Anda di halaman 1dari 17

STUDI KASUS

PENYAKIT INFEKSI TUBERKULOSIS (TBC)


Diajukan untuk memenuhi salah stau tugas mata kuliah Dietetik Penyakit Infeksi

Dosen Pengampu :
Yanita Listianasari, S. Gz

Disusun Oleh:

Mellyana Tanjung

P2.06.31.1.19.018

PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI TASIKMALAYA

JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


Kasus 1
TB Paru Dewasa

Tn. X, umur 25 tahun, TB 159 cm BB 40 kg, pekerjaan guru SMA, diagnosa TB paru. Pasien
dibawa ke rumah sakit dengan keluhan batuk-batuk disertai sputum lebih dari 1 bulan,
terkadang batuk disertai darah. Pasien merupakan perokok aktif, menghabiskan 3 – 4
bungkus rokok dalam sehari. Dalam 1 bulan terakhir nafsu makan menurun dan sering tidak
mau makan.
Data klinis pasien: TD 100/70 mmHg, nadi 98x/menit, suhu 36,7oC, respirasi 20x/menit.
Pasien mengalami batuk yang disertai sputum, nafsu makan menurun, mual, nyeri pada perut.
Hasil foto thorax: spondilitis tuberkulosa. Hasil pemeriksaan biokimia: Hb 10 g/dl, leukosit
5.220/mm3 , trombosit 284 rb/mm3 . Hasil recall 24 jam: energi 1000 Kkal, protein 25 gram,
lemak 22 gram, KH 175 gram. Buat NCP nya !
A. SKRINING GIZI

FORMULIR SKRINING MUST


(Malnutrition Universal Screening Tool)

Diagnosis Medis : TB Paru

BB : 40 kg TB : 159 cm IMT : 15,82 kg/m2

Tinggu Lutut : cm LILA : cm

Parameter
1. Skor IMT Skor
 IMT > 20 (Obesitas > 30) = 0

 IMT 18,5 - 20 = 1
 IMT < 18,5 = 2 (2)

2. Skor kehilangan BB yang tidak direncanakan 3 - 6 bulan terakhir

 BB hilang < 5% = 0 (0)


 BB hilang 5 - 10% = 1
 BB hilang > 10% = 2

3. Skor efek penyakit akut


 Ada asupan nutrisi > 5 hari = 0 (0)

 Tidak ada asupan nutrisi > 5 hari = 2

Jumlah skor keseluruhan


=2

Hasil
0 : Risiko rendah; ulangi skrining setiap 7 hari.

1 : Risiko menengah; monitoring asupan selama 3 hari. Jika


tidak ada
≥2 : Risiko tinggi; bekerjasama dengan Tim Dukungan Gizi /
Panitia
Asuhan Nutrisi. Upayakan peningkatan asupan gizi dan
memberikan makanan sesuai dengan daya terima. Monitoring
asupan makanan setiap hari. Ulangi skrining setiap 7 hari.

Tanggal : 17 Maret 2021


Tanda Tangan

(Mellyana Tanjung)
Dietisien / Ahli Gizi Ruangan

B. PATOFISIOLOGIS
Infeksi diawali karena seseorang menghirup basil M. Tuberculosis melalui udara ke
paru-paru. Bakteri menyebar melalui jalan napas, menempel pada bronkus atau alveolus
untuk memperbanyak diri. Perkembangan M. Tuberculosis juga dapat menjangkau
sampai ke area lain dari paru-paru (lobus atas). Basil juga menyebar melalui sistem limfe
dan aliran darah kebagian tubuh lain (ginjal, tulang, dan korteks serebri) dan area lain dari
paru-paru (lobus atas). Selanjutnya, sistem kekebalan tubuh memberikan respon dengan
melakukan rekasi inflamasi. Neutrofil dan makrofag melakukan aksi fagositosis (menelan
bakteri). Sementara limfosit spesifik-tuberkulosis menghancurkan (melisiskan) basil dan
jaringan normal. Reaksi ini mengakibatkan peningkatan metabolisme tubuh yang
menyebabkan suhu tubuh meningkat (demam), terakumulasinya eksudat dalam alveoli
yang menyebabkan bronkopneumonia, dan produksi sputum yang menyebabkan
akumulasi jalan napas terganggu. Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu
setelah terpapar bakteri.
Interaksi antara M. Tuberculosis dan sistem kekebalan tubuh pada masa awal infeksi
membentuk sebuah massa jaringan baru yang disebut granuloma. Granuloma terdiri atas
gumpalan basil hidup dan mati yang dikekelingi oleh makrofag seperti dinding.
Granuloma selanjutnya berubah bentuk menjadi massa jaringan fibrosa. Bagian tengah
dari massa tersebut disebut ghon tubercle. Materi yang terdiri atas magrofag dan bakteri
menjadi nekrotik yang selanjutnya membentuk materi yang penampakannya seperti keju
(necrotizing caseosa). Hal ini akan menjadi klasifikasi dan akhirnya membentuk jaringan
kolagen, kemudian bakteri menjadi non-aktif.
Setelah infeksi awal, jika respon sistem imun tidak adekuat maka penyakit akan
menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah dapat timbul akibat infeksi ulang atau
bakteri yang sebelumnya tidak aktif menjadi aktif. Pada kasus ini, ghon tubercle
mengalami ulserasi sehingga menghasilkan necrotizing caseosa di dalam bronkus.
Tuberkel yang ulserasi selanjutnya menjadi sembuh dan membentuk jaringan parut. Paru-
paru yang terinfeksi kemudian meradang, mengakibatkan timbulnya bronkopneumonia,
membentuk tuberkel, dan seterusnya. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan
sendirinya. Proses ini berjalan terus dan basil terus di fagosit atau berkembang biak di
dalam sel. Magrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian
bersatu membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit (membutuhkan
10-20 hari). Daerah yang mengalami nekrosis dan jaringan granulasi yang dikelilingi sel
epiteloid dan fibroblast akan menimbulkan respon berbeda, kemudian pada akhirnya akan
membentuk suatu kapsul yang dikelilingi oleh tuberkel.
Sumber:
1. Sari, A.M, dkk. 2014. Makalah Patologi Tuberculosis Paru. Jakarta: Akademi
Keperawatan Fatmawati.

C. METABOLISME GIZI YANG TERGANGGU

Risiko komplikasi termasuk kematian pada penderita TB paru dipengaruhi oleh


status gizi secara individual. Namun status gizi dan utilisasi/penggunaan zat gizi itu
sendiri menjadi terganggu akibat adanya infeksi.
Sesak nafas, batuk, sakit dada dan penurunan nafsu makan pada penderita TB juga
menambah terjadinya asupan makan dan minum pasien yang rendah dari kebutuhan.
Sementara dengan adanya infeksi, kebutuhan zat gizi menjadi meningkat karena
tubuh memerlukan energi untuk kegiatan dasar tubuh dan melawan penyakit itu
sendiri.

Adanya ketidakmampuan memenuhi kebutuhan zat gizi yang meningkat inilah


yang mengakibatkan tubuh mengalami defisiensi/kekurangan zat gizi terutama energi
dan protein. Karena itu, tubuh menggunakan cadangan tubuhnya. Itulah yang
menyebabkan penurunan berat badan, lemah dan penderita tampak kurus.

Oleh karenanya, kebutuhan bahan makanan yang mengandung antioksidan seperti


vitamin C, vitamin E, karoten dan selenium meningkat. Antioksidan sangat
dibutuhkan untuk melindungi paru dari proses inflammasi akibat asap rokok dan
polutan lainnya yang juga menjadi penyebab dari penyakit TB itu sendiri.

Penggunaan obat TB dapat juga mengganggu utilisasi zat gizi. Beberapa obat
yang umum digunakan oleh penderita TB seperti isonized (INH), rifampicin,
ethambutol, dan pyrazinamide memiliki interaksi yang erat dengan makanan.

Sumber:

1. http://web.rshs.or.id/gizi-buruk-versus-penyakit-tb/

D. ASESMEN GIZI

Kategori Data Data Standar Pembanding Interprestasi


Masalah Gizi
CH/Riwayat Riwayat Personal :
pasien  Laki-laki
 Umur 25 tahun
 Pasien  Tidak merokok  Perokok berat
merupakan
perokok aktif,
menghabiskan 3-
4 bungkus rokok
dalam sehari

Riwayat social :  Ekonomi


 Pekerjaan pasien menengah keatas
sebagai guru  Pendidikan tinggi
SMA

Riwayat medis :
 Pasien dibawa ke  Tidak ada gejala TB  Gejala TB paru
rumah sakit paru
dengan keluhan
batuk-batuk
disertai sputum
lebih dari 1
bulan, terkadang
batuk disertai
darah.
AD/Antropometri  TB 159 cm  BBI = (TB (cm) –  BB tidak ideal
 BB 40 kg 100) – 10%
= (159 – 100) – 10%
= 53 kg

40 53  Status gizi kurang/


 IMT = 2 =  IMT = 2 = 20,9
(1,59) (1,59) underweight
Klasifikasi IMT
15,8
berdasarkan WHO,
2000 :
 <18,5 = underweight
 18,5-22,9 = normal
 23-24,9 = overweight
 25-29,9 = obesitas I
 >30 = Obesitas II

Sumber : WHO, 2000


BD/Biokimia  Hb 10 g/dl  Hb pria : 13-18 g/dl  Hb rendah
 Leukosit 5.220/  Leukosit : 3200-10rb/  Leukosit normal
mm3 mm3  Trombosit normal
 Trombosit 284
rb/mm3 .  Trombosit : 150rb -
400rb mm3

Sumber :
 Depkes RI, 2011
 Pagana, Pagana dan
Pagana 2002
 Nilai Normal Test
Laboratorium RSUD
Dr. Soetomo
Surabaya
 https://pdfcoffee.com/
menu-tktp-pdf-
free.html
PD/Clinis Fisik Klinis :
 TD 100/70  TD normal : 120/80  Tekanan darah
mmHg mmHg rendah
 Nadi 98x/menit  Nadi : 60-100x/menit  Nadi normal
 Suhu 36,7ºC  Suhu : 36,5 – 37,5ºC  Suhu normal
 Respirasi  Respirasi normal : 12  Respirasi normal
20x/menit. - 20x /menit  Hasil foto thorax :
 Hasil foto  Hasil foto thorax : spondylitis
thorax : tidak ada infeksi pada tuberkulosa
spondylitis tulang belakang (infeksi pada
tuberkulosa tulang belakang)
(infeksi pada
tulang belakang)

Fisik :  Tidak batuk  Gejala TB paru


 Batuk yang
disertai sputum  Tidak mual
 Mual  Perut tidak nyeri
 Nyeri pada perut

Sumber :
 Depkes RI, 2011
 Pagana, Pagana dan
Pagana 2002
 Nilai Normal Test
Laboratorium RSUD
Dr. Soetomo
Surabaya

FH/Dietary  Dalam 1 bulan  Makan normal  Pola makan tidak


History terakhir nafsu tepat
makan menurun
dan sering tidak
mau makan

 Hasil recall 24  Asupan makanan  Asupan makanan


jam : orang sakit : 80 – tidak adekuat
120% - Energy kurang
- Energy 1000 - Energy : 2.551 Kkal - Protein kurang
kkal - Protein : 127 gram - Lemak kurang
- Protein 25 gram - Lemak : 57 gram - Karbohidrat
- Lemak 22 gram - Karbohidrat : 383 kurang
- KH 175 gram. gram

E. Masalah Gizi
1. Status gizi kurang/underweight (BB tidak ideal)
2. Nilai lab menunjukkan kondisi abnormalitas (Hb rendah)
3. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan gejala TB paru, adanya penurunan nafsu
makan, mual dan nyeri pada perut.
4. Inadekuat oral intake.

F. Diagnosis Gizi
1. Domain asupan
a) NI-2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan adanya penurunan nafsu
makan, mual dan nyeri pada perut, ditandai dengan asupan energy 1000 kkal,
protein 25 gram, lemak 22 gram, dan karbohidrat 175 gram.
b) NI-5.1 Peningkatan kebutuhan zat gizi, berkaitan dengan gejala TB paru
ditandai dengan kadar Hb rendah (Hb 10 g/dl)
2. Domain klinis
a) NC-3.1 Underweight berkaitan dengan pola makan yang tidak tepat ditandai
dengan IMT 15,8 kg/m 2
3. Domain perilaku
a) NB-2.5 Kualitas hidup yang buruk berkaitan dengan kurangnya pengetahuan
mengenai kesehatan ditandai dengan pasien merupakan perokok aktif mampu
menghabiskan 3-4 bungkus rokok dalam satu hari.

G. INTERVENSI GIZI
1. Preskripsi Diet
a) Jenis diet : Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP)
b) Tujuan diet :
1) Memberikan makanan yang adekuat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
pasien
2) Meningkatkan status gizi secara bertahap sesuai keadaan dan kondisi
pasien
3) Memberikan edukasi dan konseling gizi sesuai dengan diet yang diberikan
2. Nutrition Delivery
a) Prinsip dan Syarat diet
 Energy tinggi, yaitu 40-45 kkal/kgBB
 Protein tinggi, yaitu 2,0-2,5 g/kgBB
 Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energy total
 Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari total energy (protein dan lemak)
 Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan gizi atau angka kecukupan
gizi yang dianjurkan
 Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna (makanan lunak)
 Frekuensi makan 3x makan utama dan 3x selingan porsi kecil tapi sering
 Route melalui oral
Sumber : Persagi, Asdi, 2020, Penuntun diet dan terapi Gizi

b) Perhitungan Kebutuhan Gizi


- BBI = (TB – 100) – 10%
= (159– 100) – 10%
= 59 – 5,9
= 53,1 kg
- AMB = 66 + 13,7(BB) + 5(TB) – 6,8 (U)
= 66 + 13,7(53,1) + 5(159) – 6,8 (25)
= 66 + 727,47 + 795 –170
= 1.418,47 Kkal
- Estimasi Asupan menurut Haris Bennedict :
Dik :
FA : Istirahat ditempat tidur (1,2)
Faktor stres : stres sedang : sepsis, bedah tulang, luka bakar, trauma
keranngka mayor (1,5)
Jawab :
- Energi = AMB x Faktor Aktivitas x Faktor stres
= 1.418,47 x 1,2 x 1,5
= 2.553,24 Kkal
15 % X ENERGI
- Protein =
4
15 % X 2.553,24
=
4
= 95,74 gr
25 % X ENERGI
- Lemak =
9
25 % X 2.553,24
=
9
= 70,92 gr

60 % X ENERGI
- Karbohidrat =
4
60 % X 2.553,24
=
4
= 382,986 gr
- Kebutuhan :
a. Energi : 2.553,24 Kkal
b. Protein : 95,74 gr
c. Lemak : 56,73gr
d. Karbohidrat : 414,90 gr

c) Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan


Sumber Bahan makanan yang Bahan makanan yang
dianjurkan tidak dianjurkan
Karbohidrat Nasi, roti, mie, -
macaroni dan hasil oleh
tepung-tepungan lain,
seperti cake, tarcis,
pudding, dan pastry,
dodol, ubi, karbohidrat
sederhana seperti gula
pasir.
Protein Daging sapi, ayam, Makanan yang dimasak
ikan, telur, susu dan dengan banyak minyak
hasil olahannya, seperti atau kelapa/santan
keju, yogurt dan eskrim kental
Protein nabati Semua jenis kacang- Makanan yang dimasak
kacangan dan hasil dengan banyak minyak
olahannya, seperti atau kelapa/santan
tempe, tahu, dan kental
pindakas
Sayuran Semua jenis sayuran, Dimasak dengan
terutama jenis B, banyak minyak atau
seperti bayam, buncis, kelapa/santan kental
daun singkong, kacang
panjang labu siam dan
wortel direbus dikukus
dan ditumis
Buah-buahan Semua jenis buah -
segar, buah kaleng,
buah kering dan jus
buah
Lemak dan minyak Minyak goreng, Santan kental
mentega, margarin,
santan encer, salad
dressing
Minuman The, madu, sirup, Minuman terlalu manis
minuman rendah (gula, sirup), terlalu
energy dan kopi encer asam, es alkohol
Bumbu Bumbu tidak tajam, Bumbu yang tajaam,
seperti bawang merah, seperti cabe, merica,
bawang putih, laos, cuka, MSG
salam, dan kecap
Sumber : Buku Penuntun Diet edisi baru

d) Standar Makanan

Penuka Lema
No Bahan Makanan Energi Protein Karbohidrat
r k
1 Karbohidrat 5 875 20  - 200
Protein Hewani Rendah
2  2 100  14 4 -
Lemak
Protein Hewani Lemak
2 150  14 10 -
Sedang
3 Protein Nabati 4 300 20 12 28
4  Sayuran B 4 100 4 -  20
5 Buah 4 200 - -  48
6  Susu Rendah Lemak 3 375 21 18 30
7 Minyak 4 200 - 20 -
8 Gula 2 1/2 125 - -  30
Jumlah 2.425 93 64 356
Toleransi (-10%) 2.297,9 86,1 63,8 354,7
Toleransi (+10%) 2.808,5 105,3 78 431,2

Toleransi 10%

Kebutuhan Perhitungan toleransi 10% Range


Energi E = 2.553,24 x 10% = 255,324 ( - ) = 2.553,24 – 255,324 = 2.297,9
    ( + ) = 2.553,24 + 255,324 = 2.808,5
Protein P = 95,74 x 10% = 9,574 ( - ) = 95,74 – 9,574 = 86,1
    ( + ) = 95,74 + 9,574 = 105,3
Lemak L = 70,92 x 10% = 7,092 ( - ) = 70,92 – 7,092 = 63,8
    ( + ) = 70,92 + 7,092 = 78
Karbohidrat Kh = 382,986 x 10% = 38,2986 ( - ) = 392,986 – 38,2986 = 354,7
    ( + ) = 392,986 + 38,2986 = 431,2

e) Distribusi Makanan Sehari

Waktu % Jumlah
Pagi 20 20% x 2.553,24 = 510,648 Kkal
Snack 10 10% x 2.553,24 = 255,324 Kkal
Siang 30 30% x 2.553,24 = 765,972 Kkal
Snack 10 10% x 2.553,24 = 255,324 Kkal
Malam 20 20% x 2.553,24 = 510,648 Kkal
Snack 10 10% x 2.553,24 = 255,324 kkal

f) Pembagian Makan Sehari

Penukar
Golongan Bahan Makanan
Pagi Snack Siang Snack Malam Snack
Karbohidrat 1 1 1 1 1 -
Protein Rendah lemak Rendah 1 - 1 - - -
Protein Rendah lemak Sedang 1 - - 1/2 1 -
Protein Nabati 1 1 1 1 - -
Sayuran B 1 - 1 - 2 -
Buah 1 1 - 1 - 1
Susu Rendah Lemak - 1/2 1 1/2 - 1
Minyak 1 - 2 - 1 -
Gula - - 1 1 - 1/2

g) Konseling (C)
1) Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan perubahan perilaku gizi
sehingga tercapai pemenuhan asupan gizi yang optimal
2) Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
3) Materi :
- Penjelasan tentang bahaya merokok
- Penjelasan tentang pentingnya makan 3 kali sehari
- Penjelasan tentang gaya hidup sehat dan gizi seimbang
- Penjelasan tentang penyakit TB paru
4) Metode : Ceramah, diskusi (Tanya jawab)
5) Media : Lembar balik, leaflet dan brosur

h) Edukasi (E)
1) Tujuan : Memberikan penjelasan dan pemahaman terkait
penatalaksanaan diet tinggi energy dan protein untuk masalah gizi pasien.
2) Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
3) Materi :
- Penjelasan mengenai diet TETP
- Memberikan penjelasan tentang makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan
4) Metode : Ceramah
5) Media : Lembar balik, leaflet dan brosur

i) Koordinasi Gizi (NC)


1) Tujuan : Membantu mengatasi dan mengelola penyakit dan masalah
gizi pasien untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.
2) Rencana koordinasi :
- Dokter, untuk mendiskusikan penyakit TB paru pada pasien
- Perawat, untuk pemeriksaan fisik klinis pasien
- Petugas laboratorium, untuk pemeriksaan biokimia pasien terkait gizi
- Apoteker, untuk pemberian obat dan suplemen pasien terkait gizi

j) Menu Sehari

Energ
Bahan Pors Bera Pr L KH
Waktu Menu URT i
Makanan i t (g) (g) (g) (g)
(kkal)
Nasi Tim Nasi Tim 1 1 gls 200 175 4 - 40
1 ptg
Makan Pepes Ikan Ikan 1 sdg 40 50 7 2 -
Pagi 2 prg
  Oseng Tempe Tempe 1 sdg 50 75 5 3 7
    Minyak kedelai 1 1 sdt 5 50 - 5 -
  Sayur Bayam Bayam 1/2 1/2 gls 50 12,5 0,5 - 2,5
    Jagung Muda 1/2 1/2 gls 50 12,5 0,5 - 2,5
  1 bh
  Buah Pisang Pisang 1 kcl 50 50 - - 12
JUMLAH 375 17 10 64
4 bh
Milksahke Biskuit 1 bsr 40 175 4 - 40
Snack Pagi Biskuit susu kedelai
    bubuk 1 2 sdm 25 75 5 3 7
    Kurma 1 3 bh 15 50 - - 12
    Susu sapi 1/2 1/2 gls 100 62,5 3,5 3 5
12,
JUMLAH 362,5 5 6 64
Nasi Tim Nasi Tim 1 1 gls 200 175 4 - 40
Tumis Suir 1 ptg
Ayam Ayam tanpa kulit 1 sdg 40 50 7 2 -
  Minyak zaitun 1 1 sdt 5 50 - 5 -
1 bj
Sayur Bening Tahu 1 bsr 110 75 5 3 7
Makan   Wortel 1 1gls 100 25 1 - 5
Siang 1/2 bh
  Alpukat 1 bsr 60 50 - 5 -
  Yogurt susu
  Smoothie penuh 1 1 gls 200 125 7 6 10
  Alpukat Gula 1 1 sdm 13 50 - - 12
JUMLAH 600 24 21 74
Stup Makaroni 1 1/2 gls 50 175 4 - 40
Snack Sore Makaroni Telur Ayam 1/2 1 btr 55 75 7 5 -
  kacang merah
  segar 1 2 sdm 20 75 5 3 7
1 bh
Jus Pepaya Pepaya 1 kcl 110 50 - - 12
  susu sapi 1/2 1/2 gls 100 62,5 3,5 3 5
  gula 1 1 sdm 13 50 - - 12
19,
JUMLAH 437,5 5 11 76
Makan Nasi Tim Nasi Tim 1 1 gls 200 175 4 - 40
Malam   Brokoli 2 2 gls 200 50 2 - 10
  Tumis Hati 1 bh
  Ayam Hati Ayam 1 sdg 30 75 7 5 -
    Minyak zaitun 1 1 sdt 5 50 - 5 -
JUMLAH 350 13 10 50
Snack 1 bj
Malam Jambu Biji 1 bsr 100 50 - - 12
  Jus Jambu Biji Susu Sapi 1 1 gls 200 125 7 6 10
    1/2
    Gula 1/2 sdm 6,5 25 - - 6
JUMLAH 300 7 6 28
JUMLAH KESELURUHAN 2.425 93 64 356
k) Rencana Monitoring dan Evaluasi Gizi

No. Monitor Evaluasi Target Waktu


1. Antropometri (A) Peningkatan berat
½ - 1 kg 1 minggu
badan
2. Biokimia (B) Peningkatan kadar Hb pria : 13-18 Setiap
Hb g/dl pemeriksaan
3. Clinis/Fisik ( C )  Peningkatan  TD normal :
tekanan darah 120/80
mmHg
 Perubahan hasil  Hasil foto
foto thorax thorax tidak
spondylitis
tuberkulosa
(infeksi pada
Setiap
tulang
pemeriksaan
belakang)
 Batuk yang
 Batuk yang
disertai sputum ,
disertai
mual, nyeri pada
sputum,
perut
mual, dan
nyeri pada
perut
berkurang
4. Dietary History (D) Peningkatan asupan 80-120% Setiap hari

Anda mungkin juga menyukai