Sumber: https://healthand.com/id/topic/general-report/ischaemic-stroke
Pada awal penyumbatan stroke trombotik atau pun stroke emboli, neuron
atau sel saraf di otak tidak dapat melakukan respirasi aerob seperti biasanya. Maka
dari itu, mitokondria akan otomatis mengaktifkan sistem respirasi anaerob yang
menghasilkan asam laktat dan ion hidrogen dalam jumlah besar dan menyebabkan
perubahan pH intrasel. Pada proses pengaktifan respirasi anaerob, terjadi
penurunan jumlah produksi adenosine triphosphate (ATP) yang menyebabkan
terhambatnya aktivitas sistem pompa dan transport natrium, kalium, dan kalsium.
Hal tersebut berdampak pada terjadinya proses depolarisasi dan dilanjutkan
dengan penumpukan ion kalsium intrasel, kerusakan mitokondria, penurunan
fungsi membran sel, hingga terjadi kematian sel atau nekrosis (Smeltzer, Bare,
Hinkle, & Cheever, 2010). Apabila proses di atas telah terjadi, maka dapat
dipastikan bahwa seseorang akan mulai mengeluhkan berbagai manifestasi klinis
yang dialaminya. Contohnya seperti kelemahan atau sensasi mati rasa pada bagian
tubuh tertentu, sakit kepala, kesulitan berbicara, penglihatan kurang jelas,
kesulitan menelan, hingga kelumpuhan (Ignatavicius, Workman, & Rebar, 2018).
Referensi
Klinis untuk Hasil yang Diharapkan (Edisi 8). (J. Mulyanto et al,
Penerjemah). Jakarta: Salemba Emban Patria.
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2010). Brunner &
World Stroke Organization. (2019). Global Stroke Fact Sheet 2019. World-