TIMOTHY M. POLUAN
18014101080
FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT
1. Pengertian ANC
ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil secara
berkala untuk menjaga keselamatan ibu dan janin (Saifuddin, 2006).
Pemeriksaan ANC adalah suatu program terencana berupa observasi, edukasi
dan penanganan medik pada ibu hamil, guna memperoleh suatu proses kehamilan
dan persalinan yang aman dan memuaskan (Wibowo, 2007).
Menurut Wignjosastro (2005) ANC merupakan pengawasan wanita hamil
secara teratur dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil
baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan
dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal (Padila,
2014). Kunjungan antenatal care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak wanita merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal (Padila, 2014).
Dari definisi- definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ANC atau pemeriksaan
kehamilan adalah pelayanan yang diberikan kepada wanita hamil dengan melakukan
pemeriksaan dan pengawasan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental
dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan
memberikan air susu ibu (ASI) dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
5. Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek :
a. Ovum: Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari
suatu nucleus yang terapung – apung dalam vitelus dilingkari oleh zona
pellusida dan kromoson radiata.
b. Spermatozoa: Spermatozoa adalah berbentuk seperti terdiri dari kepala
berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti leher yang menghubungkan kepala
dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak.
c. Konsepsi: Konsepsi adalah peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di
tuba fallopi.
d. Nidasi: Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
e. Plasenta: Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna
untuk pertukaran zat antara ibu, anaknya dan sebaliknya.
6. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel
telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel
mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang
oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan
ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang
paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan
sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi).
Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah
ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat
dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel
mani), pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta, (Handerson
2006)
9. Pelayanan ANC
Standar pelayanan antenatal care berfungsi untuk memberikan pelayana kepada ibu
hamil. Standar pelayanan antenatal care ini di kenal dengan 10T yang sudah di
rekomendasikan oleh dinas kesehatan RI sejak 2009. Standar 10T adalah:
a) T1 (Timbang Berat badan dan Ukur tinggi badan)
Penimbangan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan diri,
karenahubungannnya erat dengan pertambahan berat badan lahir bayi. Berat
badan ibu hamilyang sehat akan bertambah antara 10-12 Kg sejak sebelum
hamil (Nadesul, 2006).
Tinggi badan hanya diukur pada kunjungan pertama. Ibu dengan tinggi <145
cm perludiperhatikan kemungkinan panggul sempit sehingga menyulitkan
pada saat persalinan(Depkes RI, 1998).
b) T2 (Pemeriksaan tekanan darah)
Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan
untukmelakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi
c) T3 (Nilai status gizi dengan cara mengukur lingkar lengan atas) :
d) T4 (Ukur tinggi fundus uteri)
Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan secara rutin untuk mendeteksi
secaradini terhadap berat badan janin. Indikator pertumbuhan janin
intrauterin, tinggi fundusuteri juga dapat digunakan untuk mendeteksi
terhadap terjadinya molahidatidosa, janinganda atau hidramnion (Nadesul,
2006)
e) T5 (Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin)
f) T6 (Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi TT bila di
perlukan)
g) T7 (Pemberian tablet Zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan)
h) T8 (Tes laboratorium (umum dan khusus)
i) T9 (Tatalaksana kasus)
j) T10 (Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi serta KB pasca persalinan)
10. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan
laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya,
diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan
penyakit rubella
b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke
IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi-
kondisi:
- Diperlukan tanda pasti hamiL
- Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
- Mencari sebab dari hidraamnion
- Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
- Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
- Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
- Mengetahui posisi plasenta
- Mengetahui adanya IUFD
- Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk,
2010)
DAFTAR PUSTAKA