Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN

CONTOH KASUS !

Tn. J datang ke balai rehabilitasi diantar oleh saudara terdekatnya pada tanggal 27 juni 2019
dengan tatapan yang kosong dan sesekali terlihat seperti orang yang terancam. ia terkadang
berteriak meminta tolong sampai membenturkan kepalanya ke tembok. menurut keterangan
saudaranya hal ini dikarenakan Tn. J ketergantungan obat-obatan Narkotika akibat pergaulan
bebas, ia menjadi pencandu berat hingga beberapa kali melakukan pensayatan menggunakan
beberapa benda tajam hingga menyebabkan pendarahan. Tn. J mengaku jika ia mulai memakai
obat-obatan dikarenakan keluarganya yang broken home dan ibu nya yang selalu menyalahkan
dirinya dan mengucilkannya karena keadaannnya yang sekarang. Tn.J merasa marah dan tidak
merasa diberi kasih sayang oleh keluarganya sehingga ia kabur dan bergaul dengan pengedar
Narkoba. Tn. J merasa tidak percaya diri sehingga ketika memakai Narkoba ia merasa sangat
percaya diri dan merasa dapat bergaul dengan teman-temannya yang ia anggap keluarganya
sendiri. Tn. J merasa marah dan sedih ketika mengingat momen itu sehingga terkadang ia
berpikir untuk melakukan bunuh diri dan merasa bergetar jika mengingat luka itu. Ketika
berjalan Tn.J berjalan menunduk dan mengurangi kontak mata dengan orang lain,lesu dan pasif.
Tn.J merasa tidak berguna dan malu jika bertatapan muka dengan orang lain dan sulit
berkonsentrasi karena efek obat-obatan. Tn.J menjadi lebih sensitif terhadap kritik orang lain,
suka menyalahkan orang lain,melemparkan tanggung jawabnya kepada orang lain, terkadang
suka tertawa meremehkan orang lain dan sulit membangun dan mempertahankan hubungan
dengan orang lain. saudaranya yang kasihan melihat Tn. J akhirnya memutuskan untuk
membawa nya ke pusat rehabilitasi dengan harapan agar Tn. J dapat segera sembuh dan
mendapat koping yang baik bagi masa depannya
ANALISA DATA

DATA FOKUS DX. KEPERAWATAN


Ds : Harga Diri Rendah Kronis
- Tn. J merasa tidak berguna dan malu
- Tn. J mengaku memakai narkoba karena
merasa dikucilkan oleh ibu nya
- Tn. J merasa tidak percaya diri
- Tn. J juga sulit berkonsentrasi karena
efek obat-obatan

Do :
- Tatapan terlihat kosong
- Berjalan menunduk dan mengurangi
kontak mata denga orang lain
- Tampak lesu
- Pasif
- Takut ketika melihat orang lain

Ds : Koping Defensif
- Suka menyalahkan orang lain
- Tertawa meremehkan orang lain
- Menyangkal masalah dengan
melemparkan tanggung jawab kepada
orang lain
- Tn.J mengaku Sulit membangun dan
mempertahankan hubungan dengan orang
lain

Do :
- Tn. J lebih sensitif terhadap orang lain
- Melemparkan tanggung jawab kepada
orang lain
- Tn. J terkadang suka tertawa seperti
meremehkan orang lain
Ds : Risiko Bunuh Diri
- Melakukan beberapa pensayatan di
lengannya
- Tn.J merasa marah dan sedih
- Tn.J sering teringat akan masa kelamnya
- Tn.J berkeinginan untuk mengakhiri
hidupnya

Do :
- Tatapan kosong dan seperti terancam
- Membenturkan kepala ke tembok
- Tn.J tampak bergetar ketika mengingat
kejadian itu

Pohon Masalah

Risiko Bunuh Diri

Harga Diri Rendah Kronis

Koping Defensif

INTERVENSI KEPERAWATAN
N DX. SLKI SDKI
O KEPERAWATAN
1. Kategori : Psikologis Setelah dilakukan tindakan Manajemen Perilaku
Subkategori : keperawatan selama 1x24 Observasi :
Integritas Ego jam, Harga Diri Meningkat 1. Identifikasi harapan
(D.0086) Harga Diri dengan kriteria hasil : untuk mengendalikan
Rendah Kronis b.d - Perasaan memiliki perilaku
kurangnya pengakuan kelebihan atau
dari orang lain d.d kemampuan positif Terapeutik :
menilai diri negative, (Meningkat) 1. Jadwalkan kegiatan
merasa tidak memiliki - Konsentrasi terstruktur
kelebihan atau (Meningkat) 2. Tingkatkan aktivitas
kemampuan positif, - Kontak mata fisik sesuai kemampuan
merasa sulit (Meningkat) 3. Bicara dengan nada
konsentrasi, berjalan - Gairah aktivitas rendah dan tenang
menunduk, kontak (Meningkat) 4. Lakukan kegiatan
mata kurang, lesu dan - Aktif (Meningkat) pengalihan terhadap
tidak bergairah, pasif sumber agitasi
5. Cegah perilaku pasif
dan agresif
6. Beri penguatan positif
terhadap keberhasilan
mengendalikan perilaku
7. Hindari bersikap
menyudutkan dan
menghentikan
pembicaraan
8. Hindari sikap
mengancam dan
berdebat
Edukasi :
1. Edukasi keluarga
bahwa keluarga sebagai
dasar pembentukan
kognitif
2. Kategori : Psikologis Setelah dilakukan tindakan Promosi Harga Diri
Subkategori : keperawatan selama 1x24 Observasi :
Integritas Ego jam, Status Koping Membaik 1. Monitor verbalisasi
(D.0094) Koping dengan kriteria hasil : yang merendahkan diri
Defensif b.d - Perilaku koping sendiri
kurangnya adaptif (Membaik) 2. Monitor tingkat harga
kepercayaan diri d.d - Perilaku asertif diri setiap waktu, sesuai
menyalahkan orang (Meningkat) kebutuhan
lain, menyangkal - Partisipasi sosial
adanya masalah, (Meningkat) Terapeutik :
meremehkan orang - Perilaku 1. Motivasi terlibat dalam
lain, hipersensitif penyalahgunaan zat verbalisasi positif untuk
terhadap kritik, (Menurun) diri sendiri
melemparkan 2. Diskusikan pernyataan
tanggung jawab, tawa tentang harga diri
permusuhan 3. Diskusikan persepsi
negatif diri
4. Diskusikan alasan
mengkritik diri atau
rasa bersalah

Edukasi :
1. Anjurkan
mempertahankan
kontak mata saat
berkomunikasi dengan
orang lain
2. Latih cara berfikir dan
berperilaku positif
3. Latih meningkatkan
kepercayaan pada
kemampuan dan
menangani situasi

3. Kategori : Setelah dilakukan tindakan Manajemen Mood


Lingkungan keperawatan selama 1x24 Observasi :
Subkategori : jam, Kontrol Diri Meningkat 1. Identifikasi risiko
Keamanan dan dengan kriteria hasil : keselamatan diri atau
Proteksi (D.0135) - Perilaku melukai diri orang lain
Risiko Bunuh Diri b.d sendiri (Meningkat) 2. Monitorfungsi kognitif
gangguan psikososial - Verbalisasi rencana (mis. Konsentrasi,
d.d perilaku melukai bunuh diri memori, kemampuan
diri (Meningkat) membuat keputusan)
- Perilaku 3. Monitor aktivitas dan
merencanakan bunuh tingkat stimulasi
diri (/meningkat) lingkungan
Terapeutik :
1. Berikan kesempatan
untuk menyampaikan
perasaan dengan cara
yang tepat (mis.
Sandsack, terapi seni,
aktifitas fisik)

Edukasi :
1. Anjurkan berperan aktif
dalam pengobatan dan
rehabilitas, jika perlu
2. Ajarkan mengenali
pemicu gangguan mood
(mis. Situasi stress,
masalah fisik)
3. Ajarkan keterampilan
koping dan
penyelesaian masalah
baru

Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
obat, jika perlu
2. Rujuk untu psikoterapi
(mis. Perilaku,
hubungan interpersonal,
keluarga, kelompok),
jika perlu

Anda mungkin juga menyukai