22,4 m3 1073 K 760 mm Hg

1 kg mol 273 K 760 mm Hg


= 4.425,9 m3 /jam udara

Contoh 8:
Dalam Deacon process untuk memproduksi gas khlor, gas asam khlorida dioksidasi
dengan udara. Reaksi yang terjadi: 4 HCl + O2  2 Cl2 + 2 H2O.
Jika udara yang digunakan berlebih 30% dari teoritis, dan jika reaksi oksidasi berjalan
80%, hitunglah komposisi gas kering meninggalkan reaktor!.

19
Penyelesaian:

HCl Gas keluar reaktor:


Reaktor
HCl
Cl2
O2
N2
Udara 30% berlebih H2O
Basis: 4 kg mol gas HCl
Reaksi oksidasi yang terjadi:
4 HCl + O2  2 Cl2 + 2 H2O
Kebutuhan O2 untuk reaksi oksidasi sempurna:
4 kg mol HCL 1 kg mol O2
 = 1 kg mol O2
4 kg mol HCl
O2 masuk proses = 1,3 x 1 kg mol = 1,3 kg mol
N2 masuk proses:
1,3 kg mol O2 0,79 kg mol N2
 = 4,89 kg mol N2
0,21 kg mol O2

Neraca mol:
Neraca HCl masuk Udara masuk Gas keluar
Cl2 2 - nHCl + nCl2
H2 2 - nH2O
O2 - 1,3 nH2O + nO2
N2 - 4,89 nN2

Cl2 yang terbentuk:


4 kg mol HCl 2 kg mol Cl2 0,8
 = 1,6 kg mol Cl2
4 kg mol HCl
H2O yang terbentuk:
4 kg mol HCl 2 kg mol H2 0,8
 = 1,6 kg mol H2O

20
4 kg mol HCl
O2 sisa = {1,3 – ½(1,6)} kg mol = 0,5 kg mol
HCl sisa = 0,2 x 4 kg mol = 0,8 kg mol
Komposisi gas kering:

komponen kg mol % mol


HCl 0,8 10,27
Cl2 1,6 20,54
O2 0,5 6,42
N2 4,89 62,77
total 7,79 100,00

E. Neraca Massa melibatkan Sistem Recycle, Bypass, dan Purge:


Sistem recycle adalah suatu sistem yang mana sebagian dari produk dikembalikan
ke proses, biasanya bertujuan untuk mendapatkan konversi yang lebih tinggi.
Recycle

Fresh feed Process Product

Mixed feed

Sistem bypass adalah suatu sistem yang mana sebagian dari umpan (feed) langsung
dicampur dengan produk tidak melalui proses, biasanya bertujuan untuk mengurangi
beban proses.
Bypass

Fresh feed Product


Process

Sistem purge adalah suatu sistem yang mana sebagian dari recycle dibuang, tujuannya
untuk mengurangi bahan yang keberadaannya pada batas tertentu akan mengganggu
proses.

21
Recycle
purge

Fresh feed Process Product

Contoh-contoh soal sistem recycle tanpa reaksi kimia.


Contoh 9:
Suatu kolom destilasi memisahkan 10.000 kg/jam campuran 50% benzen – 50% toluen.
Produk D dari kondensor dibagian atas kolom mengandung 95% benzen, produk bawah
W mengandung 96% toluen. Aliran uap V masuk ke kondensor dari bagian atas kolom
dengan kecepatan 8000 kg/jam.
Sebagian produk dikembalikan ke kolom sebagai refluks, dan sebagian lagi diambil
sebagai produk D. Dengan asumsi komposisi di V, R, dan D sama, hitunglah
perbandingan antara R terhadap D!.

Penyelesaian:
8000 kg/jam batasan sistem (II)
D
V 0,95 Bz
kondensor 0,05 Tol
K
O R
L
O
M

D batasan sistem (I)


F = 10.000 kg/jam E
S
T
- 0,5 Bz I
- 0,5 Tol L
A
S
I

Neraca massa total (batasan sistem I): W


F = D + W 0,04 Bz
0,96 Tol
10.000 = D + W (a)

22
Neraca komponen benzen:
F (F) = D(D) + W(W)
10.000(0,5) = D(0,95) + W(0,04) (b)
Selesaikan persamaan (a) dan (b) bersamaan, maka diperoleh:
500 = (0,95) (10.000 – W) + 0,04W
W = 4950 kg/jam
D = 5050 kg/jam
Neraca massa di sekitar kondensor (batasan sistem II):
V = D + R
8000 = 5050 + R
R = 2950 kg/jam
R 2950
 =  = 0,58
D 5050

Contoh 10:
Suatu bijih logam mengandung 7% tembaga (Cu) akan diekstraksi dengan asam sulfat.
Semua tembaga yang ada dalam bijih dipindahkan ke fase asam, dan kemudian
diekstraksi dengan pelarut organik. Pelarut keluar ekstraktor mengandung 20% Cu (ini
meupakan keseluruhan Cu yang ada). Cu ini kemudian diambil dari larutannya,
sedangkan pelarut organik didaur ulang (recycle) jika zat pengikut dalam bijih logam
keluar proses sebanyak 800 ton/hari, berapa pelarut yang didaur ulang (recycle)?
Penyelesaian:

23
H2SO4

Bijih logam:
Acid Leach Zat pengikut
7% Cu
800 ton/hari
93% zat
pengikut

Solvent
Asam buangan
Extraction

Recycle
80% solvent
solvent
20% Cu

Copper recovery

Cu

Zat pengikut masuk = zat pengikut keluar


0,93 F = 800
F = 860,2 ton/hari
Cu = 0,07(860,2) = 60,2 ton/hari
Recycle solvent = (80/20)(60,2)
= 240,8 ton/hari

24
Contoh-contoh soal sistem recycle dengan reaksi kimia.
Contoh 11:
Campuran H2 - N2 (3:1) pada umpan unit amonia dipanaskan sampai temperatur reaksi,
kemudian dimasukkan ke fixed bed reactor. Di sini 20% dari pereaksi terkonversi
menjadi amoniak (NH3) per sekali alir. Setelah keluar reaktor, campuran tersebut
didinginkan dan NH3 diambil dengan kondensasi. Campuran H2 - N2 yang tidak bereaksi
di daur ulang dan dicampur dengan umpan segar.
Tentukan produk dan recycle per 100 kg mol/jam umpan segar (fresh feed)!.

Penyelesaian:

recycle

Fresh feed
Heater Reactor Condenser
H2 : N2 =
3 : 1

batasan sistem untuk NH3


neraca massa

Basis:100 kg mol fresh feed


Reaksi: N2 + 3H2  2NH3
Neraca massa total pada steady state:
Fresh feed = produk (NH3)
NH3 yang diproduksi:
100 kg mol feed 2 kg mol NH3
 = 50 kg mol/jam NH3
4 kg mol feed

Neraca NH3: 50 = 0,2(100 + R)(2/4)


R = 400 kg mol/jam

25
Contoh 12:
Isomer glukose digunakan sebagai katalis pada pembuatan fruktose dari glukose dalam
fixed bed reactor. Sistem ditunjukkan pada gambar berikut, berapa persen konversi per
sekali alir ketika perbandingan produk terhadap recycle 8,33?.
Reaksi: C6H12O6  C6H12O6
d-glukose d-fruktose
recycle

feed Fixed – Bed Reactor


produk
40% glukose 4% fruktose
dalam air

Penyelesaian:

Basis: F = 100 lb

R,G
R,F
R,W

F = 100 lb F’ P
Reactor
0,40 F,G 1 F’,G 2 P,G
0,60 F,W F’,F P,F
F’,W P,W
1,00
batasan sistem
neraca massa total

Neraca massa total: 100 = P

100
Sehingga: R =  = 12,0 lb
8,33
tidak ada air yang terbentuk maupun yang bereaksi

26
air = 100(0,60) = P(P,W) = 100P,W
P,W = 0,60
Neraca massa di sekitar titik 1:
Total: 100 + 12 = F’ = 112
Glukosa: 100(0,40) + 12((P,G) = 112((F’,G)
Fruktosa: 0 + 12((R,F) = 112(0,04), atau R,F = 0,373
Karena R,G + R,F + R,W = 1, maka:
R,G = 1 – 0,373 – 0,600 = 0,027
Dari neraca massa glukosa:
F’,G = 0,360
Neraca massa di reaktor plus titik 2:
Total: F’ = 12 + 100 = 112
Glukosa: Input – output – consumed = 0
F’F’,G – (R + P) R,G – xF’F’,G = 0
112(0,360) – 112(0,027) – x(112)(0,360) = 0
x = 0,93

Contoh-contoh soal sistem bypass dan purge:


Contoh 13:
Suatu prroses pengolahan air dilakukan seperti pada gambar berikut.

bypass = y ?

x
F = 90 m3/jam P
Process
0,02 ppm SiO2 1 2 0,005 ppm SiO2

0,0005 ppm SiO2

Penyelesaian:
Misal: bagian yang masuk proses x , dan bypass y.

27
Neraca massa total:
F = P = 90 m3/jam
Neraca massa di titik 1:
90 = x + y (a)
Neraca massa di tittik 2:
(0,0005)x + (0,02)y = (0,005)P (b)
persamaan (a) dan (b) diselesaikan bersamaan, maka :
(0,0005)(90 – y) = 0,02y + (0,005)(90)
y = 20,77 m3/jam
x = 69,23 m3/jam

Contoh 14:
Pada umpan unit amonia, setiap 100 mol H 2-N2 (3:1) mengandung 0,31 mol Ar, dimana
secara bertahap akan terakumulasi dalam aliran recycle sehingga mengganggu jalannya
proses. Telah ditentukan bahwa keberadaan Ar dalam reaktor bisa ditolerir jika tidak lebih
dari 4 mol per 100 mol H2-N2.
Jika konversi reaksi per sekali alir 20%, hitunglah recycle, purge, dan produk setiap 100
mol fresh feed (umpan segar)!.
Penyelesaian:

Recycle

Purge
H2, N2, Ar

Fresh feed H2, N2, Ar


Converter Condenser
H2: 75 mol
N2: 25 mol 1
Ar: 0,31 mol Mixed feed
NH3

Reaksi: N2 + 3 H2  2 NH3 (konversi 20%)


Misal jumlah N2 dalam mixed feed x mol
Neraca mol di converter pada steady state:

28
Neraca Masuk yang bereaksi Keluar
N2 x 0,2x 0,8x
H2 3x (0,2)(3x) = 0,6x (0,8)(3x) = 2,4x
Ar (0,04)(4x) = 0,16x - 0,16x
NH3 - - (2/4)(0,2)(4x) = 0,4x
Misal bagian purge f, sehingga recycle (1 – f)
Neraca mol di titik 1:
N2: 25 + (1 – f)(0,8x) = x (a)
H2: 75 + (1 – f)(2,4x) = 3x (b)
Ar: 0,31 + (1 – f)(0,16x) = 0,16x (c)
Ketiga persamaan tersebut dikerjakan secara bersama, maka akan diperoleh:
x = 117,25 mol
f = 0,0165
sehingga NH3 yang dihasilkan = (0,4)(117,25) = 416,9 mol.

Soal latihan
1. Suatu evaporator digunakan untuk memekatkan larutan 4% NaOH. Larutan yang
telah dipekatkan mengandung 25% NaOH. Hitunglah jumlah air yang diuapkan per
100 kg umpan.
84 kg
2. Suspensi dengan kandungan 25% berat padatan diumpankan ke filter. Filter cake
mengandung 90% padatan dan filtratnya mengandung 1% padatan.
a. Buatlah neraca massa jika laju alir umpan 2000 kg/jam!
b. Dengan laju alir tersebut, berapa laju alir filtrat dan cake (kg/jam)?
b) laju alir filtrat = 1460,7 kg/jam, filter cake = 539,3 kg/jam
3. Larutan etanol 35% didestilasi dengan kolom destilasi, hasil atas (destilat)
mengandung etanol 85% dan hasil bawah mengandung etanol 5%. Hitunglah:
a. kg destilat per kg umpan
b. kg destilat per kg hasil bawah

29
a) 0,375 kg, b) 0,6 kg
4. Asam buangan dalam proses nitrasi berisi 23% HNO 3, 57% H2SO4, dan 20% H2O
(persen berat). Asam tersebut akan dipekatkan sehingga diperoleh hasil dengan
komposisi 27% HNO3, 60% H2SO4, dan 13% H2O dengan jalan menambahkan asam
sufat 97% dan asam nitrat 90%. Berapa kg masing-masing asam harus ditambahkan
untuk memperoleh 1000 kg hasil?.
519,35 kg asam buangan, 313,37 kg asam sulfat, 167,28 kg asam nitrat
5. Karbon murni dibakar dengan oksigen. Analisis gas hasil pembakaran: 75% CO2,
14% CO, 11% O2 (%mol). Berapa persen kelebihan oksigen?
4,5%
6. Bagaimana komposisi gas yang dihasilkan oleh pembakaran pirit murni (FeS2)
dengan udara berlebih 60%.

Asumsikan bahwa reaksi yang terjadi sebagai berikut:


4 FeS2 + 11 O2  2 Fe2O3 + 8 SO2
9,90% SO2, 8,17% O2, 81,93% N2.
7. Analisis sintesa gas: 6,4% CO2, 0,2% O2, 40% CO, 50,8% H2, dan sisanya N2, gas
tersebut dibakar dengan udara 40% berlebih. Tentukan komposisi gas hasil
pembakaran!.
13% CO2, 14,3% H2O, 67,6% N2, 5,1% O2.
8 Larutan NaOH 24%, yang dibutuhkan dalam indusstri tekstil, dibuat dengan
melarutkaan NaOH padat dengan air. Untuk mengurangi panas yang ditimbulkan oleh
pelarutan NaOH, maka proses pembuatan dilakukan dua tahap.
Pertama, NaOH padat dilarutkan dengan air dalam tangki pelarutan hingga diperoleh
larutan NaOH 50%. Setelah pelarutan sempurna dan dingin, larutan ini diencerkan
denngan air dalam tangki pengenceran hingga diperoleh larutan NaOH 24%.

30
Bypass (y)

NaOH padat

Air x
Tangki Larutan Tangki Larutan
pelarutan pengenceran
NaOH 50% NaOH 24%

Asumsi tidak ada penguapan, berapa perbandingan atara x terhadap y?.


0,462
9. Gula murni (sukrosa) dapat diubah menjadi glukosa dan fruktosa dengan proses
inversi.
C12H22O11 + H2O  C6H12O6 + C6H12O6
d-Glukosa d-Fruktosa

Gabungan glukosa/fruktosa disebut dengan gula invers. Jika konversi 90% per sekali
alir, berapa aliran recycle per 100 lb laruta sukrosa masuk proses seperti yang
digambarkan di bawah?. Berapa konsentrasi gula invers (I) dalam recycle?.

Konsentrasi komponen dalam recycle dan produk sama.

Recycle

Feed produk
Reaktor Separator
Sukrosa30%
50%
Air 70%
gula invers
R = 20,9 lb,  I,R =  I,RP = 0,279

31

Anda mungkin juga menyukai