Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan anugerah, nikmat dan karunianya secara
terus menerus dan berlapis-lapis di setiap waktunya. Dia yang Maha Hidup, selalu terjaga dan selalu
menatap kehidupan hamba-hambanya. Pemeliharaannya mencakupbumi dan seisinya, pemberian-
Nya tidak terhitung dan tak terkira, tidak ada ungkapan yang pernah cukup untuk menggambarkan
keagungan dan kemuliaannya.
Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada manusia terbaik sepanjang zaman
yang mendedikasikan hidupnya untuk menghidupkan agama islam di muka bumi, tidak lain dan tidak
bukan adalah Habibana Wanabiyana Muhammad Saw, beserta seluruh keluarganya, sahabatnya-
tabi’in nya dan semoga kita semua selaku umatnya.
Hadirin yang dirahmati Allah
Pada kesempatan kali ini izinkanlah saya menyampaikan pidato tentang hebatnya sebuah
kejujuran. Barang kali kita semua dapat melihat betapa saat ini kejujuran adalah suatu hal yang amat
langka di temukan. Kejujuran begitu menjadi mahal dan dirindukan karena keberadaannya yang
begitu asing saat ini. Barang kali pernah merasa bahwa sulit sekali untuk berperilaku jujur dan butuh
sekali suatu keberanian dalam mengambil resiko ketika kita telah memutuskan untuk bersikap jujur.
Hal ini bukan tidak mungkin dialami oleh para pejabat pemerintahan yang mungkin dalam
setiap harinya selalu di kelilingi uang yang tak jelas sumbernya. Keinginan bersikap jujur ini sering
kali menjadi sebuah harga apakah kita akan bertahan atau bahkan mundur. Kejujuran adalah wujud
ketulusan hati atau kelurusan hati seseorang dalam bertindak. Kelurusan hati ini mengandaikan
adanya keselarasan antara hati dengan sesuatu yang benar atau lurus, seperti kebenaran yang
diyakininya atau kebenaran yang ada dalam aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat dimana
seseorang hidup. Kejujuran dalam arti inilah yang hendaknya diterapkan dalam kehidupan bersama
dimanapun dan kapanpun kita berada.
Kelurusan hati, yah barang kali frasa ini lah yang tepat menggabarkan bagaimana kejujuran
itu diperbuat. Kelurusan hati untuk tidak mengingkari kebaikan dan kebenaran nurani, kelurusan hati
untuk tunduk sesuai dengan kebaikan dan kebenaran yang diajarkan agama dan juga yang berasal
dari masyarakat. Kelurusan hati inilah barang kali indikator apakah seseorang telah bersikap jujur
atau belum.
Hadirin yang berbahagia
Salah seorang tokoh yang bernama Franz Magnis-Suseno (1993), pernah mengatakan
bahwa ada dua sikap jujur dalam berhubungan dengan orang lain yaitu, bersikap terbuka dengan
orang lain dan bersikap fair. Sikap terbuka berarti selalu tampil sebagai diri sendiri, tampil apa
adanya tanpa kepalsuan atau ketidakaslian. Kita selalu menampilkan diri sebagaimana kita
sesungguhnya bukan karena keinginan orang lain. Jadi, dalam pikiran, perkataan, dan berperilaku
harus selalu terealisasi sesuai keberadaan kita yang sebenarnya, bukan karena kita malu atau takut
dengan sesuatu. Bersikap fair, artinya kita bersikap sesuai norma terhadap orang lain. Kita
memperlakukan orang lain dengan standar-standar norma dan kaidah yang berlaku sebagaimana ia
diperlakukan oleh orang lain
Barang kali dari pendapat Frans Magnis Suseno ini kita tahu bahwa kejujuran tidak hanya
berkaitan dengan orang lain melainkan dengan diri sendiri pula. Kita menjadi jujur jika melakukan
suatu hal karena memang hal itu adalah hal yang asli dari diri kita sendiri, singkatnya tidak dibuat-
buat dan tidak dipaksakan. Jujur terhadap orang lain salah satunya dilakukan dengan
memperlakukan orang lain dalam standar baik dan buruk terhadap diri sendir. Apa yang menurut diri
sebagai suatu hal yang menyulitkan dan menyakitkan, maka hal yang sama pun berlaku pada orang
lain.
Hadirin yang berbahagia
Kejujuran adalah bagian dari karakter atau akhlak seseorang yang dapat mengantarkannya
pada jalan menuju surga. Singkatnya hadiah kejujuran adalah surga karena kita tahu bahwa tidak
mudah menjadi orang jujur. Saking beratnya berperilaku jujur, banyak orang yang beropini bahwa
mereka yang jujurlah justru yang akan kalah. Maksudnya adalah bahwa orang yang jujur tergerus
oleh banyak ketidakjujuran ynag banyak orang lakukan. Untuk itu maka tepat sekali jika orang yang
hebat adalah mereka yang mampu mempertahankan sikap jujur dalam setiap lini kehidupannya.
Kejujuran memang menjadi barang langka saat ini, betapa tidak hampir di setiap aspek
kehidupan ketidakjujuran menyelimutinya. Dari aspek pendidikan yang notabenenya ditujukan
untuk membentuk karakter bangsa sampai bidang politik yang bergerak untuk mensejahterakan
rakyat. Bentuk-bentuk ketidakjujuran dalam aspek pendidikan itu sendiri sudah banyak kita temui
misalnya fenomena menyontek yang tidak pernah berakhir dan hampir-hampir menjadi budaya, isu
plagiarisme, ujian nasional yang tidak jujur dan sebagainya.
Di bidang politik sendiri telah banyak kita temui kasus korupsi, kolusi dan nepotisme yang
sulit dipisahkan dari kehidupan para pengemban amanah rakyat. Korupsi sendiri menjadi salah satu
bentuk kebohongan yang berantai yang melibatkan banyak pihak. KPK sendiri sebagai bagian dari
lembaga yang bertugas memberantas tindakan ketidakjujuran ini dituntut untuk tangguh dalam
menghadapi berbagai resiko baik dalam bentuk fisik maupun psikis. KPK adalah salah satu contoh
lembaga hebat yang berdedikasi memberantas kebatilan.
Dalam bidang sosial sendiri terdapat pelbagai hubungan yang didasari ketudakjujuran.
Kasus-kasus sosial seperti perselingkuhan dalam rumah tangga, cara berdagang dalam keseharian,
dan interaksi sosial lainnya tidak jarang dibumbui dengan berbagai kebohongan. Kebohongan yang
satu menutupi kebohongan lainnya sehingga menjadi bom waktu yang siap meletus kapan saja.
Hadirin yang berbahagia
Betapa hebatnya orang yang kukuh dan istiqomah dalam kebaikannya, betapa
mengagumkan orang yang tetap bijak dalam memandang setiap perkara kehidupan entah yang
berkonotasi baik ataupun sulit, betapa tangguhnya orang yang tetap bertahan dalam kebaikan
meskipun dalam keadaan rumit. Semua rangkaian kebaikan ini adalah sebaik-baiknya jalan menuju
keridhoan-Nya.
Karakter jujur ini memang sangat efektif ditanamkan sejak masa kanak-kanak. Kejujuran
perlu untuk dipraktekan dan dibiasakan sejak kecil. Kebiasaan baik ini akan lebih terbangun secara
positif ketika seiring perjalanan waktu orang mengerti bahwa agama dan masyarakat sosial begitu
mencintai dan merindukan perilaku jujur. Pada intinya kejujuran ini harus menjadi bagian yang
mendarah daging dalam diri manusia dimana pada akhirnya manusia itu sendirilah yang
membutuhkan kejujuran ini karena menjadi begitu risau pada setiap ketidakjujuran.
Berkaitan dengan kejujuran ini Rasulullah Saw, bersabda: Wajib kepadamu berlaku benar,
karena sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada kebaikan membawa ke surga. Seseorang
tidak henti-hentinya berkata dan berlaku benar dan mengusahakan sungguh-sungnguh akan
kebenaran, sehingga dicatat ia disisi Allah sebagai seorang siddiq (orang yang selalu benar) (Riwayat
Bukhori).
Jika suatu hasil disetarakan dengan seberapa besar proses maka barang kali hadiah surga
bagi orang-orang jujur ini merupakan harga yang setimpal dari perjuangan dalam mempertahankan
kejujuran itu sendiri. Hari ini kehebatan tidak lagi ditemukan pada orang yang membawa senjata
karena memang bukan masa nya lagi. Namun kehebatan barang kali tentang seberapa orang mampu
untuk menjadi orang yang jujur dan lurus hati untuk tidak berdusta pada bisikan nuraninya.
Bukankah saat ini kita begitu mudah menemukan orang yang mengabaikan teriakan kebaikan
nuraninya?
Hadirin yang berbahagia
Barang kali demikianlah yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya mohon
dimaklumi dan dimaafkan. Akhir kata semoga kita dapat menjadi bagian dari orang-orang yang
mampu bertahan dalam kejujuran di tengah dunia yang seolah-olah tidak menghendaki keberadaan
orang-orang jujur. Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai