Anda di halaman 1dari 10

Critical Book Report

Himpunan dan Logika

PEMBAHASAN I

1. BIBLIOGRAFI

BUKU I BUKU II

 Judul : Aljabar Logika  Judul : Dasar-dasar


dan Himpunan Matematika
(edisi pertama, Modern (edisi
cetakan ke empat) ketiga)
 Penulis : D.Suryadi H.S dan  Penulis : Drs.E.T.Ruseffendi,
Widianingrum s. M.Sc
 Tahun Terbit : 1995  Tahun Terbit : 1979
 Penerbit : Gunadarma  Penerbit : Tarsito
 Tempat Terbit : Jakarta  Tempat Terbit : Bandung

2. PENGANTAR

Keterangan Buku I Buku II


Judul Buku Aljabar Logika dan Himpunan Dasar-dasar Matematika Modern
Invers dari Sebuah Fungsi,
Kandungan Bab Invers dari Fungsi, Fungsi Invers
Fungsi Invers
3. ISI BUKU
 Isi Buku

Buku I Buku II
Invers dari Fungsi Inversi dari Suatu Fungsi
Misalkan f suatu fungsi dari A kedalam B, fadalah suatu fungsi dari A ke B, dan
dan misalkan b @ B. Maka invers dari b misalkan pula p є B. Maka apa arti dari
dinyatakan oleh f-1(p) ?
-1
f (b) f-1 (p) artinya invers dari p, yang terdiri
dari semua unsur dari A yang petanya
yang terdiri atas elemen-elemen A yang
dipetakan pada b sebagai bayangannya. Secara adalah p. Dengan notasi pembentuk
lebih singkat, jika f A→B maka himpunan :

f-1 (b) (x | x є A, f (x) = b) f-1 (p) = {x | x є A, f(x) = p}


Sekarang perluasan devenisi invers dari
fungsi. Maka f : A→B dan misalkan D suatu Apakah f-1 (p) є A? (ya)
himpunan bagian dari B, yaitu D є B. Maka f-1 dibaca inversi atau inversi dari fungsi f.
invers dari D di bawah peta f yang dinyatakan
oleh f -1(D), terdiri atas elemen-elemen dalam A Fungsi Invers
yang dipetakan pada beberapa elemen yang Perhatikan contoh, yaitu fungsi g : C →D
dipetakan dalam D. Secara lebih singkat, yang diagram panahnya adalah sebagai
f -1(D) (x | x є A, f(x) є D ) berikut
C g D

Fungsi Invers X a

Misalkan f suatu fungsi dari A ke dalam B. Y b


Pada umumnya f -1 (b) dapat terdiri dari lebih
satu elemen atau mungkin adalah himpunan Z c
kosong ø. Jika sekarang f A→B : suatu fungsi
satu-satu atau suatu fungsi pada, maka untuk
tiap-tiap b є B, invers f -1 (b) akan terdiri dari
sebuah elemen tunggal dalam A. Dengan Sudah diketahui bahwa g-1 (D) = {x ,y,z}
demikian, kita mempunyai suatu aturan yang Jika g : C → D adalah fungsi onto dan
menetapkan untuk tiap-tiap b є B. Suatu fungsi satu-satu, maka g-1 (D) adalah fungsi,
elemen tunggal f -1 (b) dalam a. Oleh sebab itu,
sebab setiap unsur dari D mempunyai tepat
f -1 suatu fungsi dari B ke dalam A dan dapat
ditulis satu peta di C. Diagram panah g-1 diperolah
dengan mengganti arah mata panah pada g .
f -1 : B є A
Jadi bila g : C → D fungsi satu-satu dan
Dalam keadaan ini, bila f : A → B adalah fungsi kepada, maka g-1 : D → C juga
satu-satu dan pada, maka kita menyebut f -1 merupakan fungsi, g-1 disebut fungsi invers
adalah fungsi invers dari f. dari g.
 Perbandingan Buku I dan Buku II

Hal yang
Buku I Buku II
Dibandingkan

Cover

Invers dari Fungsi Inversi dari Suatu Fungsi


fadalah suatu fungsi dari A fadalah suatu fungsi dari A
kedalam B, dan b @ B. Maka ke B, dan p є B. F-1 (p)
invers dari b dinyatakan oleh artinya invers dari p, yang
f -1(b) terdiri dari semua unsur dari A
yang petanya adalah p.

Ko Fungsi Invers Fungsi Invers


f suatu fungsi dari A ke dalam B. G suatu fungsi dari C ke dalam
nsep/Defenisi
Untuk tiap-tiap b є B, invers D. Dimana C = {x,y,z} dan
f -1(b) akan terdiri dari sebuah D = {a,b,c}, untuk tiap anggota
elemen tunggal dalam A. Bila f : C dipetakan tepat satu kepada
A → B adalah satu-satu dan pada, masing-masing anggota D.
maka kita menyebut f -1 adalah Jadi bila g : C → D fungsi
fungsi invers dari f.
satu-satu dan fungsi kepada,
maka g-1 : D → C juga
merupakan fungsi, g-1 disebut
fungsi invers dari g.

Invers dari Fungsi Inversi dari Suatu Fungsi


f (b) = {x | x є A, f (x) = b}
-1
f-1 (p) = {x | x є A, f(x) = p}

Fungsi Invers
Teorema Fungsi Invers
Apabila fungsi g itu satu-satu
f -1 : B є A
dan pada, maka g-1 merupakan
Apabila fungsi fitu satu-satu dan
fungsi dan disebut fungsi
pada, maka f -1 adalah fungsi
invers dari f. invers dari g.
Pembuktian Teorema Melalui contoh soal Melalui contoh soal

Diketahui g : C→D yang


Misalkan f : A→B didefenisikan diagram panahnya adalah
oleh diagram sebagai berikut:
A f B C g D
x a
X r
y b
Y s
Contoh Soal z c
Z t

Maka f -1(r,s) = (y), karena hanya Carilah g-1(D) !


y yang dipetakan kepada r atau s. Jawab: g-1(D) = g-1({a,b,c}) =
Juga f -1(r,t) = (X,Y,Z) = A, {x.y.z}
karena tiap-tiap elemen dari A
memiliki r atau t sebagai
inversnya.

 Diketahui f : A→B adalah


Tidak ada latihan soal (seluruh suatu fungsi. Tunjukkan
Latihan Soal soal langsung diberikan bahwa f-1(B) = A
pemecahan)  Apakah invers dari suatu
fungsi itu fungsi juga?

 Kekurangan Masing-masing Buku


No. Buku I Buku II
1 Banyak kata-kata yang salah Buku ini tidak memberikah defenisi dari
pengetikannya, sehingga membuat fungsi invers dan invers fungsi secara jelas.
pembaca yang tidak atau baru Sehingga pembaca membutuhkan pemandu
mendalami matematika menjadi (guru) untuk menjelaskannya lebih detail.
kebingungan.
2 Banyak simbol-simbol yang salah, Pembahas mengenai materi sangat singkat
contohnya b @ B, yang seharusnya b dan tidak mendalam, sehingga tidak dapat
bagian dari B. dijadikan pedoman untuk mengerjakan soal
yang tingkatannya lebih tinggi
3 Kalimat yang digunakan untuk Contoh soal sangat sedikit dan tidak
mendefenisikan atau menjelaskan beragam jenisnya
materi (khususnya invers fungsi dan
fungsi invers) sangat tidak efektif atau
berlebihan. Hal ini menyebabkan
pembaca harus membaca berulang-
ulang agar dapat mengerti materi
tersebut.
4 Buku ini tidak menjelaskan kepada Buku ini tidak menjelaskan kepada pembaca
pembaca apa perbedaan antara invers apa perbedaan antara invers fungsi dan
fungsi dan fungsi invers. Sehingga fungsi invers. Sehingga apabila pembaca
apabila pembaca tidak benar-benar tidak benar-benar memahami materi ini,
memahami materi ini, maka mereka maka mereka akan menganggap bahwa
akan menganggap bahwa invers fungsi invers fungsi dan fungsi invers adalah dua
dan fungsi invers adalah dua hal yang hal yang sama.
sama.
5 Buku ini tidak melampirkan latihan Latihan soal sangat sedikit dan tingkatannya
soal, sehingga pembaca hanya dapat tergolong mudah. Sebegaian besar dari
menjadikannya pegangan untuk latihan soal menitik beratkan pada
mengerjakan soal-soal mengenai invers pengertian invers fungsi dan fungsi invers,
fungsi dan fungsi invers bukan pada logika matematikanya.
6. Tidak dijelaskan apa keguanaan dari Tidak dijelaskan apa keguanaan dari invers
invers fungsi dan fungsi invers dalam fungsi dan fungsi invers dalam kegunaan
kegunaan sehari-hari. Dan tidak sehari-hari. Dan tidak dijelaskan pula apa
dijelaskan pula apa tujuan dipelajarinya tujuan dipelajarinya materi ini.
materi ini.

 Kelebihan Masing-masing Buku


No. Buku I Buku II
1 Buku ini banyak sekali memberikan Buku ini menjelaskan materi invers fungsi
contoh soal dan pemecahannya. Apabila fungsi invers melalui sebuah contoh,
pembaca tidak dapat memahami materi sehingga lebih mudah dipahami oleh
dari pengertian ataupun penjelasannya, pembaca
maka akan bisa ditutupi oleh contoh-
contoh soal.
2 Contoh soal yang banyak membuat Perbedaan antara invers fungsi dan fungsi
pembaca lebih mudah menjawab soal- invers lebih tampak jelas pada buku ini
soal dengan variasi yang berbeda. dibanding buku I, meskipun pada hakikatnya
kedua buku tidak menjelaskan hal tersebut
secara langsung.
3 Meskipun penjelasan mengenai invers Dalam menjelaskan materi, buku II banyak
fungsi dan fungsi invers pada buku ini menggunakan gambar (diagram venn)
belum begitu detail, tetapi sudah lebih sehingga pembaca lebih mudah memahami
jelas dibandingkan buku II. materi.

 Masukan dan Saran


Mungkin akan lebih baik jika kedua buku ini saling melengkapi, karena antara
Buku I dan Buku II memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Buku I lebih
detail dalam menjelaskan materi sehingga dapat menutupi kekurangan buku II. Begitu
pula buku II dapat melengkapi buku satu dengan gambar-gambarnya yang banyak
sehingga memudahkan pembaca dalam memahami materi. Selain itu, perlu untuk kedua
buku melampirkan alasan-alasan mengapa materi invers fungsi dan fungsi invers perlu
dipelajari. Atau setidaknya memberikan contoh penerapan materi ini dalam kehidupan
sehari-hari, karena hal ini dapat mempermudah dan bahkan memacu minat pembaca
dalam mempelajari materi tersebut.

PEMBAHASAN II

1. BIBLIOGRAFI

BUKU I BUKU III

 Judul : Aljabar Logika  Judul : Matematika Diskrit


dan Himpunan (edisi kelima)
(edisi pertama,  Penulis : Rinaldi Munir
cetakan ke empat)  Tahun Terbit : 2012
 Penulis : D.Suryadi H.S dan  Penerbit : Informatika
Widianingrum s.  Tempat Terbit : Bandung
 Tahun Terbit : 1995
 Penerbit : Gunadarma
 Tempat Terbit : Jakarta
2. PENGANTAR

Keterangan Buku I Buku II


Judul Buku Aljabar Logika dan Himpunan Matematika Diskrit (edisi kelima)

Kandungan Bab Kardinalitas Kardinalitas

3. ISI BUKU
 Deskripsi Isi Buku

Buku I Buku III

Dua himpunan A dan B dikatakan mempunyai Sebuah himpunan dikatakan berhingga


kardinalitas yang sama jika terdapat (finite set) jika terdapat n elemen berbeda
korespondensi satu-satu f : A→B. Himpunan A
dikatakan hingga jika A adalah kosong atau (distinct) yang dalam hal ini adalah bilangan
jika A mempunyai kardinalitas S sama dengan bulat tak negatif. Sebaliknya himpunan
himpunan {1,2,...,n} untuk beberapa bilangan tersebut dinamakan tak berhingga (infinite
bulat positif n. Himpunan dikatakan tak hingga set).
jika himpunan tersebut tak hingga. A merupakan himpunan berhingga, maka
Bilangan kardinal dari himpunan A jumlah elemen berbeda di dalam A disebut
disimbolkan |A| , n(A) , #(A), atau kard(A).
kardinal dari himpunan A.
Simbol kardinal digunakan untuk himpunan
yang hingga, 0 dihubungkan dengan himpuan Notasi : n(A) atau |A|
kosong (ø) dan n dihubungkan dengan Himpunan yang tidak berhingga
himpunan {1,2,...,n} yang berakibat bahwa A mempunyai kardinal tidak berhingga pula.
mempunyai n elemen. Sebagai contoh, himpunan bilangan riil
Bilangan kardinal dari himpuan tak hingga mempunyai jumlah anggota tidak berhingga,
dari N (natural) dari bilangan positif adalah N o, maka |R| = ~ , begitu juga himpunan
jadi |A| = No , jika dan hanya jika A
bilangan bulat tak negatif, himpunan yang
mempunyai kardinalitas yang sama dengan No.
melalui titik pusat koordinat, dan lain-lain.

 Perbandingan Buku I dan Buku III


Hal yang
Buku I Buku III
Dibandingkan
Cover

Dua himpunan A dan B dikatakan kardinal pada himpuan


mempunyai kardinalitas yang berhingga adalah banyaknya
sama jika terdapat korespondensi anggota yang berbeda pada
Konsep/defenisi satu-satu. Jika A mempunyai himpunan tersebut. Sedangkan
kardinalitas S, maka himpunan A himpunan tak berhingga
memiliki anggota sebanyak S memiliki kardianl yang tak
berhingga pula.
 Gabungan countable dari
himpunan-himpunan
countable adalah countable (tidak ada teorema dalam buku
Teorema
 Himpunan dari semua ini)
bilangan riil 0 dan 1 adalah
tidak countable
Pembuktian
(tidak ada pembuktian) -
Teorema
{x,y,z} → |3| A = {x | x merupakan bilangan
{1,3,5,7,9} → |5| prima yang lebih kecil dari 20},
Contoh Soal maka |A| = 8, dengan elemen-
elemen A adalah 2, 3, 5, 7, 11,
13, 17, 19
(Tidak ada latihan soal untuk Jika diketahui A∩B = A∩C,
Latihan Soal
materi kardinalitas, dibuku ini) apakah berarti bagwa B = C ??

 Kekurangan Masing-masing Buku


No. Buku I Buku III
1. Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan Sangat disayangkan mengapa buku ini
konsep atau defenisi materi kardinalitas tidak melampirkan contoh-contoh soal
pada buku ini sangat tidak efektif, sehingga mengenai materi kardinalitas, padahal
pembaca sulit untuk mengerti atau bahkan untuk penjelasan konsep materi sudah
sama sekali tidak mengerti mengenai materi cukup baik.
ini.
2. Tidak beruntut dalam menjelasankan materi. Ada sedikit yang membuat pembaca
Diawal dijelaskan mengenai kardinalitas, menjadi bingung yaitu mengenai
namun tiba-tiba berpindah ke himpunan tak defenisi berhingga dan tak berhingga.
hingga dan kembali lagi ke kardinalitas. Akan lebih baik jika defenisi dari hal-
Meskipun keduanya memang berhubungan hal tersebut diperjelas
namun akan lebih baik jika dijelaskan secara
beturut, agar pembaca lebih mudah dalam
memahami materi, terutama untuk para
pemula.
3. Contoh soal sangat sedikit, selain pembaca Sangat disayangkan mengapa tidak ada
kurang mengetahui mengenai jenis-jenis teorema di dalam buku ini seperti yang
soal tentang kardinalitas, seharusnya contoh tercantum pada buku I.
soal dapat membantu pembaca untuk lebih
mudah memahami materi.
4. Teorema-teorema yang ada pada buku ini
penjelasannya sangat singkat, menyebabkan
pembaca yang awam tidak akan mengerti.
5. Buku ini kurang memadai untuk dijadikan
pedoman untuk mengerjakan soal-soal
mengenai kardinalitas.

 Kelebihan Masing-masing Buku


No. Buku I Buku III
1. Meskipun sulit dipahami oleh para pemula, Bahasa yang digunakan dalam konsep
tetapi setidaknya buku ini menmpilkan defenisi sudah cukup baik, sehingga
teorema kardinalitas yang tidak ditampilkan lebih mudah dimengerti.
oleh buku III.
2. Buku ini memberikan beberapa contoh soal, Contoh soal yang disajikan cukup
sehingga mempermudah dalam memahami banyak dan cukup jelas. Sangat
materi. membantu pembaca dalam memahami
materi.
3. Banyaknya simbol-simbol dari kardinalitas
yang disajikan ternyata sangat membantu
pembaca. Melalui simbol-simbol tersebut
pembaca dapat mengetahui bahwa
kardinalitas hampir sama dengan sekilo.

 Masukan dan Saran


Diharapkan kepada penulis untuk lebih baik dalam menjelaskan materi mengenai
kerdinalitas ini. Karena hal ini merupakan istilah baru bagi para pembaca yang baru
mendalami matematika meskipun sudah pernah dibahas dalam sekolah menengah atas,
maka akan ada banyak anak kos yang dijadikan pementoring. Akan jauh lebih baik jika
kedua buku saling mendekati.

Anda mungkin juga menyukai