MEDIASI DI PENGADILAN
TUGAS KELOMPOK
Oleh :
Dosen Pengajar :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2020
1
BAB I
MEDIASI DI PENGADILAN
2.1 Pendahuluan
Sehingga dalam hal ini maka, mediasi dalam tingkat pertama adalah wajib atau
mandatory, demikian Pasal 2 ayat 2 PerMa No.1 Tahun 2008 menegaskan. Para pihak
tidak boleh menolak ataupun untuk meminta langsung dilakukannya pemeriksaan secara
litugasi kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara, apabila tidak dilakukannya
mediasi terlebih dahulu, maka akan menyebabkan putusan batal demi hukum.
2.2 Pengertian
Menurut Tolberg dan Taylor yang dikutip oleh Abdul Manan, mediasi adalah suatu
proses dimana para pihak dengan bantuan seseoang atau beberapa orang secara sistematis
menyelesaikan permasalahan yang disengketakan untuk mencari alternatif dan mencapai
penyelesaian yang dapat mengakomodasi kebutuhan mereka.2 Menurut Abdul Manan,
mediasi adalah upaya menyelesaikan sengjketa para pihak dengan kesepakatan bersama
melalui mediator yang bersikap netral dan tidak membuat keputusan atau kesimpulan
bagi para pihak tetapi menunjang fasilitator untuk terlaksananya dialog antarpihak dengan
suasanan keterbukaan, kejujuran, dan tukar pendapat untuk mencapai mufakat.3
Mediasi pada dasarnya berasal dari kata Bahasa Inggris yang berarti mediation, yang
merupakan penyelesaian sengketa yang melibatkan pihak ketiga sebagai penengah atau
penyelesaian sengketa secara menengahi, yang menengahinya disebut sebagai mediator. 4
Mediasi yang didefinisikan oleh Retnowulan Sutantio, yang dikutip oleh Prita Amalia
dan Siti Noormalia Putri , sebagai pemberian jasa baik dalam bentuk salah untuk
1
Bambang Sugeng, Pengantar Hukum Cara Perdata dan Contoh Dokumen Litigasi Perkara Perdata,(Jakarta :
Kencana,2012),hlm.26.
2
Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama,(jakarta :
Kencana,2005),hlm.185-186.
3
Ibid,hlm.186.
4
Rachmadi Usman,Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan,(Bandung : Citra Aditiya Bhakti,2003), hlm.79
2
menyelesaikan sengketa para pihak oleh seorang ahli atau beberapa ahli yang diangkat
sebagai mediator.5
5
Prita Amalia & Siti Noormalia Putri,”Urgensi Arbitrase dan Mediasi Sebagai Metode Penyelesaian Sengketa
di Luar Pengadilan Dalam Sengketa Bidang Perbankan”,Laporan Akhir Penelitian,2008,hlm.24.
6
Ibid
7
Abdul Manan,loc.cit.
8
Ibid,hlm.186-187.
3
Pada tahap pra mediasi, pada sidang pertama yang dihadiri penggugat dan
tergugat atau kuasa hukumnya, hakim mewajibkan untuk menempuh mediasi (Pasal 7
ayat 1 PerMa No.1 tahun 2008). Hakim mewajibkan para pihak pada hari itu atau
paling lama dua hari kerja berikutnya untuk berunding guna memilih mediator, baik
yang ada dalam daftar pengadilan maupun di luar daftar pengadilan, termasuk biaya
yang mungkin timbul akibat dari pilihan penggunaan mediator yang bukan
hakim.9Menurut Moore ada beberapa tipe mediator yang sangat berperan dalam
proses mediasi antara pihak yang bersengketa, yaitu :10
a. Social Network Mediators
b. Authoritative Mediators
c. Independent Mediators
Mediator yang dipilih bisa berasal dari kalangan hakim, asalkan bukan hakim yang
memeriksa perkara tersebut, atau pun mediator dalm non hakim dengan syarat telah
memiliki sertfikat sebagai mediator yang diakreditasi oleh MA ( Pasal 9 PerMa No.1
Tahun 2008). Mediator juga harus memiliki syarat tertentu, yaitu :11
1 Disetujui oleh para pihak yang bersengketa;
2 Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah atau semenda sampai dengan
derajat kedua dengan salah satu pihak yang bersengketa;
3 Tidak mempunyai hubungan kerja dengan salah satu pihak yang bersengketa;
4 Tidak mempunyai kepentingan finansial atau kepentingan lain terhadap
kesepakatan para pihak; dan
5 Tidak memiliki kepentingan terhadap proses perundingan maupun hasilnya.
9
Bambang Sugeng,Op.Cit.,hlm.27.
10
Prita Amalia & Siti Noormalia Putri,Op.Cit.,hlm.26-27.
11
Ibid,hlm.27-28.
4
Mediator harus tahu benar tentang tugas pokok yang diembannya, serta harus
mengetahui masalah pokok yang menjadi sengketa para pihak yang selanjutnya ia
menetapkan hal-hal yang menjadi prioritas dalam pelaksanaan mediasi yang akan
dilaksanakannya. Mediator yang bukan hakim biayanya ditanggung oleh para pihak
yang bersengketa. Mediator juga harus dapat menentukan tempat dan waktu mediasi
dengan para pihak yang bersengketa, siapa saja yang harus hadir, dan apa saja pokok
masalah yang perlu dibicarakan.12 Pelaksanaan mediasi di pengadilan dapat
diselenggarakan dengan secara tanpa biaya, sedangkan di luar pengadilan dapat
dikenakan biaya yang timbul dari penggunaan tempat tersebut dibebankan kepada
para pihak yang berdasarkan kesepakatan.13
Mediasi dimulai lima hari kerja setelah pemilihan atau penujukkan mediator,
para pihak wajib menyerahkan resume perkara kepada satu sama lain dan kepada
mediator ( Pasal 13 ayat 1 PerMa No.1 Tahun 2008). Sebelum rapat dimulai antara
mediator dan para pihak, mediator meciptakan forum. Setelah forum terbentuk rapat
bersama, pada saat itu moderator akan mengeluarkan pernyataan pendahuluan dan
melakukan tindakan awal, yakni melakukan perkenalan diri dan perkenalan para
pihak, menjelaskan kedudukan dia sebagai moderator, menjaskan peran dan
wewenangnya, menjelaskan aturan dasar tentang proses, aturan kerahasiaan dan
ketentuan rapat, menjawab pertanyaan-pertanyaan para pihak dan bila telah sepakat
akan melanjutkan perundang-undangn maka ia harus mengikuti semua aturan yang
berlaku.14 Pada pelaksanaan mediasi, para pihak atau kuasa hukumnya dan mediator,
dapat mengundang saksi ahli dalam bidang tertentu untuk memberikan penjelasan
atau pertimbangan terkait penyelesaian sengketa, yang dimana biaya pemanggilan
saksi ahli dibebankan kepada para pihak ( Pasal 16 PerMa No.1 Tahun 2008).
Pada tahap negoisasi ini biasanya membutuhkan waktu yang agak lama,
karena mediator membicarakan masalah yang krusial yang dipermasalahkan. Pada
tahap ini akan ada dua tipe negosiasi, yaitu pertama para pihak berbicara langsung
satu sama lain, mediator hanya berperan untuk menjaga urusan bicara, mencatat
kesepahaman dan sekali-kali mengintervensi membantu proses komunikasi. Kedua,
12
Abdul Manan, Op.Cit.,hlm.187.
13
Bambang Sugeng,loc.cit.
14
Abdul Manan,Op.Cit.,hlm.188.
5
Proses mediasi berlangsung selama empat pulu hari kerja sejak mediator
dipilih oleh para pihak atau ditunjuk oleh ketua Majelis Hakim ( Pasal 13 ayat 3
PerMa No.1 Tahun 2008) dan atas dasar kesepakatan para pihak, jangka waktu
15
Ibid
16
Bambang Sugeng,Op.Cit.,hlm.28.
6
mediasi dapat diperpanjang 14 hari kerja sejak terakhir masa 40 hari sebagaimana
dimaksud dalam ayat 3 ( Pasal 13 ayat 4 PerMa No.1 Tahun 2008).
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Abdul Manan. 2016. Penerapan Hukum Acara Perdata Di Lingkungan Peradilan
Agama,Cet.II. Jakarta: Kencana.
Bambang Sugeng & Sujayadi. 2015. ,Pengantar Hukum Acara Perdata dan Contoh
Dokumen Litigasi,Cet.III. Jakarta: Kencana.
Rachmadi Usman. 2003. Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan. Bandung: Citra Aditya
Bhakti.
B. LAPORAN PENELITIAN
Prita Amalia & Siti Noormalia Putri. 2008. "Urgensi Arbitrase dan Mediasi Sebagai Metode
Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan Dalam Sengketa Bidang Perbankan."
Laporan Akhir Penelitian.