TIMOTHY M. POLUAN
18014101080
1. DEFINISI
Vaginosis Bakterial – VB seringkali disebut sebagai vaginal bacteriosis 1 adalah
penyakit pada vagina yang disebabkan oleh bakteri. Oleh CDC-centre of disease control
tidak dimasukkan kedalam golongan IMS-Infeksi Menular Seksual 2 . VB disebabkan
oleh gangguan kesimbangan flora bakteri vagina dan seringkali dikacaukan dengan
infeksi jamur (kandidiasis) atau infeksi trikomonas 3,4
3. Etiologi
Pada vagina normal, terdapat sejumlah mikroorganisme ; diantaranya adalah
Lactobacillus crispatus dan Lactobacillus jensenii.
Laktobasilus adalah spesies penghasil hidrogen peroksidase yang mampu mencegah
pertumbuhan mikroorganisme vagina lain. Mikroorganisme yang terkait dengan VB
sangat beragam dan diantaranya adalah Gardnerella vaginalis, Mobiluncus, Bacteroides,
dan Mycoplasma
Perubahan dalam flora vagina normal antara lain adalah berkurangnya laktobasilus akibat
penggunaan antibiotika atau gangguan keseimbangan pH sehingga terjadi pertumbuhan
berlebihan dari bakteri lain.
Meskipun VB berhubungan dengan aktivitas seksual, tidak ada bukti jelas mengenai
adanya penularan seksual. Pada pasien yang tidak memiliki aktivitas seksual aktif dapat
pula terjadi VB. VB merupakan gangguan keseimbangan biologi dan kimiawi dari flora
normal vagina. Penelitian akhir meneliti hubungan antara pengobatan pasangan seksual
dan eradikasi VB berulang. Ibu hamil dan wanita dengan IMS memiliki resiko tinggi
menderita VB. Kadang-kadang VB terjadi pada pasien pasca menopause. Anemia
defisiensi zat besi merupakan prediktor kuat adanya VB pada ibu hamil.7
4. Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis VB harus dilakukan hapusan vagina yang selanjutnya
diperiksa mengenai :
1. Bau khas “fishy odor” pada preparat basah yang disebut sebagai “whiff test” yang
dilakukan dengan meneteskan potassium hydroxide-KOH pada microscopic slide yang
sudah ditetesi dengan cairan keputihan.
2. Hilangnya keasaman vagina. Seperti diketahui, bahwa untuk mengendalikan
pertumbuhan bakteri, pH vagina berkisar antara 3.8 – 4.2. Pemeriksaan dengan kertas
lakmus yang memperlihatkan adanya pH > 5 memperlihatkan terjadinya VB.
3. Adanya clue cells . Cara pemeriksaan adalah dengan meneteskan larutan NaCl pada
microscop slide yang telah dibubuhi dengan cairan keputihan. Clue cell adfalah sel epitel
yang dikelilingi oleh bakteria
“Clue Cell”
5. Diagnosa Banding :
Keputihan normal.
Kandidiasis (infeksi jamur).
Trikomoniasis, yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.
6. GAMBARAN KLINIK
Diagnosa VB atas dasar Kriteria Amsel:9
Standard untuk penelitian adalah menggunakan Kriteria Nugent.11 Kriteria ini menggunakan
skoring 0 – 10
Penelitian terbaru12 membandingkan antara pengecatan gram dengan kriteria Nugent dan
Hibridisasi DNA Affirm VPIII dalam penegakkan diagnosa VB.
Test Affirm VPIII dapatb mendeteksi 93% sediaan vagina yang positif VB melalui pemeriksaan
pengecatan Gram.
Sensitivitas Affirm VPIII test adalah 87.7% dan spesifisitas nya 96% dan dapat digunakan
untuk penegakkan diagnosa VB secara cepat pada penderita VB.
7. Terapi
Antibiotika
Metronidazole atau clindamycin peroral atau lokal adalah trerapi yang efektif13 Namun
angka kekambuhan juga cukup tinggi 6
Regimen medikamentosa umum adalah Metronidazol 500 mg 2 dd 1 (setiap 12 jam)
selama 7 hari14 Dosis tunggal tidak dianjurkan oleh efektivitasnya erendah.
Tidak diperlukan terapi pada pasangan seksual.
8. Komplikasi
Meningkatnya kepekaan terhadap IMS termasuk infeksi HIV dan komplikasi pada ibu
hamil.
9. Epidemiologi
Diperkirakan 1 dari 3 wanita terserang dengan VB dalam satu episode kehidupan mereka
18
DAFTAR PUSTAKA