PEMBAHASAN
1. Faktor Internal.
a. Dari dalam diri anak putus sekolah disebabkan malas untuk pergi sekolah
biaya sekolah
station sampai ahirnya sering membolos dan tidak naik kelas, prestasi di
c. Anak yang kena sanksi karena mangkir sekolah sehingga kena Droup Out.
2. Faktor Eksternal
40
41
mengikuti pelajaran.
masalah. Makin besar anak, perhatian orang tua makin diperlukan, dengan
cara dan variasi yang sesuai dengan kemampuannya. Kenakalan anak salah
Hubungan keluarga tidak harmonis dapat berupa perceraian orang tua, tidak
yaitu :
1. Keluarga
terjangkau oleh manusia itu sendiri, dari sandang pangan, pakaian dan
bos akan tetapi itu tidak menjamin anak akan tetap bertahan
mendesak ayah atau ibunya untuk diberi uang jajan yang banyak,
dengan anak yang masih bersekolah itu sama saja. Mereka menjadikan
Sekolah itu hanya nama saja dan belum pasti. Jadi mereka memberikan
menjadi bahan ejekan bagi teman-teman anak tersebut. Ketika anak itu
bahkan setiap jumpa anak itu selalu diejek. Sehingga anak itu malu dan
dukungan.
44
d. Hubungan sosial psikologis antara orang tua dan antara anak dengan
orang tua.
yang diajarkan oleh guru disekolah, menanyakan kepada anak apa ada
hubungan tersebut sangat minim dan jarang sekali tatap muka antara
untuk mengejar ketinggalan kita dalam dunia pendidikan. Sudah tidak dapat
dipungkiri bahwa tanpa dana yang cukup, tidak akan dapat diharapkan
Bila dilihat dari segi perkembangan zaman sekarang ini, yaitu biaya
semacam ini bisa kita lihat secara langsung di negara kita sendiri Indonesia.
Hal seperti ini akan mengakibatkan antara lain: anak tidak dapat melanjutkan
anak terhambat. Dalam hal ini faktor dana dalam dunia pendidikan sangat
46
menentukan. Jika tanpa adanya dana yang cukup, tidak bisa diharapkan untuk
2. Sekolah
dengan anak putus sekolah. Di mana sekolah itu merupakan suatu lembaga
kepada anak serta berusaha supaya anak dapat menyesuaikan diri dengan
dan prasarana sangat di butuhkan, seperti fasilitas gedung, ruangan serta alat-
Apabila faktor sarana ini tidak terpenuhi, maka banyak murid usia sekolah,
maupun berbagi tingkat pendidikan yang tidak bisa bersekolah, atau tidak bisa
melanjutkan sekolahnya. Bila hal tersebut terjadi berarti “putus sekolah” pun
adalah penunjang utama dalam hal pendidikan bagi anak, tanpa sarana yang
47
masih adanya kekurangan, jumlah gedung atau ruangan yang ada tidak dapat
menampung seluruh aspek usia sekolah, sehingga masih ada anak yang ada
sekolahnya.
sekolah tersebut di atas, juga masih ada masalah tenaga pengajar, yaitu
tidak ada, tentu saja sekolah tadi tidak akan terjadi. Dan para murid yang akan
bersekolah, terpaksa tidak bersekolah. Kalau saja hal ini terjadi di jenjang
lanjutan sekolah, ini berarti mereka disebut sebagai “putus sekolah sebelum
diperlukan kemampuan dan sifat-sifat seorang guru yang baik. Guru harus
pada murid, agar mereka menjadi generasi yang handal dan utuh, beriman,
berpegang teguh kepada agama, membela dan bertanggung jawab kepada tanah
48
dan mencintai orang seperti mencintai dirinya sendiri dan memiliki semangat
gotong-royong.
Bagi anak didik, guru adalah contoh teladan yang sangat penting dalam
pertumbuhannya, guru adalah orang yang pertama sesudah orang tua yang
oleh guru dinilai baik oleh anak dan sebaliknya apa saja yang tidak baik
menurut guru juga tidak baik menurut anak. Jadi guru memegang tanggung
jawab dan peranan yang amat penting terhadap pendidikan anak dalam rangka
berintelektual.
peranan sangat penting dalam pendidikan anak. Jika guru tidak ada maka bisa
3. Masyarakat
ketiga bagi anak yang juga salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya
yang sifatnya negatif. Hal ini menunjukkan bahwa anak akan memperoleh
pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang
lain.
Akibat yang ditimbulkan dari anak yang putus sekolah adalah pastinya
memilih lebih baik putus sekolah daripada susah membiayai hidup, karena
ijazah tidaklah penitng masih banyak yang lebih penting daripada ijazah.
- Kriminalitas tinggi
- Pengangguran meningkat
- Sulit bersosialisasi
mengakibatkan perubahan pribadi dalam diri anak. Baik itu perubahan kearah
positif maupun perubahan kearah yang negatif. Namun anak putus sekolah
menunjukkan hal-hal yang bersifat negatif. Berbeda dengan anak yang masih
kurang sopan, mengejek sesama teman sudah hal yang biasa, mereka
51
menganggap orang yang lebih tua sebaya dengan mereka, sehingga mereka
akan terbawa oleh perilaku buruk yang ditimbulkan dari anak yang putus
sekolah, karena perilaku yang terus menerus ditimbulkan dari anak yang putus
sekolah berpengaruh buruk bagi anak-anak lain, namun perilaku anak putus
faktor tertentu.
Sebagaimana yang kita ketahui pada bab II prilaku anak putus sekolah
Panca indera yang terdiri dari mata, telinga, hidung, lidah dan kulit
yang tidak tahu dengan kondisi anak menempatkan anak pada posisi
sekolah.
b. Cacat tubuh
Cacat tubuh pada anak juga dapat menyebabkan anak malu pergi ke
sekolah karena malu dan takut diejek sama teman sekolahnya. Sama
c. Kegemukan (obesitas)
Tidak sedikit anak yang malu karena badannya terlalu gemuk, dan
e. Kidal
g. Hiperaktif
h. Neuropati
i. Ngompol (enuresis)
k. Gagap
disajikan oleh guru tidak dapat dijelaskan kembali oleh anak dengan
baik
2. Psikis
yang tidak normal. Beberapa permasalahan psikis yang seringkali dialami anak
a. Gangguan konsentrasi
c. Berbohong
3. Sosial
pergaulan yang lebih luas. Dengan demikian, permasalahan anak dalam bidang
sosial juga berkaitan dengan pergaulan atau hubungan sosial, yang meliputi
c. Pemalu
d. Anak manja
e. Negativisme
f. Perilaku berkuasa
g. Perilaku merusak
4. Kesulitan Belajar
anak dalam mencapai taraf hasil belajar yang sudah ditentukan dalam batas
waktu yang telah ditetapkan dalam program kegiatan belajar, sesuai dengan
55
potensi yang dimilikinya. Beberapa indikator dan jenis kesulitan belajar yang
a. Lower level
b. Underachiever
c. Slow learner
dihadapi anak.
langkah-langkah berikutnya.
Pada hakikatnya, tidak ada satu pun teknik yang efektif untuk
Di antara berbagai teknik yang dapat dilakukan orang tua dan guru
a. Latihan
b. Permainan
d. Pengkondisian (conditioning)
f. Konseling
Orang tua dan guru merupakan model bagi anak. Untuk dapat
membantu menangani permasalahan anak dengan tepat, orang tua dan guru
dihadapi anak.
a. Kesabaran
c. Penuh perhatian
d. Ramah
f. Empati
g. Penuh kehangatan
i. Adil
l. Menghargai anak
dan alat tulis lainnya, serta biaya transportasi atau akomodasi bagi siswa
yang jauh dari sekolah. Hal-hal tersebut masih dianggap sebagai beban
anaknya. Selain itu, mata pencaharian orang tua anak tidak dan putus
sekolah sebagian besar petani, sebagian kecil nelayan, buruh, serta terdapat
orang tua anak yang tidak memiliki pekerjaan (tetap). Perlu dikemukakan
bahwa terdapat sejumlah anak yang tidak dan putus sekolah disebabkan
oleh ketiadaan orang tua atau meninggal dunia. Jadi, anak tersebut putus
sekolah karena tidak adanya orang tua atau pihak yang mau membiayai
sekolah si anak. Jumlah anak yang tidak dan putus sekolah karena orang
2. Yang menyebabkan anak tidak dan putus sekolah adalah rendahnya atau
disebabkan oleh perhatian orang tua yang kurang, jarak antara tempat
tinggal anak dengan sekolah yang jauh, fasilitas belajar yang kurang, dan
pula anak putus sekolah karena malas untuk pergi sekolah karena merasa
psikologi anak sehingga anak tidak bisa bersosialisasi dengan baik dalam
Faktor
pendapatan orang tua si anak sehingga perhatian orang tua lebih banyak
yang tidak dan putus sekolah karena rendahnya kurangnya perhatian orang
belajar dan kesulitan mengikuti pelajaran. Banyak sekali anak yang putus
masa SMP dan SMA, karena pada masa itu anak sedang mencari jati
dirinya sendiri, sehingga sangat sulit untuk dinasehati orang tunya. Itu
60
berakibat hubungan sang orang tua dengan anak menjadi tidak harmonis
sekolah atau alat transportasi dari tempat tinggal siswa dengan sekolah.
Alat transportasi yang kurang serta jarak antara rumah dengan sekolah
siswa tidak dapat dipenuhi siswa dapat menyebabkan turunnya minat anak
dapat hidup layak seperti anak lainnya yang bersekolah. Oleh karena di
desa jumlah anak yang tidak bersekolah lebih banyak dan mereka dapat
hidup layak maka kondisi seperti itu dijadikan landasan dalam menentukan
7. Cacat, IQ yang rendah, rendah diri, dan umur yang melampaui usia