Anda di halaman 1dari 13

Nama : Valen Miranda

NPM : 1811031088
Kelas : Akuntansi Genap
Mata Kuliah : Corporate Governance

BAB 10 DIVIDEN

A. Ketentuan Umum Dividen

1. Definisi Dividen
Berdasarkan ICL, saham memberikan kepada pemiliknya hak untuk menerima
pembayaran dividen. Artinya pemegang saham memiliki hak untuk ikut ambil
bagian dalam keuntungan perusahaan. Mereka dapat melakukannya dengan
menikmati capital gain (peningkatan nilai pasar saham yang mereka miliki di
perusahaan) dan / atau melalui pembayaran dividen. Dari perspektif ini, dividen
merupakan hak pemegang saham yang penting.
Selain itu, pembayaran dividen berarti membayar tunai kepada pemegang saham,
yang dapat menurunkan kas dan ekuitas perusahaan (saldo laba atau laba
cadangan) yang dibutuhkan untuk membayar hutang secara tepat waktu. Dari
sudut pandang ini, dividen juga dipandang dalam rangka menjaga hak kreditur
dengan mengikuti aturan tertentu. Untuk melindungi hak kreditor, undang-undang
memberlakukan batasan tertentu pada jenis dan pembayaran dividen.

2. Laba yang Dapat Didistribusikan


Perlakuan akuntansi pembayaran dividen ditentukan oleh ICL dan standar
akuntansi. Berdasarkan Pasal 70 ICL, perusahaan harus membentuk cadangan
wajib dan cadangan lainnya. Cadangan wajib adalah sejumlah tertentu dari laba
bersih setiap tahun buku sebagai cadangan. Cadangan wajib tidak selalu dalam
bentuk uang tunai, tetapi dapat berupa aset lain yang mudah dilikuidasi dan tidak
dapat dialokasikan sebagai dividen. Dividen hanya dapat dialokasikan jika
perusahaan memiliki keseimbangan laba yang positif. “Saldo laba positif” berarti
laba bersih Perseroan pada tahun buku berjalan telah menutupi akumulasi
kerugian Perseroan dari tahun buku sebelumnya.
Namun, dividen atas saham preferen dapat dibayarkan dari dana yang secara
khusus ditetapkan untuk tujuan itu. Dalam situasi apa pun dividen tidak dapat
dibayarkan dari modal piagam.
3. Hak Dividen
Pemilik saham biasa dan saham preferen memiliki hak dividen yang berbeda.
Pembagian dividen semata-mata merupakan kebijaksanaan RUPS. Di sisi lain,
pemilik saham yang dikuasai oleh suatu perusahaan karena pembelian kembali,
pengalihan karena hukum, hibah, atau warisan tidak berhak atas pembagian
dividen.

4. Jenis Dividen

a) Dividen Inetrim bisa dibayar triwulanan atau setengah tahunan.


b) Dividen Tahunan dibayar setiap tahun.
c) Dividen Korektif saat piagam menetapkan dividen yang diumumkan atau
tidak diumumkan atas saham preferen harus diakumulasi, diumumkan dan
dibayarkan selama periode tertentu.
d) Dividen Tetap ditentukan oleh piagam sebagai persentase tetap dari nilai
nominal saham preferen.
e) Dividen dengan tingkat variabel menetapkan persentase variabel dividen
yang didasarkan pada nilai nominal saham preferen atau persentase dari
laba bersih perusahaan.
f) Dividen Partisipasi ketika pemilik sahre pilihan yang piagamnya tidak
menentukan jumlah dividen berhak menerima dividen yang sama dengan
dividen yang dibagikan pada saham biasa.
Selain itu, ICL memiliki ketentuan mengenai Dividen Interim sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 72 ayat (1) sampai dengan (6).
Ketentuan tersebut antara lain:

 Perusahaan dapat membagikan dividen interim sebelum tahun keuangan


perusahaan berakhir kecuali ditentukan lain oleh AoA.
 Dividen interim dapat dialokasikan jika total aset bersih perusahaan tidak
menjadi kurang dari total modal ditempatkan dan disetor ditambah
cadangan wajib.
 Alokasi dividen interim tidak boleh mengganggu atau menyebabkan
perseroan tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditur atau
mengganggu kegiatan perseroan.
 Pembagian dividen interim ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi
setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris.
 Dalam hal setelah tahun buku berakhir diketahui perseroan mengalami
kerugian, dividen interim yang dialokasikan harus dikembalikan kepada
perseroan oleh pemegang saham.
 Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng
atas kerugian perseroan dalam hal pemegang saham tidak mengembalikan
dividen interim.
5. Bentuk Pembayaran Dividen
Biasanya, dividen dibayarkan secara tunai. Baik ICL maupun UU Pasar Modal
tidak mengatur secara spesifik mengenai bentuk pembayaran dividen. Namun,
Peraturan OJK Nomor IX.D.5 mengatur tentang dividen saham dan dividen tunai.
Dividen saham merupakan bagian dari laba ditahan yang dibagikan kepada
pemegang saham dalam bentuk saham. Sedangkan dividen tunai merupakan
bagian dari laba ditahan yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk
uang tunai.

6. Kewenangan Pengambilan Keputusan Mengenai Dividen


Prosedur penggunaan laba dan alokasi dividen diatur dalam AoA. 7 Direksi
dengan persetujuan Dewan Komisaris berwenang untuk merekomendasikan
jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada RUPS. Kewenangan untuk
menyetujui dividen berada pada RUPS. Namun untuk dividen interim,
pengalokasiannya akan ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi setelah
mendapat persetujuan Dewan Komisaris. 8 RUPS menyetujui atau tidak
menyetujui rekomendasi Dewan dengan suara mayoritas sederhana dari pemegang
saham yang berpartisipasi. Jumlah dividen interim yang diumumkan oleh RUPS
tidak boleh melebihi jumlah yang direkomendasikan oleh Direksi dan Dewan
Komisaris.

7. Jumlah Dividen
Untuk perusahaan tertentu, rasio pembayaran optimal ditentukan oleh empat
faktor:

 Preferensi investor untuk capital gain versus dividen;


 Peluang investasi perusahaan (misalnya, perusahaan dengan kas berlebih
tetapi peluang investasi terbatas biasanya akan mendistribusikan sebagian
besar pendapatan mereka kepada pemegang saham melalui dividen,
sementara perusahaan di sektor dengan pertumbuhan tinggi biasanya
menginvestasikan kembali pendapatan mereka dalam bisnis);
 Struktur modal target perusahaan; dan
 Ketersediaan dan biaya modal eksternal.

8. Pentingnya Menerima Dividen Yang Stabil


Stabilitas dividen penting bagi pemegang saham. Pembayaran dividen cenderung
bervariasi dari waktu ke waktu, karena arus kas perusahaan dapat berfluktuasi.
Namun, banyak pemegang saham mengandalkan dividen untuk memenuhi biaya,
dan akibatnya akan menderita aliran dividen yang tidak stabil. Perusahaan perlu
secara hati-hati menyeimbangkan antara stabilitas dan ketergantungan kebijakan
dividennya.
B. Tata Cara Menyatakan dan Membayar Dividen

1. Bagaimana Dividen dinyatakan


Perusahaan dapat membagikan dividen setiap tahun, atau lebih sering jika diatur
dalam AoA-nya. Keputusan pembagian dividen interim hanya dapat dilakukan
jika total kekayaan bersih perseroan tidak kurang dari jumlah modal ditempatkan
dan disetor ditambah cadangan wajib. 9 Keputusan pembagian dividen tahunan
didasarkan pada keputusan mengenai pembagian keuntungan (kerugian) perseroan
dan dapat diambil dengan suara mayoritas sederhana dari pemegang saham
peserta RUPS.

2. Daftar Pemegang Saham Untuk Dividen


Daftar pemegang saham yang berhak menerima dividen untuk jangka waktu
tertentu termasuk pemegang saham yang berhak mengikuti RUPS. Tanggal di
mana catatan tersebut akan disusun disebut "tanggal ex-dividen". Pemegang
saham yang termasuk dalam daftar ini pada tanggal ex-dividen berhak menerima
dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Akibatnya,
pemegang saham yang memiliki saham pada tanggal exdividend, dan yang
menjualnya setelah tanggal tersebut, tetap berhak menerima dividen; pemegang
saham yang membeli saham setelah tanggal ex-dividen tidak berhak menerima
dividen sampai pengumuman dividen berikutnya. Namun, kontrak penjualan
saham dapat mengatur bahwa hak untuk menerima dividen yang diumumkan
harus dialihkan kepada pemilik baru saham.

3. Kapan Dividen Dinyatakan Dibayar


Perusahaan wajib membayar dividen setelah diumumkan. Jangka waktu
pembagian dividen ditetapkan dalam RUPS atau berdasarkan keputusan RUPS.
Akumulasi dividen yang diumumkan tetapi belum dibayarkan memberikan hak
kepada pemegang saham untuk mengajukan gugatan ke pengadilan terhadap
perusahaan yang menuntut pembayaran.

4. Ketika Perusahaan Tidak Dapat Menyatakan Dividen

a) Perusahaan belum menebus semua saham atas permintaan pemegang


saham.
b) Ibukota piagam tidak dibayar penuh.
c) Aktiva bersih perusahaan akan menjadi kurang dari jumlah modal piagam
dana cadangan, dan selisih positif antara nilai likuidasi saham preferen dari
semua kelas dan nilai nominalnya yang ditentukan oleh piagam sebagai
hasil dari pembayaran dividen.
d) Perusahaan bangkrut.
e) Perusahaan akan bangkrut jika dividen dibayarkan.
f) Aktiva bersih perusahaan kurang dari jumlah modal piagam, dana
cadangan, dan perbedaan positif antara nilai likuidasi saham preferen dari
semua kelas dan nilai nominalnya.

5. Ketika Perusahaan Tidak Dapat Membayar Dividen Yang Dinyatakan

a) Aktiva bersih perusahaan kurang dari jumlah modal piagam, dana


cadangan, dan selisih positif antara nilai likuidasi saham preferen dari
semua kelas dan nominalnya. nilai, seperti yang ditentukan oleh
piagam.
b) Perusahaan bangkrut.
c) Perusahaan akan pailit akibat pembayaran dividen.
d) Nilai aset bersih perusahaan akan menjadi kurang dari jumlah modal
piagam, dana cadangan, dan selisih positif antara nilai likuidasi saham
preferen dari semua golongan dan nilai nominalnya, sebagaimana
ditentukan oleh piagam karena pembelian kembali saham.

C. Keterbukaan Informasi Dividen


Perusahaan harus menyediakan kepada semua pemegang sahamnya rekomendasi
Dewan Komisaris mengenai pembagian keuntungan, termasuk jumlah usulan
dividen atas semua jenis saham, dan tata cara pembayaran dividen tersebut.
Undang-undang sekuritas mengatur pengungkapan informasi yang berkaitan
dengan dividen. Bagi emiten yang akan melakukan pembagian dividen tunai,
dividen saham, dan atau saham bonus, perseroan wajib menyampaikan laporan
kepada BEI, keputusan RUPS terkait yang merincikan rincian pembagian tersebut
selambat-lambatnya 2 (dua) hari bursa terhitung sejak RUPS. 10 Ketentuan yang
sama juga berlaku untuk pembagian dividen interim. Dalam hal emiten akan
membagikan dividen interim, maka keputusan rapat Direksi mengenai pembagian
dividen interim tersebut harus disampaikan kepada BEI selambat-lambatnya 2
(dua) hari bursa terhitung sejak rapat dimaksud. Dewan Direksi berkumpul.
Perusahaan perlu mengatasi dua masalah dasar dalam memutuskan pembagian
dividen:
1) Persentase keuntungan yang akan dibagikan; dan
2) Frekuensi pembayaran, yaitu jika dividen bervariasi dari tahun ke tahun, atau
tetap stabil dari waktu ke waktu.
Perusahaan juga diharuskan untuk memberikan laporan tentang catatan
pembayaran dividen dalam laporan tahunannya.
D. Kebijakan Dividen
Perusahaan harus menginformasikan pasar tentang kebijakan dividen mereka,
misalnya melalui media cetak. Pengungkapan ini harus dalam publikasi yang
sama yang ditentukan oleh AoA untuk menerbitkan pemberitahuan untuk RUPS.
Perusahaan juga harus mempertimbangkan penggunaan internet untuk tujuan ini.
Penting bagi pemegang saham untuk menerima informasi — paling tidak —
tentang masalah berikut:

 Metode yang digunakan perusahaan dalam menentukan bagian dari


keuntungan yang dapat dibayarkan sebagai dividen;
 Kondisi dimana dividen dapat dibayarkan;
 Jumlah minimum dividen yang harus dibayarkan untuk setiap jenis dan
kelas saham;
 Kriteria yang digunakan Dewan Komisaris dalam memutuskan
rekomendasi pembagian dividen; dan Tata cara pembayaran dividen,
termasuk waktu, tempat, dan bentuk pembayaran.
Perusahaan sebaiknya menerapkan mekanisme yang transparan dan mudah
dipahami untuk menentukan dividen. Untuk melakukannya, perusahaan harus
menyetujui peraturan perundang-undangan tentang dividen yang mencakup
informasi tentang:

 Persentase laba bersih untuk pembayaran dividen;


 Syarat dan ketentuan pembayaran dividen;
 Jumlah dividen yang dibayarkan untuk saham dari jenis dan kelas tertentu
jika jumlah ini tidak ditentukan oleh AoA;
 Jumlah minimum dividen yang harus dibayarkan untuk saham dari setiap
jenis dan kelas;
 Tata cara pembayaran dividen, termasuk jadwal, tempat, dan metode; dan
 Keadaan ketika dividen tidak akan diumumkan, atau ketika dividen dapat
diumumkan sebagian pada saham preferen.
Perusahaan bebas untuk mengubah kebijakan dividen mereka setiap saat;
namun, pejabat perusahaan harus menyadari bahwa hal ini dapat
menyebabkan ketidaknyamanan bagi pemegang saham dan mengirimkan
sinyal yang merugikan, jika tidak disengaja, ke pasar.
BAB 11 TATA KELOLA PERUSAHAAN IMPLIKASI DARI EFEK
KORPORASI

A. Tinjauan Sekuritas Perusahaan

1. Jenis Efek Dasar – Saham dan Obligasi


Obligasi membayangkan pelunasan pokok serta pembayaran bunga berkala
sampai obligasi mencapai jatuh tempo dan kewajiban peminjam (perusahaan)
untuk melakukan pembayaran lebih lanjut pokok / bunga dihentikan. Obligasi
korporasi datang dalam berbagai bentuk dan dapat disusun dengan berbagai cara.
Misalnya, tidak ada provisi untuk pembayaran bunga untuk obligasi "tanpa
kupon". Pemegang obligasi, dalam kasus seperti itu, dikompensasikan dengan
harga pembelian yang didiskon dan kenaikan bertahap harga obligasi, yang
kemudian ditebus pada nilai nominalnya pada tanggal jatuh tempo. Terlepas dari
banyaknya perbedaan, obligasi memiliki satu elemen yang sama yaitu obligasi
datang dengan pembayaran yang dapat diprediksi dan tetap sesuai kontrak.
Obligasi membayangkan pelunasan pokok serta pembayaran bunga berkala
sampai obligasi mencapai jatuh tempo dan kewajiban peminjam (perusahaan)
untuk melakukan pembayaran lebih lanjut pokok / bunga dihentikan. Obligasi
korporasi datang dalam berbagai bentuk dan dapat disusun dengan berbagai cara.
Misalnya, tidak ada provisi untuk pembayaran bunga untuk obligasi "tanpa
kupon". Pemegang obligasi, dalam kasus seperti itu, dikompensasikan dengan
harga pembelian yang didiskon dan kenaikan bertahap harga obligasi, yang
kemudian ditebus pada nilai nominalnya pada tanggal jatuh tempo. Terlepas dari
banyaknya perbedaan, obligasi memiliki satu elemen yang sama yaitu obligasi
datang dengan pembayaran yang dapat diprediksi dan tetap sesuai kontrak.

2. Sekuritas dalam Bentuk Kertas dan Tanpa Kertas


Efek harus diterbitkan dalam bentuk tertentu dan memenuhi persyaratan hukum.
Sekuritas dapat mengambil dua bentuk utama, sekuritas berwujud yang
diterbitkan dalam bentuk kertas dan sekuritas tidak berwujud (juga dikenal
sebagai “tanpa kertas” atau “sekuritas yang tidak berwujud”). Di Indonesia, saham
dan surat berharga lainnya (waran, obligasi) dapat diterbitkan baik dalam bentuk
kertas maupun tanpa kertas yang harus diatur dalam AoA perusahaan. Di negara
lain, hak pemegang surat berharga biasanya tertuang dalam sertifikat. Namun
dalam kasus Indonesia, meskipun pemegang saham berwujud dalam bentuk
kertas, mereka tetap harus mendaftarkan informasinya secara lengkap dan benar
ke dalam buku pemegang saham perusahaan agar hak pemegang sahamnya
menjadi efektif. Hak pemegang sekuritas tanpa kertas didasarkan pada entri ke
dalam obligasi atau daftar pemegang saham (mirip dengan entri di rekening bank
yang mencerminkan hak deposan atas dana). Perdagangan sekuritas elektronik
diperbolehkan untuk. Oleh karena itu, sekuritas juga dapat didefinisikan sebagai
dokumen elektronik yang dapat dialihkan.
3. Emiten Domestik di Pasar Internasional
Cara lain bagi perusahaan untuk meningkatkan modal pasar internasional adalah
dengan menerbitkan saham secara tidak langsung melalui penerimaan
penyimpanan. Tanda terima penyimpanan memerlukan pendaftaran sekuritas asli
atas nama perusahaan perwalian asing atau, lebih umum, bank. Bank memegang
bagian dalam penyimpanan dan mengeluarkan tanda terima atas saham. Tanda
terima ini disebut sebagai "tanda terima penyimpanan". Sistem ini dikembangkan
karena investor di pasar modal terbesar di dunia mengetahui bahwa perlu waktu
beberapa bulan untuk melakukannya memiliki pembelian saham asing terdaftar
atas nama mereka. Sistem ini juga menarik bagi perusahaan, karena
memungkinkan mereka untuk hadir di pasar luar negeri tanpa harus melalui
proses untuk menyelesaikan masalah. Implikasi tata kelola perusahaan dari sistem
ini adalah bahwa penerbit resi penyimpanan di Indonesia harus mematuhi, dalam
berbagai tingkat, standar tata kelola perusahaan asing.

B. Jenis Efek Saham

1. Saham
Nama pemegang: Pasal 48 ICL menetapkan bahwa saham Perusahaan akan
diterbitkan atas nama pemiliknya.
Hak pemegang: Saham bisa berupa saham biasa atau saham preferen. Hak saham
ditentukan dalam ICL 3 dan AoA perusahaan.
Nilai nominal: Setiap saham memiliki nilai nominal (juga disebut sebagai “nilai
nominal” atau “nilai nominal”) atau nilai yang dapat dipertanggungjawabkan yang
harus dinyatakan dalam rupiah dan saham tanpa nilai nominal tidak boleh
diterbitkan.
2. Obligasi

a) Obligasi terdaftar dan pembawa


Perusahaan juga dapat menerbitkan obligasi sebagai sekuritas pembawa.
Obligasi pembawa memiliki keuntungan privasi bagi pemegang obligasi.
Obligasi pembawa diterbitkan dengan sertifikat, yang berisi persyaratan
hukum tertentu. Obligasi pembawa dapat memfasilitasi transfer obligasi
dan mengurangi biaya administrasi pemeliharaan register obligasi bagi
perusahaan.
b) Nilai Nominal
Obligasi diterbitkan dengan nilai nominal tertentu. Nilai nominal obligasi
paling sering disebut sebagai "nilai nominal" mereka. Nilai nomina
obligasi dapat berupa nilai apa pun yang menurut perusahaan penerbit
cocok.
c) Hak pemegang obligasi
 Tebus obligasi pada saat jatuh tempo sebesar nilai nominalnya.
 Terima bunga yang harus dibayar atas obligasi.
 Konversikan menjadi saham (untuk pemegang obligasi obligasi
konversi).
d) Obligasi terjamin dan tanpa agunan
Obligasi terjamin memberikan perlindungan tambahan kepada pemegang
obligasi jika perusahaan gagal memenuhi kewajibannya. Jaminan berikut
dapat diterapkan:
 Ikrar properti. Sekuritas dapat menjadi subjek jaminan.
 Jaminan pihak ketiga dapat diserahkan ke perusahaan untuk
keperluan penerbitan obligasi.
e) Obligasi Konversi
Perusahaan juga bisa menerbitkan obligasi yang bisa dikonversi menjadi
saham. Obligasi konversi dapat dijamin atau tanpa jaminan.
f) Perbedaan antara Kepentingan Pemegang Obligasi dan Pemegang Saham.
 Kepentingan sangat berbeda selama kebangkrutan.
 Perbedaan lainnya adalah pada konversi obligasi.
 Kepentingan pemegang saham dan pemegang obligasi juga
berbeda sehubungan dengan risiko.

C. Menerbitkan Efek

1. Pengambilan Keputusan Menempatkan Efek


Keputusan untuk menerbitkan efek diambil oleh RUPS. Keputusan menerbitkan
sekuritas menjadi dokumen utama yang mengesahkan hak-hak pemegang
sekuritas dan perusahaan.
Meskipun isi keputusan bergantung pada keadaan masing-masing masalah, pada
umumnya harus mencakup informasi tentang:

 Perusahaan penerbit, yaitu nama lengkap, tempat usaha dan alamat pos
 Keputusan untuk menerbitkan sekuritas, yaitu tanggal dan badan pembuat
keputusan
 Efek yang akan diterbitkan yaitu jenis dan golongan, nilai nominalnya, hak
pemegang efek dan jumlah yang akan diterbitkan
 Kondisi penempatan.
Dalam kasus obligasi, keputusan tersebut harus menyertakan informasi tambahan
tentang:

 Bentuk penebusan obligasi (moneter atau barang)


 Tanggal jatuh tempo (dan detail mengenai penebusan awal, jika berlaku)
 Ketentuan penebusan lainnya, yaitu nilai pembayaran, jika penebusan
lebih awal dimungkinkan
 Jika obligasi konversi diterbitkan, prosedur konversinya menjadi saham
 Jika obligasi dijamin diterbitkan, informasi tentang keamanan atau orang
yang menyerahkan jaminan dan kondisi jaminan (dalam kasus terakhir,
keputusan juga harus ditandatangani oleh penjamin).
2. Mendaftarkan Keputusan untuk Menerbitkan Saham
Organisasi penerbit yang melakukan penawaran umum saham harus mendaftarkan
keputusannya kepada regulator pasar modal Indonesia kecuali untuk kasus-kasus
berikut:

 Penawaran umum saham BUMN diubah menjadi perusahaan saham


gabungan
 Penjualan sekuritas berdasarkan putusan atau putusan pengadilan, atau
penjualan sekuritas manajer atau penerima properti jika terjadi
kebangkrutan atau kebangkrutan.
Praktik terbaiknya adalah bahwa keputusan untuk menambah modal saham tidak
dapat didaftarkan setelah habis masa berlakunya enam bulan sejak tanggal
penerapannya.
Sesuai dengan Peraturan No IX.C.1, Pernyataan Pendaftaran untuk penawaran
umum saham sekurang-kurangnya terdiri dari:

 Sampul surat;
 Prospektus;
 Prospektus Ringkasan yang akan digunakan dalam Penawaran Umum;
 Prospektus Awal yang akan digunakan untuk Pembuatan Buku (jika ada);
 Dokumen lainnya, terdiri dari:
- jadwal penerbitan yang diusulkan;
- draft sertifikat Efek;
- laporan keuangan yang diaudit;
- surat kenyamanan dari Akuntan sehubungan dengan perubahan setelah
tanggal laporan keuangan diaudit;
- pernyataan tertulis dari Emiten berkenaan dengan masalah akuntansi;
-informasi lebih lanjut tentang prakiraan dan atau proyeksi, jika
dimasukkan dalam Prospektus;
- laporan dan opini audit hukum;
- riwayat hidup anggota Dewan Komisaris dan Direksi; Perjanjian
- penjaminan emisi (jika ada);
- Perjanjian Agen Perwalian (jika ada);
- Perjanjian jaminan (jika ada);
- perjanjian pendahuluan dengan satu atau lebih Bursa Efek (jika Efek
akan dicatatkan di Bursa);
- Informasi lain yang diminta oleh Bapepam yang dipandang perlu dalam
penelaahan Pernyataan Pendaftaran sepanjang dapat diketahui umum tanpa
merugikan kepentingan calon Emiten atau pihak lain yang terkait dengan
proses Penawaran Umum;
- peringkat yang diterbitkan oleh Lembaga Pemeringkat Efek atas obligasi
atau Efek hutang lainnya; dan
- pernyataan tentang kelengkapan dokumen Penawaran Umum dari: (i)
Emiten; (ii) Penjamin Pelaksana Emisi Efek; dan (iii) Profesi Penunjang
Pasar Modal.
3. Pemberian Sertifikat untuk Penawaran Umum Efek
Penawaran umum efek hanya dapat dilakukan setelah perusahaan menyampaikan
Pernyataan Pendaftaran ke OJK dan Pernyataan Pendaftaran tersebut telah
dinyatakan Efektif oleh OJK. Termasuk dalam berkas yang disampaikan kepada
regulator pasar modal Indonesia, prospektus merupakan dokumen penting dimana
investor memperoleh informasi tentang penerbit efek, hak dan kewajiban yang
berasal dari efek tersebut, termasuk risiko, imbal hasil dan informasi terkait
lainnya yang terkait dengan investasi. Untuk alasan ini, undang-undang
mensyaratkan bahwa prospektus disiapkan dan diterbitkan dalam hal penawaran
umum.
a. Isi Prospektus
Berdasarkan Pasal 1 Nomor 26 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal (“UU Pasar Modal”) Prospektus adalah informasi
tertulis sehubungan dengan penawaran umum untuk menarik pihak lain
untuk membeli efek. Peraturan No IX.C. 2 berisi ketentuan rinci yang
menguraikan apa yang harus diungkapkan dalam prospektus. Ketentuan
tersebut dirangkum pada bagian pendahuluan prospektus dan bagian utama
prospektus.
b. Persetujuan Prospektus oleh Perusahaan
Perusahaan (emiten) bertanggung jawab atas kebenaran dan kelengkapan
informasi yang tercakup di dalamnya. Selain semua pihak yang ikut serta
dalam penyusunan prospektus, termasuk perusahaan konsultan, penjamin
emisi, Auditor Eksternal yang ditunjuk, penandatangan laporan auditor
dan organisasi atau individu yang menandatangani berkas pendaftaran,
bertanggung jawab atas kerusakan yang disebabkan oleh penerbitan
informasi yang tidak lengkap dan akurat dalam prospektus dan prospektus
ringkasan. Syarat tambahan dari tanggung jawab mereka adalah bahwa
mereka mengetahui, atau menurut sifat pekerjaan mereka, harus
mengetahui bahwa informasi tersebut tidak akurat atau tidak lengkap
(misalnya Direktur Utama, Kepala Akuntan atau orang yang memenuhi
fungsi ini, Auditor Eksternal).
c. Persetujuan Berkas Pendaftaran dan Pemberian Sertifikat oleh Regulator
Pasar Modal Indonesia
Dalam rangka pemeriksaan berkas pendaftaran efek penawaran umum,
regulator pasar modal Indonesia dapat meminta organisasi penerbit untuk
memodifikasi atau melengkapi berkas tersebut untuk memastikan bahwa
informasi yang diungkapkan akurat, benar dan lengkap serta dapat
membantu melindungi hak dan hak yang sah. manfaat investor.

4. Penawaran Umum Efek


1) Jumlah Efek Yang Ditempatkan
Jumlah efek yang ditempatkan tidak boleh lebih dari yang diindikasikan
dalam keputusan untuk menerbitkan efek. Namun demikian, jumlah efek
yang ditempatkan dapat kurang dari jumlah yang tertera dalam prospektus.
Dalam prakteknya, kemampuan suatu perusahaan untuk menjual sekuritas
tergantung dari permintaan investor. Jumlah sebenarnya dari sekuritas
yang ditempatkan harus diungkapkan dalam laporan hasil penerbitan.
2) Waktu Penawaran Umum untuk Penawaran dan Pembayaran Efek
 Publikasi Pengumuman: Setelah tanggal efektif Pernyataan
Pendaftaran dan sebelum Penawaran Umum, Emiten harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 Menerbitkan koreksi dan / atau penambahan Prospektus
Ringkasan, jika ada, sekurang-kurangnya pada 1 surat
kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran
nasional paling lambat 1 hari kerja setelah tanggal efektif;
 Mendistribusikan Prospektus formal yang diperlukan
sebagai bagian dari Pernyataan Pendaftaran kepada publik
atau calon pembeli;
 Menyerahkan Prospektus 2 eksemplar beserta softcopynya
ke OJK;
 Menyerahkan bukti pengumuman sebagaimana dimaksud
pada butir (i) paling lambat 2 hari kerja setelah
pengumuman tersebut.
 Awal Persembahan: Awal penawaran efek ditentukan oleh
penawaran umum. Penerbit wajib melakukan Penawaran Umum
selambat-lambatnya 2 hari kerja setelah Pernyataan Pendaftaran
efektif. Masa Penawaran Umum paling lama 5 hari kerja.
Pembayaran efek dilakukan paling lambat pada saat transfer efek.
 Akhir dari Penawaran: Penjamin Emisi Efek atau Penerbit (dalam
hal Penjamin Emisi Efek tidak digunakan) wajib menyampaikan
laporan hasil Penawaran Umum kepada OJK paling lambat 5 hari
kerja setelah tanggal penjatahan. Selanjutnya Penjamin Emisi Efek
atau Penerbit (dalam hal penjamin emisi tidak digunakan)
menunjuk auditor yang terdaftar di OJK untuk melakukan
pemeriksaan atas penerimaan dana hasil Penawaran Umum oleh
Emiten. Laporan hasil pemeriksaan tersebut disampaikan kepada
OJK selambat-lambatnya 30 hari kerja setelah berakhirnya jangka
waktu Penawaran Umum.
Harga Penerbitan Efek
RUPS berhak untuk menentukan harga penerbitan efek. Kekuasaan discretionary
dibatasi untuk mencegah direktur atau pemegang saham besar memperoleh
sekuritas di bawah harga pasar ketika masalah dibuat dengan penawaran.
3) Perubahan Pendaftaran Bisnis
Perusahaan harus mengubah AoA mereka jika terjadi perubahan jumlah
modal sewa. Setelah sekuritas diterbitkan, perusahaan diwajibkan untuk
mendaftarkan penambahan modal sewa dengan badan pendaftaran bisnis
yang berwenang. 11 Jangka waktu pengajuan penambahan charter capital
bisa berbeda-beda tergantung dari ketentuan yang diberikan oleh badan
registrasi bisnis resmi terkait.
D. Konversi Efek
Perusahaan tidak hanya menerbitkan sekuritas ketika mencari modal, tetapi juga
ketika sekuritas atau hak yang ada di dalamnya harus direstrukturisasi. Konversi
sekuritas terjadi dalam keadaan berikut:

 Mengurangi charter capital dengan cara menurunkan nilai nominal saham


tanpa mengubah jumlah saham. Dengan cara ini, perusahaan akan menarik
saham dari pemegang saham dan menerbitkan saham baru dengan nilai
nominal yang dikurangi. Perusahaan harus membayar pemegang
sahamnya sejumlah uang yang sama dengan jumlah saham masing-masing
pemegang saham dikalikan selisih antara nilai nominal lama dan baru. Saat
ini belum ada regulasi atau pedoman khusus tentang peningkatan charter
capital dengan cara meningkatkan nilai nominal atau nilai nominal saham
yang dapat dipertanggungjawabkan.
 Membagi saham
 Mengonversi satu jenis dan kelas saham menjadi jenis dan kelas saham
lain. Mengubah obligasi menjadi saham.
 Menata ulang perusahaan.

E. Derivatif
Saham dan obligasi dapat digambarkan sebagai sekuritas utama, yang secara
langsung mengesahkan serangkaian hak. Perusahaan juga dapat menerbitkan
instrumen derivatif yang mencakup hak yang bergantung pada kinerja sekuritas
yang mendasari atau utama, aset, atau properti lainnya. Instrumen semacam itu,
dalam praktik internasional, dapat berhubungan dengan ekuitas dan sekuritas
utang. Menurut penjelasan Pasal 1 huruf f angka 5 UUPM, derivatif meliputi opsi
dan waran. Namun ada beberapa jenis derivatif lain di Indonesia seperti kontrak
hak dan kontrak berjangka.

F. Meningkatkan Modal di Pasar Internasional


Perusahaan juga dapat meningkatkan modal di pasar internasional melalui
penerbitan obligasi atau saham asalkan memenuhi persyaratan yang diatur oleh
Pemerintah Indonesia, antara lain:

 Tidak termasuk dalam daftar lini bisnis yang melarang partisipasi pihak
asing dan memastikan rasio partisipasi pihak asing sebagaimana
ditentukan oleh undang-undang
 Memiliki penawaran efek di luar negeri dan rencana penggunaan modal
yang dimobilisasi disetujui berdasarkan keputusan Direksi atau RUPS
 Memenuhi ketentuan penawaran yang ditentukan oleh otoritas yang
kompeten dari negara tempat pendaftaran penawaran tersebut.
 Sesuai dengan peraturan tentang pengelolaan valuta asing.

Anda mungkin juga menyukai